Jantung Belinda sudah memacu tidak terkendali saat ini, tubuhnya gemetar, dan ini terasa seperti nightmare saat melihat suaminya berdiri di depan pintu kamarnya dan Luca. Bukan hanya sendirian, melainkan bersama tiga orang anak buah di belakangnya. Entah apa maksud Daniel membawa anak buah seperti ini. Namun, yang pasti, Belinda merasa terancam dan Belinda berharap Luca segera kembali. "D-Daniel ...." Daniel sendiri langsung tersenyum menatap istrinya yang sedang ketakutan itu. "Hai, Sayang. Kau pergi tanpa pamit dan aku menjemputmu seperti biasanya." Belinda menelan salivanya dan menggeleng. "Aku tidak mau pulang. Aku tidak mau pulang jadi pergilah dari sini." Dengan cepat, Belinda berniat menutup pintunya, tapi Daniel sudah menahan pintu itu dan malah menghentaknya terbuka. Gerakan itu begitu kasar sampai Belinda pun terhuyung ke dalam dan Daniel ikut masuk bersama tiga anak buahnya. "Aku tidak mengijinkanmu masuk, Daniel! Keluar atau aku akan berteriak!" ancam Belinda. Namu
"Daniel! Daniel sialan!" geram Luca sambil berlari dengan panik kembali ke parkiran resort. Jantungnya berdebar kencang dan napasnya tersengal. Luca mencemaskan Belinda, sangat mencemaskannya.Entah apa yang akan Daniel lakukan pada Belinda setelah Belinda membuat masalah dan kabur. Luca juga yakin kalau Daniel tahu tempat persembunyian Belinda, berarti Daniel juga tahu bahwa Belinda tidak sendiri, melainkan bersamanya. Tentu saja Luca makin bergidik dibuatnya karena Luca takut Daniel akan menyakiti Belinda. "Sial!" geram Luca lagi yang akhirnya tiba di parkiran. Luca langsung mengedarkan pandangan ke sekeliling dan bertanya pada petugas parkir apakah mereka melihat wanita dengan ciri-ciri seperti Belinda, tapi petugas parkir tidak tahu apa pun. Luca masih tetap mencari di parkiran yang memang besar dan banyak mobil berjejer itu, sampai akhirnya Luca melihat seorang pria yang sedang berdiri di samping mobil. Pria itu adalah pria yang tadi ingin bertanggung jawab atas mobil Luca.
Luca masih menyetir mobilnya dengan begitu fokus saat lagi-lagi Baron menabrak mobilnya dari samping. Jalanan yang mereka lewati memang tidak terlalu lebar. Jalanan itu bisa dilalui oleh dua mobil dengan sangat cermat dan hati-hati. Baron pun memanfaatkan kondisi itu untuk menyalip dan menabrak mobil Luca dari samping. Sret ....Terdengar suara goresan body mobil yang memekakkan telinga saat Baron memaksa menyalip. Dan tabrakan dari samping itu sempat membuat mobil Luca kehilangan arah. Namun, bukan itu yang menghentikan Luca karena Luca masih bisa mengendalikan mobilnya. Tepat saat Luca akan memperbaiki arah mobilnya lagi ke depan, Luca pun langsung membelalak saat melihat mobil Baron entah bagaimana sudah ada di depan sana, sudah mengarah padanya, dan bersiap menabraknya. "Oh, sial! Sial!" geram Luca yang berusaha membanting setirnya untuk menghindari mobil Baron, tapi mobil Baron sudah melaju dengan kencang dan menabraknya dengan begitu keras. Brak!"Arrgghh! Luca!!!" pekik Bel
Luca membuka matanya perlahan dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah dinding berwarna putih, ada tirai di sana, dan aroma obat-obatan yang menusuk yang membuat Luca pun sadar bahwa saat ini ia sudah ada di rumah sakit. "Bos, kau sudah sadar, Bos? Syukurlah, Bos!" Luca mengernyit mendengar suara Jedy dan saat Luca menoleh, itu benar-benar Jedy. Entah bagaimana Jedy bisa menemaninya. "Jedy?" "Iya, ini aku, Bos. Aku cemas sekali saat mendengar kau mengalami kecelakaan. Pihak resort membawamu ke rumah sakit di kota karena di sana alatnya tidak memadai. Mereka menghubungi keluarga Alfredo dan aku langsung ke sini, Bos." Luca makin mengernyit dan berniat bangun, tapi tubuhnya terasa kaku dan sakit. Kepalanya pun masih berdenyut hebat dan rasanya sangat tidak nyaman. Luca ingin bertanya banyak hal, tapi rasanya Luca masih tidak mampu bicara banyak. "Belinda ... mana dia?" "Ah, katanya Bu Belinda sudah pulang ke rumah bersama Pak Daniel tadi malam, tapi aku juga belum sempat ke r
"Aku di sini! Dan aku ... adalah korban kekerasan yang dilakukan oleh suamiku, Daniel Alfredo!" Tatapan Belinda goyah menatap begitu banyaknya orang di sana. Suaranya pun bergetar. Sekalipun Belinda sudah sering menghadapi banyak orang, tapi menghadapi orang dengan kondisi dirinya yang seperti ini adalah yang pertama kali untuknya. Debar jantung Belinda memacu kencang dan tangannya basah akan keringat. Tubuhnya juga sedikit meriang, mungkin efek dipukuli, mungkin efek tegang. Belinda tidak tahu. Yang Belinda tahu adalah ia tidak bisa mundur dan tidak boleh mundur lagi. "Aku ... dipukuli oleh suamiku sendiri dan menjadi korban KDRT selama dua tahun pernikahan kami," imbuh Belinda dengan begitu lantang. Seketika kilatan kamera wartawan pun langsung terarah pada Belinda. Lebam dan bengkak di wajah Belinda terlihat begitu jelas sampai semua orang mulai menatap Daniel dengan cara yang berbeda. Hector dan Diana sampai terdiam tidak percaya melihat apa yang terjadi pada Belinda, sedangka
Luca langsung membawa Belinda ke rumah sakit dan memaksa Belinda dirawat. Belinda sendiri juga meminta Luca dirawat bersamanya, tapi Luca menggeleng. "Aku baik-baik saja, Belinda. Selama aku masih bernapas, aku baik-baik saja. Kau yang terpenting, Belinda!" Belinda pun merasakan kehangatan yang luar biasa di hatinya dan ia pun akhirnya setuju dirawat, tapi tetap dengan syarat, Luca juga harus mau dirawat. Hingga akhirnya mereka memilih satu kamar berdua agar mereka bisa dirawat bersama. Hanya saja, Luca tidak pernah berbaring dan terus bergerak untuk melayani Belinda. Luca pun mengutus Jedy untuk memanggil polisi agar Belinda bisa melaporkan Daniel. Sudah cukup Daniel keterlaluan dengan semua sikapnya dan dilaporkan pada polisi adalah efek jera yang paling pantas untuknya. Belinda sendiri pun akhirnya setuju melaporkan Daniel ke polisi dan para polisi pun akhirnya datang ke rumah sakit. "Aku ... aku ingin membuat laporan penganiayaan. Pelakunya adalah suamiku sendiri, Daniel Alfr
"Pasti ada yang salah di sini, Pak. Aku ini anggota dewan, aku tidak mungkin melakukan hal seperti itu kan?" "Silakan dijelaskan di kantor polisi saja, Pak." Daniel menatap penuh amarah pada para polisi yang berdiri di samping mobilnya. Namun, sialnya, memberontak akan membuatnya terlihat makin buruk saat ini. "Baiklah, aku akan ikut, tapi dengan mobilku sendiri," seru Daniel akhirnya. Baron pun akhirnya melajukan mobilnya ke kantor polisi dengan pengawalan ketat dari dua mobil polisi yang menjemput Daniel tadi. "Sial, mengapa semuanya menjadi seperti ini? Luca dan Belinda! Sial! Kau juga tidak becus, Baron. Seharusnya kau mematahkan satu tangan atau kakinya, tapi Luca malah baik-baik saja! Sial!" geram Daniel lagi tanpa perasaan. Tidak peduli saudara atau siapa pun. Sejak menjadi ambisius dalam pekerjaan dan politik, Daniel sudah tidak peduli lagi dengan etika atau hubungan darah. Daniel pun terus mengumpat dan berakhir dengan menelepon semua orang yang bisa membantunya, term
Belinda mengangguk yakin menerima tawaran Luca untuk tinggal bersama. "Aku mau, Luca! Aku mau tinggal bersamamu." "Ya, Sayang! Kau aman bersamaku," seru Luca lagi sambil mencium kening Belinda. Luca terus tersenyum hangat dan membuai Belinda sampai Belinda tertidur malam itu dan Luca pun langsung meminta Jedy mencari apartemen untuknya. "Carikan aku apartemen, Jedy. Aku akan pindah ke apartemen bersama Belinda. Lokasinya jangan terlalu dekat dengan rumah orang tuaku." "Baik, Bos!" "Hmm, kau boleh pulang dan istirahat, Belinda aman bersamaku, Jedy. Lagipula aku yakin Daniel tidak akan bisa melakukan apa pun karena ia masih di kantor polisi saat ini. Daniel akan cukup sibuk mengurus dirinya sendiri sampai dia tidak akan punya waktu untuk mengurus yang lain." Dan benar saja, Daniel sudah terlalu sibuk mengurus dirinya sendiri malam itu. Bahkan sampai tengah malam sudah menjelang, Daniel masih belum diijinkan pulang. Walaupun sudah ada dua pengacara mendampingi Daniel di sana, Dan
Sembilan bulan kehamilan Belinda yang kedua adalah sembilan bulan yang sangat luar biasa. Bagaimana tidak luar biasa kalau ternyata Belinda hamil anak kembar. Luca sampai tidak berhenti memekik senang saat melihat hasil USG, sedangkan Belinda kaget sendiri sampai tidak bisa berkata-kata dibuatnya. Luca pun menjadi makin protektif pada Belinda, bahkan Belinda tidak boleh mengangkat barang yang berat sama sekali, termasuk menggendong Jonathan. Luca yang selalu menggendong Jonathan dan menggantikan Belinda mengurus anak mereka itu, bahkan Luca membawanya ke kantor sampai para karyawan gemas sendiri dan bergantian menjaga Jonathan. Kadang Jonathan akan berlarian kesana kemari sambil berteriak kegirangan. Kadang Jonathan akan duduk di meja sekretaris sambil membuyarkan berkas. Kadang Jonathan juga duduk di divisi besar dan bernyanyi dengan gembira. Jonathan adalah anak yang sangat bahagia dan dicintai banyak orang. Dan kini, Jonathan akan menjadi kakak dari dua bayi kembar yang lucu ya
"Kami membawakan oleh-oleh dan vitamin untuk Ayah." Luca dan Belinda menjenguk Hector di penjara hari itu. Tinggal di penjara dan beraktivitas santai tanpa memikirkan urusan politik dan bisnis lagi membuat Hector nampak lebih segar dan tanpa beban. Hector benar-benar sudah melepaskan semuanya dan berniat pensiun setelah keluar dari penjara. Hector pun berniat tinggal di rumah saja dan menghabiskan masa tuanya bersama anak cucunya. "Ah, terima kasih, Luca, Belinda. Tapi biarkan Ayah melihat cucu Ayah dulu." Luca dan Belinda membawa Jonathan ke penjara dan Hector pun tidak berhenti tertawa gemas melihat tingkah cucunya itu. "Haha, dia makin lucu dan makin tampan, tapi cepatlah pulang, tidak baik terlalu lama membawa bayi di sini. Tapi beberapa bulan lagi, dia berulang tahun kan? Maaf ya, Grandpa tidak bisa membelikan hadiah apa-apa, tapi Luca, belikan mainan sepeda motor yang plastik itu untuknya. Katakan itu dari Grandpanya."Luca tertawa sambil mengangguk. "Tentu, aku akan melaku
"Eiffel, I'm in love!" teriak Jedy di bawah menara Eiffel malam itu. Dua minggu setelah menikah, Luca dan Belinda langsung pergi berbulan madu. Mereka tidak pergi berdua saja, tapi mereka membawa Jonathan bersamanya. Ameena sendiri sekarang menjadi pengasuh Jonathan dan Ameena selalu diajak ke mana pun Jonathan pergi. Bukan hanya Ameena, tapi karena mereka akan berlibur kali ini, mereka pun mengajak serta Jedy, Nando, dan Lorena. Tentu saja perjalanan itu menjadi perjalanan yang tidak terlupakan bagi mereka karena Jedy dan Nando yang masih jomblo ingin mendapatkan pasangan di kota paling romantis di dunia itu. Jedy yang antusias pun terus berteriak di bawah menara Eiffel itu sampai Luca mendadak malu sendiri mendengarnya. "Haruskah kau berteriak seperti itu? Seperti kau tidak pernah ke Eiffel saja. Aku kan pernah mengajakmu ke sini waktu itu." "Tapi ini pertama kalinya aku pergi dengan wanita, Bos. Tapi wanitanya tidak peka, karena itu, aku harus berteriak keras-keras," sahut Je
"Sekali lagi selamat, Kak Belinda dan Kak Luca." Lorena kembali memeluk Belinda dan Luca setelah acara pernikahan yang sakral itu akhirnya selesai. Hanya keluarga yang hadir dan mereka pun melanjutkan acara itu dengan makan siang bersama. Suasananya pun begitu kekeluargaan dan Belinda juga terlihat begitu santai dengan gaun pengantin sederhananya.Hector dan Diana sendiri sudah dibawa kembali ke penjara, tapi mereka pergi dengan tawa yang terus merekah di wajah mereka. Bahkan, sebelum pergi, mereka menciumi Jonathan dengan gemas. "Terima kasih, Lorena. Tapi aku mau memberikan hadiah kecil untukmu," seru Belinda yang langsung meraih buket pengantinnya. Awalnya Lorena sempat mengernyit sebelum ia melihat buket pengantin Belinda dan mendadak membelalak. "Apa itu? Buket pengantin untukku?" "Ya, ini untukmu agar kau segera menyusulku dan menikah lagi, Lorena." "Yang benar saja, Kak Belinda. Akhirnya aku akan kembali melanjutkan sekolahku dan aku belum memikirkan pernikahan lagi." "
Sebuah taman di sebuah hotel mewah menjadi tempat dilangsungkannya sebuah acara sakral hari itu, yaitu pernikahan dari Luca dan Belinda. Dihadiri oleh hanya keluarga dekat mereka, akhirnya hari pernikahan yang ditunggu pun tiba. Hector dan Diana pun diijinkan untuk menghadiri acara sakral itu hanya beberapa jam saja dan atmosfer di venue acara membuat mereka merinding saking bahagianya. Luca, anak mereka terlihat begitu gagah dengan setelan formalnya. Luca berdiri di panggung untuk menunggu pengantinnya tiba dan Luca sudah tidak sabar lagi untuk menjadikan Belinda sebagai istrinya yang sah. Belinda sendiri sudah begitu tegang di dalam ruang VIP hotel itu dan Belinda memakai gaun pengantinnya lagi. "Aku masih tetap tegang sekalipun ini pernikahanku yang kedua," seru Belinda pada Amelia yang sedang menggendong Jonathan. Bayi mungil itu sama sekali sudah tidak mungil sekarang. Jonathan yang sudah berumur lima bulan itu terlihat sangat montok, terasa berat, dan sangat aktif. Seperti
"Welcome home, Jonathan Alfredo." Semua orang memekik bahagia menyambut kepulangan Belinda dan bayi kecilnya dari rumah sakit. Bayi kecil itu diberi nama Jonathan Alfredo. Jonathan artinya pemberian Tuhan. Jonathan memang pemberian Tuhan yang paling indah dalam hidup Luca dan Belinda. Jonathan juga adalah pejuang kecil yang bahkan sejak dalam kandungan sudah menghadapi ketegangan yang begitu besar bersama Belinda saat harus menghadapi Daniel waktu itu. Sungguh, Jonathan sudah terlatih menjadi kuat sejak dalam kandungan. Lorena adalah orang yang paling heboh hari itu karena Lorena menghias rumah keluarga Alfredo dengan balon-balon berwarna biru dan hiasan lainnya yang membuat rumah itu menjadi meriah. Dibantu oleh Jedy dan Ameena, Lorena pun menyiapkan hidangan spesial untuk merayakan kepulangan Belinda ini. "Ya ampun, Lorena! Ini kejutan sekali! Terima kasih sudah menyiapkan semua ini untuk Jonathan," seru Belinda yang langsung memeluk Lorena. Jonathan sendiri masih digendong ol
Dua minggu setelah sidang Hector dan Diana selesai, akhirnya hari yang dinantikan pun tiba, yaitu kelahiran anak pertama Luca dan Belinda. Belinda sudah mengalami mulas sejak sore hari dan rasa itu makin tidak jelas saat makan malam hari itu. Belinda sendiri sudah tinggal lagi di rumah besar keluarga Alfredo bersama Luca dan Ameena. Nenek Ameena pun ikut tinggal bersama di sana. Beberapa pelayan lama yang masih setia pun dipanggil kembali, kecuali beberapa pelayan yang merupakan kaki tangan Baron tidak dipekerjakan kembali. Lorena sendiri kembali tinggal bersama Pak Landon dan Bu Landon, walaupun Lorena sering sekali berkunjung dan menginap. Beberapa hari ini, Amelia juga ikut menginap di rumah keluarga Alfredo untuk menemani Belinda yang akan segera melahirkan itu. "Hmm, perutku makin tidak enak dan rasanya agak basah, aku akan ke kamar mandi dulu," seru Belinda yang langsung melesat ke kamar mandi. Luca dan Amelia sampai ikut tegang sendiri. "Luca, siapkan semua barang Belind
Dua bulan berlalu dan proses hukum atas Hector dan Diana pun berjalan sangat lancar dan kooperatif. Persidangan dilakukan berkali-kali dengan cukup melelahkan, sebelum akhirnya Hector dan Diana beserta beberapa pejabat lain terbukti bersalah. Hector dan Diana tidak pernah absen dalam sidangnya. Diana pun begitu setia mendorong kursi roda Hector. Ya, Hector akhirnya harus memakai kursi roda karena ada bagian syaraf geraknya yang mengalami kerusakan permanen. Mungkin, selamanya Hector tidak akan bisa berjalan lagi, tapi Hector pun sudah menerimanya. Tanpa mengelak apa pun lagi, Hector pun mengakui semua perbuatannya dengan gentle dan tidak meminta pengampunan lagi. Dengan suaranya yang tegas seperti saat ia berbicara di depan banyak orang, Hector pun meminta maaf dengan tulus pada semua orang yang mengenalnya dan orang yang pernah ia rugikan secara langsung maupun tidak langsung. "Aku Hector Alfredo, mengakui bersalah dan melakukan semua yang dituduhkan. Aku melakukan korupsi itu d
Tidak ada perpisahan yang indah.Sekalipun berpisah dengan psikopat jahat seperti Daniel, nyatanya air mata semua orang tetap terburai saat harus mengantarkan Daniel ke tempat peristirahatan terakhirnya. Luca tidak berhenti memeluk Diana yang begitu lemas. Wajah cantik wanita itu terlihat lesu dan pucat selama beberapa hari sejak Daniel meninggal. Diana tidak berhenti menangis dan kehilangan yang dirasakan Diana seolah menular pada semua orang. Amelia juga hadir pada acara Daniel dan Amelia juga tidak berhenti meneteskan air matanya. Begitu juga dengan keluarga Pak Landon dan pejabat penting lain yang hadir di sana. Kematian Daniel tidak benar-benar dipublikasikan secara jujur. Daniel yang sempat diketahui menjadi buron pun hanya dikabarkan mengalami kecelakaan dan meninggal. Itu adalah bentuk penghormatan terakhir pada Daniel. Cukup keluarga mereka dan beberapa orang yang terlibat yang mengetahui kejadian yang sebenarnya. "Selamat jalan, Daniel! Selamat jalan, Anak Ibu! Ibu berha