Share

202. Emir Tahu

Author: KarRa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Suasana menjadi canggung ditambah penampilan Aarav yang tidak jauh berbeda dari Emir. Mereka berdua sontak menjadi tontonan umum, situasi yang tidak bisa dijelaskan secara singkat. Emir tidak menjawab, Aarav yang menjadi tersangka utama memandang ke arah pemuda itu. Tidak jauh berbeda Edzard pun menatap Aarav.

‘Apakah, lelaki tersebut kena karma? Dia memukuliku tanpa ampun, sekarang wajahnya nampak lebih parah dariku,’ tanya Emir dalam benak.

“Aku yang memukul Emir,” jawab Aarav membuat mata membulat.

“Kenapa bisa?” tanya Angel berkacak pinggang siap untuk memukul Aarav.

“Yah, aku minta maaf untuk itu, aku kira dia hendak berbuat hal tidak senonoh kepada Risa,” cicit Aarav.

Risa menepuk jidat, bisa-bisanya keadaan menjadi terlihat rumit seketika, mengherankan. ‘Kepalaku mendadak pusing,’ keluhnya.

“Astaga, jadi kalian berdua babak belur karena saling berkelahi?” tanya Akbar.

“Bukan begitu, Ayah,” ujar Emir.

“Untuk Aarav,
KarRa

bagaimana dengan Emir setelah ini, jangan lupa tetap ikuti Godaan memikat, hyuk tinggalkan review, komentar bintang lima kalian ya, terima kasih, love banyak-banyak buat pembaca.

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
NURUL LAILI MUFIDA
ohhh kasihan emir patah hati sini aja sm adek biar adek sembuhin hehehehehe
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   203. Perasaan yang Lain

    Larisa mengekor Emir, mereka masih berdiam diri, duduk di sebuah kursi taman menghadap kolam renang. Emir masih terlihat syok, Risa paham benar itu. Dia mencoba memberi sedikit waktu kepada Emir sebelum menjelaskan semuanya. Ah, salah memang harusnya dia mengatakan segalanya sejak awal. Larisa patut dicurigai, dia penghianat dalam hubungan cinta tersebut. Memberi luka mendalam pada pemuda berparas gagah itu. Hening, hanya angin yang membalut, menyapa wajah mereka dalam remang cahaya temaram. Larisa tidak menduga hal seperti ini akan terjadi, sungguh dia tidak bermaksud melukai Emir. “Emir,” sapa Risa. Emir terlihat menghela napas panjang kemudian menoleh ke arahnya. Gadis tersebut menundukkan kepala ketika bersua pandang, kikuk. “Emir, kamu pasti marah sama Risa, maaf,” lanjut Risa, mata gadis tersebut mulai berkaca-kaca. “Apa benar kau akan menikah dengan Om Aarav? Ini terlalu mendadak juga melukaiku, Risa. Kau tahu kan betapa aku mencintai dirimu, mengapa kamu

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   204. Godaan Memabukkan Larisa

    Larisa menerawang ke atas langit pekat berbintang, bayangan yang seharusnya tidak hadir di saat dirinya tengah berduaan dengan Emir malah menyambangi, terukir jelas di dalam ingatan. Dia mengingat pertemuan dirinya dengan Aarav sore itu, di mana lelaki tersebut datang dengan percaya diri meminta ijin kepada kedua orang tua untuk mengajak makan malam. Tentu saja itu hanya alasan saja. Hal yang sebenarnya terjadi Aarav dan Larisa akan melakukan sebuah kesepakatan. “Aku akan menikah denganmu, tapi mari kita sepakat untuk tidak mencampuri urusan masing-masing. Kita berjalan sendiri-sendiri. Kau juga tenang saja, aku tidak akan melarangmu menemui Emir,” kata Aarav di sebuah cafe yang cukup ramai pengunjung. Mereka duduk di bagian beranda, ditemani lampu-lampu menggantung yang terlihat indah kelap-kelip pada pekat malam. Mereka menghentikan perbincangan ketika sajian datang, sementara perbincangan terputus, Larisa sibuk menikmati hidangan lezat sesuai selera. Olahan kerang, ah gadis

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   205. Masih Mengingat Malam Panas

    Lelaki tersebut mendekat ke arah Risa, membuat gadis itu ambruk di ranjang. Jantung Risa berdetak kencang, dia kebingungan. Wajah Aarav sudah tepat di atasnya, belum sempat bersuara bibir lelaki itu sudah mendarat di bibirnya. Astaga, ciuman itu, Risa tidak memungkiri ciuman Aarav sangat enak terasa. Bagaimana mungkin dia menikmati saja bibir itu, hal tersebut sangat bertolak belakang dengan tujuan awal Larisa. Dia bertekad untuk setia pada Emir, namun dikalahkan pesona Aarav, sungguh gila. Di tengah kewarasan gadis itu memukul-mukul dada Aarav, lelaki itu tidak menghentikan aksinya. Satu tangan mencekal Larisa, tangan kanannya menyingkap blouse yang dikenakan gadis tersebut. Tangan berotot itu menyusup setelah menarik bra sedikit ke atas. Aarav sendiri nampak sangat benci pada persyaratan terakhir yang diajukan Larisa, dia merasa ditolak, dan penolakan tidak ada dalam kamus Aarav Adelard. Lelaki itu menyentuh ujung dada Risa bergantian, membuat tubuh gadi itu menggeliat.

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   206. Om-om Mesum

    Bayangan kejadian malam itu telah tersapu angin, Larisa menjadi canggung tidak dapat menatap Emir, dia merasa bersalah sekaligus malu. Bagaimana bisa dia berperilaku memalukan seperti itu. Gadis tersebut menepuk pipi dengan kedua tangan, berusaha serius, saat ini dirinya sedang bersama Emir, seharusnya tidak mengingat lelaki lain apalagi ingatan mesum, menjijikkan. Risa geli dengan tubuhnya sendiri yang tidak mampu mengelak sentuhan Aarav. Hal asing yang baru saja pertama kali dia rasakan, memabukkan juga membuat gundah gulana. ‘Menghilanglah bayangan mesum itu, dasar laknat!’ desis Larisa kesal sendiri, dia menepuk kepala dengan kedua tangan. “Sayang, kau kenapa?” tanya Emir. Sadar, sudah pasti, Risa menelan saliva, menoleh ke arah Emir dengan gugup. Emir mengernyitkan kening, pemuda tersebut mengira jika Larisa tengah menahan sakit yang sama. Perasaan bimbang tidak mampu menolak keinginan orang tua, gadis manis malang. ‘Kau pasti merasa tertekan Ris

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   207. Perang Hati

    Sebuah rumah mewah, dengan dekorasi interior gaya skandinavia, dinding cat yang lebih dominan warna putih. Ada hiasan dinding dengan ukiran kayu mewah menempel sempurna di ujung ruang, sedangkan di dekat tempat duduk, ada rak untuk meletakkan beberapa vas antik, terlihat elegan. Hangat dan sederhana. Biasanya orang-orang yang menggunakan desain yang satu ini karena ingin terlihat sederhana namun tidak kehilangan unsur keindahannya. Para tamu tanpa dipersilahkan masuk begitu saja untuk melihat-lihat. Aarav yang baru saja melihat adegan menjengkelkan masuk dengan paras suram mirip cucian baru digiling, kusut. Dia menghela napas, secepatnya merubah mimik wajah agar tidak kentara. Kenzo menoleh ke arah bujangan keduanya saling menatap tajam satu sama lain. Seolah bertarung saling mengintimidasi dengan tajamnya mata. "Hai, ngomong-ngomong orang tuamu tidak hadir di sini, Aarav?" tanya Akbar yang masuk ke dalam rumah. Kedua orang tersebut langsung beralih pandang. Suasa

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   208. Penyesalan

    Makan malam acara perayaan rumah baru Emir terlihat suram bagi beberapa pihak. Aarav begitu gencar untuk mendekati Larisa, mulai menyuapi, mengambilkan minim. Seolah memberi peringatan secara tidak langsung kepada Emir agar pemuda itu menyerah. Bukan Emir namanya jika harus mengalah begitu saja. Pemuda tersebut justru merasa tertantang untuk melakukan hal yang lebih, tidak mungkin dia menyerah begitu saja dengan wanita yang sangat dia cintai sejak lama. Butuh pengorbanan juga penantian panjang sampai dia kembali ke tanah air lalu menyatakan perasaan. Menurut apa yang dikatakan Delon, Larisa terbilang populer di kampus, hampir tiap hari dia mendapat pernyataan cinta dari seseorang. Namun, sayangnya nasib keimutan yang dia miliki tidak berjalan mulus dengan kehidupan serba keras. Beberapa kali Larisa berpacaran selalu putus di tengah jalan, jika Risa menganggap mereka meninggalkan itu sangat salah. Lebih tepatnya ada orang yang mendesak para pemuda itu menjauh, mulai dari peringatan seca

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   209. Dalam Genggaman Lelaki Lain

    Aarav merangkul Larisa dengan sengaja, seolah ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa dia calon yang paling pas untuk Larisa. Seperti masuk ke dalam perangkap, Larisa pasrah dan yah sebenarnya sangat memuakkan. Sungguh sangat memuakkan, hingga dia ingin sekali menimpuk kepala bujangan tersebut itu dengan panci. Emir menatap lelaki yang sok tersebut dengan tajam, tidak ada hal yang lebih menjengkelkan dari pada melihat sang kekasih dalam genggaman lelaki lain. Larisa berada di antara titik serba salah, bergerak ke manapun dia bimbang. Tidak mungkin dia mematahkan kebahagiaan kedua orang tua yang sedari tadi menatapnya dengan binar. Risa ingin sekali berlari saja meninggalkan. Malam semakin larut, acara makan-makan berakhir dengan perasaan tidak menentu. Banyak kejadian yang baru terkuak tanpa disengaja. Takdir membingungkan, juga perilaku Emir yang terlalu obsesif. Bagi sebagian orang mungkin itu hal wajar. Namun, tidak dengan Angel, dia takut putranya akan sama seperti

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   210. Kedatangan Keluarga Aarav

    Sore hari menjelang petang, di aman langit berwarna jingga, biru kemerahan, indah menyejukkan mata. Sama halnya dengan rasa yang kini mampir pada atma Aarav. Perasaan bungah bercampur gugup menggelayut dalam ingatan, dia duduk di mobil bagian belakang sedangkan pada bagian depan ada Adelard juga Evelyn, kedua orang tua itu tersenyum. “Kau gugup, Nak?” tanya Adelard. “Ti … tidak,” jawab Aarav mendadak gagap. “Jangan berbohong, kami paham saat ini kau tengah gugup,” ledek Evelyn. Kalah, Aarav mengaku kalah, dia menghela naps panjang nan lama, “Baiklah, aku sangat gugup, seperti orang yang hendak melamar kerja untuk pertama kali bahkan ini lebih terasa gugup dari yang aku perkirakan, kalian puas,” jawab Aarav mencebik. “Hei, Nak, ayolah. Kami memahami keadaanmu sekarang, situasimu memang bagi sebagian orang membuat gugup, kau akan melamar seorang wanita,” kata Adelard. “Hei, Ayah, masalahnya aku tidak mencintai gadis itu, ingat,” kata Aara

Latest chapter

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   Spesial Part 3 -Tamat-

    Elizabeth, Larisa beserta sang suami juga Delon baru selesai sarapan. Mereka keluar restoran menatap ke arah lautan lepas sembari membicarakan hal-hal yang hendak dilakukan untuk menghabiskan siang ini. Masih ada waktu dua hari berlibur ke tempat tersebut. Senyum sumringah Larisa dan Aarav membuat iri bagi para jomlo yang lihat. Termasuk Elizabeth dan Delon, pemuda tidak sengaja yang masuk sarang macan dengan menyatakan cinta pada Caroline Zeroun. "Kalian mau ikut kami ke pulau itu?" tanya Aarav menunjukkan sebuah pulau tidak jauh dari tempat mereka. "Kami tidak mau jadi obat nyamuk," keluh Elizabeth. Aarav terkekeh, "Baiklah, kalau begitu aku akan membawa istriku sekarang, selamat bersenang-senang kalian." Tanpa kasihan Aarav mengatakan. Lelaki itu mengangkat tubuh sang istri menggendong ala bridal. Delon dan Elizabeth menggeleng, terlihat menggelikan perbuatan monster kutub utara yang sok manis. Walau sebenarnya dia sedang berusaha manis demi sang istri, nampakn

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   Sepesial Part 2

    "Rafael Kenzo!" teriak Maya hilang kesabaran. "Kau, apa yang kau lakukan. Ini tidak seperti yang kita sepakati, brengsek!" pekik Maya. "Bergantilah pakaian, orang tuaku akan kemari beberapa saat lagi." Pemuda itu mengabaikan umpatan Maya. Wanita tersebut frustrasi sendiri dibuatnya. Yeah, pemuda yang bersama Maya adalah Rafael, rasa cinta pada Larisa mungkin tidak mampu dia paksa, perbedaan keyakinan menjadi jurang pemisah sebelum rasa tersebut diungkapkan, miris memang, namun apa daya. Dalam suatu kesempatan Rafael mendapati Maya berada di antara Larisa dan Aarav, jika mengikuti ego, ingin sekali membiarkan. Namun, pemuda tersebut tidak akan pernah sanggup untuk melihat Larisa menderita. Rafael dan Kenzo sama-sama pernah terluka dengan perasaan cinta berbeda keyakinan. Satu hal pasti, ketika Kenzo mendapati putranya, berhubungan dengan wanita. Sang ayah tidak langsung menghakimi, dia lebih memilih untuk melihat apa yang sebenarnya. Saran dari Kenzo hanya satu, d

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   Sepesial Part 1

    Larisa dan yang lain menoleh ke arah suara, gadis cantik mengenakan dress putih tanpa lengan setinggi lutut. Rambut panjang blonde tergerai, di mana topi pantai menghias kepala. Senyum merekah mendebarkan jantung kaum adam yang melihat, tubuh mungil berkulit seputih susu membuat dunia Delon serasa terhenti. Bak disuguhkan bidadari cantik turun dari langit. "Hai, Cariline," sapa Larisa. Yah, gadis itu Caroline Zeroun, putri tunggal Axelle Zeroun dari kota B. "Boleh aku bergabung, Kak?" tanyanya. "Boleh sekali, silakan cantik," ujar Elizabeth sumringah. "Perkenalkan dia Caroline," kata Larisa. "Aku Elizabeth," ujarnya. Derit kursi berbunyi, Caroline duduk di kursi dekat Delon. Pemuda itu masih melongo, Elizabeth yang melihat menutup mulut sahabatnya. "Lap tuh iler yang hampir menetas!" kelakar Elizabeth. "Hai, bidadari cantik aku Delon," kata pemuda itu berganti mengulurkan tangan. Caroline menyambut dengan bahagia. "Sepertinya aku j

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   Season 3 Selesai...

    Setelah melewati beberapa pencarian atas bantuan anak buah sang papa. Elizabeth berhasil menemukan kamar hotel yang ditempati Larisa sahabatnya. Dia sedang berjalan dengan terus mengomel lantaran Larisa tidak dapat dihubungi. Ponsel mati, padahal keduanya berjanji akan sarapan bersama. Delon menatap punggung sahabatnya itu, dia paham benar Elizabeth khawatir. Sampai di kamar yang dituju gadis itu berhenti. "Akhirnya sampai juga, Larisa kamu kenapa belum turun sarapan?" omel Elizabeth membuka pintu kamar. Mata gadis itu membola, dia menutup mulut dengan kedua tangan, Delon mengernyitkan kening lalu ikut melongok ke dalam. Dia pun sama ikut terkejut. Melihat bagian dalam berantakan, Elizabeth juga Delon melangkah ke dalam. Dia mendapati ranjang bak kapal pecah, pakaian serta dalaman berserakan di lantai. Keduanya saling menatap meringis, merasa salah datang ke tempat itu. Samar terdegar erangan bersahutan dari sebuah ruang yang tertutup, keduanya menduga itu kamar mandi. E

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   240. Lautan Asmara

    Tangan Larisa bergerak nakal meraba pundak Aarav, wanita itu berjalan memutar untuk berdiri di hadapan sang suami. Mempertontonkan tubuh telanjangnya. Aarav menatap tajam bak serigala yang melihat mangsa. Wajah gadis itu memanas, tangannya mengepal menahan gemetar. Kedua tangan Larisa meraba bagian kemeja, mencoba meloloskan kancing yang masih melekat. Aarav memperhatikan dengan badan panas dingin, kemeja itu terlepas berkat tarikan sang istri, mempertontonkan bagian dada maskulin. “Aku siap, mari lakukan. Jangan menahan lagi,” bisik Larisa mencengkeram bagian junior Aarav. Aarav melambung tinggi, seperti naik rollercoaster, sungguh perasaan luar biasa tidak terkira. Tanpa menunggu waktu lebih lama, Aarav mengangkat tubuh Larisa, merebahkan di ranjang. Memulai kembali belaian lidah dan juga bibir di area sensitif Larisa. Gadis itu berteriak, setumpuk rasa dengan jantung terpompa lebih cepat. Menantikan hal yang lebih menakjubkan dari pemanasan itu. “Aku, akan melakuka

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   239. Menghadiri Pesta Axelle Zeroun

    Mata Larisa berbinar melihat pemandangan di bawah laut pada sore hari. Saat ini mereka tengah berada di sebuah kapal pesiar. Langkah kakinya nampak lincah dengan sepatu cats yang dikenakan. Dress warna putih setinggi lutut menari dengan indah seirama langkah. Aarav membiarkan gadis muda itu di hadapannya. Kemudian mantik pelan saat sang istri hampir menabrak seorang anak muda. "Kau tidak apa?" tanya pemuda tampan rupawan pada Larisa. Gadis tersebut tersenyum, "Aku baik," jawabnya. Pemuda tersebut mengerutkan kening lalu tersenyum. "Kau, Kak Larisa?" tanya pemuda itu. "Iya, bagaimana kau bisa mengenalku?" tanya Larisa. 'Astaga, siapa lalat pengganggu ini?' cebiknya. "Astaga, aku juniormu di kampus Kak, senang sekali bisa berjumpa dengan Kakak Cantik," kata pemuda itu lagi. Larisa mencoba berpikir keras, dia seperti mengingat sesuatu. "Hei, Ren, apa yang kau lakukan disini? Pasti mengganggu gadis-gadis?" Seorang gadis cantik dat

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   238. Penangkaran Buaya?

    Maya merasa tidak ingin masuk ke dalam apartemen tersebut. Namun, tidak ada pilihan pemuda yang mengekang pasti mencari di manapun dia berada. Tidak ada tempat untuk dia kabur sama sekali. Kabur pun hendak ke mana, tiada tempat bagi dirinya. Wanita itu menghela napas berat lalu berjalan masuk, ruangan gelap, hanya seberkas cahaya sorot lampu yang masuk dari luar. Maya meraba dinding lalu menekan tombol saklar. Dia menundukkan kepala kemudian melangkah ke dalam. "Kau malam sekali pulang." Suara bariton lelaki terdengar. Maya tidak terkejut, sudah menduga pemuda itu akan datang. "Aku ikut bos ke luar kota," jawabanya sembari melepas sepatu. Maya mendongakkan kepala, baru dia melihat wajah lelaki tersebut. Dia mengulas senyum, berjalan gemulai ke arah sofa lalu duduk di pangkuan sang pemuda. "Kau cemburu?" tanya Maya. Pemuda itu menatap sarkas, "Jangan bercanda," sanggahnya. "Jangan khawatir, pak tua itu mampu menjaga diri dengan baik, kau t

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   237. Firasat Seorang Istri

    Malam hari di kediaman Aarav. Larisa duduk di ruang tamu dengan perasaan gundah gulana, berulang kali bangkit dari sofa lalu kembali duduk, terkadang mondar-mandir mirip setrika. Apa yang dikatakan Elizabeth tadi siang begitu mengganggu, membuat berpikir keras. Bagaimana jika sang suami memang berselingkuh, sekretaris pribadinya bertubuh sintal, nan sexy, dada menggelembung, cantik nan elegan, ah wanita itu sesuai tipe ideal Aarav. Larisa melirik ke bawah, tubuhnya kerempeng, dada kecil. Sepersekian detik gadis itu membandingkan tubuh dia dan sekertaris, membuat kepala berdenyut nyeri. Dia menguatkan diri mengatakan tidak mencintai sang suami. Namun, berbanding terbalik dengan hati yang tidak karuan, cemas. “Mengapa aku jadi kepikiran, membandingkan hal tidka penting” keluh Larisa. Dia menyibakkan rambut panjang ke belakang. Kembali bangkit dari kursi untuk kesekian kali, kakinya melangkah ke arah jendela, menyibak tirai warna coklat bermotif bunga-bunga besar, mempe

  • Godaan Memikat Lelaki Penguasa   236. Godaan Teman Masa Kecil

    Sore hari sekitar pukul empat, usai menempuh perjalanan kurang lebih satu jam Aarav sampai di kota B. mobil yang membawanya berhenti di parkiran sebuah hotel. Lelaki tersebut keluar dari mobil saat sang sopir membukakan pintu, dia duduk di bagian belakang, sedangkan Maya ada di depan bersama sopir. “Maaf Pak, pertemuan akan dilakukan pukul tujuh malam, boleh saya pergi sebentar. Saya janji akan kembali kesini sebelum pukul tujuh,” kata Maya mencegah Aarav melangkah. Tubuh maskulin itu berbalik, “Kau mau mengunjungi ibumu?” tanya Aarav mengingat permintaan Maya tadi. Maya tersenyum seraya menjawab, “Iya, Pak.” “Istirahat sebentar, aku juga mau mandi dahulu. Akan aku antar nanti,” kata Aarav yang langsung melenggang pergi tanpa menunggu jawaban Maya. Wanita tersebut mengurungkan niat, dia kembali mengatupkan bibir yang sempat terbuka hendak mengucap. Yah, apa yang dilakukan Aarav, jika sudah berkehendak, tidak ada yang bisa menolak. Maya mengekor A

DMCA.com Protection Status