Genetik… like father, like son… entah gimana dengan Collin yang mirip ibunya.
Perasaan aneh yang dirasakan Angela hanya berlangsung singkat. Dia kembali kesal ketika mendengar omelan Claus selagi mereka berjalan kembali ke kamar.‘Cara bicara Tuan Asher bahkan lebih baik darinya. Kenapa dia bersikap seakan-akan aku harus mematuhinya?!’Namun, Angela enggan membantah satu pun teguran Claus. Mengingat kemiripan Claus dengan Asher, lebih baik dia mengalah daripada berdebat terus-menerus, karena para pria Smith sepertinya ingin selalu menang sendiri.“Kau tidak mendengarku?!” bentak Claus saat mereka sampai di depan kamar Angela.“Aku mendengarmu.”“Kenapa tidak menjawabku, hah? Jangan membuatku malu! Kalau sampai ada yang melihatmu pergi dengan Duke, orang-orang akan berpikir kau selingkuh, lalu mau ditaruh di mana mukaku!”“Ya, aku tidak akan mengulanginya lagi, maaf,” balas Angela pasrah sambil membuka kunci kamar.Namun, ketika dia masuk ke dalam, Claus mengekor di belakang, masih mengomel, “Kenapa cuma menjawab ‘ya’ seakan kau tidak peduli dengan kehormatanku?
Claus menghela napas kasar. Memandangi sarapan di piringnya tanpa minat.Pagi ini, dia terus menunduk. Tak berani bertatapan dengan Angela.“Hentikan desahanmu itu, Claus!” Asher tampak terganggu oleh suara napas putranya.Desahan?Claus justru termenung. Kalau diingat lagi, dia mendengar Angela mendesah saat melihatnya semalam.‘Dasar … dia sepertinya sangat menginginkanku. Setelah mengajakku mandi bersama, matanya diam-diam menikmati tubuh polosku.’ Claus menyeringai samar. ‘Aku sudah melihat tubuhnya. Haruskah aku juga menunjukkan padanya saja supaya adil?’Di lain sisi, Angela pun enggan melihat ke arah Claus. Namun, ketika Collin yang duduk di sebelah saudara kembarnya mengajak bicara, dia otomatis juga melihat Claus.‘Dia benar-benar mesum! Lihat senyuman itu!’ batin Angela.“Papa, hari ini aku mau ke kantor untuk belajar bisnis,” ucap Lana tiba-tiba, membuat semua orang langsung menatapnya, kemudian mereka kembali mengacuhkannya.“Kau hanya ingin merayu Duke, ‘kan? Kau pikir ak
‘Apa yang dipikirkan Claus sampai mengizinkan Travis menjadi asistenku?’ geram Angela dalam hati.Hanya melihat wajah Travis sekilas pun sudah membuatnya muak. Sayangnya, mulai dari detik ini, dia akan sering bertemu dan berada satu ruangan dengannya.Tentu saja, Angela ingin menolak Travis sebagai asistennya. Namun, dia sadar diri sebagai karyawan baru, tak mau berbuat sesuka hati setelah diberi kuasa dan tanggung jawab untuk menjadi ketua tim desain pada proyek baru.“Nona Angela, Anda baik-baik saja? Anda cukup lama melamun ke arah saya. Adakah sesuatu di wajah saya?”Travis tersenyum sambil sedikit menunduk, menyesuaikan wajahnya agar sejajar dengan wajah Angela. ‘Kasihan sekali. Dia pasti masih memikirkanku. Yah, mustahil kalau kau melupakanku secepat itu,’ lanjut Travis dalam hati.Kebiasaan Travis itu masih diingat oleh Angela.Ketika dia sedang kesal dan sedih pada sesuatu, Travis selalu tersenyum seperti itu, berusaha agar mereka terus bertatapan selagi mengatakan kalimat-ka
Angela ingin kembali pada Travis?“Omong kosong apa yang kau katakan pada calon istriku?” Suara Claus membuat Britney dan Travis berbalik. Raut wajah mereka langsung menegang.Claus masuk ke ruangan itu, seraya berkata, “Kau bicara seolah-olah pacarmu itu lebih baik dariku, Nona Britney.” Claus berhenti di depan Britney selagi menyelipkan kedua tangan di saku celana. Dia menyeringai sinis, mengintimidasi dengan tatapannya.“Tuan Claus, bukan itu maksud saya,” ucap Britney lirih.Kenapa Claus tiba-tiba muncul? Britney yakin melihat Claus sedang bertemu dengan Duke Volker di lantai bawah sebelumnya.“Lupakan. Tidak ada gunanya mendengar penjelasanmu.” Claus jelas tahu jika Angela diam-diam mulai mendambanya, dan mungkin telah melupakan Travis sepenuhnya.Ketika menatap sosok Travis, Claus tak memiliki kekhawatiran apa pun. Dia merasa lebih tampan dan lebih baik dari pria itu dari segi apa pun.“Aku sudah memberi kalian surat peringatan karena melanggar aturan perusahaan. Jangan sia-si
“Nyonya Laura tidak perlu menyiapkan makan siang mewah begini.” Meski tak enak hati, Angela tetap melahap makanannya dengan ceria. Claus tersenyum samar. Tatapannya terpusat pada bibir Angela yang bergerak mengunyah makanan. Membuatnya semakin lapar. Sudut kanan bibirnya perlahan naik dengan jelas ketika Angela menatapnya. Dia spontan menunjukkan ekspresi datar, terkesan marah. “Kau seharusnya berterima kasih! Mama jadi kerepotan karenamu! Cepat habiskan makananmu!” Kenapa Claus tiba-tiba menyiapkan makan siang istimewa untuk Angela? Satu jam lalu, ketika Duke datang membicarakan perihal proyek baru mereka, lagi-lagi dia mengajak Claus makan siang. Duke memanfaatkan kehadiran Ivy untuk mengajak Angela makan siang bersama. Tampaknya, Ivy sudah tahu jika Duke ingin mengenal sahabatnya lebih dekat. Claus, tentu saja, langsung menolak mereka. Sebagai gantinya, dia menyiapkan makan siang ini supaya Angela tak tergoda oleh ajakan Ivy di kemudian hari. “Ya, ya, aku akan menikm
‘Dia pasti terbayang-bayang tubuhku sepanjang hari sampai membuat pikirannya tidak tenang dan sulit berkonsentrasi pada pekerjaan.’Claus hanya kasihan pada Angela yang tampak sangat menginginkan dirinya sampai tak memedulikan di mana mereka berada. Demi mengembalikan konsentrasi Angela agar bisa bekerja dengan maksimal, dan berkat kemurahan hatinya, Claus akan merelakan bibir sucinya untuk wanita itu.Dia mengorbankan bibirnya demi masa depan perusahaan. Juga, karena Angela adalah ketua tim desain dari proyek mandiri yang dijalankan Claus tanpa dukungan Asher.‘Benar. Aku melakukan ini demi Smith Group.’ Bibirnya berkedut ketika hampir mencapai bibir Angela. Manik biru itu fokus menatap bibir merah muda yang terlihat seperti buah beri matang yang siap dinikmati.Apakah benar-benar manis seperti bayangannya? Dia perlu membuktikan sendiri untuk memuaskan rasa penasarannya. Bukan karena dia menginginkan ciuman itu ataupun menyukai Angela. Claus masih terpaku memandangi bibir Angela h
“Apa aku sudah keterlaluan? Seharusnya aku tidak menyeka bibirku di depannya. Dia pasti tersinggung,” sesal Angela.Dia termenung oleh kejadian singkat itu, kemudian menyentuh pelan bibirnya. Apakah itu termasuk berciuman?“Tidak. Itu hanya bersentuhan kulit bibir,” sangkalnya.Namun, wajah Angela tiba-tiba merona ketika terbayang pertemuan singkat bibir mereka. Dia pun mengingat ucapan Claus sebelum menciumnya.“Apa dia mengira kalau aku ingin berciuman dengannya? Kalaupun dia mengatakan itu dengan bersungguh-sungguh, kenapa dia mau menciumku?”Jantungnya yang sebelumnya berdetak biasa, kini mengentak dengan cepat dan tak teratur saat memikirkan jawaban dari pertanyaan itu. Namun, kemungkinan bahwa dugaannya benar hanya sedikit dari banyaknya keraguan. Angela menangkup pipinya yang terasa hangat, tampak merona.Claus tak mungkin menaruh hati padanya, sampai mau menciumnya, bukan? Mustahil pria itu memiliki perasaan padanya, apalagi belum benar-bena
Angela dapat merasakan jika Claus terganggu oleh dirinya. Tampak jelas dari tatapan dingin seperti akan merenggut jiwanya.“Masuk.”Angela sebentar ragu, namun tetap melangkah ke kamar Claus. Tercium aroma sabun mandi ketika dia melewatinya.Claus masih di belakangnya, menutup pintu, lalu menguncinya.Klik!!‘Kenapa harus dikunci pintunya?’ Angela tak mampu mengutarakan rasa penasarannya. Tak mau membuat Claus semakin marah.Dengan tatapan matanya, Claus menunjuk ke sofa. Angela kemudian duduk di sana.Claus hanya berdiri dengan kedua tangan masuk ke saku celana. Tatapannya masih mengintimidasi dan tampak dingin.Angela jadi merasa seperti murid yang sedang dimarahi gurunya.“Aku minta maaf karena …,” ucap Angela terpenggal.Pikirannya mendadak kosong. Untuk sesaat, dia lupa dengan kalimat yang sudah dipikirkannya sejak tadi. Terlebih lagi, ketika melirik ke atas, tepat pada bibir pria itu.Rongga dada Angela mendadak terasa penuh, pa
Ketika keluar dari ruang kerja Claus, Duke berpapasan dengan Angela. Dia bingung harus bereaksi apa ketika Angela tersenyum menyapa.“Selamat siang, Tuan Duke.”Alhasil, Duke hanya mengangguk singkat. Dia bahkan tak menatap Angela. Bukan karena dia membenci Angela karena tak bisa memilikinya, namun dia tak mau mengharapkan wanita yang telah menjadi istri pria lain.Setidaknya, Duke butuh waktu supaya hubungan mereka menjadi biasa. Hanya sekedar relasi kerja. Dia perlu melupakan sosok malaikat yang sangat diinginkan untuk pertama kalinya.Ya. Angela adalah keinginan pertama Duke Volker. Dia tak pernah menginginkan apa pun karena ayahnya selalu memberikan segalanya dengan mudah.“Apa Tuan Duke marah padaku?” gumam Angela bingung, menatap pria itu semakin menjauh dan akhirnya tak terlihat lagi di kantornya.***“Tuan Duke!” seru Travis Wood sambil berlari ke arah mobil Duke Volker di tepi jalan samping perusahaan.Duke menghentikan gerakannnya, menoleh ke belakang. Travis sudah berdiri d
Suasana hening dalam sekejap. Tiba-tiba, Claus tertawa keras.Apa Duke mencoba membodohinya? Jelas-jelas, dia sering menghabiskan waktu sejak kecil dengan Duke, tetapi tak pernah bertemu Angela Quinn. Bagaimana mungkin Duke jatuh cinta pada Angela sejak belasan tahun lalu?“Katakan itu benar. Lalu, apa kau mencoba merebut Angela dariku dengan menggagalkan pernikahanku?”“Kau sudah menikah dengannya. Hal ini tidak perlu kau pertanyakan.”Meski tak menjawab dengan tepat, namun Duke juga tak mengelak. Duke tak menyalahkan usahanya karena memang mendengar dari Ivy jika Angela terpaksa menikah dengan Claus.“Tidak. Aku harus tahu alasan kau mengakui telah menjebakku, sedangkan kita sama-sama tahu kalau kau tidak mungkin melakukan perbuatan rendahan seperti itu.”“Itu artinya, kau tidak cukup mengenalku.” Duke tak menyangkalnya.Sudah berkali-kali Claus kalah saat berargumen dengan Duke. Pria itu tak mudah diajak bicara, terlalu serius, namun ucapannya terkadang sulit untuk dibantah.Terleb
Perintah Claus justru membuat Angela sadar ada yang janggal. “Tapi, Claus, mana mungkin aku juga mencicipi kulit Collin untuk membedakan kalian? Aku juga tidak mau membuka bajunya untuk melihat semua tanda perbedaan yang kau sebutkan.”!!!Kepala Claus bagaikan terkena lemparan batu. Angela benar-benar merusak suasana!Namun, ucapan Angela benar. Tak mungkin Claus sudi melihat istrinya mencicipi tubuh Collin!Otak Claus berputar cepat agar Angela kembali terpancing. Namun, gairah membuat pikirannya kurang berfungsi dengan benar.Alhasil, Claus melemparkan dirinya ke belakang. Berbaring di ranjang sambil memijat pelipis.“Ugh … aku seharusnya tidak memaksakan diriku untuk membuatmu paham. Aku malah jadi kesakitan sendiri gara-gara kau sentuh.” Sakit yang selalu Claus katakan itu hanya menunjukkan gairahnya yang meluap dan ingin dipuaskan. Dia tak benar-benar sakit dan sebenarnya bisa mengalihkan pikiran ke arah lain agar mereda.Namun, dia tak mau. Untuk apa punya istri jika dia masi
Angela malu setengah mati. Rupanya, Claus serius dengan ucapannya, tak mengajaknya ke hotel untuk melakukan kegiatan panas.“Jangan mengalihkan perhatianmu, Angela Quinn!” tegas Claus.Angela buru-buru melihat jemarinya yang dibimbing Claus. Tampak titik kecil di samping kiri dada berotot suaminya.“Lalu, di sini …” Suara Claus semakin berat. Dia membuka telapak tangan Angela, menggerakkan perlahan di tubuhnya sampai ke otot perut. “Otot perut Collin tidak sekeras ini dan jauh lebih lembek,” bualnya. Angela mendadak merasakan panas di tubuhnya ketika melihat perut Claus, dan malah turun melihat ke bawahnya. Pipinya mulai merona, tetapi tak mengalihkan pandangan.Claus tersenyum samar. Kecerdasannya di luar akal sehat, pikirnya. Dia tahu Angela mulai merasakan sensasi yang menggelitik insting sebagai seorang istri.Claus tak berbohong jika dirinya hanya ingin menunjukkan perbedaan tubuhnya dengan Collin. Namun, jika Angela mau melakukan aktivitas panas seperti semalam, Claus dengan se
Claus terkesiap. Dia cemburu buta seperti Asher Smith?Mustahil! Angela yang mulai tergila-gila dan seharusnya cemburu!“Omong kosong! Jangan menyamakanku dengan Asher Smith! Pergi sana!”Collin mengumpat pada saudara kembarnya setelah dilepaskan. Dia juga minta maaf pada Angela meski tetap kesal pada Claus. Angela lantas ikut pulang dengan Claus di mobil yang sama. Memikirkan ucapan Collin dan sikap berlebihan Claus.Apa benar Claus cemburu?Angela tanpa sadar tersenyum. Dia ingin disayangi suaminya dengan tulus setelah pernah merasakan dikhianati pria.“Bisa-bisanya kau yang adalah istriku tidak bisa membedakanku! Kau benar-benar mengecewakan,” ucap Claus dingin, membuyarkan lamunan Angela.“Maaf … tapi, mama dan papamu saja terkadang tidak bisa membedakan kalian, Claus. Aku juga baru mengenalmu.”Claus membuang napas kasar. Dia kesal, tapi tiba-tiba memikirkan ide sempurna.“Kau harus belajar membedakanku dengan Collin.” Claus menendang belakang kursi sopir dengan gaya arogan. “Be
‘Kenapa perasaanku tiba-tiba tidak enak?’ batin Angela. Dia hanya duduk mendengar percakapan Collin dengan klien perusahaan.“Bibi Nora, kenapa tidak mampir ke rumah? Mama pasti akan senang bertemu denganmu.” Tampaknya, klien yang mereka temui berhubungan dekat dengan keluarga Smith. Collin sampai memanggilnya bibi dalam pertemuan resmi antara perusahaan mereka.Mendadak, Angela merasa janggal dengan cara bicara Collin. ‘Apakah karena mereka saling mengenal sehingga dia tampak hangat dan ramah?’ Suaminya jarang bersikap seperti itu.“Nanti saja. Aku ada urusan lain dan harus segera pergi setelah ini selesai.”Seperempat jam kemudian, mereka menyelesaikan urusan bisnis mereka. Nora segera berpamitan pulang setelah sekretarisnya membisikkan jadwal selanjutnya.“Sampai bertemu lagi … Claus atau Collin? Ya ampun, sejak tadi aku benar-benar bingung siapa kau?” Nora terkekeh kecil. “Co—Claus, Bibi. Hati-hati di jalan.” Collin hampir lupa sedang bersandiwara di depan Angela. Beruntung, Ang
“Apa yang kau lakukan di sini?” tegur Collin, tiba-tiba muncul di belakang Claus. Dia ikut mengintip ke arah yang dilihat saudara kembarnya. “Dia orang yang berniat buruk pada Angela, bukan?”“Ck! Bukan urusanmu! Kenapa kau mengikutiku? Jangan dekat-dekat denganku! Malas sekali kalau orang mulai membandingkan kita.”Namun, Collin tetap mengikuti Claus. “Aku mau memberimu dokumen baru dari Tuan Victor!”“Berikan pada Hector! Berhenti mengikutiku!!”Angela melihat saudara kembar itu berjalan cepat melintasi ruangan. ‘Apa yang mereka lakukan? Kenapa Collin memakai baju yang sama dengan Claus? Sepertinya, tadi Collin tidak memakai baju itu. Yang mana suamiku?’Penasaran, Angela mengikuti mereka. Sebagai istri yang baik, dia harus mulai bisa membedakan si kembar.Seberapa keras pun menebak-nebak, jika keduanya sama-sama bicara kasar, Angela tetap tak bisa membedakannya. Dari suara, tinggi badan, gaya rambut, dan warna mata mereka tak ada yang berbeda.“Sialan! Kenapa dia malah lari begitu?
Manik cokelat Travis bergerak gelisah. Dia tak percaya Angela sudah menikah.‘Jadi, dia benar-benar tidak punya perasaan lagi padaku? Secepat ini dia melupakan kebersamaan selama bertahun-tahun?’“Kami akan mengumumkan pernikahan setelah pulang dari bulan madu nanti. Para pencari berita akan mengganggu jika kami mengumumkan sekarang.” Claus tak lupa memamerkan rencana bulan madunya. Dengan begitu, mata Travis akan terbuka jika dirinya bukan siapa-siapa lagi bagi Angela.Entah mengapa, Claus tak begitu cemburu pada Travis. Pria itu tak punya kelebihan apa pun di matanya, sehingga dia yakin akan selalu menjadi pemenang hati Angela.Berbeda dari Duke Volker, yang Claus yakini masih selalu menatap Angela penuh ketertarikan. Duke adalah lawan yang sebanding dengannya, selalu membuatnya cemburu buta.“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, Tuan Claus.” Travis tiba-tiba sudah berada di samping kursi Claus, bertulut memohon ampunan. Hanya itu cara terakhir untuk mempertahankan pekerjaan.“Dud
Angela mengatupkan mulutnya, menahan rasa penasaran. Dia memejamkan mata, berpikir jika Claus dapat melewatinya atau melupakan rasa sakit saat sudah tidur.Tentu saja, sikap Angela tak seperti bayangan Claus. Mustahil Claus bisa tidur nyenyak setelah Angela memancingnya lagi.“Ugh …,” rintih Claus, sengaja membangunkan Angela.Angela yang hampir ketiduran itu membuka kelopak mata perlahan. Ekspresi Claus terlihat seperti orang yang benar-benar kesakitan.“Sial … ini sangat menyakitkan.” Claus sengaja bicara lirih seakan hanya untuk diri sendiri.“Masih sakit?”“Oh, kupikir kau sudah tidur.” Claus jelas tahu jika Angela masih terjaga. “Tidak usah pedulikan aku.”Angela berpikir sejenak. Kemudian, dia mulai menyelipkan tangan di balik selimut, menyentuh milik Claus sambil melihat reaksinya.Merasakan sentuhan tangan istrinya, Claus sontak membuka mata, bertatapan dengannya. Dia cukup terkejut melihat wajah Angela tak seperti biasa. Tampaknya, Angela mulai menikmati menyentuh miliknya.“