Akhir bulan biasanya irit update ya. Liburan sejenak untuk me-refresh pikiran💃Siapa tau ... cerita di bab selanjutnya yang sudah dibuat bisa berubah sesuai keinginan kalian 🤭 uppsss 🤐
Setelah berbincang dengan Asher hingga langit di luar menggelap, Dion segera pergi ke apartemen Nevan yang ada di pinggiran kota. Dia ingin memastikan kesungguhan Nevan sebelum Hillary jatuh hati padanya.Nevan tampak terkejut oleh kedatangan Dion ketika membuka pintu apartemennya. Indra penciumannya disambut oleh bau alkohol yang menguar dari Dion.“Kau mabuk? Uh … bau alkohol! Kenapa kau kemari? Dengan siapa kau minum? Apa kau datang sendiri? Astaga! Bagaimana kalau terjadi apa-apa di jalan!?” cerca Nevan sambil mengipas depan hidung dengan telapak tangan seolah ingin menyingkirkan bau itu darinya.Dion masuk ke apartemen Nevan tanpa dipersilakan ataupun membalas kata-kata Nevan. Dia langsung ambruk di sofa sambil memijat pelipisnya.“Aku baru saja bertemu dengan Asher Smith. Kita perlu bicara serius.” Dion tampak bersungguh-sungguh meski wajahnya agak memerah karena alkohol.Nevan mendadak mendapat firasat buruk ketika nama Asher disebut. ‘Jangan bilang, Paman Asher memberi tahu Pa
Hillary sontak menatap kaget pria di depannya. ‘Nevan akan pulang ke negaranya? Jadi, dia menemuiku hanya untuk berpamitan dan bukan untuk melamarku?’ “Kau … kenapa harus pulang?” Suara Hillary tersekat di tenggorokan. Dia sangat terkejut hingga tangannya terasa gemetaran. Hillary gegas menyembunyikan tangan di bawah meja agar Nevan tak melihatnya.Apakah Nevan akan tetap tinggal di negara ini jika dirinya mengatakan bahwa dia juga menyukai Nevan? Namun, ketika memikirkan hal tersebut, wajah Dion dan Matthew hadir dalam benaknya. “Sejak awal, aku memang harus pulang. Di sini tidak ada rumah untukku kembali. Aku juga ingin mengambil gelarku di tempat tinggalku sendiri.” Setiap kata yang Nevan ucapkan, membuat jantung Hillary berdebar kencang. Setelah tindakan Nevan beberapa waktu lalu, kini pria itu akan pergi tanpa bertanggung jawab? Kenapa semua orang meninggalkan dirinya? Di lain pihak, Nevan saat ini telah mengambil keputusan bulat. Tak ada gunanya lagi dia mengejar wanita yang
Asher Smith membusungkan dada di depan Laura yang sedang menggerutu lirih karena sikapnya. Tebakan Asher benar … Hillary langsung mendekat ke arah Dion setelah keluar dari mobil.Hillary hanya melewati Nevan tanpa menyapa atau melihatnya. Nevan pun menyibukkan diri menata barang-barang di bagasi yang sudah rapi.“Untung saja aku belum terlambat.” Hillary menyerahkan tas kertas merah muda berisi kotak kado kepada Dion. “Tolong berikan ini untuk Rachel dan Alan. Sampaikan juga ucapan selamat dariku.”Dion membuka tas itu dan melihat isi di dalamnya. “Kau tidak akan datang ke acara pernikahan mereka? Sayang sekali … aku bisa mengajakmu berkeliling tempat-tempat menarik di sana.”Hillary tersenyum kecil. “Aku akan berusaha meluangkan waktu. Tetapi, aku tidak bisa berjanji akan menghadiri acara pernikahan mereka. Karena itu, aku menitipkan hadiah ini untuk berjaga-jaga seandainya aku tidak bisa datang.”Merasa diperhatikan semua orang, kecuali Nevan, Hillary menjadi canggung. “Kalau begitu,
“Apa!?” pekik Laura.Asher merapikan lagi baju dan celananya. “Kenapa kau tidak merayuku dulu? Aku jadi kehilangan selera karena takut membuatmu kesal ….”Laura pun akhirnya mendekat, lalu menepis tangan Asher yang sedang mengancingkan kemeja. “Aku mau … cepat lakukan sekarang …,” rayunya menggoda.Asher mendekap Laura sambil menyeringai. “Jika itu yang kau inginkan ….”Sebelum Asher sempat merealisasikan fantasinya, pintu dari luar digedor dengan sangat keras. Laura gegas merapikan baju dan rambutnya, lalu mendorong Asher dengan kencang.“Tsk! Siapa yang berani mengganggu kesenanganku? Aku sudah bilang pada semua pelayan agar tidak mendekati elevator saat kita ada di sini!” geram Asher seraya membuka pintu otomatis.Deru napas memburu dari seorang wanita langsung terdengar begitu pintu otomatis terbuka. Hillary Smith terlihat acak-acakan setelah berlari naik-turun tangga ingin bertemu pamannya.“Kau bilang sibuk. Kenapa ke sini lagi?” tanya Asher jengkel.Hillary menelan ludah susah p
Nevan tahu jika Hillary akan bicara dengan Dion. Sampai Hillary berlari terengah-engah dan berurai air mata menyusul pamannya, Nevan hanya bisa tersenyum getir. Ternyata, memang benar kata-kata Asher Smith. Wanita akan memilih pria yang lebih mapan dan dewasa seperti Dion. Asher pernah memperingatkan Nevan sebelumnya. Hillary biasa memilih sesuatu yang menguntungkan baginya.Seharusnya, Nevan mendengarkan dan melupakan Hillary sepenuhnya. Dia justru harus mulai bersiap-siap menyambut Hillary sebagai bibi ipar.Memang benar Nevan sibuk dan sedikit melupakan Hillary. Tetapi, ketika melihat wanita itu lagi di rumah Laura sebelumnya, debaran jantungnya terdengar seperti tabuhan genderang yang terpancar dari pengeras suara. Karena itu, dia tak bisa bicara banyak dengan Hillary. Takut membebani Hillary dengan perasaan konyolnya. Sebab, tak mungkin Hillary akan memilih orang yang tak memiliki apa pun seperti dirinya, pria yang masih hidup menggunakan fasilitas dari sang paman yang juga sem
Kejadian di bandara siang itu langsung menjadi fenomenal. Banyak orang yang merekam pernyataan cinta Hillary Smith dan Nevan Erlangga. Kisah cinta mereka pun mendapat kritikan dan pujian di saat yang sama. Di media sosial dan berita-berita internet, banyak yang mencibir Hillary karena mengencani pria yang lebih muda darinya. Namun, tak sedikit pula yang mendukung Hillary dan Nevan karena mereka terlihat manis saat saling menyatakan cinta di depan banyak orang yang menjadi saksinya.Pro dan kontra tentang hubungan mereka itu, tentu saja telah terdengar oleh Asher Smith. Asher tak suka semua orang membicarakan keponakannya. Bahkan, ada pula yang sampai mencaci maki Hillary.Bukan karena Hillary mencoreng nama baik Keluarga Smith karena tindakannya yang membuat Asher lebih marah, melainkan karena Asher tak terima bahwa Hillary dan Nevan dikatakan sebagai pasangan yang akan bersinar tahun ini.Dalam hanya waktu satu jam, berita itu sudah tersebar di mana-mana. Dan ketika sampai di rumah,
Sepasang pengantin tampak bahagia setelah mengikrarkan janji suci pernikahan. Rachel pun melangkah maju untuk melemparkan bunga berlapis emas. Kegaduhan terjadi karenanya.“Kau yang memesan bunga itu? Yang kau titipkan pada Dion waktu itu?” bisik Asher di dekat telinga sang istri.Bunga itu melayang tepat tertangkap oleh Rangga Cakrawala. Tentunya mendapat protes dari tamu undangan.Laura mengangguk. Suaranya tak terdengar saat terjadi kegaduhan.Kemudian, dia berkata setelah tamu cukup tenang, “Bunga itu dibuat mirip dengan bunga yang Alan berikan pertama kali untuk Rachel. Bunga yang aslinya benar-benar dilapisi emas agar tetap abadi katanya.” Laura tersenyum kecil. Betapa manisnya pemikiran Rachel. Rachel sangat menyukai benda-benda berkilauan, bahkan Laura pun sering diberi emas darinya.“Jadi, karena itu kau bersikeras datang? Kau juga mau bunga emas? Aku bisa memberikan ribuan buket bunga emas untukmu kalau kau mau.”Tepuk tangan meriah menenggelamkan suara Asher Smith ketika Ra
Alan dan Rachel sangat antusias dan bahagia menjelang pernikahan mereka. Namun, setelah menjadi pasangan resmi, mereka justru berjauhan di dalam kamar hotel.“Kau tidak jadi mandi?” tanya Alan dengan mata yang tertuju ke arah lain.Alan beberapa kali mengibaskan kerah kemeja seperti orang kepanasan meski ruangan terasa sejuk. Sementara Rachel duduk sambil menekan-nekan asal layar ponselnya. “Sebentar lagi,” balas Rachel datar dan berusaha tenang.Sejak acara pernikahan usai, Rachel ingin segera mandi. Namun, setelah sampai di kamar, dia justru sangat gugup berhadapan dengan sang suami selama hampir setengah jam.Tak tahan lagi, Rachel meletakkan ponsel dan menuju kamar mandi. Alan melirik-lirik sambil bersenandung tak jelas seraya menatap luar jendela.Dia melihat pintu kamar mandi dari pantulan kaca jendela. Rachel menutup pintu setelah melihat dirinya.Alan akhirnya bisa duduk di sofa sambil menghela napas panjang.“Malam pertama kami … akan seperti apa?” gumam Alan sambil membayang