Saat tiba di ruang makan, Gita makan semur jengkol tersebut dengan begitu lahap. Nasi hangat dicampur dengan semur jengkol membuat Gita makan sambil memejamkan matanya.Wanita itu terlihat begitu menikmati makanan yang dibuatkan oleh mertuanya, mak Odah begitu senang dibuatnya. Walaupun Gerry tidak memakan semur jengkol tersebut, tetapi ada Gita yang memakannya.Gerry yang memesannya justru malah memilih menghindar, dia pergi ke dapur dan meminta bibi untuk membuatkan roti isi. Gerry sama sekali tidak mau duduk satu ruangan dengan Gita, karena dia merasa kebauan dengan jengkol yang dimasak oleh mak Odah.Setelah roti isi yang dibuat oleh bibi jadi, Gerry bahkan memakan roti isi tersebut di dalam dapur. Mak Odah sampai benar-benar merasa sangat kesal dibuatnya."Makan, Mak. Jangan liatin Gita aja," ucap Gita kala melihat mak Odah yang hanya memerhatikan dirinya memakan masakan yang sudah dibuatkan oleh wanita itu."Ah! Iye," jawab Mak Odah.Wanita itu langsung mengambil piring untuk di
"Hah? Maksudnya?" tanya Gilang bingung.Gerry sangat paham jika Gilang saat ini sedang patah hati, dia harus menghibur sahabatnya tersebut agar tidak terlalu larut dalam kesedihannya.Gerry juga harus menuntun Gilang agar tidak melakukan hal-hal yang di luar dugaan, karena biasanya orang yang patah hati akan melakukan hal yang aneh-aneh.Gerry menepuk-nepuk pundak sahabatnya tersebut, dia tersenyum dengan begitu hangat lalu kembali berkata."Lupakan wanita seperti Gina, mulailah kehidupan baru. Dengan nomor ponsel yang baru, siapa tahu nanti kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang baru." Gerry melebarkan senyumnya, dia berharap jika Gilang akan ikut tersenyum.Sayangnya pria itu tidak tersenyum sama sekali, bahkan wajahnya berubah menjadi lebih muram. Gerry menjadi heran dibuatnya.Sebelum menikah Gerry hanya merasakan berpacaran satu kali saja dengan Gita, bahkan wanita itu kini sudah menjadi istrinya.Dia tidak pernah sekalipun mengalami yang namanya patah hati, jadinya dia bingung h
Selepas shalat maghrib Jelita nampak bersolek di depan cermin, dia memakai celana pendek yang hanya menutupi bokongnya. Dia juga memakai baju tanpa lengan yang panjangnya hanya sebatas pusar, Jelita terlihat begitu seksi.Wajah cantiknya dia poles dengan make up tipis, tetapi bibirnya dia poles dengan gincu berwarna merah. Warna yang begitu kontras dengan kulit putihnya, tetapi dia sangat suka.Rambutnya sengaja dia urai agar terlihat lebih cantik, tidak lupa dia pakai bandana kain agar terlihat lebih menarik."Sudah oke banget nih gue, sekarang saatnya gue pergi ke rumah Gendis. Gue pengen pastiin apakah benar Gerry benar-benar sudah menikah dengan tante Gita," ucap Jelita.Percaya?No! Jelita tidak bisa percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan oleh Gendis, justru Jelita merasa jika apa yang dikatakan oleh Gendis adalah kebohongan semata.Judulnya dia tidak akan merasa percaya jika tidak melihat dengan mata kepalanya sendir
"Makasih banyak ya, Gerry. Makan malamnya enak, sekarang waktunya elu benerin hape gue." Gilang memberikan ponsel miliknya kepada Gerry.Selepas kepergian Jelita, mereka melaksanakan makan malam dengan begitu ceria. Tidak ada raut wajah tidak mengenakan dari keempat orang tersebut."Beres, gue benerin lagi. Kalem aja," ujar Gerry seraya melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga.Gita dan juga Gendis mengikuti langkah kedua pria itu, saat tiba di ruang keluarga Gita melihat Gerry yang duduk dengan Gilang. Karena tidak mau mengganggu obrolan kedua sahabat itu, Gita langsung bersuara."Yang, aku mau tidur duluan. Lelah banget aku tuh.""Ya ampun! Padahal akunya belum ngapa-ngapain kamu loh, kok udah kecapean aja?" Sontak saja mendengar akan hal itu Gita langsung memelototkan matanya, begitupun dengan Gilang dan juga Gendis. Mereka refleks langsung memukul pundak Gerry."Astagfirullah! Gue punya bokap kok mesum amat, ya?"
Gelapnya langit masih sama seperti tadi malam, tetapi Gendis sudah terbangun dari tidurnya. Tidur malam ini dia rasa begitu gelisah, karena dia teringat akan tes kehamilan yang akan dilakukan oleh ibunya. Wanita muda itu mengucek matanya, dia duduk dan meregangkan otot-ototnya yang masih terasa kaku."Ya ampun! Aku sudah tidak sabar untuk menemani mom periksa kehamilan," ujar Gendis seraya turun dari tempat tidur.Waktu baru menunjukkan pukul 4 pagi, tetapi Gendis sudah masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap untuk shalat subuh. Hari ini hatinya merasa sangat baik, dia bahagia karena sebentar lagi akan memiliki adik.Selama ini dia merasa kesepian, karena di rumah besar itu biasanya hanya ada dia sendiri saja. Gita memang selalu memberikan perhatiannya di saat ada di rumah, tetapi tetap saja dia merasa kesepian karena di rumah itu hanya ada dia sendiri ketika Gita sedang sibuk bekerja.Sepuluh menit kemudian, Gendis sudah ke
Pagi yang awalnya dingin berubah menjadi begitu panas karena Gita dan juga Gerry bergumul dengan penuh gairah, pria muda itu selalu saja membuat Gita merasa terpuaskan dengan goyangan maut dari suaminya.Awalnya Gita juga ingin mengambil alih peran, dia ingin menjadi joki dan bermain di atas tubuh Gerry. Sayangnya Gerry tidak mengizinkan.Pria itu takut jika Gita benar-benar sedang mengandung, maka dari itu dia tidak mau terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan kepada istrinya tersebut."Enak?" tanya Gerry seraya membantu istrinya untuk duduk dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran tempat tidur.Wanita itu masih mengatur napasnya, sisa-sisa kenikmatan yang diberikan oleh Gerry masih sangat terasa. Area intinya juga masih berdenyut nikmat, rasanya dia masih ingin diam dan menikmatinya."Banget," ucap Gita seraya mengambil tisu dan mengelap inti tubuhnya yang basah karena cairan cinta yang Gerry tembakkan.Gerry tersenyum melihat
Mengantarkan istrinya untuk memeriksakan kehamilan ternyata adalah hal yang sangat menyenangkan, karena Gerry bisa mengetahui secara langsung bagaimana kondisi kesehatan Gita dan juga calon buah hati mereka di dalam rahim wanita itu.Selain senang karena mengetahui istrinya positif hamil, Gerry juga begitu senang ketika melihat titik hitam di layar monitor yang katanya adalah calon buah hatinya bersama dengan Gita.Walaupun usia Gerry masih begitu muda, tetapi dia merasa bahagia karena sebentar lagi dia akan menjadi ayah. Gerry bahkan sudah membayangkan jika calon buah hatinya lahir nanti, dia akan mengajak anaknya untuk bermain bersama."Kondisi kesehatan ibunya sangat sehat, kondisi babinya juga sehat. Tapi, Ta. Karena usia elu sudah tiga puluh lima tahun, elu harus lebih hati-hati dalam kehamilan ini. Elu harus sering periksa," ujar Dokter Janeta.Tentu saja Gita sangat sadar dengan umurnya, kalau saja dia tidak menikah dengan brondong muda sep
"Udah ganteng, udah rapi. Tinggal jalan," ujar Gilang.Jika Gerry kini sedang menikmati kebersamaannya dengan Gita, berbeda dengan Gilang yang pagi ini bersiap untuk pergi ke gedung di mana nantinya akan dijadikan perusahaan milik nawaf yang berdiri di ibu kota.Nawaf sudah berencana akan memindahkan perusahaan yang ada di negeri ginseng ke ibu kota, selain itu dia juga ingin mengurus perpindahan kewarganegaraannya menjadi WNI.Tentu saja hal itu dia lakukan agar dirinya bisa tinggal di negara yang sama bersama dengan anak dan juga istrinya, terlebih lagi setelah dia tahu jika Gerry sudah menikah, dia sangat yakin jika sebentar lagi akan segera memiliki cucu.Apalagi saat melihat tingkah Gerry yang tidak sabaran sama seperti dirinya, Nawaf yakin jika Gerry pasti bisa segera memiliki momongan."Bismillahirrahmanirrahim, semoga aja bapaknya Gerry beneran nerima gue kerja. Gue pengen jadi orang sukses, gue pengen buktiin kepada orang-orang y
Beberapa Bulan Kemudian.Kehidupan Gendis dirasa sangat membahagiakan, karena Noah memperlakukan Gendis dengan penuh cinta. Tentu saja hal itu membuat Gendis semakin mencintai Noah, Gendis semakin percaya dengan yang namanya cinta sejati itu ada.Setiap pagi Gendis akan diantar oleh Noah menuju perusahaan Wijaya, siang harinya Noah akan datang untuk mengajak istrinya tersebut makan siang bersama.Sore harinya Noah akan kembali datang untuk menjemput istrinya, sungguh Gendis merasa sangat bahagia dengan perlakuan Noah yang dirasa begitu mengistimewakan dirinya itu.Karena jarang dia mendengar ada seorang suami yang bersikap sangat baik seperti suaminya tersebut, selalu berusaha untuk meluangkan waktunya.Gendis juga merasa jika Noah benar-benar sangat pengertian, karena ketika Gendis meminta untuk tidak tinggal di rumah milik Noah terlebih dahulu, Noah langsung mengabulkannya.Alhasil Gendis akan tinggal di kediaman Wijaya selama satu minggu, lalu satu minggu kemudian dia akan tinggal
Pukul 2 siang akhirnya acara pernikahan Gendis dan juga Noah diselenggarakan, Noah bisa mengucapkan satu kali kalimat kabul dengan satu kali tarikan napas saja.Pria itu sepertinya memang sudah mempersiapkan diri untuk menikahi Gendis, sangat lancar dan hanya terlihat sedikit kegugupan di wajahnya.Setelah acara ijab kabul selesai, Noah bahkan tanpa ragu mencium bibir Gendis. Semua yang ada di sana terlihat begitu kaget, terlebih lagi dengan Gendis sendiri.Gendis tidak menyangka jika Noah begitu bersemangat, dia benar-benar merasa malu tapi juga bahagia diperlakukan seperti itu oleh suaminya.Serangkaian acara dilaksanakan secara bertahap, lalu berlanjut ke acara resepsi pernikahan yang berlangsung sampai pukul 8 malam.Pasangan pengantin baru itu terlihat begitu bahagia, walaupun acara pernikahannya tidak digelar di sebuah gedung mewah, tetapi tetap saja banyak yang datang ke acara pernikahan tersebut.Setelah acara resepsi pernikahan selesai, keduanya masuk ke dalam kamar Gendis ya
Selama 3 hari ini Gendis terlihat begitu sibuk sekali, karena gadis itu mempersiapkan pernikahannya bersama dengan Noah dari mulai memilih cincin kawin, baju pengantin, sampai bunga untuk dekorasi pernikahan.Walaupun pernikahan hanya diadakan di kediaman Wijaya, tetapi tetap saja mereka menginginkan pernikahan sederhana yang tidak terlupakan.Pernikahan itu hanya sekali dalam seumur hidup, mereka ingin membuat sebuah pernikahan yang berkesan dengan penuh keindahan.Gita sama halnya dengan Gendis dan juga Noah, dia terlihat begitu sibuk dalam menyambut pernikahan putrinya. Wanita itu benar-benar heboh, Gerry sampai tertawa geli melihat tingkah dari istrinya tersebut.Pada akhirnya hari pernikahan pun telah tiba, siang ini Gendis akan melaksanakan pernikahannya bersama dengan Noah. Pagi-pagi sekali dia terbangun untuk melaksanakan shalat subuh.Selesai shalat subuh Gendis berendam di dalam bathtub dengan air bunga, dia juga bahkan luluran dan juga melakukan perawatan wajah sendiri di d
Hari-hari yang Gendis lalui terasa lebih menyenangkan, karena selalu ada Noah yang menghiasi harinya. Setiap pagi Noah akan datang untuk menjemput Gendis, saat sore hari Noah juga akan datang kembali untuk menjemput wanita itu setelah lelah bekerja.Terkadang Noah juga akan datang di saat siang hari tiba, dia datang hanya untuk mengajak Gendis makan siang bersama. Noah juga selalu menemani Gendis untuk melakukan hipnoterapi.Gendis sangat bersyukur karena bisa bertemu dengan Noah, karena pria itu selalu menjadi penyemangat untuk dirinya.Setelah melakukan lima kali hipnoterapi, Gendis dinyatakan sembuh oleh dokter. Sungguh dia merasa senang yang luar biasa karena bisa sembuh dari rasa traumanya yang sudah menghantui dirinya selama ini.Malam ini Gendis sedang menidurkan Jo, karena memang setiap malamnya Jo akan di tidurkan oleh Gendis. Setelah balita tampan itu tertidur, Gendis langsung keluar dari dalam kamar Jo.Tentu saja hal itu dia lakukan karena malam ini Noah berkata akan datan
Setelah selesai sarapan dan bersiap, Gendis langsung berpamitan kepada Gerry dan juga Gita untuk pergi melakukan terapi. Dia langsung masuk ke dalam mobil Noah dan duduk tepat di samping pria itu."Sudah siap sembuh?" tanya Noah.''Sudah dong, apa kamu yakin aman kalau melakukan terapi hipnosis?" tanya Gendis."Insya Allah, semoga berhasil." Noah tersenyum hangat dan berusaha untuk menyemangati wanita yang akan dia jadikan istri itu."Aamiin," ujar Gendis mengamini.Gendis hanya manusia biasa, dia wanita yang pernah kecewa dan juga terluka. Bahkan, dia mengalami stres yang berkepanjangan jika mengingat bagaimana cara Jhon memperlakukan dirinya.Pria itu benar-benar begitu kurang ajar, berani-beraninya berusaha untuk memerkosa wanita itu. Jhon bahkan tidak berpikir panjang apa akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya.Setelah melakukan perjalanan selama tiga puluh menit, akhirnya mereka sampai di klinik yang dituju. Noah dengan cepat turun dan membukakan pintu untuk Gendis, Gendis lan
Selepas dari sarapan Noah terlihat begitu tidak tenang, dia benar-benar seperti anak abege yang ingin mengencani pacarnya.Noah bahkan terlihat memilah-milah baju yang mana yang sekira-kiranya bagus untuk dia pakai saat bertemu dengan Gendis, padahal biasanya dia tidak pernah memperhatikan baju apa yang akan dia pakai hari ini.Namun, entah kenapa Noah tiba-tiba saja merasa gugup dan bingung harus memilih baju yang mana.Jasmine yang melihat tingkah putranya merasa aneh, dia lalu menghampiri putranya yang sedang memilah-milah baju dan bertanya."Kamu itu sebenarnya kenapa sih? Dari tadi Mom perhatikan kamu tuh kayak seorang abege labil," celetuk Jasmine.Noah langsung menolehkan wajahnya ke arah ibunya, dia menatap wanita itu dengan tatapan tidak suka. Tentu saja bukan karena tidak menghormati ibunya, tetapi karena tersinggung sudah dikatakan abege labil."Mom! Jangan mengataiku seperti itu, tapi... aku memang sedang bingung saat ini. Aku harus pakai baju yang mana untuk berkencan den
Selepas mengganti bajunya dengan piyama tidur yang panjang, Gendis mengajak Noah untuk berbicara di teras. Karena rasanya begitu canggung untuk berbicara di dalam rumah, terlebih lagi ada Gerry dan juga Gita.Gendis tersenyum karena merasa lucu ketika melihat apa yang dibawa oleh Noah, Noah membawa banyak makanan dan juga banyak mainan yang kini tersimpan dengan rapi di atas meja yang ada di teras.Tentunya mereka duduk dengan menjaga jarak, bukan karena tidak ingin saling mengenal. Namun, Gendis masih belum siap jika harus terlalu dekat dengan seorang pria.Berbeda dengan Noah, pria itu tidak seperti Gendis yang lebih santai dalam menghadapi dirinya. Noah malah masih teringat akan bentuk tubuh Gendis yang begitu indah.Pria dewasa itu tidak menyangka jika di balik kemeja panjang dan juga celana bahan panjang yang Gendis pakai selama di kantor, tersembunyi bentuk tubuh wanita itu yang begitu indah. Gendis benar-benar terlihat cantik dan juga seksi.Namun, menurut Noah keluarga dari Ge
Gendis kini sudah kembali bekerja, matanya terlihat begitu serius menatap layar laptopnya. Tangannya terlihat begitu lihai dalam mengetikkan sesuatu, tetapi pikirannya melayang entah ke mana.Otaknya berkelana memikirkan tentang pernikahannya bersama dengan Noah, jika dia benar-benar menikah dengan pria itu, akankah dia bahagia dengan pernikahannya, pikirnya."Aku harus berobat, karena ternyata rasa takut itu masih ada." Mata Gendis terlihat berkaca-kaca, tidak lama kemudian dia kembali mengerjakan tugasnya.Gendis pikir jika dirinya harus pergi ke psikiater, dia harus melakukan terapi. Jika dia terus seperti itu, rasanya kasihan terhadap Noah. Dia juga merasa kasihan terhadap dirinya sendiri, karena disadari atau tidak akan menyakiti dirinya dan juga orang lain.Jika Gendis sedang fokus bekerja, berbeda dengan Noah yang terlihat begitu fokus dengan lamunannya. Dia masih teringat akan Gendis yang terlihat ketakutan saat dia menggenggam kedua tangannya."Aku harus ke rumahnya nanti mal
Gendis menatap wajah Noah dengan raut kebingungan, dia juga harus menemukan pria yang mau menikahi dirinya dalam satu bulan jika tidak mau dijodohkan.Namun, rasanya jika dia langsung menikah dengan Noah, dia takut akan menyesal karena tidak mengenal pria itu.Akan tetapi, jika dia menolak ajakan dari Noah, dia takut nantinya malah akan dinikahkan dengan pria yang kata Gerry sangat jelek itu.Padahal, Gerry sengaja mengatakan jika pria yang dijodohkan dengan Gendis memiliki paras yang jelek, karena Gerry ingin putri sambungnya itu mencari jodohnya sendiri.Dia ingin agar Gendis menemukan pria yang dia sukai, bukan pria yang dijodohkan oleh Gita untuk putri sambungnya tersebut. Dia takut jika Gendis akan menyesal nantinya.Melihat Gendis yang hanya diam saja Noah menjadi ketakutan, dia takut jika Gendis akan menolak ajakannya untuk menikah.Noah memiliki alasan yang kuat memilih Gendis untuk menjadi istrinya, karena Gendis seorang janda dan memiliki seorang putra. Jika dia belum siap u