“Ayah, penyelidikan pihak kepolisian hanya menemukan jalan buntu. Aku tidak bisa mendapatkan informasi apa pun mengenai Viola. Flo benar-benar menutup mulutnya, ia bahkan tidak menyebutkan apa pun berkaitan dengan bisnisnya menjual para wanita penjaja seks komersial,” ucap Dafa tampak begitu frustasi saat berbicara dengan ayahnya, Dani.
Dani adalah seorang pengusaha yang sudah dikenal namanya di kota ini. Pribadinya yang bijaksana dan dapat diandalkan, mendorongnya untuk masuk ke dalam ranah politik. Kabarnya tahun depan akan menjadi tahun pertamanya terjun ke dunia politik secara resmi. Karena mengetahui masalah yang berkaitan dengan para gadis yang terpaksa harus menjual diri mereka karena terlilit hutang atau bahkan sengaja dijebak oleh pihak bar untuk melunasi hutang yang bahkan tidak mereka ketahui, Dani pun memilih untuk memberikan dukungan pada putranya untuk mengungkapkan hal ini pada publik. Sebagai seseorang yang berpengalaman dalam hal ini, Dani pun mem
“Ingat, jangan mengatakan hal yang macam-macam,” ucap Bram pada Evelin yang tengah merapikan pakaiannya saat melangkah menyusuri lorong kediaman mewah milik Gerald. Kediaman keluarga Dalton di Indonesia ini memiliki tampilan yang menunjukkan kesuksesannya Gerald sebagai seorang pengusaha muda yang sukses. Tentu saja, tampilan kediaman Gerald di negara lain juga tidak kalah mewah dan indahnya dengan kediamannya ini.Mendengar apa yang dikatakan oleh Bram, Evelin pun menghentikan langkahnya dan menatap Bram dengan tajam. Tentu saja Bram juga menghentikan langkahnya dan menatap Evelin dengan kening mengernyit. Bram sama sekali tidak merasa sudah melakukan kesalahan yang patut mendapatkan tatapan tajam seperti saat ini. “Apa ada yang ingin kau katakan padaku?” tanya Bram.“Ya. Aku ingin mengatakan jika aku tidak menyukaimu, kau menyebalkan,” jawab Evelin, sama sekali tidak membuat Bram terkejut.Sejak awal mengenal, Evelin dan Bra
Para wartawan tampak mengarahkan kamera mereka dan beberapa dari mereka meneriakkan pertanyaan yang sebelumnya sudah mereka susun. Semua wartawan itu tengah mencecar sosok yang baru pagi tadi menjadi bahan pembicaraan negatif orang-orang. Sebenarnya, hal semacam ini bukanlah hal yang aneh. Namun, sosok yang kali ini menjadi fokus dari pembicaraan negatif, adalah orang yang tidak biasa. Dani jelas bukan orang yang lekat dengan imej negatif. Selain dikenal sebagai orang yang bijaksana dan dermawan, Dani juga sudah didukung untuk maju menjadi pejabat pada tahun depan. Namun, pagi inu skandal mengenai masa lalu Dani, membuat masyarakat sepakat jika Dani sama sekali tidak pantas menjadi seorang pemimpin, sementara dirinya sendiri adalah seorang pelanggar hukum. Dani memiliki skandal yang berkaitan dengan wanita.Ada bukti yang menunjukkan jika dirinya pernah tidur dengan seorang gadis bayaran. Selain itu, kini terdengar kabar jika kejaksaan akan melakukan investigasi mengenai alir
Dafa mengusap wajahnya kasar. Setelah kabar miring mengenai sang ayah naik ke permukaan, perusahaan mendapatkan kerugian besar akibat harga saham terjun bebas. Lebih dari itu, semua klien membatalkan kerja sama dan hal itu jelas membuat Dafa pusing karena kerugian perusahaan semakin menjadi. Kondisi sang ibu juga tidak terlalu baik karena kabar ini. Meskipun sudah mendengar penjelasan dari dirinya dan Dani, Gina tetap merasa terbebani dengan kabar yang beredar. Dafa sendiri tidak bisa bergerak dengan bebas untuk mencari informasi mengenai keberadaan Viola, karena ayahnya sudah memberikan peringatan untuk lebih berhati-hati dalam bergerak.Setelah menenangkan dirinya, Dafa pun memilih untuk kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia tidak mungkin membiarkan perusahaan yang sudah dibangun oleh ayahnya hancur begitu saja karena ulah orang yang tidak kenal ini. Namun, begitu Dafa membuka komputernnya dan menghubungkannya ke internet, Dafa melihat berita eksklusif mengenai seorang pengu
“Ini kesempatan terakhirmu untuk menebus kesalahan yang sudah kau perbuat pada Viola,” ucap Dafa pada Ezra yang duduk di kursi penumpang di sampingnya.Kini, keduanya tengah berada di dalam mobil yang dikemudikan oleh Dafa. Sebelumnya, sesuai dengan arahan Dani, Ezra pun dipanggil dan diajak berdiskusi mengenai Viola. Kini sudah jelas jika Gerald orang yang sudah membeli Viola dari pihak bar Flo. Karena sangat mustahil meminta kesaksian dari bar Flo, maka kini Ezra yang dimintai tanggung jawab untuk memberikan kesaksian. Meskipun Ezra orang yang sudah menyebabkan Viola terjerumus ke dalam lubang neraka ini, dan hampir melakukan kesalahan fatal dengan melelang Viola, tetapi Ezra adalah kakak kandung dari Viola. Ia juga memiliki kasih sayang untuk adiknya itu. Jadi, ia setuju untuk memberikan bantuan.Saat ini, Dafa dan Ezra tengah menuju sebuah hotel di mana jumpa pers akan dilangsungkan. Jumpa pers ini dilangsungkan oleh perusahaan Dalton, dengan Gerald yan
"Ayah!" Gina menatap suaminya dengan cemas. Saat ini, Gina dan Dani berada di hadapan pintu kamar putra mereka. Setelah dilepaskan dari kantor polisi, Dani memberikan perintah untuk mengurung Dafa di dalam kamarnya. Tentu saja, hal itu membuat Dafa merasa begitu marah. Dafa secara kasar bisa membaca jika sang ayah sudah membuat kesepakatan dengan Gerald. Jika tidak, Dafa tidak mungkin ke luar dari penjara semudah ini. Dani memejamkan matanya, saat kembali mendengar teriakan frustasi Dafa berikut dengan usaha Dafa mendobrak pintu kamarnya. Untungnya, pintu kamar tersebut terbuat dari kayu jati terbaik yang tentu saja tidak mudah untuk dirusak. Hanya saja, kini Dani harus mengambil keputusan yang sangat sulit. Ia jelas harus melindungi putranya, tetapi mungkin saja caranya melindungi Dafa akan membuatnya dibenci oleh putra semata wayangnya itu."Sayang, tolong buka pintu kamar Dafa. Jangan siksa dia seperti ini," ucap Gina memohon dengan berderai
“Farrah, ada apa denganmu? Kenapa kau seperti ini? Apa aku sudah melakukan kesalahan padamu?” tanya Ezra sembari menahan tangan Farrah yang secara terang-terangan menolak untuk bertemu dengannya.Semenjak Dafa marah pada mereka, Farrah secara mengejutkan menghindari Ezra. Bahkan, saat Ezra berusaha untuk menghubungi atau menemui Farrah, pasti ada saja cara bagi Farrah untuk menghindari Ezra. Tentu saja, hal itu membuat Ezra frustasi. Masalah yang ia hadapi saja masih belum selesai, dan kini orang-orang yang ia anggap penting dalam hidupnya satu per satu menjauhinya. Mungkin, Ezra akan baik-baik saja tanpa Dafa, tetapi Ezra tidak akan baik-baik saja tanpa Farrah. Ia terlalu mencintai Farrah hingga berpikir jika dirinya bisa hidup dengan kebencian yang dialamatkan oleh Farrah padanya. Merasa jengkel dengan tingkah Ezra, Farrah pun menghempaskan tangan Ezra dengan kasar dan berkata, “Kita bicara di tempat lain.”Ezra pun mengikuti langkah Farrah. T
Gerald menatap Viola yang tertidur dengan posisi tertelungkup. Punggungnya yang putih mulus, tampak dihiasi oleh bekas ciuman yang berubah menjadi merah keungunan. Gerald menyeringai, merasa kagum karena kemampuannya yang semakin meningkat. Tadi malam, seperti biasanya ia berhasil membuat Viola puas, begitu pula dengan Viola yang berhasil membuat Gerald puas dengan pelayanannya yang semakin lihat dari waktu ke waktu. Pelatihan yang diberikan oleh Gerald ternyata berhasil. Kini, tanpa diperintah pun, Viola bisa melakukan sesuatu yang jelas membuat Gerald merasa puas. Gerald duduk di tepi ranjang, ia sudah berpakaian rapi, siap untuk pergi ke kantor.Ia mencium tengkuk Viola dengan lembut dan membuat Viola yang masih terlelap mengerang kesal. Tampaknya, Viola sama sekali tidak suka saat Gerald mengganggu tidurnya seperti itu. Gerald yang mengerti pun memilih untuk berhenti. Ia menyelipkan helaian rambut Viola ke balik telinga, agar dirinya bisa melihat rupa cantik wanita yang t
Gerald mengusap punggung polos Viola dengan lembut, membuat Viola yang tengah tidur di atas tubuhnya semakin terlelap dengan nyamannya. Ini sudah pagi, tetapi Viola masih terlelap dengan nyenyak, dan entah kenapa Gerald sendiri tidak tega untuk membangunkannya. Jadi, pada akhirnya Gerald pun membiarkan Viola melanjutkan tidurnya. Toh, hari ini Gerald tidak memiliki jadwal kerja. Ia bisa menghabiskan waktu seharian di dalam kamarnya. Namun, saat Gerald berniat untuk kembali terlelap, Gerald mendengar suara ketukan pintu disusul dengan suara Bram. “Tuan, maafkan saya menggangu waktu Anda dan Nyonya. Tapia da sesuatu yang terjadi,” ucap Bram.Gerald pun menghela napas saat melihat Viola yang menggeliat dan pada akhirnya terbangun. Karena sudah bangun, Gerald pun mengecup bibir Viola dan berkata, “Bangun, dan mandilah. Kita akan sarapan bersama.”Viola memerlukan beberapa waktu untuk sepenuhnya sadar. Viola pun menyingkap selimut yang ia ke