Share

Chapter 61

Penulis: Qeqe Sunarya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Apa yang kamu katakan! Susi Lesmana sudah di rekrut oleh star king?"

Yezline merasa tidak percaya dengan apa yang diberitahukan oleh asistennya.

Mira dapat memahami temperamen Yezline, mengetahui bahwa masalah ini pasti akan mengejutkan Yezline, dia segera menurunkan suaranya, takut, mungkin yang dia katakan akan membuat Yezline marah.

"Ya, itu di konfirmasi kepala perusahaan Star King langsung."

“Yakin berita itu akurat? Jangan sampai itu cuma gosip.”

"Berita itu sangat akurat, pimpinan Star King mengumumkan kalau Susi Lesmana secara resmi di kontrak oleh Star King." Mira berkata sambil mengamati wajah Yezline dengan hati-hati.

Sejak debutnya, Yezline telah memerintahkan manajer perusahaan untuk menghubungi Susi Lesmana, dan mengatakan bahwa tidak peduli berapa banyak harga yang diminta, bagaimanapun Susi Lesmana harus bekerja untuknya.

Susi Lesmana telah mencetak begitu banyak Bintang sebelum Star King International terpuruk seperti ini. Yezline tahu dari awal bahwa Susi Lesmana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Get Pregnant   Chapter 62

    Semua orang menatap tukang kurir tersebut."Memang ada apa?" Tanya Mira."Ada hadiah untuk Beliau di depan." "Wow, itu pasti untuk Nona Yezline, anda sangat-sangat beruntung nona Yezline, pasti hadiah itu dari Tuan muda Levan." "Ya, Tuan Muda Levan tidak pernah muncul selama ini, jadi mungkin dia meminta maaf dengan memberikan kejutan yang sangat istimewa." "Ya Tuhan. Andai aku memiliki suami yang sangat luar biasa seperti ini, bahagianya hidupku."Ada banyak staf yang merasa iri dengan Yezline, terutama staff perempuan.Yezline yang mendengar banyak pujian untuknya, merasa sangat bangga pada dirinya sendiri. Dia melakukan syuting untuk film ini selama dua bulan, dan selama itu dia selalu ingin Levan mengunjunginya sesekali, tetapi Levan terlalu sibuk. Jadi dia merasa sangat bahagia ketika tunangannya mengirim sebuah hadiah istimewa.Mira bertatap muka dengan Yezline, keduanya sama-sama tersenyum bangga."Nona Yezline, Tuan Muda Levan benar-benar manis, karena belum bisa berkunjung

  • Get Pregnant   Chapter 63

    Yezline berpikir dengan keras. Ya, hanya ada sedikit orang yang Caca kenal. Pengirim mawar 80% pasti dari lelaki penghibur yang sempat Yezline lihat hari itu, berprofesi sebagai lelaki penghibur memang sangat menguntungkan akhir-akhir ini, mereka dipelihara oleh beberapa wanita kaya, jadi seharusnya bukan masalah untuk membeli satu mobil penuh mawar. Yezline berharap, hanya satu orang ini saja yang memberikan Caca hadiah. Jadi kali ini, hadiahnya mungkin dari Levan, tunangannya. Mudah-mudahan, hadiah dari Levan akan membuat reputasinya kembali bersinar. Berpikir demikian, Yezline melangkah keluar. Ketika dia keluar, dia tidak melihat apa-apa. Hanya ada satu kurir pengantar. “Di mana hadiah Nona hendarmo?” teriak Mira. Kurir tersebut segera datang, "Ada di tas saya, tolong tanda tangani ini dulu." “Ada di dalam tas?” Mata Mira berbinar dan dia bersemangat melebihi Nonanya. "Nona Yezline, itu pasti berlian, itu pasti berlian..." Yezline menarik sudut bibirnya. Kali ini d

  • Get Pregnant   Chapter 64

    "Hallo, Kak Bagas, apakah kamu di sana?"Percakapan antara kedua orang itu benar-benar sepi. Sampai penelpon di seberang menjawab."Yah, kenapa Sayang, apakah kamu menyukai hadiah yang ku kirimkan?" Caca perlahan menghela nafas lega, "Kak Bagas, aku sudah menikah."Entah jawaban apa yang ditunggu Caca, keduanya sama-sama terdiam cukup lama.Caca tidak membalas pesan yang dia kirimkan semalam, dan sekarang, Caca tidak tahu kenapa penelfon bernama Bagas ini hanya terdiam.Kembali ke kenyataan.Ya, dia sudah menikah dan Caca berharap lelaki ini tidak akan mengganggunya lagi.Gelisah, Caca sama sekali tidak bisa tenang karena kemunculan pria itu yang tiba-tiba.Membuat Caca tidak bisa tidur hingga larut malam.Di sisi lainBangunan gelap yang tinggi menjulang tersebut tetap menyala, yah, tiada hari tanpa lembur. Seluruh staf Mcoal telah diselimuti suasana yang menyedihkan akhir-akhir ini, dengan setiap karyawan merasa seolah-olah mereka akan mati lemas.Dikarenakan, saham Mcoal telah ja

  • Get Pregnant   Chapter 65

    Mcoal Ruangan CEOAshar menerima panggilan dari Bram setelah dia tiba di kantor, dengan gembira datang ke kantor, berharap itu adalah berita gembira masalah istri bos yang dia bahas kemarin, tetapi begitu Ashar merasakan udara dingin kesuraman. Dia tahu bahwa ini adalah berita buruk. Itu yang ada di benak Ashar. Setelah diperiksa lebih lanjut, wajah Bram lebih gelap daripada awan cumulonimbus.Ashar berhenti untuk mengumpulkan senyumnya dan menegang, tidak berani berucap apapun.Namun, Ashar bertanya-tanya, mengapa bosnya kembali dengan wajah seperti ini, apakah tadi malam kegiatan seksnya tidak memuaskan?Ashar tidak tahu apa yang terjadi.Atau mungkin karena perkataannya semalam?Dia hanya mengatakan, kenapa tidak menghentikan hap sembunyi-sembunyi ini, dan lebih baik mengakui pernikahan mereka di mata umum. Tapi kenapa jadi seperti ini?Ini tidak bisa Ashar mengerti.Di kepala Ashar ada tanda tanya besar."Tuan memanggil saya? Apa yang bisa saya lakukan?""Segera pergi, Carikan a

  • Get Pregnant   Chapter 66

    Caca melihat, Susi Lesmana memiliki rambut pendek, mata cerah, alis yang lebat, dan warna kulit yang sangat khas dengan indonesia.Wajah dengan riasan tipis itu membuat Caca terpesona, Caca menyadari masih banyak wanita yang memiliki kecantikan alami di jaman sekarang.Susi memakai kemaja hitam, dengan celana putih panjang. Memberi kesan formal namun elegan.Pada awalnya, jika Caca tidak sering melihatnya di TV, mungkin Caca akan kesulitan mengenali siapa Susi Lesmana. Media mengatakan bahwa, Susi Lesmana menghilang untuk sementara waktu, jadi caca tidak pernah berpikir bahwa dia akan muncul lagi, di depannya, sebagai managernya.Caca ingat bahwa saat itu, Susi Lesmana suka memakai kuncir kuda sederhana, kulitnya eksotis, matanya cerah, dan dia memberikan gerakan tangannya ketika menjelaskan sesuatu.Hari ini, penampilannya sangat berbeda."Halo kak, nama saya Caca."Pertama kali dia memiliki seorang manajer, jadi Caca juga sedikit bingung, dia tidak akan pernah berpikir bahwa manage

  • Get Pregnant   Chapter 67

    Apa yang diinginkan wanita ini?Tanpa menunggu lama lagi, Bram langsung membalas. "Ada apa?""Tidak, jika kamu memiliki urusan dengan orang lain, tidak apa-apa lain kali saja."Bram jadi tidak sabar.Bram benar-benar ingin muncul sekarang dan mencabik-cabiknya!Tapi dia cukup sabar untuk menjawab, “Di mana?" Caca segera membalas."Di Hollyshit." Apa apaan ini, Caca mengajak lelaki lain pergi ke klub malam seperti itu.Apa yang diinginkan Caca?Bram benar-benar jadi gila, jika dia tidak pergi ke sana dalam beberapa hari untuk memperbaiki semuanya, Caca akan menjadi wanita rubah."Oke, jam sembilan, malam ini." Bram menjawab.Dia ingin melihat apakah wanita ini berani mengajaknya tidur bersama lagi.Sepanjang hari ini, Bram sedang tidak ingin melakukan apa pun, dan semua janji awal yang telah di jadwalkan, dibatalkan.Akhirnya, yang ditunggu-tunggu tiba, dia berhasil melewati penantian yang terasa cukup lama karena sedang dilanda cemburu.Bram menanggalkan jas formalnya, melepas anti

  • Get Pregnant   Chapter 68

    Caca mengangguk dan kembali meminum minumannya."Aku pernah mengatakan padamu, aku hanya pernah punya hubungan selama 5 tahun lamanya.""Tidak mungkin."Bram memandang Caca dengan ragu.Bagaimana dengan pria dengan sisir itu? Tanya Bram dalam hati."Terserah, kalau kamu tidak percaya, ya sudah." “Benar-benar hanya sekali?" "Benar, Setelah ibuku meninggal, aku ikut dengan ayah dan ibu tiriku, bekerja di pabrik pembuatan anggur, bekerja di sana, dan menabung untuk pengobatan Elang. Bagaimana aku bisa punya waktu untuk hal-hal seperti itu."Caca memandang kosong objek di depannya.“Baiklah, sesi bergosip kita akhiri disini, ini sudah larut, aku akan pulang untuk kembali membaca naskah.” Caca berdiri dari kursinya di bar.Bram menghela nafas pelan, "Aku akan memberimu tumpangan."Saat dia mengatakan itu, teleponnya tiba-tiba berdering.John.Caca segera mengerti tentang situasi tersebut. Menurut sudut pandang Caca, tapi tidak bagi Bram.Caca tahu, Bram adalah seorang lelaki penghibur ya

  • Get Pregnant   Chapter 69

    Pernyataan aneh itu membuat John kaget bukan kepalang. "Aku tidak tahu." Bram mengalihkan pandangannya dan terus menyesap anggurnya: "Aku tidak tahu, aku pikir aku hanya jatuh cinta dengan wanita itu." John tidak bisa duduk diam lebih lama lagi dan berdiri, mondar-mandir melintasi ruangan. “Bram, ini berbahaya, kamu tahu bahwa itu artinya kamu menebang seluruh hutan untuk mempertahankan satu pohon, kamu akan menyesalinya suatu hari nanti” "Dan ah, kamu sendiri bukan manusia kalau-kalau suatu hari Caca tahu identitasmu, apa yang harus kamu lakukan?" Saat ini, John seperti seorang ibu-ibu tua yang menasehati menantu perempuannya. Melihat Bram tidak mengatakan apa-apa, John duduk di sebelahnya, "Sangat mencintainya?" "Aku tidak tahu." Bram tidak pernah jatuh cinta, tidak tahu apa artinya cinta dan bagaimana tidak jatuh cinta. "Aku bisa mengujinya dengan satu pertanyaan." John menyipitkan matanya dan menatap Bram dengan membara, "Ketika kamu bangun di pagi hari, tubuhmu bereaksi,

Bab terbaru

  • Get Pregnant   Extra Part

    Sebelum masuk ke dalam kamar, bahkan Bram sudah menyambar bibir Caca dengan ganas. Caca hanya diam mematung, dia tak tahu harus berbuat apa. Ini pertama kalinya, dia melakukan ini dengan suaminya tanpa kegelapan. “Buka bibirmu, Sayang!” Seru parau Bram sambil membuka pintu kamarnya dengan siku dan Caca yang masih dalam gendongannya. Caca semakin membeku, tapi perlahan bagai terhipnotis dengan wajah Bram yang semakin terlihat sensual, dia membuka bibirnya mengikuti arahan Bram dalam setiap gerakan lidahnya. Bram semakin memperdalam lumatannya hingga tak memberi Caca jeda untuk bernapas. Kini Bram sudah menurunkan Caca di tempat tidur mereka, tangan Bram tak tinggal diam, meremas salah satu dada Caca dan memilin ujung dada itu dari luar pakaian Caca. Bram semakin lihai memberi rangsangan ke tubuh Caca. Caca terus melenguh akibat ulah Bram yang memberinya rangsangan bertubi-tubi, membuat Caca tak kuasa menahannya dan ingin segera mengakhiri sesi kegiatan tersebut. “Sssh…” Bram men

  • Get Pregnant   Final Chapter

    Bram membawa Caca kembali ke Rainbow City dan Lina sudah terlelap dikamarnya. Sepasan suami istri tersebut duduk berhadapan di ruang tamu dengan berjarak meja kopi di depan mereka. Yang satu bersandar di sofa, satunya lagi hanya duduk diam dengan kaki erlangnya. “Ada yang ingin kau katakan?” Bram bertanya lebih dulu. “Cerai.” Caca dengan tegas bicara. Bram mencibir, “jadi kau ingin menceraikan suamimu untuk menikah lagi dengannya?” Caca mencengkram baju di lututnya, “Bukankah aku sudah mengatakan alasan kenapa aku ingin menceraikan suamiku pada Asta? Semua karena suamiku hanya menganggapku sebagai boneka s*ks nya.” Pupil mata Bram mengecil. “Aku melakukan itu agar kamu tidak selingkuh!” Ucap Bram dengan tenangnya. “Apa aku akan melakukan perselingkuhan kalau sejak awal kau memperlakukanku selayaknya bagaimana seorang suami memperlakukan seorang istrinya?” Caca berkata lagi, “Tidak usah sibuk mencari kesalahanku, lebih baik sekarang jelaskan padaku kenapa kau membohongiku, mem

  • Get Pregnant   Chapter 79

    Di salah satu bar. Saat Bram menyesap satu sloki minumannya, John datang terlambat. Tadi waktu Bram menelponnya, dia sudah bersiap akan tidur dan ketika menerima panggilan dari Bram, John segera menanggalkan pakaian tidurnya. John pikir, Bram mengajaknya bertemu di bar untuk mengajaknya bersenang-senang dengan seorang wanita. Tapi begitu John masuk, pemandangan yang dilihatnya adalah Bram yang sedang menenggak minumannya dengan wajah yang sangat tidak enak untuk dipandang. “Yah, katakan padaku, siapa orang disini yang berani membuat mood mu jadi hancur seperti itu!” John menjatuhkan pantatnya di sebelah tempat duduk Bram. Bram kemudian menceritakan duduk masalahnya. Setelah mendengar keseluruhan cerita, ekspresi John jadi agak rumit. “Errrr, mari kita selesaikan ini, jadi, kamu menyamar sebagai orang lain untuk mendekati wanita itu, dan akhirnya pendekatan itu berhasil, kan?” Bram menatap John penuh arti dan tidk berkata apa-apa. John segera bertepuk tangan. “Kalau begitu kamu

  • Get Pregnant   Chapter 78

    Bram kembali ke kamarnya. Ashar dan beberapa pengawal saling berpandangan, wajah mereka yang tadinya berseri-seri saat Bram baru keluar, tapi sekarang seperti kanebo kering. “Tuan, anda baik-baik saja?” Bram mengangkat kepalanya dengan sepasang mata yang tajam. “Batalkan rencana hari ini!” Ashar terkejut, “Tuan, tapi kenapa?” “Lakukan saja apa yang kusuruh,” geram Bram. “Baik, saya akan membatalkan semuanya.” Ashar tidak berani lagi bertanya lebih banyak dan segera berjalan keluar ruangan. Bram mengepalkan tangannya, sorot matanya memancarkan cahaya dingin yang menusuk. Di sisi lain, Caca sudah berganti pakaian, dia sudah merias dirinya dan memakai gaunnya. Gaun organza biru laut, benang yang tersulam lembut membungkus tubuhnya, tidak terlalu luar biasa, tapi jika dilihat lebih teliti, gaun itu membuat Caca seperti peri, sangat cocok. Caca tidak berhenti mengagumi gaun itu, kalau dia tidak tahu bahwa gaun itu adalah gaun KW dari Asta, dia pasti akan menyangka gaun itu adalah

  • Get Pregnant   Chapter 77

    Caca mencengkram ponselnya dengan erat. Kenapa harus seperti itu, kenapa suaminya harus pura-pura menjadi orang lain di hadapannya? Kepala Caca dipenuhi dengan pertanyaan tak terhitung jumlahnya. Siapa dia sebenarnya? Caca melihat ke arah kerumunan lagi dan menemukan kalau orang-orang itu sudah masuk ke dalam salah satu kamar, menyisakan dua orang untuk berjaga di depan pintu. Caca mengumpulkan keberaniannya dan mendekat. Kedua penjaga di depan pintu tidak mengenal Caca dan terlihat tidak perduli saat Caca berjalan mendekat. “Permisi, boleh saya tahu siapa yang ada di ruangan ini?” Kedua penjaga itu saling memandang. “Ada perlu apa, Nona?” Salah satunya bertanya. “Tidak apa-apa, saya hanya melihat seorang pria tampan disini tadi dan ingin tanya saja.” Caca tersenyum kecil. “Asal anda tahu, di dalam adalah orang penting. Bramasta Moses. Cari tahu sendiri saja siapa dia di internet!” Pengawal itu juga tampak sombong. Sebagai pengawal seorang Bramasta Moses, tentu saja suatu

  • Get Pregnant   Chapter 76

    Bagaimana ini, Susi pasti sudah menghabiskan banyak uang untuk memesan gaun ini. Caca sendiri tidak tahu apakah noda merah dari minuman berkarbonasi bisa dihilangkan dalam semalam. Dia hanya berjalan menyusuri lorong hotel, memikirkan kemana harus mencari bantuan, atau setidaknya pinjaman untuk gaun yang akan dipakainya besok. Tiba-tiba, sosok pria muncul di benaknya, Asta. “Hei, Asta, apa kamu sudah tidur?” “Belum, kenapa?” Bagi Bram tidak ada hari tanpa bekerja, dia sudah terbiasa masih bekerja hingga dini hari, jadi dia pasti belum tidur. “Begini, aku ingin minta bantuanmu.” “Bantuan apa? Katakan!” “Gaun KW super yang kamu berikan padaku di acara pertunangan Yezline dulu itu. Bisa tidak, kamu carikan untukku dengan model berbeda? Aku dalam keadaan darurat.” Padahal gaun yang Bram dulu berikan pada Caca adalah asli, bukan KW. “Untuk apa memangnya?” Tanya Bram. “Ceritanya panjang. Jadi besok aku harus menghadiri acara Golden Award, tapi barusan gaunku rusak. Aku bingung dim

  • Get Pregnant   Chapter 75

    “Ashar, cari tahu siapa saja yang masuk dalam nominasi Aktris Pendukung Terbaik tahun ini!” Dari sebelum Bram memerintahkan untuk itu, rupanya Ashar sudah mengantongi semua data yang Bram minta. “Saya sudah memiliki rincian datanya, Tuan. Dan kandidat terkuat untuk nominasi itu adalah Yezline Hendarmo. ESSE Internasional sudah membuat pelobian. Jadi besar kemungkinan, kalau pemenang nominasi itu adalah Yezline.” Mendengar itu alis Bram merajut. “Tapi jangan khawatir, Tuan. Jika anda mau, kita bisa dengan mudah mengambil posisi itu. Bukan hal yang sulit untuk menjadikan nona muda pemenang. Hanya saja…” “Hanya saja apa?” “Susi, manajer nona muda, berpikir kalau tidak akan baik bagi nona muda untuk memenangkan penghargaan apapun di tahun ini.” “Kenapa?” “Karena, di film nona yang pertama, nona hanya berperan sebagai tokoh wanita ketiga. Jika nona memenangkan nominasi itu tahun ini, maka media pasti akan dibuat heboh dan lebih mudah bagi mereka untuk menggoreng berita tersebut. Sem

  • Get Pregnant   Chapter 74

    Ruangan Presdir Mcoal Indonesia. Bram sedang sibuk berbahagia di mejanya, suasana hatinya sedang sangat baik hari ini, ditambah lagi setoples kue kering di mejanya yang selalu ia pandangi dari waktu ke waktu sambil tersenyum sendirian. Dikejutkan dengan bunyi telepon di mejanya yang tiba-tiba berbunyi, suara Ashar datang dari ujung ponsel Bram. “Pak Bram, Pak John ada disini.” “Suruh dia masuk.” “Baik.” Setelah beberapa saat, si John dengan angkuhnya masuk ke ruangan Bram, sambil berkata, “Tuan Bramasta Moses, satu pertanyaan penting untuk anda. Kenapa anda sulit sekali ditemui sudah seperti artis papan atas.” John menatap ke arah Bram dan dengan segera menemukan setoples kue di meja Bram, dengan cepat John melangkahkan kakinya mendekat. Tepat ketika John ingin meraih kue itu, Bram segera dengan cepat menggeser toplesnya dan tangan John langsung hampa. “Oh, jadi begitu, sekarang kue saja tidak boleh kusentuh?” Pekik John “Kamu tidak boleh makan kue ini!” “Kenapa tidak boleh

  • Get Pregnant   Chapter 73

    Gerak cepat Ashar tidak perlu diragukan lagi, dalam sekejap dia sudah mengantongi nomor kamar Caca dan membawa Bram malam itu juga pada Caca. Hingga malam syuting masih berlangsung, tapi scene untuk Caca sudah berakhir. Hotel tempat dimana Caca menginap sekarang benar-benar sepi. “Tunggu aku di mobil.” Bram memberi perintah, turun dari mobil dengan kaki panjangnya dan langsung menuju lantai enam hotel. Lantai enam adalah tempat suite terbaik di hotel ini, semua pemain penting tinggal di lantai ini. Sekarang sudah sangat malam, sebagian besar orang pasti sudah beristirahat setelah seharian disibukkan dengan sepanjang hari. Bram menaiki lift dan pintu perlahan terbuka. Ini adalah pertama kalinya Bram datang ke hotel ini, jelas dia tidak tahu struktur pasti hotel ini, tapi menurut penyelidikan Ashar, Caca tinggal di kamar nomor 621. Setelah Bram keluar dari lift, dia hanya berdiri di depan lift. Masih mencari pintu kamar dengan nomor 621. Sampai akhirnya dia menyadari kalau kamar

DMCA.com Protection Status