"Waahh ... ketopraknya memang enak bingits deh, Om Zayn! Makasih ya sudah ditraktir," ujar Orion setelah dia menghabiskan sepiring menu pilihannya. Kemudian Zayn pun menjawab sembari bercerita, "Sama-sama, Ori. Dulu waktu masih remaja, Papa selalu bela-belain makan ketoprak di rumah makan ini. Itu menu favoritku juga dibanding gado-gadonya!" Mariana hanya bisa tersenyum lebar melihat putera semata wayangnya yang sudah bertambah besar mampu menghabiskan sepiring ketoprak sendirian. Dia bahkan belum selesai memakan gado-gado di piringnya. "Tungguin Mama ya, Ori. Kamu ngebut iihh makannya!" tukasnya."Tenang, aku pasti tungguin kamu, Sayang!" sahut Zayn yang membuat Mariana sontak memutar bola matanya. 'Bebal banget deh dia nih, masih aja panggil aku sayang. Udah kubilangin panjang lebar tadi di kuburan padahal!' batin Mariana tak menjawab perkataan Zayn dan memilih lekas menghabiskan gado-gadonya saja."Ma, apa sore ini jadi ke kantor Om Jovan? Kalian ada janji penting 'kan?" Orion m
"Halo, Bu Mariana. Apa Anda bisa ke rumah sakit sekarang?" ucap Dokter Emil, direktur pengelola jaringan rumah sakit keluarga Richermond di telepon.Mariana yang baru saja selesai sarapan pagi pun mengerutkan keningnya, tumben sekali Dokter Emil menghubunginya. Namun, dia pun segera menjawab, "Halo, Dok. Iya, saya akan berangkat ke rumah sakit sekarang.""Baik, saya tunggu di ruang meeting lantai 30 ya Bu!" ujar Dokter Emil Firmansyah sebelum mengakhiri teleponnya.Kakek Dylan yang mendengarkan percakapan telepon cucunya pun berpesan, "Hati-hati di jalan, Mariana. Jangan lupa client meeting pukul 14.00 siang nanti ya!""Oke, Kek. Aku pasti datang tepat waktu. Sampai jumpa di kantor ya," pamit Mariana seraya mengecup pipi kakek kesayangannya. Dia juga berpamitan kepada Orion dan berpesan jangan nakal di rumah.Dengan Lamborghini Huracan silver miliknya, wanita cantik yang mengenakan setelan blazer dan celana panjang putih gading itu berangkat ke Rumah Sakit Permata Indah Medika di teng
"Maaf, ada masalah apa antara keluarga Goldstone dengan Richermond, Kakek Dylan?" tanya Richard yang memang adalah keturunan kesembilan dari trahnya sehingga tak mengerti dendam masa lalu dari dua keluarga konglomerat bisnis logam mulia tersebut.Kakek Dylan memicingkan matanya,dia pun menjawab, "Hmm ... itu sudah puluhan tahun lalu jauh sebelum kamu lahir mungkin. Apa kakekmu, Dominico masih hidup?" "Beliau sudah tiada dua tahun lalu dan dimakamkan di Boston Garden Graveyard. Apa Anda bergaul karib dengan Kakek Dom?" tanya Richard berharap hubungan kakeknya dengan kakek Mariana terjalin baik.Namun, sebaliknya justru pria tua beruban itu mendengkus sinis sebagai balasannya. "Bisa jadi mendiang kakekmu itu penyebab kematian papa mama Mariana dulu dalam kecelakaan mobil!" Baik Richard maupun Mariana terkesiap dalam keterkejutan. Mereka pun saling bertukar pandang. Kali ini Mariana yang berbicara kepada kakeknya, "Apa maksud Kakek ... kakeknya Richie adalah tersangka penyebab kecelaka
Seminggu jelang pernikahannya dengan Jovan justru aktivitas harian Mariana semakin sibuk saja. Richard yang membuat segalanya kacau dengan membuat sang calon pengantin perempuan tersebut harus mengurusi program terbaru rumah sakit dan persiapan pembukaan galeri perhiasan mewah di mall Jakarta Barat.Sore itu H-1 dari hari pernikahannya Jovan mencoba menghubungi Mariana saat dia berada di lift untuk turun dari lantai teratas gedung kantornya menuju lantai lobi di mana sopirnya telah menunggu untuk mengantarkannya pulang ke rumah."Halo, Sayang. Kamu ada di mana sekarang? Apa sudah ke spa?" ujar Jovan menggoda Mariana seperti wajarnya calon pengantin wanita melakukan perawatan khusus sebelum pernikahan. Dia membayangkan malam pertama yang mendebarkan bersama Mariana.Namun, bayangan itu langsung memudar seiring jawaban calon istrinya. "Halo, Mas. Aduh—nggak sempat spa nih! Coba tebak aku lagi di mana sekarang?" Jovan menatap angka mesin lift yang berubah semakin turun seiring lantainya
Sepucuk surat yang datang ke alamat kediaman Pradipta pagi itu membuat Zayn terhenyak. Pengadilan Negeri Genewa, Swiss melayangkan surat panggilan untuk pengajuan perceraian untuk dirinya dan Azalea. Di meja makan yang hanya terisi 3 orang yaitu Bram dan kedua putera puterinya, keheningan menggantung diselingi denting alat makan perak dan piring keramik. Bram yang mengamati Zayn sedari tadi menerima surat dari pelayan rumah mereka tak sabar lagi untuk bertanya, "Kenapa kok kamu murung habis baca isi surat itu, Zayn?""Hmmph ... si Lea minta cerai, Pa!" tukas pria muda itu mendengkus kesal lalu melanjutkan sarapan paginya seolah tak begitu ambil pusing.Bram pun terkejut mendengarnya. "HAHH?! Terus kamu setuju, Zayn?" Puteranya menganggukkan kepala dengan enggan. Zayn menjawab singkat, "Itu maunya Lea. Aku kabulkan saja!""Mau kawin lagi sama si dokter bule asal Swiss itu kali, Bang!" sahut Prilly menuduh kakak iparnya memiliki affair dengan Dokter Patrick Olsen."Bodo amat!" tukas Z
"Halo, Lea, aku sudah ada di depan pintu unitmu!" ucap Dokter Patrick Olsen yang sudah berdandan rapi dengan setelan jas resmi warna biru laut. Dia menelepon Azalea agar membukakan pintu untuknya, mereka bertetangga di apartment Green Emerald Townhouse."Okay, aku sedang berjalan ke pintu," jawab Azalea sembari berjalan lalu membuka kunci pintu masuk unitnya. Pintu bercat putih itu berayun terbuka dan nampak Patrick di hadapannya dengan senyum lebar serta tatapan kagum ke arahnya. Azalea pun merasa pipinya menghangat, dia bergeser dan mempersilakan Patrick untuk masuk ke dalam unitnya."Apa kamu sudah siap berangkat, Lea? Sepertinya ini akan menjadi setara dengan royal wedding mengingat publisitas acara pernikahan Madam Mariana dan Pak Jovan sangat santer akhir-akhir ini di media massa," ujar Patrick sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan sederhana yang tertata rapi dan fungsional tersebut.Azalea menyewa unit apartment tipe studio yang cukup ditinggali oleh wanita be
"Pak, Anda tidak diizinkan oleh tuan rumah pesta untuk masuk kembali ke dalam ya! Silakan pergi ke tempat lain saja," tutur petugas keamanan JCC Plenary Hall kepada Zayn yang masih berdiri bengong ditinggalkan oleh Bram dan Prilly di luar ruang resepsi.Dengan wajah sinis Zayn pun menjawab, "Cihh ... nggak sudi saya masuk lagi ke dalam, Pak. Jangan kuatir saya menyusup diam-diam!" "Ohh ... baguslah kalau begitu dari pada kalau tertangkap Bapak lebih malu lagi. Silakan!" Satpam itu memberi kode dengan tangannya ke arah pintu keluar gedung.Pria berpakaian tuxedo hitam yang necis itu pun menghentak-hentakkan kakinya keluar menuju ke pintu keluar dan meminta petugas vallet parking mengambilkan mobil Honda CRV putihnya. Dia pun mengendarai mobilnya keluar dari komplek perhelatan megah ibu kota itu usai diserahkan oleh petugas vallet parking."Sialaaan!" teriaknya kalap di dalam mobilnya yang melaju di jalan raya yang mulai lengang di malam hari. "Semua wanita sama saja—nggak Mariana ngg
Jelang tengah malam seluruh tamu pesta pernikahan Jovan dan Mariana baru pulang meninggalkan JCC Plenary Hall. Keluarga Richermond dan Adira Kusuma melepas pasangan pengantin baru tersebut di depan pintu masuk gedung. Sebuah mobil Maybach hitam seru terbaru dengan sopirnya telah menunggu Jovan dan Mariana untuk mengantar pengantin baru itu ke hotel berbintang 5."Hari telah larut malam, Jo—titip cucuku ya. Aku tak sabar lagi untuk menimang cicit keduaku!" pesan Kakek Dylan sembari tertawa penuh kebahagiaan. Dia menepuk-nepuk punggung pemuda yang sangat diseganinya tersebut.Nyonya Srijita pun menimpali, "Iya nih, papanya ganteng mamanya cuantik, pasti dedek bayinya keren, Om Dylan!"Orion yang mengantuk di gendongan asisten Arsyid pun berkata, "Memangnya kalau bikin adiknya Ori cepet ya, Nek? Apa besok sudah nongol?" Semua orang di situ pun tertawa mendengar pertanyaan Orion. Kemudian Mariana mengusap puncak kepala puteranya sembari menjawab, "Nggaklah Ori, Mama kalau hamil 9 bulan l
Dengan pikiran buntu dan hati yang panas Zayn berjalan kaki di trotoar setelah meninggalkan kediaman Richermond. Harapan terakhirnya pupus sudah. Semua gara-gara pria sialan keturunan Adira Lukmana itu! Zayn merutuki Jovan.Ketika sampai di sebuah halte bus, Zayn memilih untuk duduk sendiri bengong meratapi nasibnya yang naas. Dia seharusnya menjadi pewaris tunggal aset kekayaan mendiang papanya. Namun, semua tidak bisa diusut. Pengacara keluarga Pradipta malah tersandung kasus hukum hingga masuk bui. Dia sekarang luntang lantung hanya punya dompet dan HP saja. Entah barangnya di kost sudah dibuang ke mana oleh pengelola tempat tersebut atau pula disimpan kalau orangnya baik hati. Zayn belum sempat pulang ke kost. Sebuah mobil sedan Ferrari merah berhenti tak jauh dari halte bus tempat Zayn duduk bengong sendirian di sana. Seorang wanita dengan penampilan heboh dan riasan tebal mendekati Zayn."Hai, apa Mas lagi butuh pekerjaan? Kenalkan namaku Mami Rosa. Aku suka wajah dan perawaka
"Bebaskan saja dia dari tuntutan hukum, Pak Sondang Sirait. Saya lebih senang kalau Zayn menghidupi dirinya sendiri di luar penjara. Cabut laporan kasus saya dari kepolisian ya!" tutur Dokter Maya Suratih pasca sembuh dari cedera di kepalanya.Kepalanya memang bocor di sisi kiri akibat dipukul oleh mantan suaminya itu menggunakan trofi yang terbuat dari kaca. Sungguh tragis justru dia dilukai dengan trofi favorit kebanggaannya sebagai rumah sakit favorit konsumen 6 tahun yang lalu. Saat itu Rumah Sakit Permata Indah Medika masih dipegang managemen lama belum diakuisisi oleh grup Richermond, jadi rumah sakitnya menjadi pilihan utama pasien ibu kota.Usut punya usut, mantan suaminya pernah punya masa lalu hingga memiliki anak haram dengan komisaris utama rumah sakit tersebut. Namun, Dokter Maya menganggap rahasia kelam itu sebatas cukup tahu saja.Pengacara kepercayaan Dokter Maya pun menjawab disertai peringatan, "Baik kalau itu yang diinginkan oleh Bu Dokter Maya. Saya cabut berkas pe
Dini hari sekitar pukul 03.00 WIB Mariana merasakan bagian paha dalamnya dialiri air hangat. Awalnya dia berpikir sedang bermimpi dan mengompol. Namun, ketika merabanya dan mendapati bahwa itu sepertinya air ketubannya ia segera menggoyang-goyang bahu suaminya."Mas Jovan, aku pecah ketuban!" ucapnya sedikit panik karena hampir melahirkan.Jovan yang tadinya masih mengantuk karena baru tidur beberapa jam setelah beberapa putaran bercinta dengan Mariana semalam segera bangun lalu duduk di ranjang. Dia bertanya, "Kuantar ke rumah sakit sekarang ya?""Iya, Mas. Ganti baju dulu. Panggil Pak Sapto buat anterin kita," jawab Mariana lalu perlahan bangkit dari tempat tidur dengan perutnya yang sangat besar. HPL memang besok sebetulnya, wajar lebih cepat sehari. Berat janin terakhir sudah 3.4 kilogram sudah cukup untuk dilahirkan kata Dokter Royce Adler. Mariana mengganti gaun tidurnya yang basah dengan daster batik berkancing depan agar mudah berganti baju pasien nanti di rumah sakit.Setela
"Permisi, Bu. Saya Zayn Alarik Pradipta, kliennya Om Charles. Apa beliau ada di tempat?" ujar Zayn berusaha menemui pengacaranya yang berjanji akan membantu mengurus masalah hak warisnya yang sulit diproses karena surat-surat habis terlahap api saat kediaman Pradipta kebakaran tempo hari.Wanita yang berjaga di bagian front desk kantor firma pengacara serta notaris Hutapea and Friends menghela napas mengulang kalimat yang sama untuk kesekian kalinya ke klien bosnya. "Maaf ya, Mas. Sepertinya saya nggak bisa memberi tahukan sampai kapan beliau tidak bisa memproses kasus hukum Anda. Pak Charles Hutapea tersandung kasus money laundry pejabat pemerintahan sehingga harus ditahan di Rutan Salemba untuk sementara," terang Bu Dyah Pertiwi, karyawati berusia setengah abad itu kepada Zayn yang mendadak bengong."Ta—tapi, perkara hak waris saya gimana dong, Bu? Mungkin rekan Om Charles bisa bantu?!" kejar Zayn, dia risau uang tabungannya tak mampu mencukupi kebutuhan sehari-harinya. "Bisa, sil
Jorges D'Argentine mengusap sudut matanya yang basah. Di sisinya, puteri kesayangannya mengenakan gaun putih sederhana dengan model sabrina mermaid dress memegang lekuk lengannya berjalan dalam langkah anggunnya menuju ke sebuah gazebo berhias mawar putih.Pagi yang sejuk tanpa tertutup lapisan salju di Danau Biel menjadi hari pernikahan sakral yang dinantikan oleh Patrick Olsen. Setelah perjuangan tanpa henti selama berbulan-bulan bolak-balik Jakarta-Genewa, segalanya terbayar lunas. Pada akhirnya Mariana melepaskan kepergian dokter spesialis obsgyn andalannya kembali ke Swiss untuk seterusnya. Dokter Royce Adler yang terikat kontrak menggantikan dirinya sebagai dokter praktik di poli obsgyn rumah sakit jaringan Richermond.Wanita pujaan hatinya yang mungkin adalah jawaban doanya untuk seorang kekasih yang baik hati itu melangkah di seberangnya bersama Tuan Jorges D'Argentine, papanya. Sama seperti calon papa mertuanya, Patrick pun menitikkan air mata haru yang membuat tamu undangan
Sudah beberapa bulan berlalu semenjak pernikahan resmi antara Zayn dan Dokter Maya. Rumah tangga mereka nampak harmonis tanpa ada pertengkaran yang berarti. Namun, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan terjatuh jua.Memang Zayn sudah mendapat mobil baru untuk akomodasinya pulang pergi ke rumah sakit dan bepergian sendiri. Dokter Maya berangkat ke tempat kerjanya tanpa suaminya seusai sarapan pagi bersama. Dia tidak menaruh curiga sama sekali seperti apa kelakuan Zayn di balik punggungnya.Kehidupan seksual pasangan pengantin baru itu pun sangat aktif nyaris setiap malam mereka bermesraan. Itu pun Dokter Maya bukan hanya dihajar satu atau dua ronde di atas ranjang. Maka dari itu dia tidak pernah berpikir masih ada hasrat yang tak tersalurkan oleh suaminya. Akan tetapi, sesuatu yang tak pernah ia duga terjadi di bawah atap rumahnya.Pintu kamar tidur Zayn diketok tiga kali sebelum dibuka perlahan dari luar. Seorang perempuan berambut panjang hitam legam tergerai sepunggung masuk
Dokter Patrick Olsen mencoba mensiasati kesulitannya untuk resigned dari rumah sakit tempat bekerjanya saat ini dengan mengumpulkan jatah cutinya selama beberapa bulan terakhir. Memang mencari dokter spesialis yang bagus tidak mudah, biasanya dokter yang sudah berpengalaman terkontrak praktik di rumah sakit lain. Sedangkan, dokter yang baru lulus pendidikan spesialis masih butuh menimba pengalaman di meja praktik. Adik angkatan sealmamaternya yang diterima bekerja di rumah sakit jaringan Richermond masih di bawah pemantauannya dan dokter senior poli obsgyn lainnya. Kini dia harus berpesan dengan serius kepada Dokter Royce Adler selama mengambil cuti seminggu penuh."Dokter Royce, kuharap kau ingat semua tips dan trick praktik obsgyn yang sudah kuajarkan kepadamu. Ingat-ingat itu semua selama aku pergi seminggu ke Swiss, okay?" ujar Dokter Patrick duduk berhadapan di ruangan praktiknya bersama Dokter Royce Adler.Pria berambut model taper fade warna pirang itu menyeringai jenaka. "He
"Untuk apa perjanjian pranikah ini, Pak?!" bentak Zayn setelah membaca judul berkas yang disodorkan oleh notaris Dokter Maya Suratih kepadanya di ruang tunggu kantor dinas kependudukan Jakarta Pusat.Pak Rian Fantoni yang dipercaya oleh Dokter Maya mewakilinya sebagai pihak legal dalam setiap perjanjian hukum yang dia buat menjawab standar saja pertanyaan Zayn, "Ini sudah jadi keputusan klien saya, Pak. Zaman sekarang harus serba hati-hati terutama Bu Maya itu seorang wanita sukses dengan banyak harta. Kalau Anda menolak mungkin pernikahan ini tidak bisa terlaksana. Kami nantikan itikad baiknya untuk menanda tangani perjanjian pranikah tersebut!"Kening Zayn berkerut dalam, dia tak menyangka bahwa dalam dua pernikahan dia harus selalu diatur dengan perjanjian pranikah. Harta terpisah, tak ada gono gini setelah bercerai. Hatinya terasa dongkol, niatnya mendapat cipratan harta kekayaan Dokter Maya pun pupus sudah. Apa gunanya jadi suami kere setelah menikahi janda kaya raya itu? pikir Z
"Mas Zayn, maaf. Bukannya tidak bisa diurus hal warisnya, tapi butuh waktu yang tidak diprediksi lamanya karena semua berkas penting habis dilahap api dalam kebakaran rumah tempo hari," tutur Charles Hutapea, pengacara langganan keluarga Pradipta. Kemudian Zayn membalas, "Apa mendiang papa nggak membuat surat warisan semasa hidup dulu, Om?" Sebuah gelengan dengan raut wajah prihatin itu disertai jawaban, "Beliau tidak ingin berpikir cepat meninggal dunia waktu saya menyarankan dulu, Mas. Sayang sekali ketika jatuh sakit, saya tidak tahu karena memang sibuk dengan pekerjaan dan Pak Bram pun sama sekali tidak menghubungi saya lagi.""Ckkk ... payah sekali, lantas jalan keluar yang bisa saya tempuh apa dong, Om? Eman-eman sekali warisan ratusan milyar itu nilainya!" Zayn berdecak kesal dengan wajah tertekuk bersandar di sofa kantor pengacara kondang tersebut.Charles Hutapea beranjak berdiri lalu mengambil sebuah map berkas di rak dokumennya. Dia pun duduk kembali dan menyodorkan sebua