Claus sempat memikirkan kenapa Claudia tiba-tiba meneleponnya setelah tak menjawab pesannya sejak dia bertunangan dengan Angela. Selain itu, dia juga mempertanyakan dirinya sendiri apakah keputusan menikah adalah hal yang benar?Namun, mendadak semua pikiran itu menghilang dari benaknya ketika mendengar Angela menyebut nama Duke Volker. Dada Claus terasa panas, saraf ketenangan di otaknya putus seketika.“Lepaskan aku, Claus!” pekik Angela.Hanya mengingat cara Duke menatap Angela, Claus yakin bahwa Duke memiliki ketertarikan padanya. Sebagai sesama lelaki dan mengenal Duke sejak kecil, Claus tahu bagaimana tatapan Duke ketika menyukai sesuatu.“Katakan sekali lagi yang kau gumamkan barusan!” titah Claus dengan nada yang tak bisa dibantah.Angela sedikit takut. Claus tampak berbeda dari biasanya, seperti orang lain yang baru ditemuinya.Namun, bukankah dia memang belum benar-benar mengenal Claus? Apakah ini sifat aslinya?“Sakit, Claus ….”Claus tak sedikit pun melonggarkan cengkerama
“Bukankah kau akan membuktikan kalau kau tidak jijik padaku, hmm?” Claus semakin mendekat hingga ujung hidung mereka benar-benar bersentuhan. “Hitung-hitung supaya kita bisa belajar agar tidak terlalu tegang di malam pertama.” Mata dan mulut Angela terbuka lebar. Terkejut oleh keinginan Claus yang mendadak dan melenceng dari pembicaraan mereka.Tanpa disadari, bibir Claus telah menyentuh bibirnya. Angela tak sempat bereaksi, bukan hanya karena masih terkejut, melainkan cengkeraman di dagunya semakin kuat meski tak sampai menyakiti.Kali ini cukup berbeda. Claus sampai menyesap bibir bawahnya, membuat sekujur tubuh Angela yang membeku seakan tersengat listrik.“Ahhh! Tolong, Papa! Ada orang mesum!!!”Tiba-tiba, terdengar teriakan Lana dari kejauhan. Lana menutup wajahnya dengan kedua tangan meski dapat melihat perbuatan kakaknya melalui sela-sela jari.Claus sontak mendorong Angela hingga terhuyung ke belakang. Angela tercengang dengan kejadian singkat itu.Claus tampak panik ketika A
Sebelum Laura menghampiri Asher yang sedang memarahi Claus, mereka lebih dulu sampai di sana. Asher langsung mendorong Claus dengan kasar, seperti polisi yang menangkap kriminal berbahaya.“Berlututlah pada Angela dan mamanya!” titah Claus.Angela kembali merinding. Sesungguhnya, dia ingin menjelaskan jika kejadian sebelumnya tidak sebesar dugaan mereka. Namun, melihat kemarahan Asher Smith yang sesungguhnya pun langsung membuatnya menunduk. Lidahnya terasa kelu sampai tak sanggup berkata-kata.“Saya tidak bermaksud melakukan hal yang buruk pada Angela, Nyonya Quinn. Ini hanya salah paham,” ucap Claus sopan.Plak!Asher memukul belakang kepala Claus. Dia benar-benar heran pada putranya yang tidak bisa menunggu hanya dua hari saja.Apa yang ditakutkan para orang tua adalah kondisi mental Angela. Mereka khawatir jika Angela akan mengalami trauma hingga membahayakan janin yang sebenarnya belum ada.“Minta maaf yang benar!” bentak Asher.“S—sudah, Tuan Asher. M—mari lupakan masalah ini,”
[Angela!! Apa kabarmu? Aku sejak kemarin ingin menghubungimu, tapi takut mengganggu kesibukanmu. Kenapa kau mengirim pesan malam-malam? Apa kau tidak punya teman bicara dan ingin mengobrol denganku? Kebetulan, aku juga sedang kesepian.]Angela tersenyum kecil membaca pesan balasan Justin. “Dia benar-benar banyak bicara,” gumamnya.[Aku ingin segera tidur. Hanya saja, ada sesuatu yang mengusikku sampai membuatku tidak bisa memejamkan mata. Bisakah kau menemuiku di kediaman Smith besok? Aku sepertinya tidak diizinkan keluar selama dua hari, tapi aku sangat ingin bicara denganmu.]Dia hanya punya waktu satu hari esok untuk menemui Claudia Jolie Foster. Jika Justin punya waktu, dia ingin memintanya mengajak Jolie turut berkunjung ke kediaman Foster. Namun, jika Jolie menolak, dia hanya perlu minta nomor ponselnya dan bicara melalui telepon.Meskipun begitu, Angela berharap bisa bertatap muka dengan Jolie. Angela ingin melihat ekspresi wanita itu ketika mereka membicarakan Claus dengan ser
“Sepertinya aku tahu apa yang ingin kau bicarakan dengan Justin.” Asher tiba-tiba sudah berada di samping Angela, menepuk singkat pundaknya dengan arah berlawanan. “Kalau belum puas mendengar jawaban Justin, kau bisa datang bertanya padaku tentang hubungan putra-putraku dengan Jolie Foster.” Angela spontan menatapnya. Ternyata, dia tak bisa mengelabui Asher. Dia juga khawatir jika perbuatan yang dilakukan secara diam-diam itu akan menyinggung keluarga Smith. “Saya–” “Sudah sewajarnya kau penasaran. Aku paham. Kau pasti lebih nyaman bicara dengan Justin. Namun, jangan terlalu dekat dengannya.” Angela segera menunduk. Lega karena Asher tak menghukumnya, meski penasaran kenapa tak boleh berteman dekat dengan Justin. “Kau sudah lihat papanya, bukan? Pria itu brengsek.” “B–Baik. Saya akan mengingatnya.” Angela ambruk terduduk di kursi setelah Asher pergi. Beruntung, dia tak jadi minta bantuan Duke. Bisa-bisa dia menyulut api peperangan antara dua keluarga itu. “Angela, maaf membuat
Asher Smith membawa putranya menuju dunia baru. Baru kali ini Claus bersedia diajak ke tempat yang sudah dianggap ayahnya sebagai rumah kedua setelah sekian kali menolak dengan keras.“Kau harus merawat diri secara maksimal agar tidak menyesal di kemudian hari, Claus. Aku juga melakukan ini semata-mata demi menyenangkan mamamu. Bayangkan jika mamamu selingkuh karena wajahku keriput,” ujar Asher selagi mereka menunggu dokter kecantikan.Untuk pertama kali, Claus setuju dengan pendapat Asher pada bagian merawat diri secara maksimal. Sehari-hari, Claus hanya memakai tabir surya biasa dan menganggap bahwa perawatan yang dilakukan Asher terlalu berlebihan, terkesan sudah dalam tahap kecanduan agar terlihat selalu baik di depan Laura.“Masuk akal,” balas Claus ringan sambil mengangguk-angguk. Biasanya, Claus akan menjawab jika tidak akan ada pria yang berani merayu Laura.Sejak menguping pembicaraan Angela dan Justin, Claus jadi terganggu oleh fakta yang ada. Angela bisa mulai menyayanginya
Sejak mendengar bahwa salah satu putranya melanggar aturan, Asher sebenarnya curiga ada kesalahpahaman. Dia yakin telah mendidik anak-anaknya dengan benar selama ini, dan perbuatan buruk Claus seakan hanya sebuah kekeliruan.Akan tetapi, Laura sangat yakin dengan pendapatnya. Asher pun mulai meragukan dirinya. Semakin bertambah usia, Asher hanya memedulikan keluarganya. Pendapat Laura merupakan sesuatu yang harus dia pertimbangkan dengan sungguh-sungguh.Namun, hal tersebut justru mengacaukan hidup salah satu putra kebanggaannya.Beberapa saat lalu, ketika Asher menanti Claus perawatan di klinik kecantikan, seseorang datang menemuinya dan mengungkap sesuatu yang pernah dicurigainya.*“Aku sedang istirahat. Enyahlah dari sini.” Asher langsung mengusir orang yang mengganggunya, kembali memejamkan mata sambil bersedekap dada.“Anda menyuruh saya menemui Anda di perusahaan Smith. Saya sudah ke sana, namun Anda tidak muncul seharian ini.”Benar. Pengganggu ketenangan Asher adalah Duke Vol
Duke diam tanpa ekspresi, seperti sedang memikirkan jawabannya baik-baik.“Benar. Saya yang menjebak Claus. Saya hanya kesal padanya malam itu dan tidak berniat membuatnya dalam masalah sampai harus menikah dengan Nona Angela.”Asher kini tak dapat lagi membendung emosinya. Duke terang-terangan mengungkap kejahatannya!Namun, kening Asher mendadak mengernyit. Ada yang janggal, pikirnya.Tidak. Terlalu banyak hal yang janggal!Seorang Duke Volker, putra yang dibanggakan Billy setiap kali mereka bertemu karena selalu melakukan pekerjaan dengan sempurna itu, tiba-tiba datang mengakui kesalahannya? Mencengangkan! Duke seharusnya tidak mempermalukan ayahnya dengan mengakui perbuatannya. Dia bisa saja menyembunyikan fakta yang tak diketahui keluarga Smith.“Apa kau sadar telah melakukan kesalahan? Pengakuanmu ini akan semakin memanaskan hubunganku dengan ayahmu. Kau tahu maksudku, bukan?”Duke terdiam. Kali ini, Asher dapat melihat emosi Duke sekilas.“Karena itu, saya menemui Anda untuk b
Claus Smith duduk di kursi baru yang belum lama disiapkan pemilik toko. Beberapa wanita yang lewat di depan toko berbisik-bisik sambil tersenyum ke arahnya. Ada pula yang senantiasa memandanginya dari kejauhan.Sejak kecil, Claus dan Collin banyak muncul di layar kaca pada acara-acara besar, baik pada berita bisnis maupun pemerintahan. Banyak yang mengenal dua wajah tampan itu, khususnya di ibu kota.Mereka tak pernah muncul langsung di depan umum. Karena itu, keberadaan Claus cukup menarik perhatian.Claus biasanya malas meladeni mereka. Namun, saat ini, dia menunjukkan karismanya terang-terangan.“Papaku bekerja di Smith Group, Tuan. Bolehkah aku berfoto denganmu? Aku ingin menunjukkan pada papaku,” pinta gadis yang memakai seragam SMP.Claus tersenyum miring. “Aku bahkan bukan selebriti.” Namun, tetap berpose dengan gadis itu.“Anda jauh lebih berharga dibanding aktor ternama, Tuan!”Melihat ada yang diperbolehkan mengambil foto dengan salah satu si Kembar Smith, beberapa gadis lai
Angela berniat menyusul Duke untuk menyerahkan desain yang terakhir dibuatnya. Dia ingin memastikan tim-nya tak mengalami kesulitan selama dia libur satu bulan.Alih-alih menemukan Duke, Angela justru melihat orang-orang berkerumun di jalan dekat perusahaan. Di antara kaki-kaki orang yang berdiri di sana, Angela melihat wajah yang familier.“Travis ….”Kertas-kertas dalam map berhamburan jatuh di tanah. Kedua tangan Angela terangkat, menutup mulutnya penuh keterkejutan.Suara keras sirene ambulance menyadarkannya. Namun, Angela tetap melangkah seperti orang linglung. Mendekati mantan kekasihnya yang sedang ditangani oleh tiga petugas medis.Travis diangkat ke atas brankar, lalu memasuki ambulance. Hanya tersisa darah yang menggenang di permukaan aspal.“Angela!” seru Leona, muncul di antara kerumunan orang yang mulai meninggalkan lokasi. ““Apa yang terjadi?” tanya Angela, masih tampak terkejut.Angela tak seharusnya khawatir. Namun, tak elak, dadanya sesak melihat Travis seperti oran
Ketika keluar dari ruang kerja Claus, Duke berpapasan dengan Angela. Dia bingung harus bereaksi apa ketika Angela tersenyum menyapa.“Selamat siang, Tuan Duke.”Alhasil, Duke hanya mengangguk singkat. Dia bahkan tak menatap Angela. Bukan karena dia membenci Angela karena tak bisa memilikinya, namun dia tak mau mengharapkan wanita yang telah menjadi istri pria lain.Setidaknya, Duke butuh waktu supaya hubungan mereka menjadi biasa. Hanya sekedar relasi kerja. Dia perlu melupakan sosok malaikat yang sangat diinginkan untuk pertama kalinya.Ya. Angela adalah keinginan pertama Duke Volker. Dia tak pernah menginginkan apa pun karena ayahnya selalu memberikan segalanya dengan mudah.“Apa Tuan Duke marah padaku?” gumam Angela bingung, menatap pria itu semakin menjauh dan akhirnya tak terlihat lagi di kantornya.***“Tuan Duke!” seru Travis Wood sambil berlari ke arah mobil Duke Volker di tepi jalan samping perusahaan.Duke menghentikan gerakannnya, menoleh ke belakang. Travis sudah berdiri d
Suasana hening dalam sekejap. Tiba-tiba, Claus tertawa keras.Apa Duke mencoba membodohinya? Jelas-jelas, dia sering menghabiskan waktu sejak kecil dengan Duke, tetapi tak pernah bertemu Angela Quinn. Bagaimana mungkin Duke jatuh cinta pada Angela sejak belasan tahun lalu?“Katakan itu benar. Lalu, apa kau mencoba merebut Angela dariku dengan menggagalkan pernikahanku?”“Kau sudah menikah dengannya. Hal ini tidak perlu kau pertanyakan.”Meski tak menjawab dengan tepat, namun Duke juga tak mengelak. Duke tak menyalahkan usahanya karena memang mendengar dari Ivy jika Angela terpaksa menikah dengan Claus.“Tidak. Aku harus tahu alasan kau mengakui telah menjebakku, sedangkan kita sama-sama tahu kalau kau tidak mungkin melakukan perbuatan rendahan seperti itu.”“Itu artinya, kau tidak cukup mengenalku.” Duke tak menyangkalnya.Sudah berkali-kali Claus kalah saat berargumen dengan Duke. Pria itu tak mudah diajak bicara, terlalu serius, namun ucapannya terkadang sulit untuk dibantah.Terleb
Perintah Claus justru membuat Angela sadar ada yang janggal. “Tapi, Claus, mana mungkin aku juga mencicipi kulit Collin untuk membedakan kalian? Aku juga tidak mau membuka bajunya untuk melihat semua tanda perbedaan yang kau sebutkan.”!!!Kepala Claus bagaikan terkena lemparan batu. Angela benar-benar merusak suasana!Namun, ucapan Angela benar. Tak mungkin Claus sudi melihat istrinya mencicipi tubuh Collin!Otak Claus berputar cepat agar Angela kembali terpancing. Namun, gairah membuat pikirannya kurang berfungsi dengan benar.Alhasil, Claus melemparkan dirinya ke belakang. Berbaring di ranjang sambil memijat pelipis.“Ugh … aku seharusnya tidak memaksakan diriku untuk membuatmu paham. Aku malah jadi kesakitan sendiri gara-gara kau sentuh.” Sakit yang selalu Claus katakan itu hanya menunjukkan gairahnya yang meluap dan ingin dipuaskan. Dia tak benar-benar sakit dan sebenarnya bisa mengalihkan pikiran ke arah lain agar mereda.Namun, dia tak mau. Untuk apa punya istri jika dia masi
Angela malu setengah mati. Rupanya, Claus serius dengan ucapannya, tak mengajaknya ke hotel untuk melakukan kegiatan panas.“Jangan mengalihkan perhatianmu, Angela Quinn!” tegas Claus.Angela buru-buru melihat jemarinya yang dibimbing Claus. Tampak titik kecil di samping kiri dada berotot suaminya.“Lalu, di sini …” Suara Claus semakin berat. Dia membuka telapak tangan Angela, menggerakkan perlahan di tubuhnya sampai ke otot perut. “Otot perut Collin tidak sekeras ini dan jauh lebih lembek,” bualnya. Angela mendadak merasakan panas di tubuhnya ketika melihat perut Claus, dan malah turun melihat ke bawahnya. Pipinya mulai merona, tetapi tak mengalihkan pandangan.Claus tersenyum samar. Kecerdasannya di luar akal sehat, pikirnya. Dia tahu Angela mulai merasakan sensasi yang menggelitik insting sebagai seorang istri.Claus tak berbohong jika dirinya hanya ingin menunjukkan perbedaan tubuhnya dengan Collin. Namun, jika Angela mau melakukan aktivitas panas seperti semalam, Claus dengan se
Claus terkesiap. Dia cemburu buta seperti Asher Smith?Mustahil! Angela yang mulai tergila-gila dan seharusnya cemburu!“Omong kosong! Jangan menyamakanku dengan Asher Smith! Pergi sana!”Collin mengumpat pada saudara kembarnya setelah dilepaskan. Dia juga minta maaf pada Angela meski tetap kesal pada Claus. Angela lantas ikut pulang dengan Claus di mobil yang sama. Memikirkan ucapan Collin dan sikap berlebihan Claus.Apa benar Claus cemburu?Angela tanpa sadar tersenyum. Dia ingin disayangi suaminya dengan tulus setelah pernah merasakan dikhianati pria.“Bisa-bisanya kau yang adalah istriku tidak bisa membedakanku! Kau benar-benar mengecewakan,” ucap Claus dingin, membuyarkan lamunan Angela.“Maaf … tapi, mama dan papamu saja terkadang tidak bisa membedakan kalian, Claus. Aku juga baru mengenalmu.”Claus membuang napas kasar. Dia kesal, tapi tiba-tiba memikirkan ide sempurna.“Kau harus belajar membedakanku dengan Collin.” Claus menendang belakang kursi sopir dengan gaya arogan. “Be
‘Kenapa perasaanku tiba-tiba tidak enak?’ batin Angela. Dia hanya duduk mendengar percakapan Collin dengan klien perusahaan.“Bibi Nora, kenapa tidak mampir ke rumah? Mama pasti akan senang bertemu denganmu.” Tampaknya, klien yang mereka temui berhubungan dekat dengan keluarga Smith. Collin sampai memanggilnya bibi dalam pertemuan resmi antara perusahaan mereka.Mendadak, Angela merasa janggal dengan cara bicara Collin. ‘Apakah karena mereka saling mengenal sehingga dia tampak hangat dan ramah?’ Suaminya jarang bersikap seperti itu.“Nanti saja. Aku ada urusan lain dan harus segera pergi setelah ini selesai.”Seperempat jam kemudian, mereka menyelesaikan urusan bisnis mereka. Nora segera berpamitan pulang setelah sekretarisnya membisikkan jadwal selanjutnya.“Sampai bertemu lagi … Claus atau Collin? Ya ampun, sejak tadi aku benar-benar bingung siapa kau?” Nora terkekeh kecil. “Co—Claus, Bibi. Hati-hati di jalan.” Collin hampir lupa sedang bersandiwara di depan Angela. Beruntung, Ang
“Apa yang kau lakukan di sini?” tegur Collin, tiba-tiba muncul di belakang Claus. Dia ikut mengintip ke arah yang dilihat saudara kembarnya. “Dia orang yang berniat buruk pada Angela, bukan?”“Ck! Bukan urusanmu! Kenapa kau mengikutiku? Jangan dekat-dekat denganku! Malas sekali kalau orang mulai membandingkan kita.”Namun, Collin tetap mengikuti Claus. “Aku mau memberimu dokumen baru dari Tuan Victor!”“Berikan pada Hector! Berhenti mengikutiku!!”Angela melihat saudara kembar itu berjalan cepat melintasi ruangan. ‘Apa yang mereka lakukan? Kenapa Collin memakai baju yang sama dengan Claus? Sepertinya, tadi Collin tidak memakai baju itu. Yang mana suamiku?’Penasaran, Angela mengikuti mereka. Sebagai istri yang baik, dia harus mulai bisa membedakan si kembar.Seberapa keras pun menebak-nebak, jika keduanya sama-sama bicara kasar, Angela tetap tak bisa membedakannya. Dari suara, tinggi badan, gaya rambut, dan warna mata mereka tak ada yang berbeda.“Sialan! Kenapa dia malah lari begitu?