Caca mengangguk dan kembali meminum minumannya."Aku pernah mengatakan padamu, aku hanya pernah punya hubungan selama 5 tahun lamanya.""Tidak mungkin."Bram memandang Caca dengan ragu.Bagaimana dengan pria dengan sisir itu? Tanya Bram dalam hati."Terserah, kalau kamu tidak percaya, ya sudah." “Benar-benar hanya sekali?" "Benar, Setelah ibuku meninggal, aku ikut dengan ayah dan ibu tiriku, bekerja di pabrik pembuatan anggur, bekerja di sana, dan menabung untuk pengobatan Elang. Bagaimana aku bisa punya waktu untuk hal-hal seperti itu."Caca memandang kosong objek di depannya.“Baiklah, sesi bergosip kita akhiri disini, ini sudah larut, aku akan pulang untuk kembali membaca naskah.” Caca berdiri dari kursinya di bar.Bram menghela nafas pelan, "Aku akan memberimu tumpangan."Saat dia mengatakan itu, teleponnya tiba-tiba berdering.John.Caca segera mengerti tentang situasi tersebut. Menurut sudut pandang Caca, tapi tidak bagi Bram.Caca tahu, Bram adalah seorang lelaki penghibur ya
Pernyataan aneh itu membuat John kaget bukan kepalang. "Aku tidak tahu." Bram mengalihkan pandangannya dan terus menyesap anggurnya: "Aku tidak tahu, aku pikir aku hanya jatuh cinta dengan wanita itu." John tidak bisa duduk diam lebih lama lagi dan berdiri, mondar-mandir melintasi ruangan. “Bram, ini berbahaya, kamu tahu bahwa itu artinya kamu menebang seluruh hutan untuk mempertahankan satu pohon, kamu akan menyesalinya suatu hari nanti” "Dan ah, kamu sendiri bukan manusia kalau-kalau suatu hari Caca tahu identitasmu, apa yang harus kamu lakukan?" Saat ini, John seperti seorang ibu-ibu tua yang menasehati menantu perempuannya. Melihat Bram tidak mengatakan apa-apa, John duduk di sebelahnya, "Sangat mencintainya?" "Aku tidak tahu." Bram tidak pernah jatuh cinta, tidak tahu apa artinya cinta dan bagaimana tidak jatuh cinta. "Aku bisa mengujinya dengan satu pertanyaan." John menyipitkan matanya dan menatap Bram dengan membara, "Ketika kamu bangun di pagi hari, tubuhmu bereaksi,
Sebentar lagi film yang dibintangi Caca rilis di bioskop setelah kurang lebih dua bulan Caca disibukkan dengan pembuatan film itu, jadi Caca hanya bisa menunggu pemberitahuan dari Susi untuk tugas-tugas berikutnya. Kebetulan hari-hari ini Elang juga sedang sibuk ujian kelulusan. Sekolah Elang saat ini adalah sekolah asrama. Untuk mempersiapkan para siswanya menghadapi ujian masuk di perguruan tinggi nantinya, para siswa yang biasanya sebagian pulang diwajibkan tinggal di asrama sekolah mereka.Rencananya, Caca ingin menjenguk adiknya itu. Namun tak lama, Susi menelponnya.“Caca, aku menunggumu di kantor sekarang juga!”“Ah?”“Kenapa? Ada apa denganmu?” Tanya Susi.“A-aku,”“Apapun dan seperti apa keadaanmu hari ini, kamu harus tetap pergi ke kantor, kamu harus hadir di acara kantor untuk mengenalkan dirimu pada publik, disini sedang banyak media, ini kesempatan bagus.”Lalu tanpa menunggu jawaban dari Caca, Susi memutuskan sambungan telepon.Selama ini, Caca tidak pernah sekalipun ab
Ini aneh, kemarin, seharian Caca menunggu balasan pesan dari Asta tapi Asta tidak merespon. Sekarang dia malah melihat sosok yang sangat mirip dengan Asta di Star King. Namun mungkinkah itu benar-benar Asta, untuk apa dia datang ke Star King? Saat berjalan menuju sebuah ruangan, Bram tiba-tiba berbelok di sebuah tikungan. Semua orang yang mengikutinya dari belakang merasa bingung, mereka berhenti. Hanya Ashar dan beberapa pengawalnya yang mengikuti Bram. Semua sudah Bram perhitungkan, seharusnya Caca tidak ada disini sekarang ini, seharusnya hari ini Caca sedang bersantai di rumah menikmati hari liburnya. Semua orang bingung dengan apa yang terjadi, bahkan Ashar juga bingung. Di dalam ruangan, mata Bram menyapu setiap orang, tiba-tiba pandangannya tertuju pada mata seorang pria yang memakai setelan training. Bram perlahan mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah laki-laki itu, “Kamu, lepas pakaianmu!” “Hah, lepas pakaian, buka baju?” Pria berbaju olahraga itu benar-benar bingu
Hari berganti, minggu-minggu ini Caca sibuk mengikuti audisi lagi dan langsung lolos sebagai pemeran utama. Sementara, Caca tahu adiknya berencana pergi keluar kota dengan teman-temannya, tapi dia tidak menyangka Elang akan benar-benar pergi. Caca pikir adiknya tidak akan pergi karena tidak tega membiarkan Caca khawatir. Caca sendiri tidak berdaya untuk melarang adiknya karena memang tidak ada salahnya Elang pergi jalan-jalan, selama dia tidak terlalu lelah. Film Caca sebelumnya juga telah tayang di bioskop hari ini, pada tayangan perdananya, tiket film itu langsung terjual sebanyak 100 juta tiket di box office. Tak lepas dari aktingnya dalam film sebelumya itulah yang membuat Caca langsung di debut sebagai pemeran utama pada peran selanjutnya. Setelah larut malam, Caca kembali kerumah, kemudian dia segera mandi dan tidur. Besok Caca akan memasuki set pertama syuting sebuah drama yang mungkin akan memakan waktu dua sampai tiga bulan kedepan. Suaminya belum kembali sejak terakhir k
Gerak cepat Ashar tidak perlu diragukan lagi, dalam sekejap dia sudah mengantongi nomor kamar Caca dan membawa Bram malam itu juga pada Caca. Hingga malam syuting masih berlangsung, tapi scene untuk Caca sudah berakhir. Hotel tempat dimana Caca menginap sekarang benar-benar sepi. “Tunggu aku di mobil.” Bram memberi perintah, turun dari mobil dengan kaki panjangnya dan langsung menuju lantai enam hotel. Lantai enam adalah tempat suite terbaik di hotel ini, semua pemain penting tinggal di lantai ini. Sekarang sudah sangat malam, sebagian besar orang pasti sudah beristirahat setelah seharian disibukkan dengan sepanjang hari. Bram menaiki lift dan pintu perlahan terbuka. Ini adalah pertama kalinya Bram datang ke hotel ini, jelas dia tidak tahu struktur pasti hotel ini, tapi menurut penyelidikan Ashar, Caca tinggal di kamar nomor 621. Setelah Bram keluar dari lift, dia hanya berdiri di depan lift. Masih mencari pintu kamar dengan nomor 621. Sampai akhirnya dia menyadari kalau kamar
Ruangan Presdir Mcoal Indonesia. Bram sedang sibuk berbahagia di mejanya, suasana hatinya sedang sangat baik hari ini, ditambah lagi setoples kue kering di mejanya yang selalu ia pandangi dari waktu ke waktu sambil tersenyum sendirian. Dikejutkan dengan bunyi telepon di mejanya yang tiba-tiba berbunyi, suara Ashar datang dari ujung ponsel Bram. “Pak Bram, Pak John ada disini.” “Suruh dia masuk.” “Baik.” Setelah beberapa saat, si John dengan angkuhnya masuk ke ruangan Bram, sambil berkata, “Tuan Bramasta Moses, satu pertanyaan penting untuk anda. Kenapa anda sulit sekali ditemui sudah seperti artis papan atas.” John menatap ke arah Bram dan dengan segera menemukan setoples kue di meja Bram, dengan cepat John melangkahkan kakinya mendekat. Tepat ketika John ingin meraih kue itu, Bram segera dengan cepat menggeser toplesnya dan tangan John langsung hampa. “Oh, jadi begitu, sekarang kue saja tidak boleh kusentuh?” Pekik John “Kamu tidak boleh makan kue ini!” “Kenapa tidak boleh
“Ashar, cari tahu siapa saja yang masuk dalam nominasi Aktris Pendukung Terbaik tahun ini!” Dari sebelum Bram memerintahkan untuk itu, rupanya Ashar sudah mengantongi semua data yang Bram minta. “Saya sudah memiliki rincian datanya, Tuan. Dan kandidat terkuat untuk nominasi itu adalah Yezline Hendarmo. ESSE Internasional sudah membuat pelobian. Jadi besar kemungkinan, kalau pemenang nominasi itu adalah Yezline.” Mendengar itu alis Bram merajut. “Tapi jangan khawatir, Tuan. Jika anda mau, kita bisa dengan mudah mengambil posisi itu. Bukan hal yang sulit untuk menjadikan nona muda pemenang. Hanya saja…” “Hanya saja apa?” “Susi, manajer nona muda, berpikir kalau tidak akan baik bagi nona muda untuk memenangkan penghargaan apapun di tahun ini.” “Kenapa?” “Karena, di film nona yang pertama, nona hanya berperan sebagai tokoh wanita ketiga. Jika nona memenangkan nominasi itu tahun ini, maka media pasti akan dibuat heboh dan lebih mudah bagi mereka untuk menggoreng berita tersebut. Sem