Mata siapakah itu~~~
‘Dia sudah mendapatkan keinginannya.’ Kalimat Asher terngiang di benak Claus.Jadi, maksudnya, keinginan wanita itu adalah bertemu dengan Duke?!Tinju Claus terkepal. Dia ingin menghampiri mereka, menyeret Angela pulang, dan menuntut penjelasan.Namun, dia menahan diri ketika teringat belum menemukan orang yang telah menjebaknya. Bisa jadi, ketiga orang itu adalah pelakunya!Apa mereka sedang membahas rencana untuk menjatuhkannya?‘Benar. Aku marah karena masalah itu! Bukan karena aku peduli dia bertemu Duke!’Claus mengendap-endap agar tak menarik perhatian. Pindah duduk ke kursi satu ke kursi lainnya, mendekat ke arah mereka agar bisa mendengar pembicaraan mereka.Masih memakai pakaian kotor yang ternoda kopi, serta sandal rumahan karena buru-buru menyusul Angela, Claus justru membuat orang-orang menatap padanya.Beruntung, Angela dan dua orang lainnya duduk membelakanginya.“Tuan, kenapa kau duduk di sini? Aku sedang menanti teman-temanku!” protes pengunjung wanita, terkejut oleh Cl
Angela jadi tak tenang. Suara Duke dan Ivy yang sedang bercakap-cakap dengannya seperti terdengar samar, teredam oleh suara jantungnya. Debaran akan rayuan Duke pun tak berarti lagi.Dia memegang gelas dengan erat, gelisah, dan kesal setelah mengetahui bahwa Claus rupanya sering bersenang-senang dengan wanita malam.‘Mungkinkah malam itu dia memang sengaja menyeretku ke kamarnya karena salah mengira aku sebagai wanita malam yang disewanya?’Pikiran Angela mendadak keruh. Perasaannya sangat kecewa karena harus menikah dengan pria yang ternyata hidung belang.“Nona Angela, apa kau baik-baik saja?” tegur Duke, menyentuh lembut pundak Angela.Angela tersentak selagi menatap pria itu. Duke sontak terkejut ketika menyadari mata Angela sedikit kemerahan.“Kau sepertinya lelah. Bagaimana kalau aku mengantar kalian pulang?”Ivy juga mendadak khawatir ketika tahu sikap Angela tiba-tiba berubah. Kemudian, mereka menerima tawaran Duke.‘Kasihan, Angela. Dia pasti masih sedih karena Travis, ditamba
Perasaan aneh yang dirasakan Angela hanya berlangsung singkat. Dia kembali kesal ketika mendengar omelan Claus selagi mereka berjalan kembali ke kamar.‘Cara bicara Tuan Asher bahkan lebih baik darinya. Kenapa dia bersikap seakan-akan aku harus mematuhinya?!’Namun, Angela enggan membantah satu pun teguran Claus. Mengingat kemiripan Claus dengan Asher, lebih baik dia mengalah daripada berdebat terus-menerus, karena para pria Smith sepertinya ingin selalu menang sendiri.“Kau tidak mendengarku?!” bentak Claus saat mereka sampai di depan kamar Angela.“Aku mendengarmu.”“Kenapa tidak menjawabku, hah? Jangan membuatku malu! Kalau sampai ada yang melihatmu pergi dengan Duke, orang-orang akan berpikir kau selingkuh, lalu mau ditaruh di mana mukaku!”“Ya, aku tidak akan mengulanginya lagi, maaf,” balas Angela pasrah sambil membuka kunci kamar.Namun, ketika dia masuk ke dalam, Claus mengekor di belakang, masih mengomel, “Kenapa cuma menjawab ‘ya’ seakan kau tidak peduli dengan kehormatanku?
Claus menghela napas kasar. Memandangi sarapan di piringnya tanpa minat.Pagi ini, dia terus menunduk. Tak berani bertatapan dengan Angela.“Hentikan desahanmu itu, Claus!” Asher tampak terganggu oleh suara napas putranya.Desahan?Claus justru termenung. Kalau diingat lagi, dia mendengar Angela mendesah saat melihatnya semalam.‘Dasar … dia sepertinya sangat menginginkanku. Setelah mengajakku mandi bersama, matanya diam-diam menikmati tubuh polosku.’ Claus menyeringai samar. ‘Aku sudah melihat tubuhnya. Haruskah aku juga menunjukkan padanya saja supaya adil?’Di lain sisi, Angela pun enggan melihat ke arah Claus. Namun, ketika Collin yang duduk di sebelah saudara kembarnya mengajak bicara, dia otomatis juga melihat Claus.‘Dia benar-benar mesum! Lihat senyuman itu!’ batin Angela.“Papa, hari ini aku mau ke kantor untuk belajar bisnis,” ucap Lana tiba-tiba, membuat semua orang langsung menatapnya, kemudian mereka kembali mengacuhkannya.“Kau hanya ingin merayu Duke, ‘kan? Kau pikir ak
‘Apa yang dipikirkan Claus sampai mengizinkan Travis menjadi asistenku?’ geram Angela dalam hati.Hanya melihat wajah Travis sekilas pun sudah membuatnya muak. Sayangnya, mulai dari detik ini, dia akan sering bertemu dan berada satu ruangan dengannya.Tentu saja, Angela ingin menolak Travis sebagai asistennya. Namun, dia sadar diri sebagai karyawan baru, tak mau berbuat sesuka hati setelah diberi kuasa dan tanggung jawab untuk menjadi ketua tim desain pada proyek baru.“Nona Angela, Anda baik-baik saja? Anda cukup lama melamun ke arah saya. Adakah sesuatu di wajah saya?”Travis tersenyum sambil sedikit menunduk, menyesuaikan wajahnya agar sejajar dengan wajah Angela. ‘Kasihan sekali. Dia pasti masih memikirkanku. Yah, mustahil kalau kau melupakanku secepat itu,’ lanjut Travis dalam hati.Kebiasaan Travis itu masih diingat oleh Angela.Ketika dia sedang kesal dan sedih pada sesuatu, Travis selalu tersenyum seperti itu, berusaha agar mereka terus bertatapan selagi mengatakan kalimat-ka
Angela ingin kembali pada Travis?“Omong kosong apa yang kau katakan pada calon istriku?” Suara Claus membuat Britney dan Travis berbalik. Raut wajah mereka langsung menegang.Claus masuk ke ruangan itu, seraya berkata, “Kau bicara seolah-olah pacarmu itu lebih baik dariku, Nona Britney.” Claus berhenti di depan Britney selagi menyelipkan kedua tangan di saku celana. Dia menyeringai sinis, mengintimidasi dengan tatapannya.“Tuan Claus, bukan itu maksud saya,” ucap Britney lirih.Kenapa Claus tiba-tiba muncul? Britney yakin melihat Claus sedang bertemu dengan Duke Volker di lantai bawah sebelumnya.“Lupakan. Tidak ada gunanya mendengar penjelasanmu.” Claus jelas tahu jika Angela diam-diam mulai mendambanya, dan mungkin telah melupakan Travis sepenuhnya.Ketika menatap sosok Travis, Claus tak memiliki kekhawatiran apa pun. Dia merasa lebih tampan dan lebih baik dari pria itu dari segi apa pun.“Aku sudah memberi kalian surat peringatan karena melanggar aturan perusahaan. Jangan sia-si
“Nyonya Laura tidak perlu menyiapkan makan siang mewah begini.” Meski tak enak hati, Angela tetap melahap makanannya dengan ceria. Claus tersenyum samar. Tatapannya terpusat pada bibir Angela yang bergerak mengunyah makanan. Membuatnya semakin lapar. Sudut kanan bibirnya perlahan naik dengan jelas ketika Angela menatapnya. Dia spontan menunjukkan ekspresi datar, terkesan marah. “Kau seharusnya berterima kasih! Mama jadi kerepotan karenamu! Cepat habiskan makananmu!” Kenapa Claus tiba-tiba menyiapkan makan siang istimewa untuk Angela? Satu jam lalu, ketika Duke datang membicarakan perihal proyek baru mereka, lagi-lagi dia mengajak Claus makan siang. Duke memanfaatkan kehadiran Ivy untuk mengajak Angela makan siang bersama. Tampaknya, Ivy sudah tahu jika Duke ingin mengenal sahabatnya lebih dekat. Claus, tentu saja, langsung menolak mereka. Sebagai gantinya, dia menyiapkan makan siang ini supaya Angela tak tergoda oleh ajakan Ivy di kemudian hari. “Ya, ya, aku akan menikm
‘Dia pasti terbayang-bayang tubuhku sepanjang hari sampai membuat pikirannya tidak tenang dan sulit berkonsentrasi pada pekerjaan.’Claus hanya kasihan pada Angela yang tampak sangat menginginkan dirinya sampai tak memedulikan di mana mereka berada. Demi mengembalikan konsentrasi Angela agar bisa bekerja dengan maksimal, dan berkat kemurahan hatinya, Claus akan merelakan bibir sucinya untuk wanita itu.Dia mengorbankan bibirnya demi masa depan perusahaan. Juga, karena Angela adalah ketua tim desain dari proyek mandiri yang dijalankan Claus tanpa dukungan Asher.‘Benar. Aku melakukan ini demi Smith Group.’ Bibirnya berkedut ketika hampir mencapai bibir Angela. Manik biru itu fokus menatap bibir merah muda yang terlihat seperti buah beri matang yang siap dinikmati.Apakah benar-benar manis seperti bayangannya? Dia perlu membuktikan sendiri untuk memuaskan rasa penasarannya. Bukan karena dia menginginkan ciuman itu ataupun menyukai Angela. Claus masih terpaku memandangi bibir Angela h
Claus Smith duduk di kursi baru yang belum lama disiapkan pemilik toko. Beberapa wanita yang lewat di depan toko berbisik-bisik sambil tersenyum ke arahnya. Ada pula yang senantiasa memandanginya dari kejauhan.Sejak kecil, Claus dan Collin banyak muncul di layar kaca pada acara-acara besar, baik pada berita bisnis maupun pemerintahan. Banyak yang mengenal dua wajah tampan itu, khususnya di ibu kota.Mereka tak pernah muncul langsung di depan umum. Karena itu, keberadaan Claus cukup menarik perhatian.Claus biasanya malas meladeni mereka. Namun, saat ini, dia menunjukkan karismanya terang-terangan.“Papaku bekerja di Smith Group, Tuan. Bolehkah aku berfoto denganmu? Aku ingin menunjukkan pada papaku,” pinta gadis yang memakai seragam SMP.Claus tersenyum miring. “Aku bahkan bukan selebriti.” Namun, tetap berpose dengan gadis itu.“Anda jauh lebih berharga dibanding aktor ternama, Tuan!”Melihat ada yang diperbolehkan mengambil foto dengan salah satu si Kembar Smith, beberapa gadis lai
Angela berniat menyusul Duke untuk menyerahkan desain yang terakhir dibuatnya. Dia ingin memastikan tim-nya tak mengalami kesulitan selama dia libur satu bulan.Alih-alih menemukan Duke, Angela justru melihat orang-orang berkerumun di jalan dekat perusahaan. Di antara kaki-kaki orang yang berdiri di sana, Angela melihat wajah yang familier.“Travis ….”Kertas-kertas dalam map berhamburan jatuh di tanah. Kedua tangan Angela terangkat, menutup mulutnya penuh keterkejutan.Suara keras sirene ambulance menyadarkannya. Namun, Angela tetap melangkah seperti orang linglung. Mendekati mantan kekasihnya yang sedang ditangani oleh tiga petugas medis.Travis diangkat ke atas brankar, lalu memasuki ambulance. Hanya tersisa darah yang menggenang di permukaan aspal.“Angela!” seru Leona, muncul di antara kerumunan orang yang mulai meninggalkan lokasi. ““Apa yang terjadi?” tanya Angela, masih tampak terkejut.Angela tak seharusnya khawatir. Namun, tak elak, dadanya sesak melihat Travis seperti oran
Ketika keluar dari ruang kerja Claus, Duke berpapasan dengan Angela. Dia bingung harus bereaksi apa ketika Angela tersenyum menyapa.“Selamat siang, Tuan Duke.”Alhasil, Duke hanya mengangguk singkat. Dia bahkan tak menatap Angela. Bukan karena dia membenci Angela karena tak bisa memilikinya, namun dia tak mau mengharapkan wanita yang telah menjadi istri pria lain.Setidaknya, Duke butuh waktu supaya hubungan mereka menjadi biasa. Hanya sekedar relasi kerja. Dia perlu melupakan sosok malaikat yang sangat diinginkan untuk pertama kalinya.Ya. Angela adalah keinginan pertama Duke Volker. Dia tak pernah menginginkan apa pun karena ayahnya selalu memberikan segalanya dengan mudah.“Apa Tuan Duke marah padaku?” gumam Angela bingung, menatap pria itu semakin menjauh dan akhirnya tak terlihat lagi di kantornya.***“Tuan Duke!” seru Travis Wood sambil berlari ke arah mobil Duke Volker di tepi jalan samping perusahaan.Duke menghentikan gerakannnya, menoleh ke belakang. Travis sudah berdiri d
Suasana hening dalam sekejap. Tiba-tiba, Claus tertawa keras.Apa Duke mencoba membodohinya? Jelas-jelas, dia sering menghabiskan waktu sejak kecil dengan Duke, tetapi tak pernah bertemu Angela Quinn. Bagaimana mungkin Duke jatuh cinta pada Angela sejak belasan tahun lalu?“Katakan itu benar. Lalu, apa kau mencoba merebut Angela dariku dengan menggagalkan pernikahanku?”“Kau sudah menikah dengannya. Hal ini tidak perlu kau pertanyakan.”Meski tak menjawab dengan tepat, namun Duke juga tak mengelak. Duke tak menyalahkan usahanya karena memang mendengar dari Ivy jika Angela terpaksa menikah dengan Claus.“Tidak. Aku harus tahu alasan kau mengakui telah menjebakku, sedangkan kita sama-sama tahu kalau kau tidak mungkin melakukan perbuatan rendahan seperti itu.”“Itu artinya, kau tidak cukup mengenalku.” Duke tak menyangkalnya.Sudah berkali-kali Claus kalah saat berargumen dengan Duke. Pria itu tak mudah diajak bicara, terlalu serius, namun ucapannya terkadang sulit untuk dibantah.Terleb
Perintah Claus justru membuat Angela sadar ada yang janggal. “Tapi, Claus, mana mungkin aku juga mencicipi kulit Collin untuk membedakan kalian? Aku juga tidak mau membuka bajunya untuk melihat semua tanda perbedaan yang kau sebutkan.”!!!Kepala Claus bagaikan terkena lemparan batu. Angela benar-benar merusak suasana!Namun, ucapan Angela benar. Tak mungkin Claus sudi melihat istrinya mencicipi tubuh Collin!Otak Claus berputar cepat agar Angela kembali terpancing. Namun, gairah membuat pikirannya kurang berfungsi dengan benar.Alhasil, Claus melemparkan dirinya ke belakang. Berbaring di ranjang sambil memijat pelipis.“Ugh … aku seharusnya tidak memaksakan diriku untuk membuatmu paham. Aku malah jadi kesakitan sendiri gara-gara kau sentuh.” Sakit yang selalu Claus katakan itu hanya menunjukkan gairahnya yang meluap dan ingin dipuaskan. Dia tak benar-benar sakit dan sebenarnya bisa mengalihkan pikiran ke arah lain agar mereda.Namun, dia tak mau. Untuk apa punya istri jika dia masi
Angela malu setengah mati. Rupanya, Claus serius dengan ucapannya, tak mengajaknya ke hotel untuk melakukan kegiatan panas.“Jangan mengalihkan perhatianmu, Angela Quinn!” tegas Claus.Angela buru-buru melihat jemarinya yang dibimbing Claus. Tampak titik kecil di samping kiri dada berotot suaminya.“Lalu, di sini …” Suara Claus semakin berat. Dia membuka telapak tangan Angela, menggerakkan perlahan di tubuhnya sampai ke otot perut. “Otot perut Collin tidak sekeras ini dan jauh lebih lembek,” bualnya. Angela mendadak merasakan panas di tubuhnya ketika melihat perut Claus, dan malah turun melihat ke bawahnya. Pipinya mulai merona, tetapi tak mengalihkan pandangan.Claus tersenyum samar. Kecerdasannya di luar akal sehat, pikirnya. Dia tahu Angela mulai merasakan sensasi yang menggelitik insting sebagai seorang istri.Claus tak berbohong jika dirinya hanya ingin menunjukkan perbedaan tubuhnya dengan Collin. Namun, jika Angela mau melakukan aktivitas panas seperti semalam, Claus dengan se
Claus terkesiap. Dia cemburu buta seperti Asher Smith?Mustahil! Angela yang mulai tergila-gila dan seharusnya cemburu!“Omong kosong! Jangan menyamakanku dengan Asher Smith! Pergi sana!”Collin mengumpat pada saudara kembarnya setelah dilepaskan. Dia juga minta maaf pada Angela meski tetap kesal pada Claus. Angela lantas ikut pulang dengan Claus di mobil yang sama. Memikirkan ucapan Collin dan sikap berlebihan Claus.Apa benar Claus cemburu?Angela tanpa sadar tersenyum. Dia ingin disayangi suaminya dengan tulus setelah pernah merasakan dikhianati pria.“Bisa-bisanya kau yang adalah istriku tidak bisa membedakanku! Kau benar-benar mengecewakan,” ucap Claus dingin, membuyarkan lamunan Angela.“Maaf … tapi, mama dan papamu saja terkadang tidak bisa membedakan kalian, Claus. Aku juga baru mengenalmu.”Claus membuang napas kasar. Dia kesal, tapi tiba-tiba memikirkan ide sempurna.“Kau harus belajar membedakanku dengan Collin.” Claus menendang belakang kursi sopir dengan gaya arogan. “Be
‘Kenapa perasaanku tiba-tiba tidak enak?’ batin Angela. Dia hanya duduk mendengar percakapan Collin dengan klien perusahaan.“Bibi Nora, kenapa tidak mampir ke rumah? Mama pasti akan senang bertemu denganmu.” Tampaknya, klien yang mereka temui berhubungan dekat dengan keluarga Smith. Collin sampai memanggilnya bibi dalam pertemuan resmi antara perusahaan mereka.Mendadak, Angela merasa janggal dengan cara bicara Collin. ‘Apakah karena mereka saling mengenal sehingga dia tampak hangat dan ramah?’ Suaminya jarang bersikap seperti itu.“Nanti saja. Aku ada urusan lain dan harus segera pergi setelah ini selesai.”Seperempat jam kemudian, mereka menyelesaikan urusan bisnis mereka. Nora segera berpamitan pulang setelah sekretarisnya membisikkan jadwal selanjutnya.“Sampai bertemu lagi … Claus atau Collin? Ya ampun, sejak tadi aku benar-benar bingung siapa kau?” Nora terkekeh kecil. “Co—Claus, Bibi. Hati-hati di jalan.” Collin hampir lupa sedang bersandiwara di depan Angela. Beruntung, Ang
“Apa yang kau lakukan di sini?” tegur Collin, tiba-tiba muncul di belakang Claus. Dia ikut mengintip ke arah yang dilihat saudara kembarnya. “Dia orang yang berniat buruk pada Angela, bukan?”“Ck! Bukan urusanmu! Kenapa kau mengikutiku? Jangan dekat-dekat denganku! Malas sekali kalau orang mulai membandingkan kita.”Namun, Collin tetap mengikuti Claus. “Aku mau memberimu dokumen baru dari Tuan Victor!”“Berikan pada Hector! Berhenti mengikutiku!!”Angela melihat saudara kembar itu berjalan cepat melintasi ruangan. ‘Apa yang mereka lakukan? Kenapa Collin memakai baju yang sama dengan Claus? Sepertinya, tadi Collin tidak memakai baju itu. Yang mana suamiku?’Penasaran, Angela mengikuti mereka. Sebagai istri yang baik, dia harus mulai bisa membedakan si kembar.Seberapa keras pun menebak-nebak, jika keduanya sama-sama bicara kasar, Angela tetap tak bisa membedakannya. Dari suara, tinggi badan, gaya rambut, dan warna mata mereka tak ada yang berbeda.“Sialan! Kenapa dia malah lari begitu?