Apa yg akan kalian lakukan kalau tiba-tiba harus menikah dengan pria yang usianya 14th lebih tua?
“Masuk ke dalam mobil sekarang, Nona Laura Wilson. Kau tidak ingin mengacaukan pertemuan penting setelah ini, bukan?” Asher tak akan membiarkan istrinya bicara berdua dengan mantan tunangannya. “Sebentar saja, Paman.” Noah memasang tampang memohon pada Asher.Sementara itu, dari arah lain, Nora berlari kecil dengan mengangkat gaunnya menghampiri mereka. “Kak Noah! Kenapa kau meninggalkan aku?” Tatapan Nora tertuju pada tangan Noah yang ada di pergelangan tangan Laura. Nora sangat ingin menampar Laura karena berani menyentuh suaminya. Meskipun sangat jelas yang terjadi adalah sebaliknya.Nora hanya bisa menahan emosinya karena ada banyak orang di sana. Dia akan membalas Laura ketika saatnya tiba.Laura pun gegas melepaskan tangan Noah darinya setelah menyadari bahwa Nora sedang memandangi tangannya. Dia segera masuk ke mobil tanpa melihat lagi pada sang mantan atau pun adik tirinya. Sudah cukup Laura memberi mereka selamat hari ini. Dia tak perlu lagi bersikap seolah-oleh mereka memi
“Berdiri,” perintah Asher dengan suara lirih. Tangan Asher menggenggam lembut tangan Laura dan membimbingnya ke ranjang. Kulit Laura terasa dingin dan berkeringat. Asher tersenyum samar saat tahu Laura sedang sangat gugup. Laura ingin bimbingan darinya. Mengingat kalimat itu, Asher mengulum senyuman. Kilatan hangat terpancar pada senyuman itu. Sesuatu yang baru sekali dilihat Laura hingga membuatnya takjub.‘Tuan Asher … tersenyum ….’ Laura menatap wajah pria di hadapannya tanpa berkedip. Kematangan yang terpancar pada suaminya memaksa jantung Laura berdenyut lebih cepat. Asher mulai menyatukan bibir mereka. Kelembutannya yang tak terduga mengusir ketegangan dan kegugupan yang Laura rasakan. Laura mengikuti gerakan bibir Asher dengan canggung. Karena itu merupakan ciuman pertama Laura di saat dirinya dalam keadaan sadar sepenuhnya. Dengan gerakan pelan seolah tak ingin menodai kulit halus dan mulus istrinya, Asher menurunkan tali gaun di pundak wanita itu. Laura melepaskan tauta
Ariana berdiri di depan Asher dengan keterkejutan yang tak terduga. Dia merasa sedih karena adiknya menyembunyikan sesuatu yang penting darinya. Bagaimana mungkin Asher akan menikah tanpa memberi tahu dirinya? “Sejak kapan kau di sini?” tanya Asher, mencoba menyembunyikan keterkejutannya. “Jawab dulu pertanyaanku, kapan dan dengan siapa kau akan menikah? Apa aku tidak penting bagimu sehingga kau tidak mau berbagi rencana pernikahanmu denganku?” Suara Ariana meninggi karena emosi. “Duduk dulu.” Asher melewati Ariana dan duduk di kursi kebesarannya dengan santai. Hal tersebut membuat Ariana semakin kecewa karena merasa disepelekan dan tak dianggap oleh adiknya. Sikap Asher terlalu tak acuh padanya.Dengan langkah lebar, Ariana segera menarik kursi dan duduk berhadapan sambil menatap tajam sang adik. “Kenapa kau tidak memberi tahu aku kalau kau akan menikah?!” Ariana kembali menuntut jawaban adiknya.“Bukan aku tidak mau memberi tahu. Tetapi, aku baru merencanakan pernikahan ini bebe
“Tuan ….” Laura menunduk setelah melihat sebentar suaminya. Bayangan semalam kembali teringat dalam benaknya. Mendadak, Laura menjadi sangat malu. Bisa-bisanya dia bertingkah seperti wanita yang haus akan belaian lelaki setelah merasakan surga dunia yang diberikan sang suami? “Apa yang kau lakukan di sini?” Asher mengulang lagi pertanyaannya, lalu menambahkan, “Siapa yang bilang kau boleh berkeliaran tanpa seizinku?” “Maaf, Tuan … saya tadi sudah menghubungi Anda, tetapi Anda tidak menjawab panggilan saya.” Laura meneguk ludah dengan kasar ketika melihat kaki Asher kian mendekat. “Itu … saya diminta datang-” Laura memekik tertahan ketika Asher tiba-tiba menarik pinggangnya, lalu memijat kecil dengan gerakan sensual. Salah satu tangan Asher mengusap punggung wanita itu dari luar kain yang menutupi kulit mulusnya. “Siapa orang gila yang berani memerintah istriku?” Suara Asher terdengar lebih pelan dari sebelumnya. Di saat Asher sedang sangat merindukan sang istri, Laura sendiri yan
“Nona Laura, masuk ke ruanganku dengan berkas itu. Dan kau … kembalilah pada pekerjaanmu.” Asher meninggalkan Laura dan Nora terlebih dulu. Setelah melihat Asher masuk ke dalam ruangannya, Nora lalu berkata, “Maaf, Kak, aku bukannya mau menuduh Kak Laura. Tetapi, Sandra tidak mungkin salah mengerjakan laporan ini karena kami juga sudah mengonfirmasi pembelian bahan baku tersebut pada karyawan lain.” Aneh … hanya itu yang saat ini dalam benak Laura saat mengamati raut wajah adik tirinya.Biarpun Nora menunjukkan mimik penyesalan, tetapi kenapa hati Laura tak tergerak sama sekali? Apakah disebabkan oleh perubahan suasana hati karena hormon kehamilan? Atau karena kesalahan tersebut tidak masuk akal baginya?Dua miliar bukan nominal besar untuk pembelian bahan baku berlian mentah berkualitas tinggi dari jumlah yang biasa dipesan oleh Smith Group, tetapi juga bukan jumlah yang kecil untuk Laura. Bagaimana mungkin Laura tak menyadari selisih yang sangat besar untuknya? Semua pekerjaan yan
Sebelum Laura terbangun, Asher menyuruh Theo untuk memperbaiki kesalahan Laura tentang masalah sebelumnya. Kalaupun perusahaannya merugi karena kesalahan istrinya, Asher tak akan memperpanjang masalah itu. Lagi pula, lebih dari dua miliar pun sanggup dia berikan untuk sang istri yang akan melahirkan anaknya. Akan tetapi, Theo justru melaporkan sesuatu yang tak terduga padanya. Menurut Theo, laporan Laura sebelumnya berbeda dari laporan yang sekarang. Laura yang diminta Nora ikut serta dalam proyek tersebut, selalu berkoordinasi dengan Theo sebelum menyerahkan laporan kepada Asher. Theo masih memiliki berkas asli dari Laura sebelumnya. Dia segera mengecek riwayat komputer Sandra setelah Asher menyuruh Theo untuk menyelidiki masalah itu. Dua miliar merupakan jumlah yang besar bagi Asher jika sampai karyawannya berbuat curang. Namun, jumlah yang sedikit jika Laura yang membuat kesalahan. Theo pun akhirnya tahu jika Nora sempat meminjam komputer Sandra. Terlihatlah waktu pada riwayat
“A-apa?” Nora terperangah tak percaya. Dia adalah Nora Myers, keponakan Asher Smith! Bagaimana mungkin Theo dapat bersikap lancang dengan menjawab santai dan tak mau membayar tagihan makanannya? “Anda sendiri yang mau ikut dengan kami. Saya hanya membawa satu kartu untuk membayari Nona Laura.” Theo memang hanya membawa satu kartu milik Asher. Dia pun sudah dipesan oleh sang atasan untuk membelikan semua permintaan Laura, bukan Nora.Theo merupakan bawahan yang patuh dan tak pernah menyimpang dari perintah Keluarga Smith. Jadi, Nora bukanlah urusannya. Melihat wajah kecut adik tirinya karena tak dibayari Theo, Laura menjadi tak enak hati. Namun, dia pun tak dapat membantunya. Laura tak mungkin meminta kepada Theo setelah membelikan dirinya makanan mahal. Dia pun tak memiliki uang yang cukup bahkan hanya untuk membeli segelas minuman di restoran itu. ‘Bukankah Noah memberinya banyak uang saku? Sudahlah … Nora pasti bisa membayarnya sendiri.’ “Mari, Nona Laura.” “Kami akan menungg
Dari kaca jendela mobil, Nora mengamati Asher yang sedang memarahi Laura dan Theo di parkiran. Dari wajah Asher saja, Nora bisa tahu jika pria itu sedang marah besar. Nora sangat lega karena akar dari masalah yang selalu membelenggu hidupnya akan segera tersingkirkan dari kehidupannya. “Maaf karena sudah menuduhmu.” Suara halus Noah membuyarkan lamunan indah Nora. Betapa bahagia dirinya hari ini. Sudah mendapat uang dua miliar tanpa ketahuan, Laura akan segera menghilang, dan Noah baru saja mengucap kata maaf yang telah dinantinya sejak semalam. “Tidak masalah. Kau tidak salah apa pun. Wajar jika kau lebih memercayai Kak Laura dibanding denganku,” jawab Nora dengan wajah sendu. Dia tak ingin terlihat menggebu-gebu. “Jangan bicara seperti itu.”Nora sudah lama mengamati bagaimana sikap Laura kepada Noah. Untuk menarik perhatian Noah, dia akan melakukan hal yang sama seperti sang kakak tiri. Nora rela bersandiwara seumur hidup jika bisa dicintai suaminya. “Tapi, aku masih belum bis