Share

219. Ancaman Emir

Rembulan melambai-lambai terlihat menawan di atas langit sana. Larisa dan Elizabeth tertidur lelap di kamar dengan ranjang king size empuk. Berbeda dengan ruangan tengah yang masih ramai, para jantan-jantan masih mempermainkan permainan karambol, di mana si kalah akan di hias wajahnya dengan tepung. Posisi ini nampaknya bukan keberuntungan Aarav, bujangan tua tersebut kalah total, Emir dan juga Rafael puas tertawa melihat wajah gagah itu memutih semua.

“Lelahnya aku tidur duluan ya,” ujar Rafael.

“Lebih baik kalian memang tidur sudah larut malam,” kata Aarav.

“Ini bukan berarti Om sedang menghindar lantaran kalah, kan?” ejek Emir.

Aarav terkekeh, “Bukan seperti itu,” keluhnya, “aku akan membersihkan diri,” lanjutnya.

“Aku mau kopi, ada yang mau?” tanya Emir.

“Jika kau mau membuatkan,” sanggah Aarav.

“Aku tidak, aku ngantuk, bye.” Lelaki itu berjalan keluar ruang tengah.

Aarav dan juga Emir pun berpisah, Emir masuk ke dalam rua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
NURUL LAILI MUFIDA
hayoooo emir rebut risa dengan seluruh kekuatanmu hahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status