Beranda / Romansa / Give Me Your Love / 78. You're Enough For Me

Share

78. You're Enough For Me

Penulis: Rein_Angg
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-08 19:00:00

“Tidak sedang apa-apa. Cuma lihat-lihat media sosial saja,” kilah Lynea memencet tombol kunci layar.

“Buka lagi ponselmu. Aku mau lihat!” Enrico menatap tajam. Wajahnya dibakar api cemburu.

“Enrico, ada apa? Kenapa kamu begini?”

“Karena aku melihat sekilas, dan bukan media sosial yang kamu buka. Kamu sedang chat dengan siapa?”

“Dengan teman,” jawab Lynea berusaha tenang.

“Lynea!” bentak Enrico sudah hilang kesabaran.

“Iya, iya! Aku chat dengan Gabriel!”

Lynea akhirnya mengakui. Bibirnya cemberut kesal karena Enrico memaksa melihat isi ponsel dan apa yang ia obrolkan dengan mantannya itu.

“Tidak sopan melihat-lihat ponsel orang,” tolak Lynea masih tidak mau membuka ponselnya. Ia khawatir suaminya cemburu kemudian memerintahkan sesuatu yang bisa merugikan Gabriel.

Bila sebelumnya ia berani memberikan ponsel pada Enrico adalah karena mereka belum kembali intim seperti sekarang. Namun, setelah mereka rujuk, Lynea ta

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Give Me Your Love   79. Back On His Feet Again

    Enrico segera menutup laptop di atas meja. Tanpa dikomando Alonzo pun melanjutkan dengan membawa benda kotak itu dalam tentengan tangannya. Sementara Bryant, pura-pura ingin ke toilet. Pemuda itu melewati Lynea tanpa berani memandang wajah kakaknya. “Ada apa ini? Kenapa kalian semua berwajah aneh?” selidik Lynea curiga. Ia memicingkan mata. Bergantian menatap Enrico dan Alonzo. “Saya harus mengecek dulu kondisi restoran. Permisi, Nyonya,” pamit Alonzo buru-buru melangkahkan kaki keluar ruangan. “Apa yang kalian tonton barusan?” selidik Lynea masih curiga. “Bukan apa-apa. Hanya sebuah film lucu,” jawab Enrico. Sedetik kemudian, ia merasa jawabannya sangat bodoh. “Oh ya? Apa judulnya?” “Aku lupa!” tukas Enrico menekan tombol di kursi rodanya. “Jadi, kamu sampai menghentikan sesi terapi di kolam arus hanya untuk menonton film lucu?” Lynea memposisikan diri di depan pintu sehingga Enrico tidak bisa keluar. “Lyn, apa

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • Give Me Your Love   80. Eiffel I'm In Love

    Enrico bersama Alonzo menatap sebuah makam. Tertulis di nisan David Moretti terbaring dengan tenang bersama Tuhan. Napas Enrico terasa sesak. Ia terkenang momen kebersamaan dengan pengawal paling berani bernama David. Sesuai janjinya dulu. Apabila ia berhasil kembali berjalan dengan normal, maka tempat pertama yang akan ia datangi adalah makam David, sang bodyguard kebanggaannya. “Dia rela kehilangan nyawa demi aku,” lirih Enrico. Suaranya tergetar. Kenangan terakhir sebelum ia pingsan adalah bagaimana David tersungkur di sampingnya. Peluru yang ditembakkan Maddy untuknya justru bersarang di tubuh sang bodyguard. “Kamu masih terus mengirim uang untuk ibu dan adiknya?” tanya Enrico menahan isak. “Masih, Tuan. Sudah otomatis transfer dari bank.” Alonzo melepas kacamata dan menyeka bulir kesedihan. “Baguslah. Naikkan jumlahnya setiap satu tahun sekali.” “Baik, Tuan.” Keduanya kembali terdiam. Suara tawa David terngiang di telinga

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Give Me Your Love   81. First Make Love

    Racauan dari Lynea membuat Enrico menggila. Ia tidak menyangka istrinya akan seliar ini di atas ranjang. Penampilan serta perilaku Lynea selama ini terlihat kalem, tenang, dan kadang pemalu. Siapa menduga ia bisa berteriak dan mendesah seperti sekarang.Enrico berhenti sejenak menikmati dada istrinya. Ia memeta wajah merona Lynea yang sedang terpejam dengan napas semakin memburu. Tubuh seakan bergerak dengan sendirinya menggelinjang tanpa bisa ia tahan dan kontrol.“Mmmh …,” desah Lynea tanpa jeda.Menyadari sang suami berhenti mencumbu, ia membuka mata dan mendapati wajah Enrico yang sedang terpana.“Kenapa? Ada yang salah?” tanya Lynea khawatir.Ia menjadi salah tingkah dan berusaha menutupi dada telanjangnya dengan selimut.“Yang salah adalah … aku telah menyia-nyiakan cintamu padaku selama ini,” jawab Enrico mengecup kening sang istri.“Maafkan aku, Lynea. Aku janji, mulai se

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11
  • Give Me Your Love   82. Honeymoon Part 1

    Pagi hari di kota Paris. Udara dingin merebas, menambah nikmat kehangatan yang tercipta dalam dekapan Enrico De Luca. Mata Lynea masih terpejam dengan damai, sementara sang suami sudah terbangun lebih dulu dan mengecek berbagai hal lewat ponselnya.Nama Alonzo muncul di layar yang bergetar.“Ya?” jawab Enrico.“Maaf mengganggu Anda, Tuan. Ada informasi tentang perusahaan di San Angelo. Maximo Corporation baru saja mengumumkan akan bekerja sama dengan San Angelo’s Wealth Future Corporation.” Alonzo menjelaskan situasi terkini.Enrico menghela napas kasar. Perlahan ia menarik tangan dari pundak Lynea. Meninggalkan tempat tidur lalu menuju balkon. Ia tidak ingin percakapan dengan Alonzo membangunkan istrinya.“Viery sudah mengumumkan secara resmi?” tanya Enrico. Ia berdiri di balkon hanya dengan memakai jubah tidur satin berlabel inisial hotel.“Internal perusahaan sudah mendapat pengumumannya, Tu

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12
  • Give Me Your Love   83. Honeymoon Part 2

    Rombongan Enrico sudah bersiap untuk menikmati keindahan kota Paris hari ini. Sebenarnya untuk Enrico dan Alonzo sendiri, kota Paris bukan lokasi yang asing. Sudah tidak terhitung berapa kali ia mengunjunginya. Selain itu, banyak foto model di sana yang merupakan teman kencan satu malam Tuan Muda De Luca, pada jaman dahulu kala.Mereka menaiki Menara Eiffel sampai tingkat paling tinggi dan menikmati pemandangan kota Paris tanpa terhalang apa pun.“Benar-benar indah pemandangan dari atas sini,” gumam Lynea tak berkedip.“Hmm, apakah menjadi lebih indah lagi karena menikmatinya bersamaku?” rayu Enrico memeluk Lynea dari belakang dan langsung mengecup pipi istrinya.Lynea menoleh hingga bibir mereka bertemu. Keduanya berciuman, seolah dunia hanya milik berdua.“Ayo, kita turun sekarang. Masih banyak tempat lain yang bisa kita datangi. Kalian para wanita tidak ingin berbelanja?” ajak Enrico menggandeng tangan Lynea m

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-13
  • Give Me Your Love   84. Can't Change A Person

    “Tarik ucapanmu itu!” tegas Lynea. Rasa panas terasa mengaliri darah sampai di wajahnya.“Bisa saja benar, kan? Untuk apa aku tarik?” tolak Enrico.Keduanya sama-sama keras kepala. Sedikit banyak Lynea merasa kesal dan ingin membalas dengan membuat suaminya cemburu. Ia lupa, bahwa seorang Enrico De Luca bukanlah orang yang tepat untuk dibuat cemburu seperti ini. Bila ia tidak kemudian menyuruh anak buahnya menembak Gabriel saja sudah baik.“Kamu pikir aku semudah itu berpaling dari satu lelaki ke lelaki lain? Aku bukan kamu yang selalu memiliki mantan teman tidur di setiap negara dan kota!” balas Lynea sengit.“Lalu kenapa kamu masih berhubungan dengan Gabriel? Kalau kamu bukan perempuan murahan seperti itu, harusnya kamu tidak menerima teleponya, bukan?” ejek Enrico. Lelaki satu ini memang pintar sekali membuat emosi seseorang semakin naik ke ubun-ubun.“Seperti kamu juga seharusnya tidak mener

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14
  • Give Me Your Love   85. Soon To Be Parent

    “Kamu akan baik-baik saja, Sayang,” ucap Enrico merengkuh jemari Lynea lalu menciumnya.“Aku merasa mual sekali, dunia rasanya berputar,” sahut Lynea lemas. Matanya sayu menatap.Mendengar ini, hati Enrico semakin tidak tenang. Ia tahu pihak rumah sakit sudah memasukkan obat-obatan dan tanda-tanda vital istrinya semua dalam keadaan normal. Akan tetapi, ia terus gelisah selama Lynea masih merasa sakit seperti ini.Suhu tubuh sudah kembali normal. Tidak sepanas saat di mobil tadi. Harusnya kondisi yang membaik ini dibarengi dengan kembalinya rasa nyaman. Ingin rasa hatinya mengobrak-abrik seisi ruangan UGD karena Lynea masih merasa tidak enak badanPintu ruangan terbuka, seorang dokter wanita yang masih muda belia memasuki ruangan dengan membawa selembar kertas di tangannya. Ia tersenyum dengan manis, menatap Lynea dan Enrico secara bergantian.“Ada apa kamu senyum-senyum? Istriku masih tidak enak badan! Aku robohkan rum

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-15
  • Give Me Your Love   86. Promise Is A Promise

    Lynea terdiam mendengar pertanyaan Gabriel. Sebuah kalimat yang ia akui sangat menohok di dalam batin. Selama ini memang sering terjadi perang batin melihat sikap Enrico kepada dunia. Namun, seiring berbagai keindahan yang telah ia jalani bersama suaminya, rasa cinta membutakan segala.“Lyn, maafkan aku. Bukannya aku mau membuatmu marah. Aku hanya merasa kamu tidak bersama orang yang tepat. Kamu begitu lembut, sementara dia begitu … begitu kasar.” Gabriel memajukan diri hingga duduk di pinggir ranjang.“Enrico begitu lembut padaku. Dia menyanjungku. Aku bahagia bersamanya,” sanggah Lynea memalingkan wajah.Tawa kecil terdengar. Sesaat tawa itu serasa mencibir pernyataan terakhirnya. Lynea melirik pada Gabriel dan kedua pandang mereka beradu.“Baiklah kalau kamu bahagia. Aku akan berusaha mempercayainya, Lyn.” Gabriel terus tersenyum.“Kamu juga bukan orang suci. Kamu bermain dengan Elena di belakangk

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16

Bab terbaru

  • Give Me Your Love   120. HAPPILY EVER AFTER (THE END)

    Sudah hampir satu tahun sejak Lynea menandatangani surat perceraiannya. Ia tetap tinggal di rumahnya yang berada di desa kecil, kota San Aguira. Bryant memilih untuk tetap bekerja di kota San Angelo dan menjadi kepala keamanan untuk kantor utama Maximo Corporation. Setiap dua atau tiga minggu sekali ia selalu pulang menemui Lynea dan keponakannya. Kabar tentang Enrico sering diceritakan oleh Bryant. Namun demikian, Lynea tidak pernah terlalu bersemangat untuk mendengarkannya. Bagaimana ia masih menyimpan luka dan harapan yang tak pernah pudar terhadap hubungan mereka, kadang membuat hatinya semakin sakit. Enrico pun masih sering menanyakan pada Bryant bagaimana kondisi Lynea dan David. Setiap Bryant kembali ke desa, Enrico selalu membawakan hadiah-hadiah mahal untuk anaknya. Kata Bryant, Enrico selalu menanyakan apakah kini Lynea sudah memiliki tambatan hati yang baru? Setiap mendengar bahwa Lynea masih sendiri, Tuan Besar De Luca hanya terdiam kemudi

  • Give Me Your Love   119. We Give Up

    Dalam temaram kendaraan menuju kantor polisi, Lynea menatap tak percaya pada selembar kertas di tangannya. Enrico setuju untuk bercerai dengannya.“Apakahah dia bersalah? Kamu yang memaksa bercerai, padahal dia hampir gila karena kamu pergi!” Kembali Romario menyindir secara terang-terangan.“Paman, ayolah bantu aku! Lalu sekarang aku harus bagaimana?” rengek Lynea kesal. Sampai kapan ia dan Enrico harus seperti ini.“Aku tidak tahu. Aku hanya pengacara. Kalian yang menikah. Berbicaralah satu sama lain, hati ke hati.”“Kenapa dia tidak datang malam ini? Apa dia tidak tahu kalau aku hampir mati? Apa dia tidak sadar pacarnya mau membunuhku, dan kini pacarnya itu sudah mati?” gusar Lynea.“Telepon saja langsung. Tanyakan sendiri,” jawab Romario santai. “Aku teleponkan Enrico untukmu saat ini juga.”Hati Lynea berdetak lebih cepat. Debaran rindu atau rasa bersalah menjadi sa

  • Give Me Your Love   118. Goodbye, Blue Eyes

    Cinta, sebuah rasa sejuta cerita Madu pelepas dahaga Racun pembunuh jiwa Hidup mati karenanya Cinta, mendatangkan obsesi Untuk saling memiliki Tak rela bila harus berakhir Sabit kalam menjelma tahir “Kamu baik-baik saja, Lyn?” Gabriel terengah-engah datang, langsung memeluk kekasihnya. Belum bisa mengucap apa-apa karena rasa shock yang bergulir sepanjang hari, yang ditanya hanya terdiam berlinang kepedihan. “Semua sudah berakhir, Lyn. Besok kita akan pergi meninggalkan ini semua. Hanya kamu, aku, dan anak-anak kita,” lanjut Gabriel mendekap erat. Tubuh yang bergetar, hati yang dingin, dan kunci kebahagiaan yang telah entah kemana. Lynea tertegun menatap sang dokter dengan hampa. “Aku … ti-tidak bisa … ikut de-denganmu,” gumamnya datar, ringan, dan gamang. “Apa maksudmu? Kita sudah berjanji untuk saling setia dan bersama selamanya! Baru tadi pagi kamu dan aku menyusuri sungai masa

  • Give Me Your Love   117. Two Angels

    Pandang Lynea mengabur. Rasanya semua ini terlalu berat untuk dijalani dalam waktu satu hari. Apakah penderitaan akan berakhir? Mengapa dunia begitu kejam padanya?Dimanakah bahagia itu? Apakah memang benar ada wujud nyata dari sebuah kata tersebut? Kalau memang hidupnya berhak merasakan, kenapa semua sulit sekali didapatkan?“Ga-Gabriel sudah memiliki i-istri? Sejak ka-kapan kalian me-menikah?” Terbata-bata dan bergetar ia bertanya.Lagi, air mata mengalir begitu saja. Rasa itu bahkan seperti sudah mati. Hancur berkeping, terserak di atas tanah begitu saja menunggu gersang.“Sejak lima tahun lalu, Nyonya,” jawab Avril mulai berkaca-kaca pada matanya.“Hai, Kristin. Ayo, ikut Tante. Kita lihat adek bayi, mau?” Jenna mengajak gadis cilik itu menjauh dari dua wanita dewasa yang akan segera runtuh bersamaan.Kristin melirik pada ibunya. Ketika sang ibu menganggukkan kepala, ia menerima uluran tangan Jenna dan

  • Give Me Your Love   116. Would You Marry Me?

    Ombak tenang menghiasi sungai kecil. Dua anak Adam menyusuri perlahan. Sang wanita membiarkan tangannya digenggam erat oleh teman prianya. Wajah mereka berseri, tidak kalah indah dengan gaung alam dan udara senja.“Kamu bahagia atau tidak, Lyn?” tanya Gabriel menatap begitu lembut.“Bersamamu? Aku bahagia. Selama ini aku sudah salah arah,” jawab Lynea tersenyum lalu mengacak-acak sedikit rambut teman masa kecilnya.Tiba-tiba Gabriel berlutut di hadapannya. Tangan kanan mengambil sesuatu dari kantong jaket. Sebuah kotak kain mungil berwarna biru tua.“Aku tahu kamu masih menjadi istri orang dan sedang dalam proses cerai, tetapi aku begitu terobsesi dan jatuh cinta padamu,” ucap Gabriel. Perlahan ia membuka kotak itu.Sebuah cincin emas putih dengan berlian mungil berbentuk hati di tengahnya dipersembahkan untuk Lynea.“Maukah kamu menikah denganku? Be my wife, for all eternity,” pintanya memberi

  • Give Me Your Love   115. Enough Is Enough

    Enough is enough, begitu kata pepatah. Cukup sudah semua ini membuat hidup Lynea begitu kacau dan naik turun seperti roller coaster. Tidak ada lagi yang harus dipikirikan. Dua kali sudah Enrico bercinta dengan Elena saat masih menyandang status sebagai suaminya. “Terima kasih karena telah membuka mataku, Elena. Kini aku mengetahui, seperti apa suamiku sebenarnya. Kamu bisa mengambilnya. Aku tidak butuh lelaki yang tidak setia padaku.” Lynea menegakkan kepala, berbicara dengan anggun dan tegas. Jika harga diri adalah satu-satunya yang tersisa dari dirinya, maka ia akan menjaganya dengan sebaik mungkin. Tidak ada yang boleh menghancurkan seutas harga diri tersebut. “Lyn, aku minta maaf,” pinta Enrico berniat mengikuti langkah istrinya yang mulai meninggalkan ruangan. Lynea tidak menoleh sama sekali, apa lagi menjawab. Baginya keberadaan Enrico tidak lebih dari sebuah kisah usang. Terus saja berulang tanpa ada akhir bahagia. “Kamu! Wanita ular!”

  • Give Me Your Love   114. Lynea's Heart Is Shattered

    Sekian pasang mata menatap cemas ketika pintu ruang operasi dibuka dan seorang perawat keluar memanggil keluarga Alonzo. Felix segera berdiri dan maju menghampiri sang perawat.“Saya kakaknya,” ucapnya.“Operasi Tuan ALonzo telah selesai. Ternyata ada tiga peluru yang masuk dalam tubuhnya.”“Apakah Alonzo hidup?” Enrico menyela.“Beliau telah melewati masa kritis selama dua jam terakhir. Tubuhnya menunjukkan repson yang baik terhadap obat-obatan yang kami berikan. Kini kondisinya sudah stabil, tapi masih dalam bius total sampai dua hari ke depan.”“Terima kasih, Tuhan!” jerit Lynea melompat dan memeluk Enrico.Dia lupa kalau sedang menjauhi sang suami. Semua kembali bernapas lega mendengar kabar baik ini. Ketegangan seketika menghilang. Felix menitikkan air mata bahagia, dan langsung di seka oleh jemarinya. Tidak ada air mata bagi lelaki tangguh yang melewati berbagai peperangan. Na

  • Give Me Your Love   113. Hang In There, Alonzo

    “Alonzo! Bangun, buka matamu! Alonzo, ayolah! Bangun, bangun! Kamu tidak boleh pergi dengan cara seperti ini!” Enrico menepuk-nepuk pipi orang kepercayaan dan sahabat terbaiknya. “Siapkan helikopter!” seru Felix kepada anak buahnya melalui speaker telinga. “Paramedik!” teriak Kapten Abrahm berulang. Orang-orang berbaju putih berlambang palang merah datang, membawa tandu dan kotak pertolongan pertama. Mereka segera menekan luka tembak di dada Alonzo dan menutupnya dengan perban. Tubuh yang sudah tidak sadarkan diri itu kemudian diangkat oleh empat orang ke atas tandu. “Parkir helikopter di halaman belakang saja! Adikku harus ke rumah sakit saat ini juga!” Felix terus memerintah anak buahnya. Ketika mereka melintas di antara kursi-kursi sidang, jenazah Viery sedang tergeletak di atas lantai dengan darah menggenang sangat banyak. Alessia berlutut di samping tubuh sang kakak yang sudah tidak bernyawa. Ia menangis dan berteriak, sangat memilukan.

  • Give Me Your Love   112. Viery's Going Down

    “Enrico?” tanya Gabriel melirik ke ponsel Lynea.“Hmm, dia telah mencoba menghubungiku sejak kemarin.”“Kamu benar-benar masih cinta padanya? Orang seperti dia, Lyn?”Lynea terdiam. Ia sendiri tidak tahu jawaban dari pertanyaan itu. Ada sesuatu yang membuatnya begitu terikat pada sang suami, dan itu bukan hanya karena Enrico adalah ayah dari putranya. Seolah ada aura khusus yang membuat dirinya, dan juga ratusan wanita lain tidak bisa berhenti mencintainya.Ya, dia memang kaya raya, tapi Lynea tidak pernah memedulikan itu semua. Tampan? Sangat! Akan tetapi, Gabriel pun memiliki wajah baby face yang diidolakan para dokter wanita di rumah sakit.Enrico memiliki jiwa yang misterius. Di sana, ada kekerasan, tetapi juga kelembutan. Penuh dendam, namun juga mencari kedamaian. Serba kekerasan, hanya saja ia juga begitu mencintai istrinya.“Aku tidak tahu, Gabriel. Semua ini terlalu menyesakkan dan membingun

DMCA.com Protection Status