Share

Bercumbu tanpa sehelai benang

Penulis: Embun Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Rasanya sangat aneh ada orang tinggal di sini, satupun tidak ada manusia yang terlihat, perjalanan juga sangat jauh," ucap Kay pada Arland ketika mereka masih terus menelusuri jalan.

"Kau bilang kau mampu melawan banyak mafia, melewati jalan ini saja kau sudah takut, mafia apa yang kau lawan?"

"Lebih baik aku bertarung dengan banyak orang daripada harus menelusuri jalan sepi ini, bagaimana kalau kepala terbang lewat? tanpa tubuh tanpa kaki? memikirkannya saja sudah merinding!"

"Kau masih percaya itu zaman sekarang? sudahi mimpi buruk mu itu!"

Arland tiba-tiba berhenti di depan rumah mewah tapi tak berpenghuni, rumput dan tumbuhan liar lainnya sudah memenuhi halaman rumah, Arland mengajak Kay turun untuk melihat situasi sekitar, tetapi Kay langsung menolaknya.

"Kau saja yang turun, aku menunggu di mobil," bulu kuduknya semakin berdiri, tidak ada serangga ataupun hewan lainnya yang berada di rumah mewah itu.

"Rumah siapa ini?" tanya Kay sambil menggeleng kepala, ia melihat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Arland dan Kay di pukul puluhan orang

    "Kenapa kakimu tiba-tiba pincang? sebelum Arland pulang kakinya tidak apa-apa?" ucap Murni meledek Bella. Bella hanya tersenyum wajahnya merona, sedangkan Novia juga bingung melihat mamanya tiba-tiba pincang saat papanya pulang. "Iya tadi Mama baik-baik saja, kenapa tiba-tiba pincang?" Mendengar celotehan Novia semua orang di rumah itu pun tersenyum, wajah Bella tersipu malu, ia segera menyuruh Novia masuk ke kamarnya karena sudah jam 10.00 malam, sedangkan Bella juga masuk ke dalam kamarnya. Bella tersenyum mengingat kelakuan Arland sampai membuat kakinya pincang. "Dasar laki-laki, semuanya jadi meledek ku," ucap Bella lalu ia menutup wajahnya dengan bantal. Arland dan Kay singgah di apartemen, mereka akan melanjutkan pencarian esok hati, karena Kay menolak pergi ke tempat sunyi itu malam-malam. Kay sangat nyenyak tidur, ia terlihat lelah, tapi saat situasi mendesak ia selalu ada dan siap menyelesaikan tugasnya. Arland tidur disamping Kay, Arland tidak bisa tidur p

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Arland dan Kay jatuh ke jurang

    "Apa kau melihat seorang perempuan yang berdiri tadi di depan pintu?" tanya Kay saat ia terus membalut luka di kaki Arland. "Tidak, aku tidak melihat seorang perempuan, mereka langsung menyerang ku, aku kehabisan amunisi," jawabnya. Ia menarik nafasnya, rasanya ia ingin sekali menghabisi semua orang yang menyerang mereka berdua. "Apa kita akan tetap bertahan di sini? jika kita semakin terluka tidak akan ada yang bisa menyelamatkan kita, kita harus meminta bantuan, tidaknya sampai kakimu sembuh!" Kay tidak mau Arland sampai terluka lebih parah. "Kita pulang ke apartemen saja, tapi butuh waktu 4 jam akan tiba di sana, aku pasti bisa bertahan, jangan khawatir," ucap Arland agar Kay tidak merasa takut menyetir mobil dengan kencang. Sebelum meninggalkan rumah itu, mobil mereka di hadang beberapa orang, mustahil rasanya bisa pergi. "Bagaimana ini? kita tidak akan bisa bertahan kalau melawan mereka tanpa senjata," ucap Kay. "Tabrak saja yang menghalangi jalan mu," Arland semakin

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Hanya bisa mengandalkan Kay

    Saat hendak tiba di atas, tangan Kay terkena batu runcing hingga berdarah saat meraih akar kayu, ternyata yang ia pegang adalah batu. "Aaaaw," Kay menjerit kesakitan, tapi saat ini tidak boleh menyerah, rasa sakit itu pun harus di tahan demi memberi Arland minum. Kay pun tiba di atas, ia segera memberikan air itu, air itu hanya 2 tegukan, belum cukup untuk menyegarkan tenggorokannya. Kay tidak mungkin naik turun untuk membawa air, ia duduk di samping Arland. Tubuh Arland belum bisa di gerakkan, tubuhnya terbentur di tanah yang kering dan juga selalu pohon, Kay tidak mau memperlihatkan kesedihannya. Ia juga tidak mau meninggalkan Arland di atas sedangkan air ada di bawah sana. Ia berinisiatif untuk membawa Arland ke bawah, tapi saat ini dia tidak tahu caranya. "Aku akan membawamu ke bawah, di sana sumber air bisa membuat kita bertahan hidup, sedangkan di sini kita hanya menunggu kematian saja." "kalau tidak bisa membawaku ke bawah, selamatkan dirimu, setelah itu katakan

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Kehabisan persediaan makanan

    Arland memberikan buah itu pada Kay, ia tidak tahu buah apa itu. Kay melihat tangan dan kaki Arland banyak goresan. Kay berusaha untuk tidak berbaring, ia melakukan seperti yang di lakukan Arland, ia menggerak tubuhnya, lalu perlahan ia pun berusaha berdiri. Arland dan Kay duduk tanpa bicara, mereka makan buah itu, ternyata timun, mereka berdua kenyang, untung saja buah itu dapat 10 biji. "Kita harus bisa naik ke atas, sesakit apapun yang kita alami, kita berdua tidak boleh menyerah," ucap Arland. "Tapi air hanya ada di sini, jika kita sampai di atas, kita akan turun lagi mengambil air ke sini." "Tidak, isi botol ini semua, bawa jaket dan buah yang tersisa ini, sepenjang jalan saat kita makan timun ini, kita tidak akan merasa haus. Kay setuju, Arland pun turun mengisi 2 botol itu hingga penuh, Kay mengambil jaket dan juga plastik roti di isi timun. Setelah semuanya selesai, mereka berdua mulai naik ke atas dengan sisa tenang yang ada. Arland mengambil timun yang bisa

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Bantuan tak terduga setelah naik ke atas

    Kay terus berjalan tetapi semak belukar yang ia temukan, ia sama sekali tidak melihat Arland ataupun jalan yang ia lalui tadi. Ia mulai panik, bagaimana mungkin ia tersesat sejauh itu, sedangkan saat ini Arland sangat membutuhkan bantuannya. Ia takut untuk berteriak, kemungkinan hal buruk akan terjadi, karena sudah beberapa hari mereka ada di bawah jurang itu tidak ada satu manusia pun yang terlihat, ia mulai bertekad untuk jalan mengikuti bebatuan, dia merasa tadi saat melewati jalan itu hanya bebatuan yang dilewati, Kay tetap fokus walaupun ia merasa khawatir akan tersesat lebih jauh dan tidak akan bertemu dengan Arland. Setelah berjalan ia mulai lelah, jalanan semakin tidak karuan yang terlihat hanya semak belukar dan juga bebatuan, ia pun duduk putus asa sambil memegang pisang dan juga semangka di tangannya, tiba-tiba saja ia teringat pada pohon yang besar ketika Arland jatuh dan tersangkut di pohon itu, ia pun berdiri lalu mencari pohon itu, ia melihat pohon itu ada di atas

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Siapa nenek ini?

    Kay dan Arland sudah tiba di bawah, tapi orang-orang itu sudah pergi, matahari juga sudah terbenam. Saat di bawah Kay teriak sekali lagi, tidak ada jawaban dari siapapun, tidak terlihat manusia di atas, Kay turun untuk mengisi botolnya. "Di mana mereka?" tanya Arland saat ia berbaring di batu. "Tidak tahu, mungkin mereka sudah pulang karena matahari sudah terbenam, di sini tidak ada cahaya yang menerangi, kemungkinan mereka takut saat malam hari." Arland mencoba menggerakkan kakinya supaya tidak terlalu kaku. Kali ini Kay sangat putus asa, entah jalan apa yang akan mereka tempuh supaya bisa segera naik ke atas. "Kita hanya menunggu kepastian saja," Kay tersenyum meratapi nasibnya seburuk ini, kali ini mereka benar-benar membutuhkan pertolongan.Tidak ada tenaga yang tersisa saat menuruni jurang itu, tapi tidak ada yang menunggu mereka saat tiba di bawah.Arland dan Kay tertidur karena lelah, apalagi kondisi tubuh mereka tidak sehat, Arland benar-benar membutuhkan pertolongan.

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Bukan teh biasa

    Arland dan Kay saling menatap, Arland menggeleng kepala seolah itu isyarat supaya Kay tidak boleh terlalu banyak bertanya. Kay mengangguk, ia tidak lagi bertanya pada nenek itu, nenek itu baik tapi terlihat menakutkan apalagi saat ia menatap mata mereka. Kay berjalan mengikuti nenek itu, ia menyuruh Kay mandi lebih cepat, Kay menuruti nenek itu, ia takut jika sewaktu-waktu ada yang menggangu. Kay menatap sekeliling tidak ada siapapun, lalu ia berpikir, bagaimana mungil mereka melihat dari lembah banyak orang yang datang menyuruh mereka untuk turun lalu naik ke atas tapi di jalan yang berbeda. "Ah, mungkin itu orang di kampung sebelah," ia tetap berpikir positif supaya tidak merasa takut. Kay pun segera selesai mandi, ia hanya menyiram tubuhnya dua kali dengan kendi, ia tidak melihat ada sabun di situ. Kay masuk ke dalam, ia segera menemui Arland yang masih duduk di ranjang kayu. "Segar sekali, badanku terasa lebih baik," ucapnya, lalu ia mengambil jaketnya untuk membersihkan w

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Basah kuyup tapi tidak hujan

    Arland dan Kay keluar setelah selesai makan, mereka berdua sangat terkejut melihat pemandangan yang terlihat berbeda dari dari dalam kamar. Kay hanya melihat Arland tanpa berani bicara, sedangkan Arland terus fokus menatap sekelilingnya. "Kita harus segera pergi dari sini, aku merasa yang berbeda dari teman ini," ucap Arland, ia memegang kakinya yang masih sakit, ia harus segera sembuh supaya bisa berjalan mendaki gunung. "Kau benar, kita harus pergi dari sini," jawab Kay. Kay segera mandi, ia tidak menggunakan sabun hanya membasuh seluruh badannya dengan air. Saat di dalam kamar mandi iya menatap langit-langit, bulu kuduknya tiba-tiba merinding, entah apa yang terjadi padanya hanya segera kabur dari tempat pemandian itu. "Arland ayo masuk ke dalam," ia menarik tangan Arland supaya Arland segera masuk ke dalam bersamanya. Setelah berada di dalam Arland bingung melihat Kay tiba-tiba saja ketakutan. "Ada apa dengan mu? mengapa kau lari terbirit-birit?" "Tidak ada, ya

Bab terbaru

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Sunny diculik

    Bella dan Sunny duduk berdampingan saat menunggu Arland di rumah sakit, Sunny merasa khawatir jika seandainya keluarga Arland atau Kay tidak menerima dirinya, sebab ia memiliki keterikatan dengan Anthony. Sunny duduk diam lesu, ia tidak mengatakan apapun pada Bella, ia masih memikirkan kehidupannya nanti jika Kay tidak lagi melindunginya, saat ini hanya Kay yang ia percaya, apalagi Anthony sudah tahu keberadaannya, pasti ia akan selalu mengincarnya "Kenapa kau diam saja?" tanya Bella padanya, sebab sejak tadi ia hanya diam saja lalu merenung. "Bella, aku tidak tahu harus melakukan apa jika aku seorang diri saja, aku tidak tahu Bella, mungkin aku akan terjerumus lagi ke dalam kejahatan itu, aku sangat bodoh sampai aku harus mengharapkan orang lain untuk melindungi ku," ucapnya, ia merasa sedih, ia juga takut. "Jangan memikirkan itu, aku ada di sini, percayalah padaku!" Bella berusaha membuat Sunny tenang, meskipun ia juga khawatir jika mertuanya tidak mengizinkan Sunny tinggal

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Kay mendapatkan masalah baru

    Dengan terpaksa, Anthony dan Nilesh tunduk pada Kay, Kay sama sekali tidak lengah, ia fokus pada Anthony, ia tidak mau gegabah. Anthony mencoba memanfaatkan Sunny, tapi Kay segera mengetahuinya, ia segera melepaskan tembakan sekali hampir mengenai Anthony, Anthony kaget lalu menunduk, ia takut di lukai oleh Kay. "Sunny adalah milikku, aku ke sini untuk mengambil apa yang menjadi milikku, kau tidak boleh menyembunyikan sesuatu yang bukan milikmu Kay, biarkan Sunny ikut denganku, tanyakan saja padanya, dia adalah milikku!" Anthony dengan bangga mengatakan itu, tapi Sunny muak mendengar ucapan Anthony. "Aku bukan milikmu, aku bukan barang, aku berhak menentukan pilihan ku, lagipula aku tidak suka padamu, aku dan Kay sudah menikah, siapa yang kau bilang milikmu? apa kau tidak merasa bersalah mengatakan hal itu?" Sunny berbohong supaya Anthony tidak mengganggunya lagi. "Kau jangan berbohong Sunny, Kay akan menikah dengan mantan kekasihnya Amanda, kenapa kau mau tinggal dengan pri

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Anthony menemukan Sunny

    Murni tetap tenang meski Maudy memberinya beberapa pertanyaan mengenai Arland dan Bella, ia tidak mau Maudy sampai tahu jika Arland berada di rumah sakit. "Arland sendiri yang meminta Bella menemaninya, biarlah dia ikut, lagi pula mommy bisa mengurus Novia, mommy tidak kemana-mana juga," ucapnya lalu ia duduk di sofa karena selama di rumah sakit ia tidak bisa menyandarkan tubuhnya. "Pasti mereka berbohong, tidak mungkin Bella mendadak pergi dengan Arland keluar kota," gumamnya, ia masih penasaran tapi sepertinya Murni menutupi sesuatu darinya, yang anehnya lagi, Tuan Alexander segera membawa Novia masuk ke kamarnya. Murni meminta Bi Ijah membuatkan minuman dingin untuknya, tenggorokannya terasa sangat kering. "Bibi tolong buatkan minum dingin," ucap Murni dengan lembut, Bi Ijah segera ke dapur kalau membuat minuman itu. Maudy pergi ke kamarnya, ia mondar-mandir di dalam, sebab Kay juga belum kembali, ia tidak mungkin mendapatkan informasi itu dari Murni. "Kapan Kay kembali

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Murni berbohong pada Maudy

    Tuan Alexander bersiap untuk pulang ke rumah dengan Novia, sedangkan Bella dan Kay akan tinggal di rumah sakit menjaga Arland. "Mom, tolong jangan katakan apapun, aku bukan tidak percaya sama bibi, tapi Maudy akan mendesaknya sampai bibi bicara, kita harus merahasiakan ini dari Maudy sampai terbukti ia tidak bersekongkol dengan papanya dan juga Anthony." Kay sangat mewaspadai Maudy, sampai sekarang ia tidak percaya padanya meskipun Maudy selalu berbuat baik di depannya. "Sayang, kamu pulang dulu ya sama opa Oma, tapi mama mau kamu berjanji!" "Berjanji apa ma?" Novia tidak mengerti apa yang di katakan Bella padanya. "Kamu harus janji, jika Tante Maudy bertanya apapun padamu tentang papa dan mama, jangan katakan apapun ya, mama mohon ya nak," Novia diam, ia masih belum mengerti apa yang dimaksud mamanya itu. "Novia, kalau misalnya Tante Maudy bertanya, dimana papa dan mama, kamu harus bilang tidak tahu, papa dan mama bekerja ada urusan, mama mohon ya nak, supaya papa bisa

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Anthony dan Nilesh bertengkar

    "Papa janji setelah papa pulang kita akan jalan-jalan keluar negeri," ucap Arland sambil mengelus rambut Novia. "Janji ya pa, kita akan jalan-jalan!" Novia mengingatkan janji itu supaya Arland tidak lupa. Novia kembali bermain game di ponsel, Arland merasa sedih saat Novia menagih janji padanya. Kay masih duduk di sofa, ia terlihat murung, Sunny tidak tahu harus bicara apa padanya. Kay melihat jam di tangannya sudah pukul 07.15, ia segera menghabiskan teh nya lalu beranjak. "Aku akan ke rumah sakit, tetaplah di rumah, jika ada sesuatu yang kau butuhkan katakan saja padaku," ucapnya lalu ia segera pergi. Sunny menutup pintu rapat-rapat setelah Kay pergi meninggalkan rumah, ia masuk kamar karena merasa sedih, ia khawatir jika suatu saat nanti Anthony menemukannya. "Ya Tuhan, jauhkan aku dari pria jahat itu, aku tidak ingin menjadi tawanannya, aku menyesal telah percaya padanya dulu," ucap Sunny sambil menangis, kalau bisa ia ingin tinggal bersama Kay supaya ia aman dari

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Menjenguk Arland ke rumah sakit

    "Kita harus waspada, pasti ada serangan yang akan dilakukan Arland pada kita, aku tidak mau itu terjadi!" Anthony pun mulai hati-hati dengan Arland dan Kay, mereka tidak mau menyepelekan kekuatan Arland, apalagi Kay selalu bisa membuat lawannya kalah. Bella masih menunggu Arland di rumah sakit, Arland perlahan-lahan mulai pulih tapi ia harus tetap mendapatkan pengobatan supaya ia segera pulih. Pagi hari sudah pukul 07.00, Murni dan suaminya mengajak Novia ke rumah sakit, tapi ia tidak memberitahu siapapun, termasuk Bi Ijah. Murni tetap memakai seragam sekolah pada Novia supaya tidak seorangpun yang curiga pada mereka. "Novia sayang, cepatlah nanti kita terlambat. "Iya Oma!" Maudy mendengar Murni memanggil Novia merasa heran kenapa tiba-tiba pagi ini ia yang mengantar Novia ke sekolah, ia pun segera menemui Murni yang masih ada di kamarnya, sedangkan Tuan Alexander ada di garasi. Tok... tok.... Maudy mengetuk pintu kamar Murni, Murni masih belum sempat membukanya karena

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Kay membuat Anthony takut

    Seseorang menghalangi jalan Kay saat ia terus mengejar mobil Anthony, akhirnya ia kehilangan jejak mereka. "Sial, siapa yang berani melakukan itu?" ia sama sekali tidak bisa melihat siapa yang ada di dalam mobil itu, ia marah, memukul setir mobil lalu berputar arah. Ia pun memutuskan untuk pergi ke rumah Sunny, rumah Sunny lumayan jauh dari jalan itu, tapi hatinya masih kacau, ia marah tapi keberuntungan masih berpihak pada Anthony. Kay pun menyetir dengan pelan, tangannya masih gemetar dan ia belum bisa meredam emosinya. Ia pun akhirnya sampai di depan rumah Sunny, ia masih berada di dalam mobil sampai tangannya berhenti gemetar. "Jika terus seperti ini, aku tidak akan masuk ke dalam," batinnya. Ia menghela nafasnya berulang-ulang lalu mencoba menetralkan emosinya, tangannya perlahan berhenti gemetar lalu ia sekali lagi menghela nafasnya. Sebelum turun ia mengirim pesan pada Arland, ia mengatakan jika saat ini berada di rumah ibunya, ia selalu berbohong jika berada di ru

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Kay balas dendam seorang diri

    "Apakah ada yang tahu kau datang ke sini?" tanya Arland saat Bella masih memegang tangannya. "Tidak, aku keluar rumah diam-diam, lagi pula aku keluar jam 03.00 pagi, semua orang di rumah masih tidur." Lalu Kay keluar dari kamar itu, ia mengatakan akan segera kembali. "Aku keluar sebentar, aku akan kembali segera!" Bella menangis melihat suaminya terbaring, ia menghela nafasnya karena dadanya terasa sangat sesak. "Jangan khawatir, sebentar lagi aku akan pulih, kita pasti pulang nanti!" "Jangan bicara lagi, pulihkan dirimu dulu, akan menemani mu di sini!" Bella tidak mau meninggalkan suaminya di rumah sakit meskipun Arland menyuruhnya pulang. "Pulanglah ke rumah, Novia dan yang lainnya membutuhkan mu, lagi pula kau harus mengabari ke rumah supaya tidak ada yang khawatir." "Nanti saja, ini masih jam 04.20 bibi belum bangun," ucapnya. Bella mengambil air minum lalu diberikan pada Arland. "Minum yang banyak supaya tidak dehidrasi." Arland mengembang air mineral itu

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Bella menemui Arland dirumah sakit

    Bella menunggu hingga subuh tapi keduanya tidak ada yang meneleponnya, ia semakin khawatir, lalu ia segera turun ke bawah duduk sofa, ia selalu membawa ponselnya kemanapun. "Tidak biasanya Arland mengabaikan panggilan ku hingga beberapa kali, pasti ada yang tidak beres dengan mereka, tapi kemana aku harus mencarinya? tidak ada yang bisaa ku tanyakan," Bella termenung di bawah sendirian, kemudian ponselnya berdering, ia segera melihatnya, panggilan itu dari Arland, ia dengan antusias segera mengangkatnya. "Halo." "Bella maafkan aku, aku tidak bisa pulang karena sekarang aku dan Kay berada di rumah sakit, aku mengalami kecelakaan, tapi tidak parah, jangan khawatir, nanti aku dan Kay akan segera pulang." Jantung Bella seolah berhenti karena mendengarkan kata kecelakaan, ia tidak mampu bicara. "Bella jangan khawatir, aku dan Kay akan segera pulang, jangan katakan pada mommy, aku tidak apa-apa!" "Dimana kalian sekarang? kenapa sejak tadi tidak ada yang mengangkat teleponku?"

DMCA.com Protection Status