Beranda / Romansa / Give Me Your Love / 19. The Madness Of Enrico

Share

19. The Madness Of Enrico

Penulis: Rein_Angg
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-03 21:55:35

Dua buah kendaraan telah memasuki halaman Istana De Luca. Maddy dan Alonzo segera turun dan membuka pintu mobil. Keduanya menunduk, tidak berani menatap sama sekali. Mereka memahami saat ini Tuan Enrico De Luca sedang berada di puncak kemarahannya.

Lynea cepat berlari turun dengan masih menangis sesenggukkan. Satu-satunya hal yang ada di pikirannya saat ini adalah obat penenang dari Gabriel. Ia ingin segera meminumnya agar penderitaan ini bisa cepat berakhir.

Enrico berjalan dengan terengah-engah menahan emosi yang sudah meledak. Ia membiarkan Lynea berlari mendahuluinya. Tidak masalah, karena memang tujuannya sekarang adalah mendatangi wanita cantik yang pasti sudah tidak ada tempat untuk melarikan diri lagi saat sudah berada di dalam kamar.

Ketika Enrico membuka daun pintu, ia kembali mendapati pintu itu telah dikunci oleh Lynea.

“Buka pintunya atau aku dobrak, Lyn!” teriaknya menggedor berkali-kali sampai tangannya memerah.

Alonzo, M

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Give Me Your Love   20. Sorry Is The Hardest Word

    Hati yang pecah bertebaran bersama debu bintang di malam hari membuat mata tidak dapat terpejam dengan nyaman. Belum lagi ketakutan dan rasa horor yang menjangkiti sisi terdalam seorang wanita polos seperti Lynea.Sama sekali ia tidak menyadari bahwa tunangan yang hanya terikat sebuah warisan dan pemaksaan memiliki rasa cemburu sedemikian besar melihatnya berbahagia dengan Gabriel.Kini sudah dua malam ia tidak bisa menutup mata dengan tenang tanpa terbayang tangan-tangan kasar Enrico menyentuh dan menyakiti sekujur tubuhnya.Saat ia berendam di bak mandi, berulang kali seluruh tubuhnya digosok dengan keras. Lynea ingin meluluhkan bekas tangan Enrico di atas kulitnya. Namun, air hanya mampu membersihkan kulit saja, tidak demikian halnya dengan hati yang terus merasa kotor.“Aku akan ke rumah De Luca sekarang!” Gabriel memaksa.“Kamu gila? Ada enam orang penjaga di gerbang yang tidak akan membiarkan kamu masuk,” cegah L

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-05
  • Give Me Your Love   21. I Just Wanna Sleep

    “Cepat ambil mobil, Maddy! Jangan lupa telepon David, kabari kita akan ke rumah sakit. Biar dia yang mengabari Tuan Enrico!” perintah Alonzo. Ia kemudian menekankan telunjuknya pada pergelangan tangan, memeriksa nadi Lynea. Wajahnya semakin suram saat merasakan denyut yang pelan bahkan hampir tidak terasa lagi. Tubuh besar lelaki kepercayaan keluarga De Luca segera mengangkat Lynea kemudian berlari menuruni tangga. Jantungnya berdetak sangat keras. Warisan terakhir dari Tuan Besar Fransiscus adalah memastikan Enrico menikah dengan Lynea diambang kegagalan. Maddy yang sudah memarkir mobil di depan pintu masuk berlari menyambut Alonzo. Beberapa pengawal dan pekerja lain turut membantu memasukkan Lynea ke dalam mobil. “Secepatnya, Maddy!” seru Alonzo. Mobil bergerak dengan kekuatan penuh. Maddy menyetir seperti orang kesetanan. Meliuk ke sana kemari demi memburu waktu. Alonzo berkali-kali menoleh ke belakang. Ia mengulurkan jari telunjuknya ke ba

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-08
  • Give Me Your Love   22. Soon To Be My Wife

    Ruang UGD kembali menjadi saksi bisu kerumitan hubungan cinta antara Enrico, Lynea dan Gabriel. Keteledoran Lynea dalam meminum obat penenang lebih dari dosis yang dianjutkan berakibat fatal. Hampir saja ia pergi dari dunia ini seandainya Maddy dan Alonzo tidak bergerak cepat ke rumah sakit. Satu hal yang tidak disesali olehnya adalah kejadian itu membawa pada pelukan Gabriel yang sangat dirindukan. Ia bahkan tidak peduli Enrico ada di depannya ketika dokter muda tersebut langsung memeluk dan menenangkan dirinya. Lynea memang polos. Ia tidak pernah memikirkan perasaan Enrico. Namun, bagaimana mungkin ia melakukan hal itu bila perilaku calon suaminya selalu kasar dan menyakitkan hati? Tidak ada bayangan sama sekali dalam benaknya, bahwa seorang Enrico De Luca memiliki perasaan lebih padanya. Siapalah aku? Hanya seorang perawat miskin dan kampungan dari desa yang terpaksa ia peristri demi uang dua trilyun rupiah. Sosok seperti Gilda dan Naima adalah para wanita

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-09
  • Give Me Your Love   23. A Day Before Marriage

    Menolak saran dokter agar Lynea diobservasi satu malam di rumah sakit, Enrico memilih untuk membawa calon istrinya pulang. Ia tidak akan membiarkan apa pun menghalangi pernikahan mereka yang akan terjadi besok. Berada berdua, berdampingan dengan Lynea di dalam mobil, membuat Enrico tidak tahan untuk tidak menyentuh tubuh wanita di sampingnya. Bila dulu ia selalu menganggap mantan perawat itu memalukan, kini ia justru merasa dirinya yang memalukan bila tidak berhasil mendapatkan cinta seorang Lynea Steffanson. “Apa-apan ini sebenarnya? Apa maumu? Maddy! Tolong aku!” Lynea semakin panik. Wajah Enrico yang berdekatan seperti itu terus mengingatkan kejadian horor dan memalukan beberapa hari lalu. Masih jelas dalam benaknya bagaimana wajah kesetanan Enrico begitu bernapsu untuk melumat habis bibirnya. Belum lagi deru napas sangat berat seperti hendak meledakkan sesuatu dari dalam. Ia kembali merasa takut dan jijik pada saat yang bersamaan. Lynea berusaha m

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-10
  • Give Me Your Love   24. The Wedding Part 1

    Cinta, perlukah diucapkan? Atau hanya cukup dirasakan dan diyakini kebenarannya? Apa yang ia lakukan pada Lynea sejak awal sampai sekarang menimbulkan berbagai pertanyaan pada benak wanita itu. Namun, kini tangan Enrico telah berada di atas pinggangnya, memeluk sejak tadi dan ia tidak boleh memindahkannya sama sekali. Sudah satu jam lebih, Lynea tidak berani bergerak sama sekali. Ia terlalu takut untuk berbuat apa pun. Hanya saja, ia harus buang air kecil, dan tidak bisa ditahan lagi. Akhirnya ia duduk dan menurunkan kakinya ke lantai. “Mau ke mana?” tanya Enrico seketika saat Lynea bergerak. Mata yang sebelumnya terpejam langsung terbuka. “Aku harus ke kamar mandi,” jawab Lynea masih takut-takut. “Jangan lama-lama.” Enrico menatap datar. Sebuah anggukan menjadi jawaban atas permintaan tersebut. Lynea bergegas ke kamar mandi dan segera kembali ke atas ranjang. Kali ini, ia lebih memposisikan diri mendekati ujung r

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-11
  • Give Me Your Love   25. The Wedding Part 2

    Pernikahan Enrico De Luca dengan Lynea Steffanson sudah menjadi berita terhangat selama dua bulan terakhir. Banyak kalangan menilainya seperti cerita dongeng Cinderella. Seorang pangeran tampan datang memperistri wanita desa yang tidak sederajat dengannya. Kemewahan pernikahan pun telah menyebar ke berbagai media yang berlomba-lomba untuk mengabadikannya. Kisah cinta Enrico sebelum ini bersama para artis, foto model, dan kaum sosialita kerap menjadi perbincangan kanal gosip kota San Angelo. Oleh karena itu, pernikahannya saat ini benar-benar menjadi tontonan yang dinanti oleh masyarakat. Ballroom yang dapat memuat lima ribu orang lebih telah disulap menjadi sebuah ruangan begitu mewah oleh Wedding Organizer. Pada langit-langit terdapat belasan lampu kristal yang bersanding dengan hiasan bermotif bulan dan bintang berwarna emas. Lampu tembak yang menyorot ke langit-langit membuat hiasan tersebut terang benderang seolah bersinar seperti aslinya. Ribuan bunga me

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • Give Me Your Love   26. Hot Rendezvous With Elena

    Gemerlap pesta pernikahan Enrico dan Lynea telah berangsur selesai. Para tamu undangan sudah banyak yang meninggalkan ballroom. Angelic dan Alessia terlihat berbincang serius dengan Elena sebelum ia pergi bersama Aleeta.Enrico beberapa kali menelan liurnya sendiri saat memperhatikan tubuh Elena dari belakang. Ia teringat bagaimana seksinya bagian itu ketika mereka bercinta beberapa tahun lalu.Lynea yang mendengar permintaan Elena agar sang suami menemui di hotel malam ini, ingin memastikan bahwa mereka akan benar bertemu. Semakin banyak Enrico keluar rumah bersama Elena, semakin kecil kemungkinan ia akan disentuh olehnya.“Jika iya, apakah kamu cemburu?” tanya Enrico memicingkan mata pada Lynea.“Apakah aku harus cemburu? Perjanjian kita sebatas warisan saja bukan?” balas Lynea ringan tanpa perasaan apa pun.Enrico terdiam dan memalingkan wajahnya. Ia menghela napas panjang. Bagaimana mungkin ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • Give Me Your Love   27. Please Come Back, Baby

    Pendingin ruangan di kamar hotel bernomor dua lima tujuh seakan tidak berfungsi karena baik Enrico maupun Elena larut dalam peluh. Keduanya kembali menyatu dalam balutan rasa rindu bercampur dengan birahi terpendam. Kulit saling bersentuhan dan jemari saling merengkuh. Punggung wanita seksi itu terangkat sedikit ke atas setiap Enrico menekan gundukan sebesar kacang di area segitiga pangkal paha. Tubuhnya melengkung membentuk bayangan setengah lingkaran. Lampu hotel yang temaram membuat suasana semakin menggelora. “Damn you, Baby! Damn you!” Elena meracau dan sesekali menjambak mesra rambut Enrico. “Aaaah …! Felt so good! Aduuuh … aku tidak tahan, Enrico! Please … aaaaahhh!” Gesekan jari di tengah kewanitaan berbarengan dengan permainan lidah Enrico di ujung dada membuat pertahanannya runtuh. Enrico merasakan jarinya semakin basah terkena cairan yang keluar dari liang kenikmatan Elena. Jelas sudah, daerah itu meminta agar segera dimasuki

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14

Bab terbaru

  • Give Me Your Love   120. HAPPILY EVER AFTER (THE END)

    Sudah hampir satu tahun sejak Lynea menandatangani surat perceraiannya. Ia tetap tinggal di rumahnya yang berada di desa kecil, kota San Aguira. Bryant memilih untuk tetap bekerja di kota San Angelo dan menjadi kepala keamanan untuk kantor utama Maximo Corporation. Setiap dua atau tiga minggu sekali ia selalu pulang menemui Lynea dan keponakannya. Kabar tentang Enrico sering diceritakan oleh Bryant. Namun demikian, Lynea tidak pernah terlalu bersemangat untuk mendengarkannya. Bagaimana ia masih menyimpan luka dan harapan yang tak pernah pudar terhadap hubungan mereka, kadang membuat hatinya semakin sakit. Enrico pun masih sering menanyakan pada Bryant bagaimana kondisi Lynea dan David. Setiap Bryant kembali ke desa, Enrico selalu membawakan hadiah-hadiah mahal untuk anaknya. Kata Bryant, Enrico selalu menanyakan apakah kini Lynea sudah memiliki tambatan hati yang baru? Setiap mendengar bahwa Lynea masih sendiri, Tuan Besar De Luca hanya terdiam kemudi

  • Give Me Your Love   119. We Give Up

    Dalam temaram kendaraan menuju kantor polisi, Lynea menatap tak percaya pada selembar kertas di tangannya. Enrico setuju untuk bercerai dengannya.“Apakahah dia bersalah? Kamu yang memaksa bercerai, padahal dia hampir gila karena kamu pergi!” Kembali Romario menyindir secara terang-terangan.“Paman, ayolah bantu aku! Lalu sekarang aku harus bagaimana?” rengek Lynea kesal. Sampai kapan ia dan Enrico harus seperti ini.“Aku tidak tahu. Aku hanya pengacara. Kalian yang menikah. Berbicaralah satu sama lain, hati ke hati.”“Kenapa dia tidak datang malam ini? Apa dia tidak tahu kalau aku hampir mati? Apa dia tidak sadar pacarnya mau membunuhku, dan kini pacarnya itu sudah mati?” gusar Lynea.“Telepon saja langsung. Tanyakan sendiri,” jawab Romario santai. “Aku teleponkan Enrico untukmu saat ini juga.”Hati Lynea berdetak lebih cepat. Debaran rindu atau rasa bersalah menjadi sa

  • Give Me Your Love   118. Goodbye, Blue Eyes

    Cinta, sebuah rasa sejuta cerita Madu pelepas dahaga Racun pembunuh jiwa Hidup mati karenanya Cinta, mendatangkan obsesi Untuk saling memiliki Tak rela bila harus berakhir Sabit kalam menjelma tahir “Kamu baik-baik saja, Lyn?” Gabriel terengah-engah datang, langsung memeluk kekasihnya. Belum bisa mengucap apa-apa karena rasa shock yang bergulir sepanjang hari, yang ditanya hanya terdiam berlinang kepedihan. “Semua sudah berakhir, Lyn. Besok kita akan pergi meninggalkan ini semua. Hanya kamu, aku, dan anak-anak kita,” lanjut Gabriel mendekap erat. Tubuh yang bergetar, hati yang dingin, dan kunci kebahagiaan yang telah entah kemana. Lynea tertegun menatap sang dokter dengan hampa. “Aku … ti-tidak bisa … ikut de-denganmu,” gumamnya datar, ringan, dan gamang. “Apa maksudmu? Kita sudah berjanji untuk saling setia dan bersama selamanya! Baru tadi pagi kamu dan aku menyusuri sungai masa

  • Give Me Your Love   117. Two Angels

    Pandang Lynea mengabur. Rasanya semua ini terlalu berat untuk dijalani dalam waktu satu hari. Apakah penderitaan akan berakhir? Mengapa dunia begitu kejam padanya?Dimanakah bahagia itu? Apakah memang benar ada wujud nyata dari sebuah kata tersebut? Kalau memang hidupnya berhak merasakan, kenapa semua sulit sekali didapatkan?“Ga-Gabriel sudah memiliki i-istri? Sejak ka-kapan kalian me-menikah?” Terbata-bata dan bergetar ia bertanya.Lagi, air mata mengalir begitu saja. Rasa itu bahkan seperti sudah mati. Hancur berkeping, terserak di atas tanah begitu saja menunggu gersang.“Sejak lima tahun lalu, Nyonya,” jawab Avril mulai berkaca-kaca pada matanya.“Hai, Kristin. Ayo, ikut Tante. Kita lihat adek bayi, mau?” Jenna mengajak gadis cilik itu menjauh dari dua wanita dewasa yang akan segera runtuh bersamaan.Kristin melirik pada ibunya. Ketika sang ibu menganggukkan kepala, ia menerima uluran tangan Jenna dan

  • Give Me Your Love   116. Would You Marry Me?

    Ombak tenang menghiasi sungai kecil. Dua anak Adam menyusuri perlahan. Sang wanita membiarkan tangannya digenggam erat oleh teman prianya. Wajah mereka berseri, tidak kalah indah dengan gaung alam dan udara senja.“Kamu bahagia atau tidak, Lyn?” tanya Gabriel menatap begitu lembut.“Bersamamu? Aku bahagia. Selama ini aku sudah salah arah,” jawab Lynea tersenyum lalu mengacak-acak sedikit rambut teman masa kecilnya.Tiba-tiba Gabriel berlutut di hadapannya. Tangan kanan mengambil sesuatu dari kantong jaket. Sebuah kotak kain mungil berwarna biru tua.“Aku tahu kamu masih menjadi istri orang dan sedang dalam proses cerai, tetapi aku begitu terobsesi dan jatuh cinta padamu,” ucap Gabriel. Perlahan ia membuka kotak itu.Sebuah cincin emas putih dengan berlian mungil berbentuk hati di tengahnya dipersembahkan untuk Lynea.“Maukah kamu menikah denganku? Be my wife, for all eternity,” pintanya memberi

  • Give Me Your Love   115. Enough Is Enough

    Enough is enough, begitu kata pepatah. Cukup sudah semua ini membuat hidup Lynea begitu kacau dan naik turun seperti roller coaster. Tidak ada lagi yang harus dipikirikan. Dua kali sudah Enrico bercinta dengan Elena saat masih menyandang status sebagai suaminya. “Terima kasih karena telah membuka mataku, Elena. Kini aku mengetahui, seperti apa suamiku sebenarnya. Kamu bisa mengambilnya. Aku tidak butuh lelaki yang tidak setia padaku.” Lynea menegakkan kepala, berbicara dengan anggun dan tegas. Jika harga diri adalah satu-satunya yang tersisa dari dirinya, maka ia akan menjaganya dengan sebaik mungkin. Tidak ada yang boleh menghancurkan seutas harga diri tersebut. “Lyn, aku minta maaf,” pinta Enrico berniat mengikuti langkah istrinya yang mulai meninggalkan ruangan. Lynea tidak menoleh sama sekali, apa lagi menjawab. Baginya keberadaan Enrico tidak lebih dari sebuah kisah usang. Terus saja berulang tanpa ada akhir bahagia. “Kamu! Wanita ular!”

  • Give Me Your Love   114. Lynea's Heart Is Shattered

    Sekian pasang mata menatap cemas ketika pintu ruang operasi dibuka dan seorang perawat keluar memanggil keluarga Alonzo. Felix segera berdiri dan maju menghampiri sang perawat.“Saya kakaknya,” ucapnya.“Operasi Tuan ALonzo telah selesai. Ternyata ada tiga peluru yang masuk dalam tubuhnya.”“Apakah Alonzo hidup?” Enrico menyela.“Beliau telah melewati masa kritis selama dua jam terakhir. Tubuhnya menunjukkan repson yang baik terhadap obat-obatan yang kami berikan. Kini kondisinya sudah stabil, tapi masih dalam bius total sampai dua hari ke depan.”“Terima kasih, Tuhan!” jerit Lynea melompat dan memeluk Enrico.Dia lupa kalau sedang menjauhi sang suami. Semua kembali bernapas lega mendengar kabar baik ini. Ketegangan seketika menghilang. Felix menitikkan air mata bahagia, dan langsung di seka oleh jemarinya. Tidak ada air mata bagi lelaki tangguh yang melewati berbagai peperangan. Na

  • Give Me Your Love   113. Hang In There, Alonzo

    “Alonzo! Bangun, buka matamu! Alonzo, ayolah! Bangun, bangun! Kamu tidak boleh pergi dengan cara seperti ini!” Enrico menepuk-nepuk pipi orang kepercayaan dan sahabat terbaiknya. “Siapkan helikopter!” seru Felix kepada anak buahnya melalui speaker telinga. “Paramedik!” teriak Kapten Abrahm berulang. Orang-orang berbaju putih berlambang palang merah datang, membawa tandu dan kotak pertolongan pertama. Mereka segera menekan luka tembak di dada Alonzo dan menutupnya dengan perban. Tubuh yang sudah tidak sadarkan diri itu kemudian diangkat oleh empat orang ke atas tandu. “Parkir helikopter di halaman belakang saja! Adikku harus ke rumah sakit saat ini juga!” Felix terus memerintah anak buahnya. Ketika mereka melintas di antara kursi-kursi sidang, jenazah Viery sedang tergeletak di atas lantai dengan darah menggenang sangat banyak. Alessia berlutut di samping tubuh sang kakak yang sudah tidak bernyawa. Ia menangis dan berteriak, sangat memilukan.

  • Give Me Your Love   112. Viery's Going Down

    “Enrico?” tanya Gabriel melirik ke ponsel Lynea.“Hmm, dia telah mencoba menghubungiku sejak kemarin.”“Kamu benar-benar masih cinta padanya? Orang seperti dia, Lyn?”Lynea terdiam. Ia sendiri tidak tahu jawaban dari pertanyaan itu. Ada sesuatu yang membuatnya begitu terikat pada sang suami, dan itu bukan hanya karena Enrico adalah ayah dari putranya. Seolah ada aura khusus yang membuat dirinya, dan juga ratusan wanita lain tidak bisa berhenti mencintainya.Ya, dia memang kaya raya, tapi Lynea tidak pernah memedulikan itu semua. Tampan? Sangat! Akan tetapi, Gabriel pun memiliki wajah baby face yang diidolakan para dokter wanita di rumah sakit.Enrico memiliki jiwa yang misterius. Di sana, ada kekerasan, tetapi juga kelembutan. Penuh dendam, namun juga mencari kedamaian. Serba kekerasan, hanya saja ia juga begitu mencintai istrinya.“Aku tidak tahu, Gabriel. Semua ini terlalu menyesakkan dan membingun

DMCA.com Protection Status