Saat sudah sore, Kay membangunkannya lalu menyuruh Maudy pulang lebih dulu, karena ia masih ada pekerjaan lain. "Maudy pulanglah lebih dulu, nanti aku segera menyusul mu di rumah!" ucapnya, Maudy pun lebih dulu pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Setelah itu ia pun pulang ke rumah sendirian, lalu Kay melanjutkan pekerjaannya. Setibanya di rumah, Maudy segera mandi lalu duduk di ruang tamu, ia melihat Bi Ijah duduk sambil makan cemilan. "Bibi boleh aku duduk di sini?" tanya Maudy saat ia sudah berada di samping Bi Ijah. "Duduk saja." Maudy duduk lalu ia di tawarin cemilan oleh Bi Ijah tapi ia menolaknya. "Tidak bibi, aku sudah makan dengan Kay tadi," tanpa sengaja Bella mendengarnya, ia sedikit ragu, lalu segera masuk ke kamarnya, ia mencari ponselnya lalu menghubungi Arland yang masih berada di kantor. Tut..... Panggilannya tidak diangkat oleh Arland, lalu ia meletakkan ponselnya di atas ranjang. Tak lama setelah itu, Arland segera meneleponnya. "Halo."
Paginya, Maudy tiba-tiba sakit, entah apa yang ia pikirkan sehingga seluruh tubuhnya menggigil. Untung saja ketika Bi Ijah masuk ke kamarnya, ia melihat Maudy menggigil lalu menyelimuti tubuhnya. "Ada apa nona Maudy? kenapa seperti ini?" tanya Bi Ijah panik, ia segera memanggil Bella yang masih berada di kamarnya. "Bibi jangan katakan pada siapapun, aku tidak mau menyusahkan mereka," ucap Maudy sambil memegang tangan Bi Ijah. "Tidak apa-apa nona Maudy, bibi harus memanggil Bella." Bi Ijah tidak mendengarkan apa yang di katakan Maudy, ia tidak mungkin membiarkan Maudy dalam bahaya. "Bella." Bi Ijah memanggilnya dari luar kamar, mungkin Bella masih berbaring sehingga lama membuka pintu. "Bella," sekali lagi ia memanggil, tak lama kemudian Bella pun keluar dari kamarnya, ia melihat wajah Bi Ijah sangat panik. "Ada apa bibi?" tanya Bella lalu ia memegang tangan Bi Ijah. "Nona Maudy menggigil, wajahnya pucat!" "Dimana dia?" Bi Ijah dan Bella segera berlari ke kamarnya, mereka m
Arland menatapnya bingung, ia tidak tahu apa yang di maksud Kay. "Melakukan apa? biasanya kau mampu melakukan apapun dalam sekejap," ucap Arland. "Ini berbeda, aku benar-benar bingung." Arland memperhatikan perubahan Kay sekejap, tidak seperti biasanya. Arland pun kembali ke ruangannya, dan berharap ketika di rumah nanti Kay menceritakan semuanya padanya. Kay melakukan pekerjaannya, ia banyak melakukan kesalahan hari ini, mungkin karena memikirkan Maudy dan juga Sunny. Setelah pulang dari kantor, Kay masih saja diam, Arland mengajaknya bicara tapi ia hanya menjawab sekedarnya saja. "Ada apa dengannya?" gumam Arland, ia masih memperhatikan sikap Kay. Setelah sampai di rumah, Kay langsung memasuki kamarnya, ia segera berbaring di ranjang. Bella dan yang lainnya tidak terlihat saat ia keluar dari kamar, hanya ada Novia juga Bi Ijah duduk di depan tv. "Bibi, di mana semua orang?" "Di kamar nona Maudy, dia kasihan sekali, tidak mau di bawa ke rumah sakit, akhirnya Bel
Bella masih diam saja, Bi Ijah pun sampai memegang tangannya lalu Bella melihatnya. "Aku baik-baik saja," ucap Bella lalu ia keluar, ia segera masuk ke kamarnya menemui Arland. "Mungkin nanti Kay akan menikah dengan Maudy!" "Dari mana kau tahu?" "Lihat saja apa yang dilakukan Kay padanya, ia sangat perhatian pada Maudy!" "Biarkan sajalah, asalkan Maudy bisa berubah menjadi wanita baik apa salahnya?" Bella diam saja, lalu bagaimana dengan nasib Sunny? ia berjanji akan membantu Sunny supaya bisa menikah dengan Kay, tapi nyatanya Kay memberi perhatian lebih pada Maudy. "Kenapa kau merasa gusar seperti itu saat Kay sangat perhatian pada Maudy?" "Aku tidak tahu, perasaanku mengatakan jika Maudy hanya berpura-pura supaya Kay menikah dengannya nanti." "Jangan khawatir, Kay pasti mempertimbangkan apa yang akan dia lakukan, Kai tidak pernah gegabah dalam melakukan hal yang akan mengubah hidupnya, aku mengenalnya sejak dulu, tidak usah mengkhawatirkannya!" Arland bingung me
"Jangan berlebihan seperti itu, aku hanya melakukan yang menurutku baik!" ucap Kay. Arland pun memeluk Kay, ia harusnya belajar dari Kay, ketulusan dan keikhlasan yang tiada batas. "Ayo masuk, kita makan dulu," ajak Arland, tapi Kay tidak selera makan saat ini. "Jangan menyiksa dirimu seperti itu, kau harus makan supaya bisa melakukan kebaikan yang lain," ucap Arland. Kay pun akhirnya masuk lalu mereka segera ke meja makan, tidak ada siapapun yang terlihat di ruangan itu, bahkan Novia tidak ada di depan tv. "Kemana mereka?" "Aku tidak tahu," jawab Arland, mereka segera makan, Kay setelah makan langsung menuju kamar Maudy, ternyata semua orang di sana. "Lho, semua orang di sini!" ucap Kay saat ia berada di dalam. "Iya, Maudy yang meminta kami semua ke sini!" Kay seketika menatap Maudy, ia pikir sesuatu telah terjadi padanya. "Ada apa denganmu Maudy?" "Tidak apa-apa," jawabnya singkat. "Lalu kau meminta semua orang ke sini?" "Aku tidak mau sendirian," Maudy lan
Seperti biasa Kay akan melakukan aktivitas sehari-hari, ia akan ke kantor bersama dengan Arland dan juga Tuan Alexander. Bella mengantar Novia ke sekolah, lalu yang lain di rumah untuk beres-beres. Dokter yang menangani Maudy datang untuk mencabut infus karena ia sudah lebih baik. Dokter itu memberi vitamin untuknya, setelah dokter itu pergi Bella yang baru saja kembali dari sekolah langsung menemuinya di kamar, ia melihat Maudy duduk di depan meja rias. "Bagaimana keadaan mu Maudy?" "Lihatlah, sudah lebih baik, aku hanya perlu istirahat saja." "Oh ya kapan rencanamu menikah dengan Kay?" Bella langsung bicara tanpa basa-basi padanya, karena ia tahu Maudy akan berbohong padanya. "Tidak ada pernikahan, Kay hanya melakukan kebaikan saja, bukankah dulu dia juga melakukannya padamu saat Arland luka ingatan?" Maudy mengingatkan hal kejam yang ia lakukan pada Bella beberapa tahun lalu. Bella menatapnya dengan tajam, itu semua terjadi karena ulah Maudy yang selalu ikut campur
Arland merasa senang karena ikan yang di masak oleh istrinya sangat lezat, ia menghabiskan satu ekor ikan sendirian, Bella dan Murni senang melihat Arland makan lahap. "Terimakasih, ikan ini sangat enak, lain kali masakin lagi seperti ini," ujar Arland sambil tersenyum. Kay juga senang melihat Arland makan dengan lahap, setelah makan semuanya meninggalkan meja lalu sibuk masing-masing seperti biasanya. Bella mengajak Novia masuk ke kamarnya, sementara Arland dan yang lainnya duduk di sofa depan tv sambil menonton film. "Mama, Novia punya tugas dari dari Miss di suruh membawa makanan supaya berbagi dengan teman yang membutuhkan makanan, Novia harus bawa banyak ma, supaya temen-temen di jalanan makan sampai kenyang," ucapnya lalu ia duduk di atas ranjang, Bella pun mengiyakan permintaan putrinya itu. "Besok mama akan beli apa yang Novia butuhkan, sebelum ke sekolah kita akan mampir ke supermarket dulu," Novia pun bahagia saat namanya menyetujui apa yang ia mau. Arland masuk
Arland pun berusaha menenangkan supaya Bella tidak lagi marah dan sakit karena ulah Maudy. "Aku akan bicara dengannya, lagi pula tanpa di bilang pun dia pasti akan mengerti, Kay orang yang cerdas, dia pasti akan memahami itu." Arland memeluk Bella lalu menyuruhnya tidur, lalu ia pun memikirkan ucapan Bella hingga ia sulit untuk memejamkan mata, ia punya istri yang cerdas, bisa memahami situasi yang sedang di rencanakan. "Bella benar, seharusnya aku dan Kay sudah membahas ini kemarin, Maudy tidak boleh lama-lama tinggal di sini jika ia masih ingin melihat keluarganya utuh. Ia pun berbaring lalu memejamkan matanya, ia akhirnya tertidur setelah berusaha keras untuk terlelap. Paginya saat ia bangun, ia melihat Bella masih tidur, berhubung hari ini libur jadi Bella bisa santai, ia tidak perlu melakukan aktivitasnya seperti biasa, pagi ini ia bisa tidur lebih lama. Maudy sudah duduk di sofa menikmati secangkir teh yang di buat oleh Bi Ijah, Murni dan suaminya olahraga di depan ru
Ia melihat sosok pria yang berdiri di depannya, ia melihat dengan matanya tanpa berkedip, ia segera menangis lalu memeluk Arland dengan penuh haru, sedangkan Kay segera masuk ke dalam. Saat Bella tidak kunjung masuk ke dalam rumah, Novia segera melihat keluar, ia kaget, ia segera memeluk papanya, air mata di pipinya jatuh saat ia berada di pelukan papanya. "Papa kemana saja? kenapa tidak pernah pulang?" tanya Novia. "Maafkan papa ya nak, papa sangat sibuk, tapi papa tidak pernah melupakan Novia dan juga mama, doa kalian lah yang membuat papa pulang ke rumah dengan selamat." Novia sangat terharu mendengarnya, ia pun segera membawa papanya masuk, Bella segera membuatkan makanan untuk Arland, Arland segera mandi saat ia tiba di rumah, ia menikmati setiap sentuhan air yang membasahi tubuhnya. Kay memberi kejutan pada Sunny, ia berdiri di depan pintu kamar saat Sunny menggendong Kayra Maharani, Sunny segera berlari memeluk Kay, ia juga menangis terharu saat memeluk Kay, ia merasa
Kay menikahi Sunny secara mendadak, sedangkan Maudy depresi karena tidak bisa mendapatkan apapun yang ia rencanakan selama ia tinggal di rumah Alexander. Arland dan Kay secara brutal terus mengejar keberadaan Anthony dan Nilesh, meskipun sangat lama ia baru menemukan tempat persembunyian Anthony, mereka mencari hingga ke pelosok kampung, banyak rintangan yang dilalui untuk menemukan persembunyian Anthony yang saat ini menjadi buronan karena banyak permasalahan yang mereka hadapi. Bella berbulan-bulan menunggu kepulangan suaminya, ia khawatir dengan keselamatan suaminya, ia merasa seperti seorang istri militer yang menunggu suaminya antara hidup dan mati. Bella menunggu dengan sabar, meskipun kadang Novia masih selalu bertanya di mana keberadaan papanya. Yang lebih sedihnya lagi, saat hari pernikahan Sunny harus rela melepaskan kepergian suaminya untuk mencari keberadaan Anthony, dengan hati yang penuh rasa khawatir dan air mata yang terus mengalir ia terus berdoa dan berharap
"Wanita ular itu pernah menjadi kekasih mu," ucap Bella dalam hatinya, tapi ia juga mengikuti Arland ke halaman belakang, meskipun wajahnya cemberut dan terus ngedumel di dalam hatinya. Arland menyuruhnya menutup mata, setelah 2 menit Bella membuka matanya karena di suruh oleh Arland, Arland berlutut di hadapannya lalu memberikan cincin yang indah di jarinya. "Cincin?" ucap Bella kaget sambil tersenyum. Arland segera memeluknya lalu mengelus rambutnya, ia tahu Bella sangat lelah beberapa hari terakhir. "Jangan salah paham padaku, aku selalu memikirkan kebaikanmu dan juga kebahagiaan mu, aku selalu memikirkan mu." Bella tersenyum lalu memeluk suaminya, ia pun bahagia kegirangan, akhirnya setelah beberapa hari ia akhirnya di perhatikan lagi oleh suaminya. Bella dan Arland bermesraan di halaman belakang, dan pemandangan itu dilihat oleh Maudy, ia rupanya sangat terluka melihat itu, seperti di tusuk duri di jantungnya. "Kurang ajar, beraninya kau bermesraan di depanku Bella, lihat s
"Untuk apa kau menangis? pergi dari sini!" ucap Arland. "Kenapa kau mengusir ku Arland? Bella dan Sunny juga mengusirku, kenapa tidak ada belas kasih mu padaku?" "Aku tahu apa yang terjadi di sini saat aku tidak ada di rumah, kau mengusir Sunny karena kau sama sekali tidak suka padanya, kehadiran Sunny jadi ancaman bagimu, apakah aku benar?" tanya Arland. Maudy terdiam, semua orang menatapnya sehingga ia sangat membenci Bella. "Aku tidak mengatakan apapun padanya, justru ketika aku baru turun dari kamar mereka berdua berusaha membuatku jatuh, mereka gagal lalu mereka mengusirku, harusnya kau paham apa yang terjadi di sini Arland, aku tidak pernah berubah padamu!" "Apa aku perlu menunjukkan video saat kau mengusir Sunny? kau sangat kasar padanya, jika Kay tahu kau mengusir Sunny maka habislah kau!" ucap Arland. Maudy sama sekali tidak berkutik, ia terdiam, tidak tahu harus mengatakan apa supaya Arland berpihak padanya. "Aku minta maaf Arland, aku tidak bermaksud membuat mu
Zian hanya bisa menggeleng saat sudah tahu yang terjadi pada Arland, Arland memang melakukan kesalahan tapi itu sama sekali tidak di sengaja ataupun dia sadari, ia melakukan itu saat mabuk. "Lalu apa hubunganya dengan Anthony? kenapa ia selalu mengganggu anak dan istrimu?" tanya Zian sekali lagi. "Dia sebenarnya salah paham, aku tidak tahu apa yang dikatakan ayahnya padanya sehingga ia sangat membenci keluargaku, tapi yang pasti papa tidak pernah melakukannya kesalahan pada keluarganya," ucap Arland. Zian mengerti, sebenarnya ini hanya masalah pribadi yang belum selesai. Zian pun tahu cara memecahkan masalah ini, tapi pastinya dari salah satu pihak pasti ada yang tidak setuju. "Sebenarnya memecahkan masalah ini sangat mudah, tapi tergantung kedua belah pihak, jika salah satunya tidak setuju maka masalah ini akan tetap berlanjut hingga anak cucu kalian." Arland diam, ia sebenarnya tidak ingin memiliki masalah dengan siapapun, karena saat ini ia hanya memikirkan keluarganya saja.
Kay dan Arland bicara berdua di luar rumah, ia sebenarnya tahu Maudy drop karena takut ketahuan ikut melakukan kesalahan. "Apa kau yakin dia benar-benar sakit?" tanya Arland. "Iya, dia sakit karena memikirkan papanya, jelas dia takut di penjara!" "Lihat saja nanti apa yang akan dikatakan oleh dokter, aku sebenarnya tidak penasaran kenapa dia tiba-tiba sakit!" ucap Arland sekali lagi. Dokter mulai memeriksa Maudy, Murni dan Bella masih ada di dalam kamar itu, dokter itu dengan cepat memberikan infus di tangannya lalu menyuruh Maudy minum obat. Setelah selesai menanganinya, dokter itu bicara dengan Murni dan Bella. "Jangan biarkan dia memikirkan hal yang tidak baik, itu bisa membuat calon bayinya dalam bahaya, Maudy tipe orang yang sangat mudah drop apalagi saat ini dia sedang hamil." "Apakah ada sesuatu yang membuatnya tiba-tiba sakit?" tanya Murni karena ia sangat penasaran. "Tidak, dia hanya tidak boleh memikirkan sesuatu yang berlebihan!" Dokter itu memberikan rese
Tiba-tiba Maudy merasa deg-degan, ia tahu arah pembicaraan Kay, lalu ia menghela nafas, ia tidak mau buru-buru berfikir negatif. Sunny duduk di samping Bella, ia menunggu kejutan apa yang akan di katakan Kay pada mereka semua. "Jangan terlalu lama membuat orang menunggu, katakan saja apa kejutannya!" ucap Murni, lalu Kay tersenyum, ia mengambil ponselnya lalu menelepon seseorang. "Halo, semuanya berjalan lancar?" tanya Kay, Arland hanya diam mendengar pembicaraan Kay. Ia mematikan ponselnya lalu menatap Arland, ia diam cukup lama. "Mereka sudah di tangkap, kali ini mereka tidak bisa membayar siapapun untuk di bebaskan, ada seseorang yang mendukung mereka melakukan itu, yang pastinya kita tak akan percaya jika dia ikut campur dalam segala hal." Maudy semakin penasaran, tapi ia tidak mau bertanya sama sekali, ia tidak mau membuat orang di rumah itu curiga. "Siapa yang kau maksud? mommy penasaran siapa saja orang yang ingin mengganggu keluarga kita" ucap Murni. "Banyak mom, salah
Arland masuk ke dalam ruangan setelah selesai menelepon Bella, ia melihat Kay duduk di tempat tidur, wajahnya masih terlihat sedikit pucat. "Sebenarnya kejutan apa yang ingin kau tunjukkan pada semua orang?" tanya Arland padanya. "Jangan tanya padaku, lihat saja nanti!" jawab Kay. Arland pun membantu Kay keluar dari ruangan itu setelah Tuan Alexander menelpon bahwa ia sudah berada di parkiran. Dengan pelan Kay berjalan karena kepalanya masih belum sembuh total, tapi ia berusaha untuk terlihat kuat. "Aku akan mengambil kursi roda kalau kau tidak kuat berjalan, aku takut kau pingsan lalu kembali ke ruangan itu lagi!" ucap Arland sambil terus memegangi pundak Kay. "Aku baik-baik saja, kau tidak perlu memejamkan ku seperti itu," jawabnya sambil bercanda. Mereka pun tiba di parkiran, Kay dengan pelan-pelan masuk ke dalam mobil, ia duduk di samping Tuan Alexander sedangkan Arland duduk di belakang. "Bagaimana keadaan mu Kay?" tanya Tuan Alexander sebelum ia memacu mobilnya, tapi tiba
"Oh, jadi kau sudah menampakan topeng aslimu padaku, ternyata selama ini kau tinggal di sini hanya untuk mencari tahu semua informasi tentang keluarga Alexander, tapi sayangnya kau tidak mendapatkan apapun, semua yang kau harapkan sia-sia, ku tidak akan memberimu sebesar pun, dan rencanamu untuk menghancurkan keluargaku tidak akan pernah terjadi, karena kau tahu saat ini Kay dan Arland juga sudah tahu apa yang kau rencanakan bersama dengan Anthony, tunggu saja giliran mau mendapatkan balasan dari mereka berdua!" ucap Bella padanya, Maudy terdiam mendengar apa yang di katakan Bella padanya, ia bahkan gemetar saat tahu Kay dan Arland sudah mengetahui apa yang ia rencanakan. "Apa yang kau katakan? bukanlah selama ini kau yang ingin menghancurkan kehidupan Alexander? kau mengambil semua yang mereka miliki, lalu kau menuduhku supaya mereka tidak curiga padamu, luar biasa, kau memang sangat pandai bersandiwara," Maudy menuduh Bella bersandiwara, ia juga mengatakan bahwa Bella lah yang ingin