Dafa mengusap wajahnya kasar. Setelah kabar miring mengenai sang ayah naik ke permukaan, perusahaan mendapatkan kerugian besar akibat harga saham terjun bebas. Lebih dari itu, semua klien membatalkan kerja sama dan hal itu jelas membuat Dafa pusing karena kerugian perusahaan semakin menjadi. Kondisi sang ibu juga tidak terlalu baik karena kabar ini. Meskipun sudah mendengar penjelasan dari dirinya dan Dani, Gina tetap merasa terbebani dengan kabar yang beredar. Dafa sendiri tidak bisa bergerak dengan bebas untuk mencari informasi mengenai keberadaan Viola, karena ayahnya sudah memberikan peringatan untuk lebih berhati-hati dalam bergerak.
Setelah menenangkan dirinya, Dafa pun memilih untuk kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia tidak mungkin membiarkan perusahaan yang sudah dibangun oleh ayahnya hancur begitu saja karena ulah orang yang tidak kenal ini. Namun, begitu Dafa membuka komputernnya dan menghubungkannya ke internet, Dafa melihat berita eksklusif mengenai seorang pengu
Selamat membaca kakak-kakak sekalian~ Jangan lupa tinggalkan jejak berupa komentar, dan bintang limanya yaa Sayang kalian semua!
“Ini kesempatan terakhirmu untuk menebus kesalahan yang sudah kau perbuat pada Viola,” ucap Dafa pada Ezra yang duduk di kursi penumpang di sampingnya.Kini, keduanya tengah berada di dalam mobil yang dikemudikan oleh Dafa. Sebelumnya, sesuai dengan arahan Dani, Ezra pun dipanggil dan diajak berdiskusi mengenai Viola. Kini sudah jelas jika Gerald orang yang sudah membeli Viola dari pihak bar Flo. Karena sangat mustahil meminta kesaksian dari bar Flo, maka kini Ezra yang dimintai tanggung jawab untuk memberikan kesaksian. Meskipun Ezra orang yang sudah menyebabkan Viola terjerumus ke dalam lubang neraka ini, dan hampir melakukan kesalahan fatal dengan melelang Viola, tetapi Ezra adalah kakak kandung dari Viola. Ia juga memiliki kasih sayang untuk adiknya itu. Jadi, ia setuju untuk memberikan bantuan.Saat ini, Dafa dan Ezra tengah menuju sebuah hotel di mana jumpa pers akan dilangsungkan. Jumpa pers ini dilangsungkan oleh perusahaan Dalton, dengan Gerald yan
"Ayah!" Gina menatap suaminya dengan cemas. Saat ini, Gina dan Dani berada di hadapan pintu kamar putra mereka. Setelah dilepaskan dari kantor polisi, Dani memberikan perintah untuk mengurung Dafa di dalam kamarnya. Tentu saja, hal itu membuat Dafa merasa begitu marah. Dafa secara kasar bisa membaca jika sang ayah sudah membuat kesepakatan dengan Gerald. Jika tidak, Dafa tidak mungkin ke luar dari penjara semudah ini. Dani memejamkan matanya, saat kembali mendengar teriakan frustasi Dafa berikut dengan usaha Dafa mendobrak pintu kamarnya. Untungnya, pintu kamar tersebut terbuat dari kayu jati terbaik yang tentu saja tidak mudah untuk dirusak. Hanya saja, kini Dani harus mengambil keputusan yang sangat sulit. Ia jelas harus melindungi putranya, tetapi mungkin saja caranya melindungi Dafa akan membuatnya dibenci oleh putra semata wayangnya itu."Sayang, tolong buka pintu kamar Dafa. Jangan siksa dia seperti ini," ucap Gina memohon dengan berderai
“Farrah, ada apa denganmu? Kenapa kau seperti ini? Apa aku sudah melakukan kesalahan padamu?” tanya Ezra sembari menahan tangan Farrah yang secara terang-terangan menolak untuk bertemu dengannya.Semenjak Dafa marah pada mereka, Farrah secara mengejutkan menghindari Ezra. Bahkan, saat Ezra berusaha untuk menghubungi atau menemui Farrah, pasti ada saja cara bagi Farrah untuk menghindari Ezra. Tentu saja, hal itu membuat Ezra frustasi. Masalah yang ia hadapi saja masih belum selesai, dan kini orang-orang yang ia anggap penting dalam hidupnya satu per satu menjauhinya. Mungkin, Ezra akan baik-baik saja tanpa Dafa, tetapi Ezra tidak akan baik-baik saja tanpa Farrah. Ia terlalu mencintai Farrah hingga berpikir jika dirinya bisa hidup dengan kebencian yang dialamatkan oleh Farrah padanya. Merasa jengkel dengan tingkah Ezra, Farrah pun menghempaskan tangan Ezra dengan kasar dan berkata, “Kita bicara di tempat lain.”Ezra pun mengikuti langkah Farrah. T
Gerald menatap Viola yang tertidur dengan posisi tertelungkup. Punggungnya yang putih mulus, tampak dihiasi oleh bekas ciuman yang berubah menjadi merah keungunan. Gerald menyeringai, merasa kagum karena kemampuannya yang semakin meningkat. Tadi malam, seperti biasanya ia berhasil membuat Viola puas, begitu pula dengan Viola yang berhasil membuat Gerald puas dengan pelayanannya yang semakin lihat dari waktu ke waktu. Pelatihan yang diberikan oleh Gerald ternyata berhasil. Kini, tanpa diperintah pun, Viola bisa melakukan sesuatu yang jelas membuat Gerald merasa puas. Gerald duduk di tepi ranjang, ia sudah berpakaian rapi, siap untuk pergi ke kantor.Ia mencium tengkuk Viola dengan lembut dan membuat Viola yang masih terlelap mengerang kesal. Tampaknya, Viola sama sekali tidak suka saat Gerald mengganggu tidurnya seperti itu. Gerald yang mengerti pun memilih untuk berhenti. Ia menyelipkan helaian rambut Viola ke balik telinga, agar dirinya bisa melihat rupa cantik wanita yang t
Gerald mengusap punggung polos Viola dengan lembut, membuat Viola yang tengah tidur di atas tubuhnya semakin terlelap dengan nyamannya. Ini sudah pagi, tetapi Viola masih terlelap dengan nyenyak, dan entah kenapa Gerald sendiri tidak tega untuk membangunkannya. Jadi, pada akhirnya Gerald pun membiarkan Viola melanjutkan tidurnya. Toh, hari ini Gerald tidak memiliki jadwal kerja. Ia bisa menghabiskan waktu seharian di dalam kamarnya. Namun, saat Gerald berniat untuk kembali terlelap, Gerald mendengar suara ketukan pintu disusul dengan suara Bram. “Tuan, maafkan saya menggangu waktu Anda dan Nyonya. Tapia da sesuatu yang terjadi,” ucap Bram.Gerald pun menghela napas saat melihat Viola yang menggeliat dan pada akhirnya terbangun. Karena sudah bangun, Gerald pun mengecup bibir Viola dan berkata, “Bangun, dan mandilah. Kita akan sarapan bersama.”Viola memerlukan beberapa waktu untuk sepenuhnya sadar. Viola pun menyingkap selimut yang ia ke
“Apa lagi ini?” tanya Gerald pada Bram.“Dia kembali meminta uang, Tuan,” ucap Bram merujuk pada Ezra yang kembali meminta uang setelah semua uang yang sudah Ezra dapatkan setelah mendapatkan uang dalam nominal besar terakhir kali.Gerald memicingkan matanya. “Kita kesampingkan dulu masalah ini, apa Evelin sudah memberikan kabar?” tanya Gerald.“Kabarnya, lusa Evelin akan datang ke mansion sembari membawa hasil tesnya, Tuan,” jawab Bram membuat Gerald mengangguk.Sebenarnya, saat ini Gerald sudah sangat tidak sabar mendengar kabar dari Evelin, tetapi Gerald berusaha untuk ebih bersabar. Toh, pada akhirnya ia sendiri akan mengetahuinya. Sekarang, Gerald harus memikirkan masalah pekerjannya. “Apa ada pesanan dalam jumlah besar yang kita terima?” tanya Gerald.“Benar, Tuan. Salah satu klan dari Kanada memesan dua ratus senjata api, tetapi dengan spesifikasi dan model yang sesuai dengan
“Apa Nyonya tidak enak badan?” tanya seorang pelayan pada Viola yang memang terlihat agak pucat.Viola menatap dirinya di pantulan cermin dan menggeleng. Ia pun meminta pelayan untuk meriasnya agak tidak terlihat terlalu pucat. Sebenarnya, tubuh Viola memang terasa tidak nyaman. Namun, sebisa mungkin Viola tidak boleh membuat Gerald terganggu. Viola tidak mau sampai Gerald berpikir jika dirinya merepotkan dan pada akhirnya melakukan sesuatu yang tentu saja tidak bisa ditebak oleh Viola. Kali terakhir, Viola sudah bisa membuat Gerald senang dengan reaksinya terhadap rekan bisnisnya yang berusaha melakukan sesuatu yang menjijikan. Setidaknya, Viola harus tetap membuat suasana hati Gerald baik, dan itu bisa membuat Viola terhindar dari kemarahan Gerald dan semua aksi gilanya. “Tidak, aku hanya merasa lelah saja,” jawab Viola lalu segera turun menuju ruang makan di mana Gerald sudah menunggu di sana.Seperti biasa Viola dan Gerald sarapan bers
Gerald bersidekap dan menatap Viola yang masih tak sadarkan diri dengan tubuh yang berkeringat dingin. Ia pun menghela napas panjang dan mengurut pelipisnya dengan frustasi. Ini sebenarnya salahnya. Setiap dia berkunjung ke tempat di mana dirinya mengurung para peliharaannya, Gerald memang memilih untuk memerintahkan para pelayan untuk tetap berada di ruangan mereka, dan untuk para pengawal Gerald tempatkan untuk berjaga di luar kediaman untuk memastikan tidak ada yang menyusup ke dalam kediaman ketika Gerald tengah melakukan sesuatu yang penting. Gerald sendiri sebenarnya tidak mengira jika Viola bisa berada di area terlarang. Ini sudah waktunya Viola tidur, dan Gerald sama sekali tidak memikirkan kemungkinan bahwa Viola bisa muncul di sana.“Tuan, Evelin sudah datang,” ucap Bram yang baru saja tiba diikuti oleh Evelin yang segera melangkah dengan cepat menuju Viola yang masih tidak sadarkan diri.Evelin memeriksa kondisi Viola dengan perasaan agak c