"Tugasmu hanya memberi ku kepuasan, lakukan saja apa yang aku mau," sepertinya Sunny hanya menginginkan kepuasan darinya, ia juga tidak ambil pusing dengan itu, yang penting ia bisa mengeluarkan hasrat yang terpendam. "Aku akan memberi semua yang kau mau, sayang!" Anthony melakukannya seperti keinginan Sunny, ia pun berpacu dengan cepat karena sebentar lagi cairan putih kental itu akan segera tumpah. "Ahhhh, aku sudah tidak tahan lagi, apa kau sudah ingin keluar?" "Iya." Sunny memeluk Anthony dengan kuat, Anthony pun memaju mundurkan pinggangnya karena ia sudah berada di puncak kenikmatan. "Aaaaaaaaa." Benar-benar lega, tubuh Anthony jatuh di atas tubuh Sunny, mereka berpelukan karena sama-sama merasakan klimaks sempurna, keduanya berkeringat seperti di siram air, nafas keduanya tak beraturan, Sunny sama sekali tidak menyadari jika Anthony memasukkan cairan putih itu ke dalam rahimnya. "Apa kau suka?" bisik Anthony di telinga Sunny. "Kali ini kau membuatku puas menik
Arland sama sekali tidak menyadari jika Anthony dan Maudy berada di sampingnya, ia fokus pada jalanan, ternyata Kay berada di belakangnya sedang tidur pulas. Arland pun menyetir mobilnya dengan hati-hati sesudah lampu hijau, sedangkan Maudy pergi ke rumahnya bersama Anthony. Setibanya di rumah, Arland memarkirkan mobilnya di garasi, Bella segera menemuinya dan juga Novia. Bella memeluknya karena merasa rindu seharian ditinggal kerja oleh suaminya. "Tiba-tiba aku sangat rindu," ucap Bella tersenyum. "Aku juga sangat merindukanmu!" Arland mencium kening Bella lalu memeluknya, mereka pun masuk ke dalam sementara kami masih berada dalam mobil, Arland lupa membangunkannya karena ia langsung bicara dengan Bella. Saat via duduk di sofa sambil menikmati teh hangat tiba-tiba ia teringat pada Kay yang masih berada dalam mobil. "Ya Tuhan, Kay masih tidur dalam mobil, aku lagi membangunkannya tadi." Arland segera meraih kuncinya lalu pergi ke garasi untuk membuka pintu mobil,
Kay terbangun saat sudah pukul 21.00 malam, ia segera keluar dari kamar karena ia pikir ia tertidur di kantor, semua orang menatapnya lalu tertawa karena ia berjalan masih sempoyongan. "Mandi dulu." Arland menyuruhnya mandi supaya tubuhnya terasa segar, Kay pun duduk di sofa karena masih sedikit pusing dan matanya masih samar-samar saat melihat. "Iya, kepala ku terasa sakit." Arland memberikan air mineral padanya, segera Kay meneguknya lalu ia pun langsung berjalan ke kamar. Bella menyiapkan cemilan di atas meja, Bi Ijah juga membantunya. "Ini cemilan sehat, aku dan bibi yang membuatnya." Bella menyodorkan makanan itu di meja. "Terimakasih, papa sudah lama tidak makan ini," jawab Tuan Alexander lalu mengambilnya. Murni sangat terharu saat suaminya mengatakan itu, ia mencoba menahan air matanya supaya tidak menetes. "Ambil lagi pa, besok mommy akan masak ini," agar-agar puding. "Iya." Mereka semua pun berbincang sambil menikmati cemilan itu, Kay pun keluar dari ka
Arland segera meninggalkan kantor tanpa memberi tahu Kay, sepanjang jalan pikirannya kacau. Ia menelepon Bella menanyakan dimana Novia di rawat. Bella mengatakan jika Novia di rawat di rumah sakit dekat sekolahnya. "Kurang ajar, pasti orang yang tadi pagi yang melakukannya!" Ia mengepalkan tangganya, tanpa rasa takut ia memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga ia tiba di rumah sakit lebih cepat. "Novia...!" Arland mencarinya, Bella segera menemui Arland ketika ia mendengar suara suaminya. Bella memeluk Arland lalu menangis kencang, ia tidak tahu mengapa ada orang yang tega menyakiti anak kecil seperti Novia. "Novia tidak pernah melakukan kejahatan pada orang lain, Novia anak kecil yang lucu dan baik," Bella tidak menyangka jika Novia akan menjadi sasaran balas dendam musuh suaminya. "Dimana Novia?" "Masih di tangani sama dokter, papa sudah datang dan mommy ke sini tapi masih di jalan." Arland segera berjalan menuju ruangan Novia, ia melihat dari jendela kac
"Maafkan aku, tolong lepaskan aku, ibuku pasti menungguku!" Arland pergi meninggalkan pria itu bersama dengan beberapa polisi, pria itu tetap memohon supaya dilepaskan. Arland segera menghubungi Kay saat dia berada di luar ruangan. "Halo, pria itu mengaku dia disuruh oleh Nilesh untuk mendapatkan uang supaya bisa mengobati biaya ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit." "Apa? kurang ajar, apa yang dia inginkan? apakah Bella tahu kalau dia yang melakukan itu?" "Tidak, aku masih berada di kantor polisi sedangkan Bella di rumah sakit menjaga Novia." "Katakan saja pada Bella bahwa Nilesh yang menyuruh pria itu untuk menyakiti Novia, berarti selama ini dia masih mengintai kita, aku harus memberi pelajaran." Panggilan itu terputus Arland segera pergi ke rumah sakit untuk menemui Novia. Kay harus bekerja keras di kantor, ia juga mencari keberadaan Nilesh, ia tidak mau Nilesh hidup bahagia di atas penderitaan Arland. Kay mencari semua informasi tentang Nilesh, akhirnya ia
Bella merasa Arland menyembunyikan sesuatu darinya, tapi ada alasan lain yang tidak ingin ia katakan saat ini, Bella sangat memahami situasi yang dirasakan suaminya. Murni sebenarnya tidak ingin kemana-mana setelah Novia sembuh, ia masih ingin bersama dengan keluarganya, hal yang selama ini ia inginkan hanyalah keutuhan keluarga. "Mom, kita mungkin harus pergi sesuai dengan permintaan Arland," ucap Bella tersenyum sambil memegang tangan mertuanya, meskipun ia ingin sekali bicara, tapi ia tidak ingin membuat semuanya jadi cemas. "Hmm, kau benar." "Kemungkinan Novia akan segera keluar dari rumah sakit, aku sudah mengatakan pada dokter supaya memberikan penanganan yang sangat baik untuk Novia, dan semua dokter yang menanganinya pun sudah berusaha semaksimal mungkin, dan kita lihat perkembangan kesehatan Novia sudah sangat baik." Setelah selesai berbincang di luar ruangan mereka pun masuk lagi ke dalam, sedangkan Arlan rantai menunggu di luar sambil merencanakan yang akan mereka
"Aku sudah berhasil melakukan tugasku," itulah pesan yang di kirim Kay kepada Nilesh. Tak lama kemudian, balasan pesan itu pun ada sehingga Kay semakin marah. "Bagus." "Kurang ajar, aku harus memberinya pelajaran," gumam Kay, ia pun memberikan ponsel itu pada Arland. Arland hampir saja meremukkan ponsel itu, untung saja Kay langsung mencegahnya supaya suatu saat mereka bisa menunjukkannya di depan mata Nilesh atau Anthony. "Amankan dia," ucap Arland lalu pergi dari tempat itu, Kay pun segera membawa pria itu jauh dari rumah sakit. Kay membawanya ke rumah kecilnya dulu tempat ia dan Arland sembunyi sebelum berhasil mengambil semua miliknya dari Anthony. Pria itu di ikat di kursi supaya tidak melarikan diri, ia juga mengunci semua pintu, Kay tidak perduli apakah pria itu sudah makan atau tidak, yang mereka tahu siapapun yang berniat jahat padanya akan segera berakhirnya. Kay segera menuju rumah sakit setelah menyekap pria itu, tidak terasa sudah pukul 04.00, Arland meminta Be
Tuan Alexander pun segera memberikan obat kepada Novia yang diambil dari apotek. Sebenarnya mereka bisa saja memindahkan Novia ke rumah sakit yang lain, tetapi Arland sangat percaya kepada dokter itu untuk menangani Novia. "Ini obat yang obat ambil tadi dari apotek, diminum ya!" Bella segera mengambil obat itu lalu memberikannya kepada Novia, Bella pun membantu Nokia supaya bisa menelan obat itu. Tak lama saat Novia sudah minum obat, tiba-tiba saja tubuhnya bergetar hebat, semua orang yang berada di dalam pun merasa takut, Bella segera menyuruh Arland untuk memanggil dokter, Bella menangis terus saat mata Novia mulai terbalik dan tubuhnya tegang. "Novia, apa yang terjadi padamu? Novia jawab mama!" Bella memegang erat tangan Novia, dokter pun tiba di ruangan dengan cepat setelah Arland memanggilnya. "Tolong minggir Bu, saya akan memeriksanya!" Sang dokter segera memberi suntikan supaya badan Novia berhenti bergetar. Setelah mendapatkan suntikan tubuh Novia pun mulai memb
Ia melihat sosok pria yang berdiri di depannya, ia melihat dengan matanya tanpa berkedip, ia segera menangis lalu memeluk Arland dengan penuh haru, sedangkan Kay segera masuk ke dalam. Saat Bella tidak kunjung masuk ke dalam rumah, Novia segera melihat keluar, ia kaget, ia segera memeluk papanya, air mata di pipinya jatuh saat ia berada di pelukan papanya. "Papa kemana saja? kenapa tidak pernah pulang?" tanya Novia. "Maafkan papa ya nak, papa sangat sibuk, tapi papa tidak pernah melupakan Novia dan juga mama, doa kalian lah yang membuat papa pulang ke rumah dengan selamat." Novia sangat terharu mendengarnya, ia pun segera membawa papanya masuk, Bella segera membuatkan makanan untuk Arland, Arland segera mandi saat ia tiba di rumah, ia menikmati setiap sentuhan air yang membasahi tubuhnya. Kay memberi kejutan pada Sunny, ia berdiri di depan pintu kamar saat Sunny menggendong Kayra Maharani, Sunny segera berlari memeluk Kay, ia juga menangis terharu saat memeluk Kay, ia merasa
Kay menikahi Sunny secara mendadak, sedangkan Maudy depresi karena tidak bisa mendapatkan apapun yang ia rencanakan selama ia tinggal di rumah Alexander. Arland dan Kay secara brutal terus mengejar keberadaan Anthony dan Nilesh, meskipun sangat lama ia baru menemukan tempat persembunyian Anthony, mereka mencari hingga ke pelosok kampung, banyak rintangan yang dilalui untuk menemukan persembunyian Anthony yang saat ini menjadi buronan karena banyak permasalahan yang mereka hadapi. Bella berbulan-bulan menunggu kepulangan suaminya, ia khawatir dengan keselamatan suaminya, ia merasa seperti seorang istri militer yang menunggu suaminya antara hidup dan mati. Bella menunggu dengan sabar, meskipun kadang Novia masih selalu bertanya di mana keberadaan papanya. Yang lebih sedihnya lagi, saat hari pernikahan Sunny harus rela melepaskan kepergian suaminya untuk mencari keberadaan Anthony, dengan hati yang penuh rasa khawatir dan air mata yang terus mengalir ia terus berdoa dan berharap
"Wanita ular itu pernah menjadi kekasih mu," ucap Bella dalam hatinya, tapi ia juga mengikuti Arland ke halaman belakang, meskipun wajahnya cemberut dan terus ngedumel di dalam hatinya. Arland menyuruhnya menutup mata, setelah 2 menit Bella membuka matanya karena di suruh oleh Arland, Arland berlutut di hadapannya lalu memberikan cincin yang indah di jarinya. "Cincin?" ucap Bella kaget sambil tersenyum. Arland segera memeluknya lalu mengelus rambutnya, ia tahu Bella sangat lelah beberapa hari terakhir. "Jangan salah paham padaku, aku selalu memikirkan kebaikanmu dan juga kebahagiaan mu, aku selalu memikirkan mu." Bella tersenyum lalu memeluk suaminya, ia pun bahagia kegirangan, akhirnya setelah beberapa hari ia akhirnya di perhatikan lagi oleh suaminya. Bella dan Arland bermesraan di halaman belakang, dan pemandangan itu dilihat oleh Maudy, ia rupanya sangat terluka melihat itu, seperti di tusuk duri di jantungnya. "Kurang ajar, beraninya kau bermesraan di depanku Bella, lihat s
"Untuk apa kau menangis? pergi dari sini!" ucap Arland. "Kenapa kau mengusir ku Arland? Bella dan Sunny juga mengusirku, kenapa tidak ada belas kasih mu padaku?" "Aku tahu apa yang terjadi di sini saat aku tidak ada di rumah, kau mengusir Sunny karena kau sama sekali tidak suka padanya, kehadiran Sunny jadi ancaman bagimu, apakah aku benar?" tanya Arland. Maudy terdiam, semua orang menatapnya sehingga ia sangat membenci Bella. "Aku tidak mengatakan apapun padanya, justru ketika aku baru turun dari kamar mereka berdua berusaha membuatku jatuh, mereka gagal lalu mereka mengusirku, harusnya kau paham apa yang terjadi di sini Arland, aku tidak pernah berubah padamu!" "Apa aku perlu menunjukkan video saat kau mengusir Sunny? kau sangat kasar padanya, jika Kay tahu kau mengusir Sunny maka habislah kau!" ucap Arland. Maudy sama sekali tidak berkutik, ia terdiam, tidak tahu harus mengatakan apa supaya Arland berpihak padanya. "Aku minta maaf Arland, aku tidak bermaksud membuat mu
Zian hanya bisa menggeleng saat sudah tahu yang terjadi pada Arland, Arland memang melakukan kesalahan tapi itu sama sekali tidak di sengaja ataupun dia sadari, ia melakukan itu saat mabuk. "Lalu apa hubunganya dengan Anthony? kenapa ia selalu mengganggu anak dan istrimu?" tanya Zian sekali lagi. "Dia sebenarnya salah paham, aku tidak tahu apa yang dikatakan ayahnya padanya sehingga ia sangat membenci keluargaku, tapi yang pasti papa tidak pernah melakukannya kesalahan pada keluarganya," ucap Arland. Zian mengerti, sebenarnya ini hanya masalah pribadi yang belum selesai. Zian pun tahu cara memecahkan masalah ini, tapi pastinya dari salah satu pihak pasti ada yang tidak setuju. "Sebenarnya memecahkan masalah ini sangat mudah, tapi tergantung kedua belah pihak, jika salah satunya tidak setuju maka masalah ini akan tetap berlanjut hingga anak cucu kalian." Arland diam, ia sebenarnya tidak ingin memiliki masalah dengan siapapun, karena saat ini ia hanya memikirkan keluarganya saja.
Kay dan Arland bicara berdua di luar rumah, ia sebenarnya tahu Maudy drop karena takut ketahuan ikut melakukan kesalahan. "Apa kau yakin dia benar-benar sakit?" tanya Arland. "Iya, dia sakit karena memikirkan papanya, jelas dia takut di penjara!" "Lihat saja nanti apa yang akan dikatakan oleh dokter, aku sebenarnya tidak penasaran kenapa dia tiba-tiba sakit!" ucap Arland sekali lagi. Dokter mulai memeriksa Maudy, Murni dan Bella masih ada di dalam kamar itu, dokter itu dengan cepat memberikan infus di tangannya lalu menyuruh Maudy minum obat. Setelah selesai menanganinya, dokter itu bicara dengan Murni dan Bella. "Jangan biarkan dia memikirkan hal yang tidak baik, itu bisa membuat calon bayinya dalam bahaya, Maudy tipe orang yang sangat mudah drop apalagi saat ini dia sedang hamil." "Apakah ada sesuatu yang membuatnya tiba-tiba sakit?" tanya Murni karena ia sangat penasaran. "Tidak, dia hanya tidak boleh memikirkan sesuatu yang berlebihan!" Dokter itu memberikan rese
Tiba-tiba Maudy merasa deg-degan, ia tahu arah pembicaraan Kay, lalu ia menghela nafas, ia tidak mau buru-buru berfikir negatif. Sunny duduk di samping Bella, ia menunggu kejutan apa yang akan di katakan Kay pada mereka semua. "Jangan terlalu lama membuat orang menunggu, katakan saja apa kejutannya!" ucap Murni, lalu Kay tersenyum, ia mengambil ponselnya lalu menelepon seseorang. "Halo, semuanya berjalan lancar?" tanya Kay, Arland hanya diam mendengar pembicaraan Kay. Ia mematikan ponselnya lalu menatap Arland, ia diam cukup lama. "Mereka sudah di tangkap, kali ini mereka tidak bisa membayar siapapun untuk di bebaskan, ada seseorang yang mendukung mereka melakukan itu, yang pastinya kita tak akan percaya jika dia ikut campur dalam segala hal." Maudy semakin penasaran, tapi ia tidak mau bertanya sama sekali, ia tidak mau membuat orang di rumah itu curiga. "Siapa yang kau maksud? mommy penasaran siapa saja orang yang ingin mengganggu keluarga kita" ucap Murni. "Banyak mom, salah
Arland masuk ke dalam ruangan setelah selesai menelepon Bella, ia melihat Kay duduk di tempat tidur, wajahnya masih terlihat sedikit pucat. "Sebenarnya kejutan apa yang ingin kau tunjukkan pada semua orang?" tanya Arland padanya. "Jangan tanya padaku, lihat saja nanti!" jawab Kay. Arland pun membantu Kay keluar dari ruangan itu setelah Tuan Alexander menelpon bahwa ia sudah berada di parkiran. Dengan pelan Kay berjalan karena kepalanya masih belum sembuh total, tapi ia berusaha untuk terlihat kuat. "Aku akan mengambil kursi roda kalau kau tidak kuat berjalan, aku takut kau pingsan lalu kembali ke ruangan itu lagi!" ucap Arland sambil terus memegangi pundak Kay. "Aku baik-baik saja, kau tidak perlu memejamkan ku seperti itu," jawabnya sambil bercanda. Mereka pun tiba di parkiran, Kay dengan pelan-pelan masuk ke dalam mobil, ia duduk di samping Tuan Alexander sedangkan Arland duduk di belakang. "Bagaimana keadaan mu Kay?" tanya Tuan Alexander sebelum ia memacu mobilnya, tapi tiba
"Oh, jadi kau sudah menampakan topeng aslimu padaku, ternyata selama ini kau tinggal di sini hanya untuk mencari tahu semua informasi tentang keluarga Alexander, tapi sayangnya kau tidak mendapatkan apapun, semua yang kau harapkan sia-sia, ku tidak akan memberimu sebesar pun, dan rencanamu untuk menghancurkan keluargaku tidak akan pernah terjadi, karena kau tahu saat ini Kay dan Arland juga sudah tahu apa yang kau rencanakan bersama dengan Anthony, tunggu saja giliran mau mendapatkan balasan dari mereka berdua!" ucap Bella padanya, Maudy terdiam mendengar apa yang di katakan Bella padanya, ia bahkan gemetar saat tahu Kay dan Arland sudah mengetahui apa yang ia rencanakan. "Apa yang kau katakan? bukanlah selama ini kau yang ingin menghancurkan kehidupan Alexander? kau mengambil semua yang mereka miliki, lalu kau menuduhku supaya mereka tidak curiga padamu, luar biasa, kau memang sangat pandai bersandiwara," Maudy menuduh Bella bersandiwara, ia juga mengatakan bahwa Bella lah yang ingin