Justin nempel-nempel deh… hati-hati!!
Angela langsung mengatupkan mulutnya. Dia tidak seharusnya membongkar rahasia itu.Biarpun dia sebal karena Travis telah memanfaatkannya, dia ingin menunjukkan jika desain barunya bisa mengalahkan Travis. Namun, bukan berarti dia ingin menjatuhkan Travis dengan sesuatu yang telah diberikannya.“Apa perkataanmu bisa dipertanggungjawabkan?” “Tidak. Aku hanya asal bicara karena sedang melamun,” balas Angela dengan cepat.Manik hijau Justin kembali menatap Angela seperti sedang mencari sesuatu yang sulit ditemukan. Keringat bercucuran di tengah dada Angela meski ada penyejuk ruangan.“Apa yang sedang kau lamunkan sampai tidak konsentrasi bicara?”Angela diam-diam menghela napas lega. Meski sedikit banyak bicara, Justin dengan mudah melepaskan kesalahannya.“Ah … aku hanya … sedikit lapar.” Angela tertawa canggung.“Apa kau belum sarapan? Jangan-jangan, kau menunggu Claus di sini agar bisa makan siang dengannya …”‘Uh … kenapa dia terus bertanya seperti polisi? Dan kenapa dia duduk semaki
Justin dan Angela spontan saling mendorong. Tingkah mereka seperti ketahuan sedang berselingkuh di mata Claus.Claus marah besar! Apa dia telah dikhianati?Namun, kalau dipikir-pikir, mengapa dia harus marah sampai menghabiskan energi?“Oh, kau sudah datang.” Justin gegas menyambut Claus. “Angela barusan mengajariku menggambar desain perhiasan. Aku sepertinya mulai tertarik dengan bidang ini, Claus.”Justin mengalihkan pandangan, merasa tak nyaman oleh tatapan tajam Claus nan mematikan. Apa dia telah melakukan kesalahan? Jarang sekali Claus bersikap buruk padanya. Tiga pria yang menginginkan kakak sepupunya selalu berusaha dekat dengannya.“Angela, bisakah kau memberi nomor ponselmu? Aku ingin berguru padamu.” Justin buru-buru mengalihkan pembicaraan.“Boleh, tapi ajaranku cukup mahal.”Justin terperangah. “B-berapa?”Angela terkekeh keras. Reaksi Justin selalu bisa menghiburnya.“Apa kau percaya aku akan meminta bayaran padamu? Lagi pula, aku juga masih belajar. Kita bisa belajar be
“Apa yang kau pikirkan?!” segah Claus, tak suka melihat seringai dan tatapan Duke yang penuh selidik.Duke jelas curiga. Pasalnya, si kembar sering mengajak Jolie makan di restoran itu. Namun, Duke tak mengatakannya untuk menjaga hati Angela. “Kalian ini mirip pasangan yang bertunangan karena paksaan orang tua. Terlihat seperti orang asing yang baru saja saling mengenal.”Claus menatap tajam Angela. ‘Apa kau bodoh? Sudah jelas ada gambar wajah papa yang cukup besar di dekat nama restoran! Seharusnya kau pura-pura pernah ke sini!’ batinnya geram.Angela tampaknya menyadari kesalahan itu. Dia lantas memberi alasan jika dia lebih suka makan di tempat sederhana. Ivy pun membenarkan perkataannya.Ketegangan pun mereda. Mereka lantas masuk ke dalam, duduk di kursi VIP lantai atas sambil membicarakan perihal bisnis selagi menunggu makanan.Perbincangan mereka akhirnya berhenti ketika pelayan menyajikan hidangan. Air liur Angela hampir tumpah melihat visual makanan di piringnya.Namun, piring
“Um, Mama, bolehkah aku keluar menemui temanku sebentar?” Angela sengaja memanggil Laura dengan sikap manis untuk mendapatkan izin.Laura langsung meletakkan cangkir teh. Matanya berkaca-kaca oleh panggilan Angela, serta cara bicaranya yang lebih santai.Akhirnya, Angela mulai membuka hatinya. Laura yakin, meski awalnya terpaksa, percintaan putranya akan membahagiakan seperti kisah cintanya dengan Asher.Angela mendadak terbebani oleh tatapan Laura. ‘Aku tidak seharusnya memanggilnya mama,’ sesalnya.“Kenapa kau tidak menyuruh temanmu datang kemari saja? Mama akan menyiapkan jamuan dan kamar untuk temanmu menginap,” tutur Laura lembut.Meski baru mengenal sebentar, Angela cukup kagum pada Laura. Selain cantik, Laura sangat perhatian, penuh kasih sayang, dan selalu tampak anggun.Pantas saja Asher tergila-gila pada istrinya.Jika benar-benar mencintai Claus, Angela pasti akan sangat senang memiliki ibu mertua seperti Laura. Sayangnya, itu tidak akan pernah terjadi, pikirnya.“Temanku pa
Claus mendobrak pintu kamar orang tuanya. Asher yang sedang mencumbu istrinya, spontan melempar bantal ke arah pintu dengan kencang, yang akhirnya tertangkap oleh Claus. Sementara itu, Laura sontak menggulung badannya dengan selimut.“Claus!” bentak Asher, murka. Apa Claus ingin melihat tubuh istrinya? “Anak durhaka!!”Claus berpaling ke samping. Dia sangat kesal sampai lupa jika saat ini adalah waktu orang tuanya bersenang-senang dan tidak boleh diganggu.“Kenapa Mama mengizinkan wanita itu keluar malam-malam?! Kalau terjadi sesuatu padanya, kita yang akan repot nantinya!”Kepala Laura menyembul di balik selimut, tapi Asher segera menutupinya lagi. Asher tak sudi memperlihatkan tubuh seksi istrinya pada siapa pun, termasuk pada putra-putranya. Sejak Claus dan Collin mulai sekolah, Laura bahkan tak diizinkan mandi bersama si kembar lagi. Itu adalah hal yang tak pantas bagi Asher.Kesal oleh kehadiran Claus yang sangat mengganggu, terbersit dalam pikiran Asher untuk membalasnya.“Kami
‘Dia sudah mendapatkan keinginannya.’ Kalimat Asher terngiang di benak Claus.Jadi, maksudnya, keinginan wanita itu adalah bertemu dengan Duke?!Tinju Claus terkepal. Dia ingin menghampiri mereka, menyeret Angela pulang, dan menuntut penjelasan.Namun, dia menahan diri ketika teringat belum menemukan orang yang telah menjebaknya. Bisa jadi, ketiga orang itu adalah pelakunya!Apa mereka sedang membahas rencana untuk menjatuhkannya?‘Benar. Aku marah karena masalah itu! Bukan karena aku peduli dia bertemu Duke!’Claus mengendap-endap agar tak menarik perhatian. Pindah duduk ke kursi satu ke kursi lainnya, mendekat ke arah mereka agar bisa mendengar pembicaraan mereka.Masih memakai pakaian kotor yang ternoda kopi, serta sandal rumahan karena buru-buru menyusul Angela, Claus justru membuat orang-orang menatap padanya.Beruntung, Angela dan dua orang lainnya duduk membelakanginya.“Tuan, kenapa kau duduk di sini? Aku sedang menanti teman-temanku!” protes pengunjung wanita, terkejut oleh Cl
Angela jadi tak tenang. Suara Duke dan Ivy yang sedang bercakap-cakap dengannya seperti terdengar samar, teredam oleh suara jantungnya. Debaran akan rayuan Duke pun tak berarti lagi.Dia memegang gelas dengan erat, gelisah, dan kesal setelah mengetahui bahwa Claus rupanya sering bersenang-senang dengan wanita malam.‘Mungkinkah malam itu dia memang sengaja menyeretku ke kamarnya karena salah mengira aku sebagai wanita malam yang disewanya?’Pikiran Angela mendadak keruh. Perasaannya sangat kecewa karena harus menikah dengan pria yang ternyata hidung belang.“Nona Angela, apa kau baik-baik saja?” tegur Duke, menyentuh lembut pundak Angela.Angela tersentak selagi menatap pria itu. Duke sontak terkejut ketika menyadari mata Angela sedikit kemerahan.“Kau sepertinya lelah. Bagaimana kalau aku mengantar kalian pulang?”Ivy juga mendadak khawatir ketika tahu sikap Angela tiba-tiba berubah. Kemudian, mereka menerima tawaran Duke.‘Kasihan, Angela. Dia pasti masih sedih karena Travis, ditamba
Perasaan aneh yang dirasakan Angela hanya berlangsung singkat. Dia kembali kesal ketika mendengar omelan Claus selagi mereka berjalan kembali ke kamar.‘Cara bicara Tuan Asher bahkan lebih baik darinya. Kenapa dia bersikap seakan-akan aku harus mematuhinya?!’Namun, Angela enggan membantah satu pun teguran Claus. Mengingat kemiripan Claus dengan Asher, lebih baik dia mengalah daripada berdebat terus-menerus, karena para pria Smith sepertinya ingin selalu menang sendiri.“Kau tidak mendengarku?!” bentak Claus saat mereka sampai di depan kamar Angela.“Aku mendengarmu.”“Kenapa tidak menjawabku, hah? Jangan membuatku malu! Kalau sampai ada yang melihatmu pergi dengan Duke, orang-orang akan berpikir kau selingkuh, lalu mau ditaruh di mana mukaku!”“Ya, aku tidak akan mengulanginya lagi, maaf,” balas Angela pasrah sambil membuka kunci kamar.Namun, ketika dia masuk ke dalam, Claus mengekor di belakang, masih mengomel, “Kenapa cuma menjawab ‘ya’ seakan kau tidak peduli dengan kehormatanku?
Ketika keluar dari ruang kerja Claus, Duke berpapasan dengan Angela. Dia bingung harus bereaksi apa ketika Angela tersenyum menyapa.“Selamat siang, Tuan Duke.”Alhasil, Duke hanya mengangguk singkat. Dia bahkan tak menatap Angela. Bukan karena dia membenci Angela karena tak bisa memilikinya, namun dia tak mau mengharapkan wanita yang telah menjadi istri pria lain.Setidaknya, Duke butuh waktu supaya hubungan mereka menjadi biasa. Hanya sekedar relasi kerja. Dia perlu melupakan sosok malaikat yang sangat diinginkan untuk pertama kalinya.Ya. Angela adalah keinginan pertama Duke Volker. Dia tak pernah menginginkan apa pun karena ayahnya selalu memberikan segalanya dengan mudah.“Apa Tuan Duke marah padaku?” gumam Angela bingung, menatap pria itu semakin menjauh dan akhirnya tak terlihat lagi di kantornya.***“Tuan Duke!” seru Travis Wood sambil berlari ke arah mobil Duke Volker di tepi jalan samping perusahaan.Duke menghentikan gerakannnya, menoleh ke belakang. Travis sudah berdiri d
Suasana hening dalam sekejap. Tiba-tiba, Claus tertawa keras.Apa Duke mencoba membodohinya? Jelas-jelas, dia sering menghabiskan waktu sejak kecil dengan Duke, tetapi tak pernah bertemu Angela Quinn. Bagaimana mungkin Duke jatuh cinta pada Angela sejak belasan tahun lalu?“Katakan itu benar. Lalu, apa kau mencoba merebut Angela dariku dengan menggagalkan pernikahanku?”“Kau sudah menikah dengannya. Hal ini tidak perlu kau pertanyakan.”Meski tak menjawab dengan tepat, namun Duke juga tak mengelak. Duke tak menyalahkan usahanya karena memang mendengar dari Ivy jika Angela terpaksa menikah dengan Claus.“Tidak. Aku harus tahu alasan kau mengakui telah menjebakku, sedangkan kita sama-sama tahu kalau kau tidak mungkin melakukan perbuatan rendahan seperti itu.”“Itu artinya, kau tidak cukup mengenalku.” Duke tak menyangkalnya.Sudah berkali-kali Claus kalah saat berargumen dengan Duke. Pria itu tak mudah diajak bicara, terlalu serius, namun ucapannya terkadang sulit untuk dibantah.Terleb
Perintah Claus justru membuat Angela sadar ada yang janggal. “Tapi, Claus, mana mungkin aku juga mencicipi kulit Collin untuk membedakan kalian? Aku juga tidak mau membuka bajunya untuk melihat semua tanda perbedaan yang kau sebutkan.”!!!Kepala Claus bagaikan terkena lemparan batu. Angela benar-benar merusak suasana!Namun, ucapan Angela benar. Tak mungkin Claus sudi melihat istrinya mencicipi tubuh Collin!Otak Claus berputar cepat agar Angela kembali terpancing. Namun, gairah membuat pikirannya kurang berfungsi dengan benar.Alhasil, Claus melemparkan dirinya ke belakang. Berbaring di ranjang sambil memijat pelipis.“Ugh … aku seharusnya tidak memaksakan diriku untuk membuatmu paham. Aku malah jadi kesakitan sendiri gara-gara kau sentuh.” Sakit yang selalu Claus katakan itu hanya menunjukkan gairahnya yang meluap dan ingin dipuaskan. Dia tak benar-benar sakit dan sebenarnya bisa mengalihkan pikiran ke arah lain agar mereda.Namun, dia tak mau. Untuk apa punya istri jika dia masi
Angela malu setengah mati. Rupanya, Claus serius dengan ucapannya, tak mengajaknya ke hotel untuk melakukan kegiatan panas.“Jangan mengalihkan perhatianmu, Angela Quinn!” tegas Claus.Angela buru-buru melihat jemarinya yang dibimbing Claus. Tampak titik kecil di samping kiri dada berotot suaminya.“Lalu, di sini …” Suara Claus semakin berat. Dia membuka telapak tangan Angela, menggerakkan perlahan di tubuhnya sampai ke otot perut. “Otot perut Collin tidak sekeras ini dan jauh lebih lembek,” bualnya. Angela mendadak merasakan panas di tubuhnya ketika melihat perut Claus, dan malah turun melihat ke bawahnya. Pipinya mulai merona, tetapi tak mengalihkan pandangan.Claus tersenyum samar. Kecerdasannya di luar akal sehat, pikirnya. Dia tahu Angela mulai merasakan sensasi yang menggelitik insting sebagai seorang istri.Claus tak berbohong jika dirinya hanya ingin menunjukkan perbedaan tubuhnya dengan Collin. Namun, jika Angela mau melakukan aktivitas panas seperti semalam, Claus dengan se
Claus terkesiap. Dia cemburu buta seperti Asher Smith?Mustahil! Angela yang mulai tergila-gila dan seharusnya cemburu!“Omong kosong! Jangan menyamakanku dengan Asher Smith! Pergi sana!”Collin mengumpat pada saudara kembarnya setelah dilepaskan. Dia juga minta maaf pada Angela meski tetap kesal pada Claus. Angela lantas ikut pulang dengan Claus di mobil yang sama. Memikirkan ucapan Collin dan sikap berlebihan Claus.Apa benar Claus cemburu?Angela tanpa sadar tersenyum. Dia ingin disayangi suaminya dengan tulus setelah pernah merasakan dikhianati pria.“Bisa-bisanya kau yang adalah istriku tidak bisa membedakanku! Kau benar-benar mengecewakan,” ucap Claus dingin, membuyarkan lamunan Angela.“Maaf … tapi, mama dan papamu saja terkadang tidak bisa membedakan kalian, Claus. Aku juga baru mengenalmu.”Claus membuang napas kasar. Dia kesal, tapi tiba-tiba memikirkan ide sempurna.“Kau harus belajar membedakanku dengan Collin.” Claus menendang belakang kursi sopir dengan gaya arogan. “Be
‘Kenapa perasaanku tiba-tiba tidak enak?’ batin Angela. Dia hanya duduk mendengar percakapan Collin dengan klien perusahaan.“Bibi Nora, kenapa tidak mampir ke rumah? Mama pasti akan senang bertemu denganmu.” Tampaknya, klien yang mereka temui berhubungan dekat dengan keluarga Smith. Collin sampai memanggilnya bibi dalam pertemuan resmi antara perusahaan mereka.Mendadak, Angela merasa janggal dengan cara bicara Collin. ‘Apakah karena mereka saling mengenal sehingga dia tampak hangat dan ramah?’ Suaminya jarang bersikap seperti itu.“Nanti saja. Aku ada urusan lain dan harus segera pergi setelah ini selesai.”Seperempat jam kemudian, mereka menyelesaikan urusan bisnis mereka. Nora segera berpamitan pulang setelah sekretarisnya membisikkan jadwal selanjutnya.“Sampai bertemu lagi … Claus atau Collin? Ya ampun, sejak tadi aku benar-benar bingung siapa kau?” Nora terkekeh kecil. “Co—Claus, Bibi. Hati-hati di jalan.” Collin hampir lupa sedang bersandiwara di depan Angela. Beruntung, Ang
“Apa yang kau lakukan di sini?” tegur Collin, tiba-tiba muncul di belakang Claus. Dia ikut mengintip ke arah yang dilihat saudara kembarnya. “Dia orang yang berniat buruk pada Angela, bukan?”“Ck! Bukan urusanmu! Kenapa kau mengikutiku? Jangan dekat-dekat denganku! Malas sekali kalau orang mulai membandingkan kita.”Namun, Collin tetap mengikuti Claus. “Aku mau memberimu dokumen baru dari Tuan Victor!”“Berikan pada Hector! Berhenti mengikutiku!!”Angela melihat saudara kembar itu berjalan cepat melintasi ruangan. ‘Apa yang mereka lakukan? Kenapa Collin memakai baju yang sama dengan Claus? Sepertinya, tadi Collin tidak memakai baju itu. Yang mana suamiku?’Penasaran, Angela mengikuti mereka. Sebagai istri yang baik, dia harus mulai bisa membedakan si kembar.Seberapa keras pun menebak-nebak, jika keduanya sama-sama bicara kasar, Angela tetap tak bisa membedakannya. Dari suara, tinggi badan, gaya rambut, dan warna mata mereka tak ada yang berbeda.“Sialan! Kenapa dia malah lari begitu?
Manik cokelat Travis bergerak gelisah. Dia tak percaya Angela sudah menikah.‘Jadi, dia benar-benar tidak punya perasaan lagi padaku? Secepat ini dia melupakan kebersamaan selama bertahun-tahun?’“Kami akan mengumumkan pernikahan setelah pulang dari bulan madu nanti. Para pencari berita akan mengganggu jika kami mengumumkan sekarang.” Claus tak lupa memamerkan rencana bulan madunya. Dengan begitu, mata Travis akan terbuka jika dirinya bukan siapa-siapa lagi bagi Angela.Entah mengapa, Claus tak begitu cemburu pada Travis. Pria itu tak punya kelebihan apa pun di matanya, sehingga dia yakin akan selalu menjadi pemenang hati Angela.Berbeda dari Duke Volker, yang Claus yakini masih selalu menatap Angela penuh ketertarikan. Duke adalah lawan yang sebanding dengannya, selalu membuatnya cemburu buta.“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, Tuan Claus.” Travis tiba-tiba sudah berada di samping kursi Claus, bertulut memohon ampunan. Hanya itu cara terakhir untuk mempertahankan pekerjaan.“Dud
Angela mengatupkan mulutnya, menahan rasa penasaran. Dia memejamkan mata, berpikir jika Claus dapat melewatinya atau melupakan rasa sakit saat sudah tidur.Tentu saja, sikap Angela tak seperti bayangan Claus. Mustahil Claus bisa tidur nyenyak setelah Angela memancingnya lagi.“Ugh …,” rintih Claus, sengaja membangunkan Angela.Angela yang hampir ketiduran itu membuka kelopak mata perlahan. Ekspresi Claus terlihat seperti orang yang benar-benar kesakitan.“Sial … ini sangat menyakitkan.” Claus sengaja bicara lirih seakan hanya untuk diri sendiri.“Masih sakit?”“Oh, kupikir kau sudah tidur.” Claus jelas tahu jika Angela masih terjaga. “Tidak usah pedulikan aku.”Angela berpikir sejenak. Kemudian, dia mulai menyelipkan tangan di balik selimut, menyentuh milik Claus sambil melihat reaksinya.Merasakan sentuhan tangan istrinya, Claus sontak membuka mata, bertatapan dengannya. Dia cukup terkejut melihat wajah Angela tak seperti biasa. Tampaknya, Angela mulai menikmati menyentuh miliknya.“