“Farrah, ada apa denganmu? Kenapa kau seperti ini? Apa aku sudah melakukan kesalahan padamu?” tanya Ezra sembari menahan tangan Farrah yang secara terang-terangan menolak untuk bertemu dengannya.
Semenjak Dafa marah pada mereka, Farrah secara mengejutkan menghindari Ezra. Bahkan, saat Ezra berusaha untuk menghubungi atau menemui Farrah, pasti ada saja cara bagi Farrah untuk menghindari Ezra. Tentu saja, hal itu membuat Ezra frustasi. Masalah yang ia hadapi saja masih belum selesai, dan kini orang-orang yang ia anggap penting dalam hidupnya satu per satu menjauhinya. Mungkin, Ezra akan baik-baik saja tanpa Dafa, tetapi Ezra tidak akan baik-baik saja tanpa Farrah. Ia terlalu mencintai Farrah hingga berpikir jika dirinya bisa hidup dengan kebencian yang dialamatkan oleh Farrah padanya. Merasa jengkel dengan tingkah Ezra, Farrah pun menghempaskan tangan Ezra dengan kasar dan berkata, “Kita bicara di tempat lain.”
Ezra pun mengikuti langkah Farrah. T
Selamat membaca kakak-kakak sekalian~ Jangan lupa tinggalkan jejak berupa komentar, dan bintang limanya yaa Sayang kalian semua! Ig : difimi_
Gerald menatap Viola yang tertidur dengan posisi tertelungkup. Punggungnya yang putih mulus, tampak dihiasi oleh bekas ciuman yang berubah menjadi merah keungunan. Gerald menyeringai, merasa kagum karena kemampuannya yang semakin meningkat. Tadi malam, seperti biasanya ia berhasil membuat Viola puas, begitu pula dengan Viola yang berhasil membuat Gerald puas dengan pelayanannya yang semakin lihat dari waktu ke waktu. Pelatihan yang diberikan oleh Gerald ternyata berhasil. Kini, tanpa diperintah pun, Viola bisa melakukan sesuatu yang jelas membuat Gerald merasa puas. Gerald duduk di tepi ranjang, ia sudah berpakaian rapi, siap untuk pergi ke kantor.Ia mencium tengkuk Viola dengan lembut dan membuat Viola yang masih terlelap mengerang kesal. Tampaknya, Viola sama sekali tidak suka saat Gerald mengganggu tidurnya seperti itu. Gerald yang mengerti pun memilih untuk berhenti. Ia menyelipkan helaian rambut Viola ke balik telinga, agar dirinya bisa melihat rupa cantik wanita yang t
Gerald mengusap punggung polos Viola dengan lembut, membuat Viola yang tengah tidur di atas tubuhnya semakin terlelap dengan nyamannya. Ini sudah pagi, tetapi Viola masih terlelap dengan nyenyak, dan entah kenapa Gerald sendiri tidak tega untuk membangunkannya. Jadi, pada akhirnya Gerald pun membiarkan Viola melanjutkan tidurnya. Toh, hari ini Gerald tidak memiliki jadwal kerja. Ia bisa menghabiskan waktu seharian di dalam kamarnya. Namun, saat Gerald berniat untuk kembali terlelap, Gerald mendengar suara ketukan pintu disusul dengan suara Bram. “Tuan, maafkan saya menggangu waktu Anda dan Nyonya. Tapia da sesuatu yang terjadi,” ucap Bram.Gerald pun menghela napas saat melihat Viola yang menggeliat dan pada akhirnya terbangun. Karena sudah bangun, Gerald pun mengecup bibir Viola dan berkata, “Bangun, dan mandilah. Kita akan sarapan bersama.”Viola memerlukan beberapa waktu untuk sepenuhnya sadar. Viola pun menyingkap selimut yang ia ke
“Apa lagi ini?” tanya Gerald pada Bram.“Dia kembali meminta uang, Tuan,” ucap Bram merujuk pada Ezra yang kembali meminta uang setelah semua uang yang sudah Ezra dapatkan setelah mendapatkan uang dalam nominal besar terakhir kali.Gerald memicingkan matanya. “Kita kesampingkan dulu masalah ini, apa Evelin sudah memberikan kabar?” tanya Gerald.“Kabarnya, lusa Evelin akan datang ke mansion sembari membawa hasil tesnya, Tuan,” jawab Bram membuat Gerald mengangguk.Sebenarnya, saat ini Gerald sudah sangat tidak sabar mendengar kabar dari Evelin, tetapi Gerald berusaha untuk ebih bersabar. Toh, pada akhirnya ia sendiri akan mengetahuinya. Sekarang, Gerald harus memikirkan masalah pekerjannya. “Apa ada pesanan dalam jumlah besar yang kita terima?” tanya Gerald.“Benar, Tuan. Salah satu klan dari Kanada memesan dua ratus senjata api, tetapi dengan spesifikasi dan model yang sesuai dengan
“Apa Nyonya tidak enak badan?” tanya seorang pelayan pada Viola yang memang terlihat agak pucat.Viola menatap dirinya di pantulan cermin dan menggeleng. Ia pun meminta pelayan untuk meriasnya agak tidak terlihat terlalu pucat. Sebenarnya, tubuh Viola memang terasa tidak nyaman. Namun, sebisa mungkin Viola tidak boleh membuat Gerald terganggu. Viola tidak mau sampai Gerald berpikir jika dirinya merepotkan dan pada akhirnya melakukan sesuatu yang tentu saja tidak bisa ditebak oleh Viola. Kali terakhir, Viola sudah bisa membuat Gerald senang dengan reaksinya terhadap rekan bisnisnya yang berusaha melakukan sesuatu yang menjijikan. Setidaknya, Viola harus tetap membuat suasana hati Gerald baik, dan itu bisa membuat Viola terhindar dari kemarahan Gerald dan semua aksi gilanya. “Tidak, aku hanya merasa lelah saja,” jawab Viola lalu segera turun menuju ruang makan di mana Gerald sudah menunggu di sana.Seperti biasa Viola dan Gerald sarapan bers
Gerald bersidekap dan menatap Viola yang masih tak sadarkan diri dengan tubuh yang berkeringat dingin. Ia pun menghela napas panjang dan mengurut pelipisnya dengan frustasi. Ini sebenarnya salahnya. Setiap dia berkunjung ke tempat di mana dirinya mengurung para peliharaannya, Gerald memang memilih untuk memerintahkan para pelayan untuk tetap berada di ruangan mereka, dan untuk para pengawal Gerald tempatkan untuk berjaga di luar kediaman untuk memastikan tidak ada yang menyusup ke dalam kediaman ketika Gerald tengah melakukan sesuatu yang penting. Gerald sendiri sebenarnya tidak mengira jika Viola bisa berada di area terlarang. Ini sudah waktunya Viola tidur, dan Gerald sama sekali tidak memikirkan kemungkinan bahwa Viola bisa muncul di sana.“Tuan, Evelin sudah datang,” ucap Bram yang baru saja tiba diikuti oleh Evelin yang segera melangkah dengan cepat menuju Viola yang masih tidak sadarkan diri.Evelin memeriksa kondisi Viola dengan perasaan agak c
Semenjak Viola melihat aksi kejam Gerald yang tengah menyiksa Ezra di dalam ruangan yang kemungkinan besar adalah ruangan yang sebelumnya digunakan Gerald untuk menguncinya, Viola perlahan kembali ke sikapnya saat baru dikurung oleh Gerald. Viola menolak untuk makan atau minum, hingga Evelin terpaksa harus menginfus Viola. Kini, Viola hanya bergantung pada cairan infus untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya dan janin yang berada dalam kandungannya. Evelin sudah berulang kali mengajak Viola untuk berkomunikasi, tetapi Viola sama sekali tidak memberikan reaksi apa pun. Melihat kondisi Viola tersebut, Gerald sempat memaksa untuk bertemu dengan Viola, tetapi Evelin segera melarangnya dengan keras.Kondisi Viola sama sekali tidak stabil. Jika sampai Gerald yang menjadi sumber dari ketidak stabilan emosi Viola memaksa untuk menemui Viola, sudah dipastikan jika situasi akan berubah tidak terkendali. Karena itulah, Evelin meminta waktu tambahan pada Gerald untuk membuat Viola bisa kemba
“Kalau kau masih belum yakin. Bagaimana jika begini saja. Cobalah untuk tetap menjadi istri Gerald. Cobalah sedikit demi sedikit untuk mengubahnya. Kau sendiri tidak mau bukan, menjadi single parents? Mungkin kau tidak akan apa-apa, tetapi anakmu tetap saja membutuhkan figur seorang ayah. Cobalah untuk membuat Gerald berubah menjadi sosok yang lebih baik, Viola. Namun, jika sampai akhir kau tidak bisa mengubahnya, maka aku sendiri yang akan membantumu melarikan diri.”Perkataan Evelin terus terngiang-ngiang di benak Viola, dan membuat Viola kesulitan untuk tidur. Kini, Viola tidak lagi menggunakan infus, karena Evelin berhasil membujuknya untuk makan dan minum walaupun sedikit. Ia berbaring dan menatap langit-langit tinggi kamar Gerald dengan pikiran yang berkecamuk. Apa yang dikatakan oleh Evelin memang ada benarnya. Viola sudah mengalami betapa sulitnya hidup tanpa orang tua. Meskipun Viola bisa menjadi ibu tunggal bagi anaknya na
“Syukurlah, ternyata kau mengambil keputusan yang tepat,” ucap Evelin saat melihat Viola yang makan dengan lahap. Benar, Viola memang sudah mengambil keputusan. Ia memutuskan untuk mengikuti apa yang disarakankan oleh Evelin padanya.Viola akan bertahan bukan untuk Gerald, bukan untuk dirinya, tetapi untuk janin yang berada di dalam kandungannya. Viola tidak mau, anaknya nanti lahir dan tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah. Ia tidak mau membiarkan anaknya tumbuh dalam penderitaan dan kesulitan hidup. Di sisi lain, Viola juga tidak mau sampai anaknya nanti tumbuh dengan mengenal sosok ayah yang kejam dan pada akhirnya saat dewasa nanti berubah menjadi sosok kejam yang serupa dengan ayahnya. Sama seperti apa yang dikatakan oleh Evelin, satu-satunya pilihan yang bisa Viola ambil adalah jalan tengah. Viola harus berusaha untuk mengubah Gerald menjadi sosok yang lebih baik. Jika sampai akhir Viola tidak bisa melakukan hal itu, barulah ia akan melarikan diri dengan ba
"Ibu, Malvin ingin piknik," ucap Malvin yang sudah berusia lima tahun sembari bermanja di atas pangkuan sang ibu.Viola yang mendengar hal itu tersenyum dan mengangguk. "Kita akan piknik. Tapi, Malvin mau berjanji sesuatu pada Ibu terlebih dahulu?" tanya Viola.Malvin lalu duduk dengan tenang di atas pangkuan Viola yang tengah duduk sembari bersandar di ruang bersantai. "Janji apa, Ibu?" tanya Malvin."Malvin mau janji untuk bersikap lebih baik pada teman-teman Malvin di kelompok bermain?" tanya Viola sembari tersenyum dan mengusap kening putranya yang tumbuh tampan serta cerdas.Malvin yang mendengar hal itu mengernyitkan keningnya. Ia jelas tidak mau berjanji, karena ia sama sekali tidak menyukai teman-temannya yang berada di kelompok bermain. Tentu saja, hal itu bisa terbaca dengan mudah oleh Viola. Namun, Viola sama sekali tidak berkata apa pun. Ia mengamati putranya dalam diam, membiarkannya untuk mempertimbangkan jawaban seperti apa yang akan ia berikan padanya. Malvin ini meman
"Apa kepalamu sudah tidak apa-apa?" tanya Viola pada Evelin yang saat ini tengah menatap gemas pada Malvin.Kini keduanya tengah berada di taman kediaman Dalton yang indah. Viola memang sengaja membawa Malvin ke luar ruangan untuk menikmati waktu berjemur. Malvin malah terlihat bergaya dengan kacamata hitam yang ia kenakan. Bayi itu tampak tertidur lelap dalam pelukan Viola, seolah-olah tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Hal itulah yang membuat Evelin yang melihat Malvin merasa begitu gemas padanya. Namun, Evelin tahu jika dirinya tidak boleh mengganggu tidur si bayi tampan. Evelin menatap Viola dan mengangguk. "Lukanya sudah benar-benar sembuh. Tapi aku masih dianjurkan untuk istirahat. Aku tidak bisa mengoperasi sebelum lolos evaluasi yang memastikan jika semua sarafku baik-baik saja," ucap Evelin.Tentu saja Viola yang mendengarnya merasa sangat bersyukur, tetapi di sisi lain juga merasa sangat bersalah. Karena Evelin tidak akan mendapatkan luka seperti itu jika ti
"Apa kau tengah memikirkan pria bodoh itu?" tanya Gerald saat menarik pinggang Viola lebih mendekat padanya. Saat ini, keduanya tengah berada di atas ranjang, setelah memburu kenikmatan duniawi. Dokter memang sudah memberikan izin pada Gerald untuk menyentuh Viola, mengingat Viola sudah benar-benar pulih setelah persalinannya. Tentu saja, Gerald sama sekali tidak membuang waktu dan segera meminta jatah dari istrinya itu. Setelah sekian lama berpuasa, Gerald agaknya lupa diri dan menahan Viola semalaman di atas ranjang. Untungnya, Malvin sama sekali tidak terbangun sepanjang malam. Seakan-akan Malvin tahu jika sang ayah perlu mendapatkan jatah untuk dimanjakan oleh sang ibu. Viola yang mendengar pertanyaan itu tentu saja mengernyitkan keningnya. Tanpa berbalik, Viola yang masih dipeluk oleh Gerald segera bertanya, "Apa maksudmu?"Mendengar pertanyaan Viola, Gerald pun kesal. Ia menari Viola untuk berbaring terlentang dan menangkangi Viola sembari menatapnya tajam. "Jadi, benar? Kau me
Viola selesai menyusui Malvin. Ia menciumi Malvin yang sudah kembali tidur dengan begitu gemas, sebelum menyerahkan Malvin pada perawat yang bertugas untuk membawa Malvin kembali ke ruang observasi. Malvin memang sudah tidak lagi harus berada di dalam incubator. Namun, kondisinya masih belum memungkinkan untuk meninggalkan rumah sakit. Dokter harus mengawasi dan memerika kondisinya, setidaknya untuk tiga hari ke depan. Begitu para perawat pergi dengan membawa Malvin, Viola sudah menatap Gerald dan Bram yang sejak tadi hanya saling berbisik, tanda jika pembicaraan mereka tidak boleh diketahui oleh Viola. Bram memang memasuki ruang rawatnya tepat Viola selesai menyusui Malvin.Baru saja Viola akan mengeluh, seseorang yang tak terduga datang ke ruangan tersebut. Orang tersebut tak lain adalah Dafa yang duduk di kursi roda, dan Dani yang mendorong kursi tersebut. Viola terlihat sangat terkejut dengan kondisi Dafa yang memang belum sehat sepenuhnya. Gips bahkan masih membalut tangannya. Ge
Dafa membuka matanya dan disambut dengan pemandangan di mana ibunya menangis dan ayahnya yang berusaha untuk menenangkan istrinya. Dafa pun mengalihkan pandangannya ke sekitar ruangan di mana dirinya berada, dan yakin jika kini dirinya tengah berada di rumah sakit. Sedetik kemudian, Dafa pun meringis merasakan sakit pada tubuhnya. Lalu Dafa pun mengingat kejadian menegangkan saat dirinya membantu upaya penyelamatan Viola. Ia sengaja menghentikan mobilnya tepat di tengah jalan yang akan dilalui oleh Farrah dan Ezra. Karena itu adalah satu-satunya cara menghentikan mereka. Dafa tidak peduli walaupun dirinya harus mengorbankan dirinya. Hal yang ia pikirkan adalah keselamatan Viola."Sayang, kau sudah sadar? Astaga, Dani panggilkan dokter," ucap Gina panik meminta suaminya untuk segera memanggilkan dokter.Saat ini, kondisi Dafa memang sangat memprihatikannya. Karena kecelakaan itu, separuh tubuhnya terhimpit oleh badan mobil yang ringsek. Tulang rusuk dan tangannya patas, dan salah satu k
“Dapat!” seru seseorang yang sebelumnya berkutat dengan komputernya dengan penuh konsentrasi.Gerald yang mendengar hal itu segera meminta orangnya untuk mengirimkan apa yang ia dapat pada ponselnya. Bram segera berlari menyiapkan mobil dan pasukan, sementara Dafa masih merasa takjub dengan apa yang ia lihat. Ia tidak menyangka jika Gerald benar-benar sangat jauh dari jangkauannya. Selain kaya raya dan memiliki kekuasaan yang terbantah, ternyata Gerald juga memiliki basis pertahanan internet yang sangat kuat.Gerald memiliki puluhan ahli dalam bidang data dan internet yang pantas saja dahulu Dafa kesulitan untuk menemukan keberadaan Viola. Bahkan, Alex yang dimintai bantuan oleh Dafa hingga saat ini tidak pernah terlihat lagi setelah memberikan peringatan pada untuk tidak mengusik orang yang berada di balik semua kejadian yang menyulitkan itu.Dafa pun mengikuti langkah orang-orang yang mulai berpacu dengan waktu. Persembunyian Farrah sudah ditemukan
Dafa memasuki ruang kerja Gerald dengan paksa, setelah melewati para pengawal di perusahaan Gerald yang memang menahannya untuk tidak masuk ke dalam perusahaan tersebut. Namun, Dafa sendiri tengah larut dalam kemarahannya hingga bisa melewati semua lapisan keamanan. Gerald yang melihat Dafa memasuki ruang kerjanya, segera menghela napas kasar dan menatap tajam pada Dafa. “Apa kau mencari mati?” tanya Gerald dengan dingin pada Dafa.Dafa berusaha untuk menyerang Gerald. Namun, Bram yang berada di sana, segera menghalau dan bahkan meringkus Dafa dengan mudahnya. “Kau! Aku sudah mundur karena berpikir jika Viola hidup bahagia denganmu! Tapi lihat, kini kau bahkan kehilangan Viola!” seru Dafa dengan penuh kemarahan.Gerald mengernyitkan keningnya. Fakta menghilangnya Viola hanya diketahui oleh orang-orang dalam ruang lingkup Gerald. Hal ini terjadi untuk meminimalisir masalah yang lebih besar di depannya. Terutama masalah keselamatan Viola dan janin
“Itu kontraksi palsu. Sepertinya, kelahiran penerusmu akan lebih cepat dari prediksi awalku,” ucap Evelin pada Gerald yang tengah mengamati Viola yang tampak tidur dengan tenang.Karena cemas dengan rasa sakit yang dirasakan oleh Viola, pada akhirnya dengan bantuan Bram, Evelin membawa Viola ke rumah sakit. Setelah memeriksa keadaannya secara saksama dengan peralatan medis lengkap, dan Evelin bisa bernapas lega saat dirinya tidak menemukan hal yang salam pada kandungan Viola. Hanya saja memang, jika sudah ada tanda kontraksi palsu seperti tadi, maka proses persalinan sudah dipastikan akan datang tidak lama lagi. Begitu Evelin selesai memeriksa, tak lama Gerald pun datang setelah meninggalkan pekerjaannya. Evelin yang melihat kedatangan itu tentu saja mengulum senyumnya. Rasanya sangat asing melihat Gerald yang memiliki seseorang yang menjadi prioritas dalam hidupnya. Viola benar-benar membawa dampak yang begitu besar bagi kehidupan Gerald.“Lalu apa y
Viola menatap pantulan dirinya sendiri pada cermin. Rasanya, tampilan Viola saat ini sangat berbeda daripada penampilannya beberapa bulan yang lalu, sebelum bertemu dengan Gerald. Tentu saja, setelah mengenyampingkan bahwa saat ini dirinya tengah hamil besar. Kehamilan Viola saat ini memang memasuki usia delapan bulan. Waktu memang terasa bergerak dengan begitu cepatnya setelah Viola mengetahui kehamilannya. Bukan hanya waktu yang berubah, tetapi Viola juga berubah. Tubuhnya memang semakin membengkak di kehamilannya yang menginjak usia delapan bulan ini. Namun, Viola sendiri merasa jika dirinya terlihat lebih bersih dan terawat. Kulitnya bahkan terasa sangat halus, dan semua kapalan yang berada di tangannya sudah menghilang.Tentu saja Viola sadar, jika ini tak terlepas dari bagaimana Gerald memperlakukannya. Setelah menikah dan mengetahui jika Viola hamil, Gerald benar-benar memanjakannya. Selain membelikan berbagai macam barang mewah yang sebenarnya tidak Viola inginkan, Ge