Share

Bab 31. Menanti kehadirannya

Penulis: Penasaya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-28 14:12:24

Perjalanan selama tiga hari itu begitu sangat berkesan untuk Nayyara, banyak pelajaran yang ia dapatkan dari sana, dari anak-anak panti itu Nayyara semakin mengetahui banyak hal dan banyak bersyukur untuk kehidupannya yang sekarang. Dari keluarga umi Syafanah juga Nayyara bisa belajar banyak hal, seperti menyisihkan sebagian rezeki yang ia terima dari Allah untuk di bagi-bagikan kepada anak-anak ataupun orang-orang yang membutuhkan

Setelah mengistirahatkan tubuhnya beberapa hari kemarin, maka hari ini Nayyara sudah harus kembali ke toko. Ia juga sudah rindu bekerja, dan yang pasti Nayyara juga sangat merindukan teman-temannya

"MasyaAllah, sepertinya penjualan kita beberapa waktu ini terus meningkat ya," ucap Nayyara saat memeriksa beberapa catatan penjualan toko

"Iya Nay, sepertinya usaha kamu akan benar-benar sukses kali ini. Ah, aku nggak nyangka kamu bisa sampai di titik ini sekarang," Zahira memeluk Nayyara dengan tersenyum lebar

"Sepertinya sebentar lagi akan ada kenaikan gaji n
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 32. Apa hak-nya untuk terluka?

    Fania dan juga Yacob masih sama-sama mematung saat Nayyara sudah menjulurkan tangannya ingin memberi salam pada kedua orang tua yang dulu sempat menyayangi nya meski hanya dalam waktu yang singkat. Ia masih tetap menghormati dan juga menyayangi keduanya, namun yang berbeda sekarang, tatapan mata Nayyara tidak lagi menunjukkan ekspresi takut ataupun tertekan."Apa kabar bunda, ayah? Selamat atas pernikahan putri kesayangannya, aku berdoa semoga kebahagiaan tetap membersemai keluarga baru mereka," ucap Nayyara meraih tangan wanita yang masih berdiri mematung di hadapannya itu"Sepertinya banyak yang berubah dari penampilan kamu yang sekarang? Apa kau sudah bertuhan? Atau menutupi jati dirimu yang sebenarnya?" Tanya Yacob dengan ekspresi dingin"Dari awal aku memang sudah bertuhan Ayah, hanya saja karena di asuh oleh keluarga yang jauh dari penciptanya, sebagai seorang anak yang tidak tahu apa-apa. Aku hanya bisa mengikuti tanpa banyak bertanya," ujar Nayyara masih dengan nada yang sopan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 33. Gadis pujaan

    Semenjak kejadian malam itu, dimana Yazdan mengenalkan Nayyara sebagai calon istrinya. Semenjak itu juga Nayyara sudah tidak pernah lagi berkunjung ke rumah umi Syafanah, Nayyara benar-benar sadar diri saat laki-laki itu mengatakan hanya berniat untuk menolongnya, ia tidak ingin berharap lebih Nayyara tidak ingin hatinya kembali terluka, untuk sementara waktu ia hanya butuh ruang sendiri untuk menghapus cintanya.Bahkan saat Yazdan berkunjung ke toko seperti biasanya, Nayyara akan beralih ke ruangannya. Hatinya masih belum baik-baik saja jika harus kembali bertemu Yazdan yang saat ini masih bertahta di hatinya, ia ingin sekali segera memupuskan cintanya sebagaimana saat ia menyadari rasa sukanya kala itu dengan sangat cepatNamun nyatanya, melepaskan tidak semudah saat menyadari mulai menyukai. Nayyara ingin berharap lebih, ia sangat ingin perasaannya di balas dengan rasa yang sama, namun mengingat ia tidak kuasa untuk memaksakan kehendaknya membuat Nayyara semakin di rundung rasa gal

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 34. Sebuah pernikahan

    Sebelum kembali kebawah dan menjumpai Nayyara, Yazdan terlebih dahulu menjumpai pencipta-Nya. Ia mengerjakan shalat ashar nya dengan begitu khusyuk, sebenarnya sudah beberapa malam ini Yazdan mengerjakan shalat istikharah untuk memantapkan hatinya setelah menyadari jika ia memang benar-benar mencintai seorang Nayyara Naizha QotrunnadaIa tidak ingin mencintai dengan cara yang salah, itu sebabnya ia membutuhkan Ilahi Robbi untuk menuntunnya ke arah cinta yang di ridhoi-Nya. Sejenak, Yazdan terhanyut dalam doanya meminta semoga segala niat baiknya di permudah Allah, bayang-bayang wajah cantik Nayyara tiba-tiba saja berputar di kepalanya, mulai dari senyum manisnya, tawanya dan juga suaranya yang merdu membuat senyum dibibir Yazdan terbit begitu sajaSetelah selesai mengerjakan shalatnya, Yazdan merapikan penampilannya dan berdiri sebentar di depan cermin untuk melihat apakah ia sudah benar-benar rapi atau belum. Yazdan mengamati dirinya sendiri di depan cermin yang berukuran besar itu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 35. Mendebarkan

    Nayyara masih bergeming, ia bingung harus menjawab apa pada pernyataan yang Yazdan utarakan padanya. Karena ini kali pertama ada laki-laki yang mengajaknya untuk mengenal satu sama lain namun bukan untuk berpacaran"Sepertinya bang Yazdan hanya terbawa perasaan saja padaku yang tiba-tiba merubah penampilan dan terlihat begitu giat belajar agama. Padahal sebenarnya kalau bang Yazdan mau menunggu sebentar lagi untuk memastikan kembali perasaan Abang yang sesungguhnya, aku yakin bang Yazdan tidak akan mengatakan hal yang seperti ini padaku. Tidak perlu tergesa-gesa, pahami saja dulu perasaan Abang dengan seyakin-yakinnya," cetus Nayyara, ini menjadi pembicaraan terlama yang ia utarakan selama beberapa bulan ini mengenal laki-laki baik di hadapannya itu"Nggak Nay, aku sudah memastikan perasaan aku sendiri. Bahkan sebelum aku mengutarakannya padamu, aku sudah lebih dulu meminta petunjuk dari Allah. Aku bukan terbawa perasaan Nayya, aku beneran sudah jatuh cinta sama kamu. Dan aku bersungg

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 36. Melamar?

    Siang itu, udara sangat cerah. Daun-daun berterbangan memenuhi jalanan, Nayyara melihatnya dari balik kaca yang menghadap ke sisi jalan. Entah kenapa hari ini perasaan Nayyara begitu damai, hatinya masih berbunga-bunga di kala mengingat kejadian dimana laki-laki yang ia sukai itu mengutarakan perasaannyaSenyuman manis seakan tidak mau pupus dari wajah cantik Nayyara. Pipinya bersemu merah setiap ingatan itu kembali berputar di kepalanya"Kamu kenapa sih Nay, senyum-senyum sendiri dari tadi, aku ngeri loh liatnya," ucap Zahira merasa aneh dengan tingkah sahabatnya itu"Ah, tidak, aku hanya lagi merasa bahagia aja. Impian aku satu-persatu akhirnya di ijabah Allah," jawab Nayyara masih dengan senyum manisnyaZahira juga seakan ikut merasakan yang Nayyara rasakan, selama ini ia juga tahu bagaimana perjuangan Nayyara untuk sampai di titik ini. Tidak mudah hidup di atas kaki sendiri, menjalani hidup sendiri. Dan menyimpan segala sakit seorang diri, tapi Zahira merasa kagum pada sosok yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 37. Bersaing dengan sahabat

    Yazdan masih menunjukkan wajah terkejutnya, bagaimana bisa adiknya itu tahu siapa orang yang ia maksud? Terlebih Alzena langsung menyebutkan namanya, apa memang ketara betul kalau dia memang menyukai Nayyara? Gumam Yazdan dalam hatinyaMelihat wajah terkejut saudara laki-lakinya itu, membuat Alzena terkekeh geli. Siapa yang tidak akan tahu jika laki-laki yang di depannya ini menyukai seorang gadis seperti Nayyara, dari tingkah laku, perhatian dan juga tatapan Yazdan saja sudah membuat Alzena tahu, bahwa ia memang menyukai Nayyara"Udah, Abang nggak usah terkejut seperti itu. Zena juga cukup mendukung kok, kalau Abang berniat melamar Nayyara, aku mendukung seratus persen malah," ucap Alzena mengancungi kedua jempol tangannyaSejauh ini, ia mengenal sosok Nayyara dengan begitu baik, kepribadian gadis itu membuat Alzena tidak perlu berpikir dua kali untuk mendukung niat baik Abangnya itu. Malahan Alzena ingin sesegera mungkin memiliki kakak ipar sebaik dan juga semenyenangkan Nayyara."T

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 38. Lelakinya

    Yazdan pulang ke rumah lebih cepat dari biasanya, karena Umi menelponnya memintanya untuk segera pulang. Kebetulan sekali saat itu ia juga tidak memiliki pekerjaan yang banyak sehingga ia bisa pulang tanpa membebani asisten cerewetnya itu. Sesampainya di rumah, Yazdan melihat beberapa mobil sudah terparkir di garasi depan rumahnya. Mungkin saja itu alasan sang ibu memintanya untuk segera pulang karena ada tamu yang berkunjung, yang dia sendiri pun belum tahu siapa.Dengan langkah pasti, Yazdan memasuki rumah dengan tidak lupa mengucapkan salam seperti biasanya. Sebab ketika mengucapkan salam ketika masuk, maka akan melindungi pemilik rumah dari kejelekan, karena yang di ucapkan adalah doa keselamatan. Mengucapkan salam termasuk bentuk berbuat baik, serta yang mengucapkan salam akan mendapatkan pahala. "Assalamualaikum," ucap Yazdan melangkah mendekati ruang tamu"Waalaikumsalam," jawab Umi dan juga beberapa tamu yang ada disana serentak"Ya ampun Yazdan, ini kamu? Tante nggak nyangk

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 39. Sakit dan kecewa

    Makan malam pun tiba, semua makanan yang menggugah selera telah tertata rapi di atas meja. Nayyara menyusun beberapa piring dan juga sendok di masing-masing tempat, untuk memudahkan. Dan yang pastinya di bantu Alzena dan juga seorang pekerja wanita yang memang di pekerjakan di rumah itu.Alzena selalu antusias jika Nayyara sudah ikut andil dalam hal masak-memasak. Baginya masakan Nayyara tidak ada yang pernah mengecewakan, ia bahkan heran dengan keahlian sahabatnya itu. Selain pandai dalam membuat beberapa jenis kue yang tak kalah enaknya, Nayyara juga sangat unggul dalam hal memasakGadis itu sepertinya memang sangat cocok menjadi menantu di rumah mewah itu. Selain memiliki hobi yang sama dengan Umi, Alzena juga bahagia sebab, jika Nayyara benar-benar menikah dengan Yazdan, maka uminya itu akan berhenti untuk memintanya belajar memasak. Karena pastinya umi akan lebih senang di temani oleh Nayyara dari pada dirinya."MasyaAllah, memang begini rasanya memiliki anak perempuan yang panda

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06

Bab terbaru

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 54. Rindu yang tidak kalah besarnya

    Sebulan telah berlalu, selama itu juga Nayyara dan juga Yazdan tidak pernah bertukar kabar, Yazdan selalu mempertanyakan keadaan istrinya pada Alzena adiknya. Begitu pula dengan Nayyara, ia tahu alasan Yazdan tidak menghubunginya itu sebabnya ia juga melakukan hal yang sama seperti Yazdan. Mereka berdua bertukar kabar melalui Alzena, meskipun sesekali gadis itu mendengus kesal pada keduanya.Namun mengingat Yazdan yang berjanji akan menambahkan uang jajannya selama membantu dirinya. Maka, meskipun di landa sedikit kesal, ia tetap menjalankan apa yang diperintahkan oleh kedua manusia yang di sayangi nya itu.Bagi Yazdan waktu satu bulan yang ia habiskan di negeri orang sangat menguras tenaga serta rindunya. Ia merindukan istri beserta keluarganya, Yazdan dengan semangat menyusun segala barang-barang miliknya tanpa tertinggal.Akhirnya setelah berjuang selama satu bulan ini, ia berhasil merampungkan bisnisnya dengan nyaris sempurna. Dan tentunya semua itu berkat kerja keras, usaha serta

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 53. khawatir

    Yazdan masih terduduk di salah satu meja yang berada di sana, entah dimana Fahira pergi. Namun laki-laki itu tidak terlalu memperdulikan nya sebab ia tahu jika Fahira pasti bisa menjaga dirinya.Sesaat kemudian, Yazdan merasakan hawa aneh di tubuhnya. Tiba-tiba saja hawa panas menggerayangi tubuhnya, ia meraih gelas yang berisi air putih tersebut untuk ia minum kembali, seraya mencoba untuk menghilangkan dahaga yang membuat ia merasakan sesuatu sensasi yang aneh."Jangan di minum, nih, aku bawakan yang baru," ucap Arga menghentikan pergerakan Yazdan yang berniat kembali menyeruput air putih yang berisikan obat tersebut. Yazdan merasa terkejut sekaligus bingung, melihat Arga yang sudah di depan matanya, padahal ia pergi sendiri tanpa memberitahu asisten sekaligus sahabat tersebut."Kenapa kamu sangat ceroboh Yazdan? Andai saja aku tidak mengikuti kemana kamu pergi, mungkin saat ini kamu sudah melakukan sesuatu yang akan menghancurkan keluarga yang baru akan kamu bina bersama Nayyara. B

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 52. Bukan pesta

    Yazdan tampak bersiap-siap. Ia merapikan setelan jas dan dasinya seorang diri. Dia memang memiliki asisten. Namun, kali ini ia tidak ingin merepotkan orang lain. Terlebih, Yazdan hanya suka jika dirinya dibantu oleh sang istri tercinta. Tadi, dia sudah melihat gambar sang istri yang tengah membuat sarapan. Sangat cantik. Sampai sekarang, Yazdan belum menghubungi Nayyara secara langsung. Ia mengetahui keadaan Nayyara dari sang adik tercinta. Adiknya kali benar-benar sangat membantu. Meski yang dilakukan Alzena tidak gratis, hal itu tidak menjadi masalah."Masya Allah, ternyata aku semakin tampan saja. Tidak malu-maluin bersanding dengan istriku yang cantik," ujar Yazdan mematut dirinya di depan cermin. Tak lama, Yazdan terkekeh geli. Sejak kapan dirinya menjadi sedikit narsis begini? Ah iya, semenjak menikah dengan seorang Nayyara lebih tepatnya. Sebenarnya, sifat narsis itu sudah ada. Namun, semakin terasah saja saat ini.Yazdan berpikir kalau lama-lama sifatnya mulai mirip dengan Alz

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 51. Rindu

    Baru lagi sehari tepatnya, Yazdan meninggalkan Nayyara seorang diri, namun gadis cantik tersebut sudah merasa rindu dengan keberadaan sang suami. Lihatlah, niat awal tidur setelah melaksanakan sholat isya, nyatanya tak begitu. Seorang Nayyara sama sekali tidak merasakan kantuk. Nayyara hanya duduk bersandar di tepi ranjang sambil memperhatikan isi kamarnya. Tepatnya, kamar baru dirinya. Kamar dimana dirinya tidak akan pernah lagi kesepian karena ada sosok Yazdan, suaminya.Suaminya yang insyaAllah akan menuntun ke jalan surga-Nya. Sayang, karena ada urusan pekerjaan yang memang mengharuskan sang suami pergi cukup jauh, membuat Nayyara ditinggal seorang diri.Lebih tepatnya, Nayyara sendirilah yang menolak untuk ikut. Padahal, Yazdan sudah membujuknya berulang kali. Sebenarnya, Nayyara ingin ikut. Namun, takut kalau dirinya akan menganggu."Sedang apa Abang Yazdan di sana ya?" lirih Nayyara. Netranya menatap lurus ke depan. Tepatnya ke sebuah foto pernikahan yang terpampang jelas. Sont

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 50. banyak pertanyaan.

    "Hmmm, dari subuh sampai matahari terbit Abang masih aja peluk aku kayak gini. Aku juga mau bangun, Bang. Mau nyuci," ucap Nayyara sedikit kesal."Memangnya kamu lebih mentingin cucian daripada Abang?" Yazdan justru mempererat pelukannya pada pinggang Nayya."Bukannya gitu, Bang. Kalau aku di kamar terus pasti Abang nggak berangkat-berangkat ke kantor," timpal sang istri."Tapi Abang pilih di kamar saja sama kamu, daripada harus ke kantor. Capek," balas Yazdan sesuai isi hati.Nayyara jadi tertawa kecil mendengarnya. Walaupun di luar matahari sudah mulai merangkak naik, tapi di dalam kamar mereka berdua masih terasa nyaman seperti malam hati, mengingat gorden jendela yang tebal sehingga tidak tembus cahaya. Akan tetapi—sedikit cahaya matahari bisa menembus celah-celah kamar.Umi dan Alzena bahkan sudah selesai menyiapkan sarapan dan beres-beres rumah. Namun, mereka berdua paham mengapa sampai pukul 07:15 pagi ini sepasang pengantin itu belum juga keluar kamar."Mau sarapan dulu aja, N

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 49. Lima menit yang ketujuh

    Mata Fahira terasa panas menahan bendungan air bening dan sesaknya dada melihat keromantisan Yazdan terhadap Nayyara. Jika saja sudah tidak memiliki kewarasan, wanita itu pasti akan menghabisi Nayyara sekarang. Akan tetapi Fahira tidak ingin membuat Yazdan membencinya karena lagi-lagi berulah.Sementara, sepasang pengantin baru di seberang sana masih saja mengumbar kemesraan. Yazdan terus merangkul sang istri di mana keduanya—sambil menikmati jagung bakar yang masih hangat.Fahira pun menelan kasar salivanya tatkala Yazdan menyuapi jagung bakar miliknya pada Nayyara. "Aaarrg! Aku tidak tahan melihatnya! Kenapa mereka tidak pulang saja?" gumam Fahira seraya menghentakkan kaki.Namun, bagaimanapun Fahira kesal, tidak akan berpengaruh terhadap mereka berdua. Kini Yazdan justru berdiri dan meninggalkan istrinya di bangku panjang itu. Kening Fahira mengernyit, pun kedua alisnya yang saling bertaut."Mau ke mana Yazdan?" tanyanya dalam hati.Seketika bola mata wanita itu membulat sempurna.

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 48. Rindu

    Sebulan telah berlalu, selama itu juga Nayyara dan juga Yazdan tidak pernah bertukar kabar, Yazdan selalu mempertanyakan keadaan istrinya pada Alzena adiknya. Begitu pula dengan Nayyara, ia tahu alasan Yazdan tidak menghubunginya itu sebabnya ia juga melakukan hal yang sama seperti Yazdan. Mereka berdua bertukar kabar melalui Alzena, meskipun sesekali gadis itu mendengus kesal pada keduanya.Namun mengingat Yazdan yang berjanji akan menambahkan uang jajannya selama membantu dirinya. Maka, meskipun di landa sedikit kesal, ia tetap menjalankan apa yang diperintahkan oleh kedua manusia yang di sayanginya itu.Bagi Yazdan waktu satu bulan yang ia habiskan di negeri orang sangat menguras tenaga serta rindunya. Ia merindukan istri beserta keluarganya, Yazdan dengan semangat menyusun segala barang-barang miliknya tanpa tertinggal.Akhirnya setelah berjuang selama satu bulan ini, ia berhasil merampungkan bisnisnya dengan nyaris sempurna. Dan tentunya semua itu berkat kerja keras, usaha serta

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 47. Penuh kebencian

    Suara adzan terdengar sayup-sayup di kamar yang malam itu di penuhi bahagia cinta. Yazdan terbangun lebih dulu, sebelum beranjak ia lebih dulu memandangi wajah Nayyara, istrinya, kekasih halalnya, cintanya serta bidadari surganya, Yazdan memandang lekat wajah cantik alami istrinya itu, ia membangunkan Nayyara dengan cara yang paling lembutYazdan mencium kedua kelopak mata Nayyara dengan cinta, ia ingin melaksanakan shalat subuh pertama berjamaah dengan istri cantiknya itu. Melihat Nayyara yang masih terlelap dengan wajah cantiknya membuat Yazdan ingin berlama-lama menikmatinya"Assalamualaikum sayangku," bisik Yazdan tepat di telinga NayyaraWanita itu menggeliat sebelum benar-benar membuka matanya, ia mengerjapkan mata mencoba mengumpulkan nyawa yang masih di awang-awang. Merasakan ada hembusan nafas yang begitu dekat mengenai pipinya, Nayyara menoleh, segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia malu Yazdan sudah lebih dulu bangun di bandingkan dirinya"Kenapa di tutupi waja

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 46. Wanita yang tidak pantas

    Mendung menggelayut, gerimis perlahan turun, titik-titik hujan membasahi petala bumi. Gerimis itu terus saja turun seiring suara lantang laki-laki menyebut namanya, pagi ini akad nikah di adakan secara sederhana di rumah Yazdan. Bahkan semuanya di adakan dengan begitu tiba-tiba, Nayyara sendiri juga tidak tahu apa penyebabnya, Alzena hanya mengatakan padanya bahwa alasan Abang laki-lakinya itu mempercepat karena ingin menghindari sesuatu yang mungkin bisa saja terjadi.Nayyara menghela nafas dalam-dalam, seharusnya ia merasa senang dan juga bahagia. Tapi entah kenapa ia merasa seperti ada kesedihan yang menyesak di dadanya, sehingga rasa bahagia tidak bisa ia rasakan seutuhnya."Sah!""Sah!" Mendengar suara sah yang menggema di lantai bawah, mampu di dengar oleh Nayyara yang berada di lantai atas. Detik itu juga air matanya mengalir begitu saja, ada bahagia, sedih yang menggelayut di hatinya, Nayyara mengangkat kedua tangannya mengamini setiap doa yang di panjatkan oleh penghulu sert

DMCA.com Protection Status