Gerald mengusap punggung polos Viola dengan lembut, membuat Viola yang tengah tidur di atas tubuhnya semakin terlelap dengan nyamannya. Ini sudah pagi, tetapi Viola masih terlelap dengan nyenyak, dan entah kenapa Gerald sendiri tidak tega untuk membangunkannya. Jadi, pada akhirnya Gerald pun membiarkan Viola melanjutkan tidurnya. Toh, hari ini Gerald tidak memiliki jadwal kerja. Ia bisa menghabiskan waktu seharian di dalam kamarnya. Namun, saat Gerald berniat untuk kembali terlelap, Gerald mendengar suara ketukan pintu disusul dengan suara Bram. “Tuan, maafkan saya menggangu waktu Anda dan Nyonya. Tapia da sesuatu yang terjadi,” ucap Bram.
Gerald pun menghela napas saat melihat Viola yang menggeliat dan pada akhirnya terbangun. Karena sudah bangun, Gerald pun mengecup bibir Viola dan berkata, “Bangun, dan mandilah. Kita akan sarapan bersama.”
Viola memerlukan beberapa waktu untuk sepenuhnya sadar. Viola pun menyingkap selimut yang ia ke
Selamat membaca kakak-kakak sekalian~ Jangan lupa tinggalkan jejak berupa komentar, dan bintang limanya yaa Sayang kalian semua! Ig : difimi_
“Apa lagi ini?” tanya Gerald pada Bram.“Dia kembali meminta uang, Tuan,” ucap Bram merujuk pada Ezra yang kembali meminta uang setelah semua uang yang sudah Ezra dapatkan setelah mendapatkan uang dalam nominal besar terakhir kali.Gerald memicingkan matanya. “Kita kesampingkan dulu masalah ini, apa Evelin sudah memberikan kabar?” tanya Gerald.“Kabarnya, lusa Evelin akan datang ke mansion sembari membawa hasil tesnya, Tuan,” jawab Bram membuat Gerald mengangguk.Sebenarnya, saat ini Gerald sudah sangat tidak sabar mendengar kabar dari Evelin, tetapi Gerald berusaha untuk ebih bersabar. Toh, pada akhirnya ia sendiri akan mengetahuinya. Sekarang, Gerald harus memikirkan masalah pekerjannya. “Apa ada pesanan dalam jumlah besar yang kita terima?” tanya Gerald.“Benar, Tuan. Salah satu klan dari Kanada memesan dua ratus senjata api, tetapi dengan spesifikasi dan model yang sesuai dengan
“Apa Nyonya tidak enak badan?” tanya seorang pelayan pada Viola yang memang terlihat agak pucat.Viola menatap dirinya di pantulan cermin dan menggeleng. Ia pun meminta pelayan untuk meriasnya agak tidak terlihat terlalu pucat. Sebenarnya, tubuh Viola memang terasa tidak nyaman. Namun, sebisa mungkin Viola tidak boleh membuat Gerald terganggu. Viola tidak mau sampai Gerald berpikir jika dirinya merepotkan dan pada akhirnya melakukan sesuatu yang tentu saja tidak bisa ditebak oleh Viola. Kali terakhir, Viola sudah bisa membuat Gerald senang dengan reaksinya terhadap rekan bisnisnya yang berusaha melakukan sesuatu yang menjijikan. Setidaknya, Viola harus tetap membuat suasana hati Gerald baik, dan itu bisa membuat Viola terhindar dari kemarahan Gerald dan semua aksi gilanya. “Tidak, aku hanya merasa lelah saja,” jawab Viola lalu segera turun menuju ruang makan di mana Gerald sudah menunggu di sana.Seperti biasa Viola dan Gerald sarapan bers
Gerald bersidekap dan menatap Viola yang masih tak sadarkan diri dengan tubuh yang berkeringat dingin. Ia pun menghela napas panjang dan mengurut pelipisnya dengan frustasi. Ini sebenarnya salahnya. Setiap dia berkunjung ke tempat di mana dirinya mengurung para peliharaannya, Gerald memang memilih untuk memerintahkan para pelayan untuk tetap berada di ruangan mereka, dan untuk para pengawal Gerald tempatkan untuk berjaga di luar kediaman untuk memastikan tidak ada yang menyusup ke dalam kediaman ketika Gerald tengah melakukan sesuatu yang penting. Gerald sendiri sebenarnya tidak mengira jika Viola bisa berada di area terlarang. Ini sudah waktunya Viola tidur, dan Gerald sama sekali tidak memikirkan kemungkinan bahwa Viola bisa muncul di sana.“Tuan, Evelin sudah datang,” ucap Bram yang baru saja tiba diikuti oleh Evelin yang segera melangkah dengan cepat menuju Viola yang masih tidak sadarkan diri.Evelin memeriksa kondisi Viola dengan perasaan agak c
Semenjak Viola melihat aksi kejam Gerald yang tengah menyiksa Ezra di dalam ruangan yang kemungkinan besar adalah ruangan yang sebelumnya digunakan Gerald untuk menguncinya, Viola perlahan kembali ke sikapnya saat baru dikurung oleh Gerald. Viola menolak untuk makan atau minum, hingga Evelin terpaksa harus menginfus Viola. Kini, Viola hanya bergantung pada cairan infus untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya dan janin yang berada dalam kandungannya. Evelin sudah berulang kali mengajak Viola untuk berkomunikasi, tetapi Viola sama sekali tidak memberikan reaksi apa pun. Melihat kondisi Viola tersebut, Gerald sempat memaksa untuk bertemu dengan Viola, tetapi Evelin segera melarangnya dengan keras.Kondisi Viola sama sekali tidak stabil. Jika sampai Gerald yang menjadi sumber dari ketidak stabilan emosi Viola memaksa untuk menemui Viola, sudah dipastikan jika situasi akan berubah tidak terkendali. Karena itulah, Evelin meminta waktu tambahan pada Gerald untuk membuat Viola bisa kemba
“Kalau kau masih belum yakin. Bagaimana jika begini saja. Cobalah untuk tetap menjadi istri Gerald. Cobalah sedikit demi sedikit untuk mengubahnya. Kau sendiri tidak mau bukan, menjadi single parents? Mungkin kau tidak akan apa-apa, tetapi anakmu tetap saja membutuhkan figur seorang ayah. Cobalah untuk membuat Gerald berubah menjadi sosok yang lebih baik, Viola. Namun, jika sampai akhir kau tidak bisa mengubahnya, maka aku sendiri yang akan membantumu melarikan diri.”Perkataan Evelin terus terngiang-ngiang di benak Viola, dan membuat Viola kesulitan untuk tidur. Kini, Viola tidak lagi menggunakan infus, karena Evelin berhasil membujuknya untuk makan dan minum walaupun sedikit. Ia berbaring dan menatap langit-langit tinggi kamar Gerald dengan pikiran yang berkecamuk. Apa yang dikatakan oleh Evelin memang ada benarnya. Viola sudah mengalami betapa sulitnya hidup tanpa orang tua. Meskipun Viola bisa menjadi ibu tunggal bagi anaknya na
“Syukurlah, ternyata kau mengambil keputusan yang tepat,” ucap Evelin saat melihat Viola yang makan dengan lahap. Benar, Viola memang sudah mengambil keputusan. Ia memutuskan untuk mengikuti apa yang disarakankan oleh Evelin padanya.Viola akan bertahan bukan untuk Gerald, bukan untuk dirinya, tetapi untuk janin yang berada di dalam kandungannya. Viola tidak mau, anaknya nanti lahir dan tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah. Ia tidak mau membiarkan anaknya tumbuh dalam penderitaan dan kesulitan hidup. Di sisi lain, Viola juga tidak mau sampai anaknya nanti tumbuh dengan mengenal sosok ayah yang kejam dan pada akhirnya saat dewasa nanti berubah menjadi sosok kejam yang serupa dengan ayahnya. Sama seperti apa yang dikatakan oleh Evelin, satu-satunya pilihan yang bisa Viola ambil adalah jalan tengah. Viola harus berusaha untuk mengubah Gerald menjadi sosok yang lebih baik. Jika sampai akhir Viola tidak bisa melakukan hal itu, barulah ia akan melarikan diri dengan ba
Gerald memejamkan matanya sembari mengetuk-ngetuk meja dengan jemarinya. Saat ini, Gerald tengah berada di dalam ruang kerjanya di perusahaan Dalton miliknya. Bram tentu saja berada di ruangan yang sama, tetapi Bram tidak mengatakan apa pun. Dirinya hanya berdiri dan mengamati apa yang dilakukan oleh sang tuan. Walaupun, sejak tadi Gerald sama sekali tidak melakukan apa pun. Gerald hanya menutup matanya dan tampak tenggelam dalam pikirannya sendiri. Sebenarnya, Bram sendiri merasa penasaran dengan apa yang dipikirkan oleh Gerald. Hal apa yang membuat Gerald tampak berpikir dengan sangat keras seperti itu. Namun, Bram tentu saja tidak berani untuk menanyakan apa yang tengah mengganggu Gerald tersebut.“Menurutmu, apa yang aku harus aku lakukan?” tanya Gerald membuat Bram terkejut.Selama ini, Gerald mengambil keputusan atau pun langkah tanpa mendiskusikannya dengan siapa pun, termasuk dengan Bram yang bisa dibilang adalah kaki tangan Gerald yang paling
“Ini morning sickness,” ucap Evelin membuat Gerald yang mendengarnya merasa terkejut.“Apa kau gila? Mana mungkin aku mengalami morning sickness?” tanya Gerald tidak mau menerima hasil pemeriksaan Evelin terhadapnya.Evelin memang baru saja memberikan hasil pemeriksaan kesehatan Gerald. Pria itu memang ingin melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh ketika dirinya terus saja muntah di pagi hari dan tidak makan dengan benar karena merasa mual. Evelin menghela napas. “Pada trimester pertama, ibu hamil memang biasanya mengalami morning sickness, gejalanya meliputi mual dan muntah saat pagi hari. Namun, faktanya morning sickness bisa terjadi pada suami atau calon ayah. Bagi laki-laki, morning sickness bisa menjadi salah satu gejala dari sindrom couvade. Kondisi ini dianggap sebagai bentuk kehamilan simpatik, ketika suami mengalami gejala kehamilan seperti yang dirasakan oleh istri tanpa benar-benar hamil. Kondisi ini dipercaya