Kenzo baru duduk lemas di dekat pusara Nayla, dia menyeka mata yang mulai berkaca. Perpisahan yang begitu menyakitkan, sudah ada beberapa bunga segar di atas pemakaman, yah, seperti biasa Kenzo menjadi orang yang kesekian kali berkunjung. Semenjak kepulangan ketika Nayla meninggal, Kenzo tidak lagi pergi ke luar negeri. Dia lebih fokus mengurus perusahaan sang papa yang sebentar lagi jatuh ke tangannya. Kenzo menjadi sosok pendiam dan lebih gila kerja sosoknya dulu si brengsek juga tukang pembuat onar, julukan tersebut mulai hilang.
“Nay sampai saat ini aku masih mengingatmu,” ujar Kenzo terkekeh, menertawakan kebodohannya.
Seorang Kenzo Julian, penakluk hati wanita di kota B, menjadi seorang pecundang hanya karena satu wanita bernama Nayla, sangat tidak terduga, namun itulah cinta, tidak akan ada yang masuk akal. Mengalahkan logika ketika rasa indah tersebut bersemayam. Meski belum tentu datang keb
Assalamu'alaikum, hay terima kasih sudah mampir baca Godaan Memikat, jangan lupa tinggalkan jejak komentar. Mohon maaf nggak rutin up date ya, author sedang sakit, tapi usahakan up kok. Love banyak-banyak buat D"Lovely KarRa di mana pun berada.
Sedang asik bermesraan dengan sang istri sekali lagi Edzard terganggu ketukan pintu. Rere menatap sang suami dengan terkekeh. Edzard sendiri masih terlihat kesal, sepagi ini sudah banyak pengganggu. Ingin dia menarik sang istri lalu mengajaknya ke hotel saja menghabiskan waktu berdua. Namun, dia ingat kembali ketika hari senin adalah hari paling sibuk usai weekend. Baru kali ini di merasa malas untuk bekerja. Rere mengecup pipi Edzard memberi semangat kepada sang suami. “Siapa lagi pengganggu yang datang, huhft!” keluh Edzard berjalan mendekati pintu lalu membukanya. Rere merapikan dress bagian atas yang sedikit melorot ke bawah. Wanita tersebut lalu meraih nampan di atas meja. Suara pintu terbuka, derap sepatu pantoffle terdengar, seseorang melangkah masuk. Pintu kembali tertutup. Rere mengernyitkan kening menatap lelaki yang datang langsung berjalan ke sofa dan duduk dengan santainya. &nbs
Rere datang menemui Helene di pantry, dia kemudian duduk di sebuah kursi. Rere memandang ke arah Helene lalu mengulas senyum. Helene membuatkan segelas teh hangat untuk atasannya tersebut. Wanita itu masih nampak ayu dalam balutan pakaian ob sekali pun. Badannya yang berisi sebenarnya sempat membuat Rere minder, sebagian wanita yang pernah dicintai Edzard adalah wanita-wanita bertubuh sexy dengan body yang aduhai. Helene, Angel bahkan Evelyn mantan madunya yang sekarang entah di mana keberadaannya, dia tidak tahu. Mengingat Rere bertubuh mungil, dengan body mungil tubuhnya. Dia menggigit bibir bawah, menahan kesal yang entah kenapa tiba-tiba hinggap di benak. Ada rasa takut sang suami akan jatuh cinta kepada wanita lain di kantor yang lebih sintal dan sexy. Membayangkan saja membuat Rere muak. Helene mengernyitkan kening merasa bingung terhadap apa yang dia perhatikan. Wajah manja Rere memerah dengan bibir mengerucut ke depan.
Kenzo dengan cepat mengerjakan pekerjaan kantornya. Antara bahagia dan kebingungan masih melanda, seakan seperti mimpi. Pernyataan Helene, mengejutkan, namun dia juga sempat berpikir demikian. Mengingat wajah imut, tampan anak kecil bernama Rafael tersebut sangat mirip dengan dirinya. Kenzo gegas pergi ke luar kantor setelah itu, melajukan mobil ke arah jalan raya. Senyum terkembang di bibir, hati yang seolah pernah mati kini kembali hidup, ada anak yang dia tidak ketahui keberadaan sebelumnya. Sangat bahagia, sudah pasti. Mengingat banyak kenangan manis bersama Nayla, kemudian terhempas sebuah perpisahan selamanya. "Astaga, aku memiliki anak," ujarnya bahagia, lelaki tersebut tertawa kecil. Dengan cepat Kenzo melajukan mobil ke arah kantor milik Edzard, dia sempat melirik ke arah sepeda motor Helene, masih terparkir di sana. Lelaki itu lebih memilih menunggu Helene di parkiran. Dia menutup mata, mengingat
Kenzo tiba-tiba menghentikan laju mobil di depan salah satu gedung pusat perbelanjaan. Helen menoleh ke arah lelaki tersebut lalu mengernyitkan kening. Kenzo tersenyum, lalu melepas sabuk pengaman miliknya dan juga milik Helene. Wanita tersebut menatap ke arah Kenzo dengan tatapan kebingungan. "Mengapa kita berhenti di sini?" tanya Helene. "Beli baju untuk Rafael, anak kita," ujar Kenzo tersenyum. "Sejak kapan Rafa menjadi anak kita, dia anakku, hanya aku," tegas Helene. "Ada benihku yang masuk ke dalam milikmu, sehingga menjadi Rafael, Helene. Darahku mengalir padanya," desis Kenzo mengacungkan jari tangan ke arah bagian bawah lalu ke dada Helene. Wanita itu menelan saliva, mengingat tatapan mata menggoda. Wajah tampan rupawan yang membuat Helene terpana. Helene mengingat masa lalu, di mana dia begitu luruh pada b
Ruang tengah, di mana dinding bercat putih, ada sofa sudut terbentang, cukup besar. Hordeng warna putih bersih menutup jendela, di mana di luar sana sudah nampak gelap gulita. Suara tawa sesekali terdengar, ketika tayangan tv yang menyiarkan siaran talkshow berbumbu komedi. Edzard bersama Devan sang ayah, tengah menikmati teh panas di sofa paling ujung. Sedangkan nyonya Devan dan Rere duduk di paling tengah. Rere menoleh ke arah ibu mertua lalu ke arah sang suami, lelaki gagah itu sibuk berbincang masalah pekerjaan. Yah, di waktu yang tidak ada pembahasan lain selain pekerjaan ketika bingung hendak ngobrol tentang apa. Suara bel pintu terdengar nyaring, keluarga Devan sedang berkumpul usai makan malam bersama itu saling pandang. Waktu yang berlalu lebih berharga, sedikit saja mereka masih meluangkan waktu untuk bersama. Kehilangan membuat mereka lebih menghargai waktu kebersamaan. Seorang wanita paruh baya, salah satu asisten rumah tangga ma
Angin malam berembus menyapa, membuat dedaunan terseok-seok. Langit hitam pekat, pancaran rembulan begitu mempesona, menyinari, cahaya itu menembus lubang ventilasi sebuah kamar. Di mana ada sepasang suami istri berbaring dengan berhadapan di sebuah ranjang. Saling menatap penuh kasih sayang. Untaian kata maaf yang wanita itu lontarkan masih terngiang jelas, di ingatan. Untuk apa sang istri meminta maaf? Begitu tanda tanya lelaki tersebut dalam benak. "Maaf karena saya belum bisa menjadi istri sempurna," jawab sang wanita mengulas senyum, sedih. "Hei, kau adalah tipe istri sempurna, Sayang. Aku sangat beruntung memilikimu," kata sang suami. "Tapi saya belum bisa memberikan Abang keturunan," terang Rere "Jangan pikirkan itu," kata Edzard. "Bang Edzard," sapa wanita tersebut, "Saya mungkin istri sempurna tapi Abang tidak me
Assalamu'alaikum, Apa kabar pembaca tersayang? Semoga sehat selalu ya. Untuk semua pembaca tersayang, mohon maaf semua, dengan berat hati author akan hiatus dulu untuk novel Godaan Memikat, kondisi badan masih sering drop, jadi tidak bisa pegang dua novel sekaligus. Sementara mau fokus ke Love Sugar Daddy yang akan segara tamat. InsyaAllah akan UP DATE kembali mulai tanggal 1 Februari, mohon pengertian, dan terima kasih banyak untuk seluruh D'Lovely KarRa, sayang kalian banyak-banyak. Jangan lupa tetap ikuti kisah Godaan Memikat dan Love Sugar Daddy selalu. Kalian bisa ikuti up date novel via sosial media author. @karra_lovely fesbuk: KarRa Sekian dan terima kasih, Salam Sayang -KarRa-
Manis, satu kata untuk perlakuan Edzard terhadap Rere. Juga penuh kasih sayang dan perhatian, sebagai seorang istri, Rere merasa bahagia, memiliki suami begitu sempurna. Memperlakukan dirinya bak seorang ratu, hanya sayang Rere merasa bahwa dia tidak cukup mengetuk pintu hati sang sua,i. mengubah nama wanita lain di hati Edzard menjadi namanya, sampai kapan hidup akan penuh kepura-puraan. Lelah, itu yang Rere rasakan, merasa lelah dengan segala perjuangannya. Mungkin ini ganjaran yang harus dia terima. Pernikahan tidak disengaja yang mereka lakukan. Rere yang sedari awal menyia-nyiakan suami sebaik Edzard, saat masih menjadi satu-satunya istri. Hati Rere masih tertambat lelaki lain, dia begitu buta akan cinta semu yang dia dan Kenzo jalin. Mengabaikan segala rasa sang suami, di depan Matanya menemui lelaki lain. Ah, sungguh pemandangan bodoh yang pernah Rere perbuat. Pernikahan pada dasarnya sesuatu yang sakral, harusnya dia tidak melakukan perbuatan bodoh s