Share

Chapter 58

Ketika salep dingin menyentuh kulit Caca yang nampak sangat memar, dan tergores, membuat Caca yang sedang tertidur pun, masih mampu merasakan nyeri sekaligus dingin pada kulitnya.

Bram mendengar rintihan Caca, dan Bram segera meringankan gerakan tangannya pada tubuh Caca.

Dalam gelapnya malam, dengan mendapat bantuan dari cahaya luar, yang masuk melalui celah gorden kamar, Bram bisa melihat luka di punggung Caca, kemarin, punggung itu yang selalu ia belai dengan lembut dan hangat. Tapi sekarang, terdapat banyak luka pada punggung kecilnya.

Bram mencoba menahan amarah, sebelum membantu Caca mengobati punggung.

***

Bukit Senja.

Tempat itu adalah tempat berkumpulnya para konglomerat di kota ini. Tempat itu bisa dikatakan seperti komplek mansion termahal, dan terelit di kota ini. Jadi di tempat itu, ada banyak orang yang memiliki kuasa tinggi di kota tersebut.

Mansion terbesar di lingkungan bukit Senja adalah mansion nomor 8, mansion yang dimiliki oleh keluarga Arnest Saputra. Dan di dep
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status