Tanah dimana sebelumnya Bara berada hancur seketika dan longsor masuk kedalam lautan. Bara yang baru saja mendarat di tanah menatap arah tangan raksasa itu."Memanfaatkan air laut untuk menyerangku. Cerdik juga..." ucap pemuda itu sambil bangkit berdiri.Tangan air raksasa kembali terangkat dan siap untuk menerjang kearah Bara Sena. Mengingat sebelumnya kekuatan api miliknya tiba-tiba padam saat bertemu dengan tangan air tersebut, Bara memiliki cara lain untuk melawan kekuatan tangan air raksasa milik Gandi. Dia kerahkan kekuatan api Neraka miliknya hingga menyelimuti area di sekitar tubuhnya. Lalu dia pun mengerahkan kekuatan Dewa Angin Hong Li,"Dengan kekuatan angin dan api, kita akan lihat apakah tangan air itu bisa menahannya..." batin Bara lalu dia memutar kedua tangannya dan mulai menggerakkan dua elemen tersebut agar saling bersatu.Kekuatan angin dan api tentu saja membuat daya rusak dan kekuatan api menjadi meningkat. Kobaran api tersebut bahkan membentuk tornado raksasa yan
Tornado Api Raksasa milik Bara membesar menjadi sesuatu yang diluar nalar. Penjara bola air milik Gandi pun jebol oleh kekuatan api tersebut setelah Bara memberikan jutaan Inti Jiwa Iblis yang pernah dia dapatkan di perang besar beberapa waktu lalu melawan Pasukan Iblis.Gandi tak menyangka sama sekali, Api Neraka memiliki kelebihan yang begitu unik hingga bisa diberi makan Inti jiwa dan membuatnya menjadi semakin besar. Namun Raja Naga Air tentu saja tidak menyerah begitu saja meski dia kalah dalam pertarungan Dua elemen tersebut. Dia masih memiliki kekuatan lain yang menurutnya mampu menahan amukan tornado api tersebut. Meski Gandi sedikit tak yakin melihat Tornado yang besarnya bukan main tersebut. Bahkan langit pun berubah warna menjadi merah karenanya.Dari dalam tubuh Gandi keluar aura petir yang menyambar-nyambar pertanda dia akan menggunakan kekuatan Petir Trikala. Tak hanya itu, kedua tangannya terkembang dan membuat air laut di sekitar Pulau tersebut bergerak seperti ombak.
Keadaan menjadi terasa lengang setelah ledakan itu mereda. Kobaran api masih menyala bagaikan lautan api sepanjang mata memandang. Begitu juga dengan kekuatan petir yang masih sedikit membias di antara kobaran api. Semua anak Batara Geni benar-benar terpaku terdiam melihat kedahsyatan kekuatan Bara Sena dan Gandi Wiratama yang tentu saja diluar perkiraan mereka. "Kekuatan petir milik Gandi, bukankah itu setara dengan petir merah milik saudara-saudara kita...? Meski warnanya putih kekuningan, aura kekuatannya bahkan bisa menciptakan lautan petir seperti ini...Yang mungkin sulit untuk kita lakukan..." ucap Gong Xia Nian dengan mata yang tak berkedip sama sekali."Gandi memiliki kekuatan yang diluar nalar karena Batu Jiwa Naga yang dia miliki. Begitu juga dengan Bara Sena yang masih menjadi misteri, darimana kekuatannya berasal. Aku masih belum paham sama sekali mengenai dirinya," sahut Kenari Putri Geni. Kedua gadis itu sama-sama memiliki darah sang kakek yang murni seorang Dewa Petir.
Krauk! Nyam...Bara dan Gandi sama-sama menikmati banteng bakar yang sudah matang dan mengeluarkan aroma harum semerbak menggugah selera. Semua orang melotot kearah mereka berdua yang seharusnya bertarung malah makan besar bersama sambil berbincang."Apakah ini tidak masalah?" tanya Anoman yang belum kembali lagi ke dalam arena pertarungan tersebut kepada Batara Geni."Biarkan saja apa yang ingin mereka lakukan. Naluri lapar adalah hal yang wajar mengingat mereka masih memiliki darah manusia. Apa kau pikir anak Zeus yang separuh manusia tidak memiliki rasa lapar? Bahkan diriku yang seorang Mahadewa, masih merasakan hal tersebut meski tak serta merta aku menurutinya. Sebagai dewa, kelaparan tak akan membuatnya mati. Namun lain halnya jika kita baru saja mengeluarkan kekuatan yang begitu besar. Rasa lapar itu adalah pertanda tubuh mulai melemah karena kekurangan kekuatan. Anoman, apakah kau tak pernah merasa lapar sama sekali?" kata Batara Geni. Anoman menggelengkan kepala. Batara Geni
Setelah tenaga kembali pulih, Bara dan Gandi bersiap untuk kembali melakukan pertarungan. Hal yang ditunggu-tunggu oleh para penonton sejak tadi. Kini keduanya saling berhadapan di atas bongkahan es yang mengapung di atas lautan. "Dia lebih unggul secara medan pertarungan. Air ini bisa dia jadikan senjata untuk menyerangku. Tapi, aku punya cara untuk mengatasi masalah ini. Sepertinya masing-masing memiliki kelemahan," kata Bara dalam hatinya.Gandi langsung mengerahkan Seribu Sisik Naga miliknya. Aura biru pekat menyeruak dari dalam tubuhnya. Bara yang melihat keadaan di sekitarnya jelas tidak mungkin menggunakan kekuatan api karena pasti sulit untuk mengimbangi kekuatan air milik Gandi. Dia pun sudah tahu apa yang harus dia lakukan untuk berhadapan dengan kekuatan air mutlak mengingat tak ada lagi daratan yang bisa membantunya.Tubuh Gandi melesat kearah Bara dengan cepat. Karena jarak yang dekat, kurang dari satu kedipan mata, Raja Naga Air itu pun sudah berada di depan Bara dan la
Bara Sena menatap tajam kearah laut yang ada dibawah sana dimana Gandi Wiratama berada. Sementara, jurus Hujan Es Abadi miliknya masih menghujani lautan tersebut hingga membeku. Lautan yang luas itu secara perlahan berubah menjadi daratan es yang sangat dingin. Kekuatan Bara benar-benar memukau semua orang yang melihatnya. Termasuk sang Dewi Es sendiri."Kemampuan es miliknya telah meningkat sangat pesat dibanding saat pertama bertemu di pulau es. Dia selalu mengejutkan diriku..." batin wanita cantik itu."Kemampuanya hampir setara denganmu, Lian Xie..." kata Kahiyang Dewi yang ada di sebelahnya. Lian Xie menoleh lalu tersenyum."Masih ada dua tingkat yang harus dia lalui. Bagaimana bisa kau mengatakan kemampuannya hampir sama denganku? Beda satu tingkat saja sudah sangat jauh untuk dibandingkan." kata Lian Xie. Kahiyang Dewi tersenyum kecil."Dia belum mengerahkan kekuatan es secara penuh. Apa kau tahu, sudah ada di tingkat apa kekuatan es miliknya?" tanya Kahiyang Dewi."Sejauh yang
Gandi menatap kearah Bara yang sepertinya tengah mempersiapkan sesuatu. Luka pada bahu kanan Pendekar Golok Iblis itu perlahan mulai sembuh dengan sendirinya. Tiba-tiba saja, tubuh Bara yang semula berwujud Iblis Es seketika berubah menjadi sosok lain yang cukup mengejutkan beberapa orang yang belum pernah melihat Bara menggunakan wujud Dewa Angin.Mereka yang terkejut adalah para Dewa dari Kahyangan Utara, yakni Pangeran Langit dan juga Dewa Perang Luo Bao. "Hong Li...? Dia memiliki kekuatan sejati Hong Li...Darimana dia mendapatkan itu? Jika Keluarga Hong tahu ini, pasti akan terjadi keributan besar...Ada makhluk dengan kekuatan campuran memiliki kekuatan jiwa milik Dewa Angin Terkuat di masa lalu...Bara Sena..." batin Pangeran Langit dengan mata yang menatap penuh rasa penasaran. Batara Geni tersenyum mendengar suara hati dari putra Mahadewa Kahyangan Utara tersebut. Seandainya Bara masih berada di Ranah dibawah Ranah Alam Dewa, mungkin Batara Geni akan bertindak melindungi sang
Gandi terus bertahan sekuat tenaga dari hantaman tanpa henti jurus aneh yang Bara Sena kerahkan. Salah satu jurus hebat milik Dewa Angin Hong Li yang pernah mengalahkan para dewa dari kahyangan lain. Para penonton yang melihat itu hampir tak berkedip karena saking tak percayanya jurus itu bisa menekan Raja Naga Air yang memiliki pertahanan hebat. Dalam keadaan tertekan begitu rupa, Gandi tak menyerah. Darah mulai keluar dari sela bibirnya pertanda dia sudah mulai terluka oleh serangan tersebut. Namun dari sorot matanya, tak terbersit sedikit pun rasa takut akan kekalahan yang mungkin saja akan dia terima."Serangan seperti ini tak akan cukup menghentikan diriku! Heeaaaa!!!!" teriak Gandi mengerahkan seluruh kekuatan miliknya untuk membalas tekanan yang datang dari dalam lingkaran hitam di bawah kakinya.Gelombang biru merebak dari dalam tubuhnya disertai suara gemuruh ombak samudra. Badai Petir tertahan oleh kekuatan air milik Gandi yang tiba-tiba saja merebak begitu kuat. Tekad yang
Gandi menatap ke atas dengan wajah yang berbinar karena dia telah berhasil mematahkan tangga ilusi yang sebelumnya sangat menyiksa dirinya. "Ternyata apa yang aku lihat di luar dinding kaca itu memang seharusnya seperti ini. Tangga itu hanya memiliki 10 anak tangga saja, bukan ribuan seperti yang sebelumnya aku lihat. Itu semua hanyalah ilusi..." batin Gandi. Dia menoleh ke kanan dan kekiri. Tak ada roh-roh yang bersliweran di sebelah kanan dan kiri seperti yang dia lihat sebelumnya. Bahkan anak tangga yang ada di bawah kakinya juga bersih dari darah."Aneh sekali...Jika benar tadi adalah ilusi, kenapa hal itu benar-benar bisa membuat tubuhku terluka didunia nyata? apakah ilusi yang Empu Jagat pasang di tangga ini memiliki kemampuan unik? Itu artinya, jika aku mati di dalam Tangga Ilusi tadi, aku didunia nyata pun juga ikut mati..." gumam pemuda itu sambil bergidik ngeri membayangkan hal buruk yang akan terjadi padanya jika sampai dia gagal menemukan jalan keluar untuk lepas dari tan
Langkah kaki Gandi terhenti di tangga ke delapan setelah dia hampir kehabisan kekuatannya. Dia juga sudah tak berdaya karena kehabisan darah yang terus mengalir dari luka-lukanya yang disebabkan oleh banyaknya serangan dari arah kanan dan kiri. Ternyata roh-roh yang bersliweran itu juga tidak diam saja setelah Gandi melangkahkan kakinya ke lantai lima ke atas. Mereka menyerang silih berganti menggunakan sebilah pedang panjang di tangannya. Meski tak sampai dalam, luka yang di sebabkan oleh roh tersebut cukup menyakitkan bagi sang Raja Naga Air.Dengan penuh perjuangan, Gandi harus bertahan dari semua cobaan itu hingga akhirnya dia melangkahkan kakinya di anak tangga yang ke delapan. Napasnya terasa mau putus. Darah sudah bercecera diatas anak tangga mengalir ke bawah sana. Pemuda itu bertahan dari sesuatu yang menekan dirinya sambil mengernyit menahan sakit. Gandi pun menatap ke atas sana.Di mata pemuda itu, perjalanan menuju ke puncak masih sangatlah jauh. Sementara, dirinya saat ma
Gandi Wiratama mendarat di depan anak tangga yang terhalang oleh sesuatu yang tak terlihat. Yang jelas, di mata Gandi, tak ada apa pun di atas anak tangga tersebut. Padahal dia merasa yakin, di atas sana adalah tempat dimana Empu Jagat Martapura berada.Dari dalam sesuatu yang seperti kaca itu muncul Dara bersama Banyu Biru yang berhenti tepat di hadapan Gandi. Keduanya sama-sama tersenyum ramah kearah Raja Naga Air. Dara melambaikan tangannya membuat Gandi tersenyum senang. Dia merasa, wanita itu sudah banyak membantunya sejak dia memasuki Istana Abadi."Kau sudah berhasil mengalahkan kedua penjaga Empu Jagat. Bahkan kau mampu memaksa Jogo Geni mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Kau memang layak disebut sebagai Dewa Naga yang hebat." kata Banyu Biru memuji. Gandi tersenyum."Kau terlalu memuji. Aku yakin, itu tidak ada apa-apanya di depan matamu. Karena jika kau yang menjadi lawanku, mungkin tidak akan berhasil melewati ujain itu. Sekarang, katakan saja, apa ujian ketiga yang harus
Gandi yang sudah tak bisa lagi menahan rasa kesal nya berniat untuk memutuskan leher Rairakana Saka yang tak berdaya dalam cengkraman tangannya. Makhluk yang merupakan Naga Mata Api itu terlihat lemah sekali dan tak bisa melakukan perlawanan apa pun setelah Gandi mencekik lehernya. Darah mengucur dari mulut dan luka di wajahnya yang hancur."Sekarang apa yang bisa kau lakukan?" tanya Gandi sambil menatap Saka dengan mata yang menyala-nyala. Naga Mata Api itu tak berkata apa pun. Keadaannya sangat lemah sehingga bergerak pun tidak bisa. Apalagi Gandi sudah menghajar nya hingga wajahnya hancur berantakan. Ketika Raja Naga Air itu hendak meremukkan leher Saka, tiba-tiba terdengar suara dari atas singgasana yang jauh di depan sana."Gandi, cukup! Kau telah lolos ujian kedua dariku! Biarkan dia tetap hidup!" berkata Banyu Biru dari kejauhan yang terdengar jelas di telinga Gandi Wiratama. Mendengar hal itu, Gandi pun melemparkan Saka ke arah pilar dengan keras. Namun tiba-tiba muncul sesuat
Sanskara segera menyentuh tubuh Gandi Wiratama yang tergeletak di atas lantai. Seketika itu juga, tubuh ganda milik Gandi itu pun terserap masuk ke dalam alam jiwa milik Raja Naga Air. Begitu masuk ke dalam, Sanskara dibuat terkejut melihat Gandi yang tengah berjuang menahan kobaran Api dari tiga mata raksasa yang melayang di atas lautan."Jurus Mata Api Pembakar Jiwa itu sangat mengerikan! Aku harus memikirkan cara untuk menghentikannya!" seru Gandi yang tengah bertahan agar alam jiwanya tak terbakar. Sementara, Ki Ageng Samudra Biru nampak duduk santai di atas batu besar sambil menatap apa yang Gandi lakukan seolah tak terjadi apa-apa disana. Padahal keadaan sedang kacau balau oleh semburan api dari tiga mata raksasa.Sanskara segera melesat dan berdiri di samping Gandi. Karena kesadaran Ilahi yang dia miliki, dia bisa membantu Gandi di dalam alam jiwa milik pemuda itu. Sanskara pun mengerahkan kekuatan air untuk menahan gempuran api milik Saka."Kau datang juga akhirnya.,," ucap Ga
Dari dalam formasi lingkaran mantra itu muncul satu sosok bertubuh sama besarnya dengan Gandi Wiratama. Aura merah pekat keluar saat kaki dari sosok seorang pria berambut panjang yang hanya mengenakan celana panjang warna hitam tanpa mengenakan alas kaki.Pria itu memejamkan mata saat keluar dari dalam lingkaran. Begitu seluruh tubuhnya keluar, kedua matanya terbuka dan menatap kearah Gandi. Tak hanya itu, ternyata pada bagian keningnya juga ada satu mata yang lebih besar dari kedua mata yang lain. Ketiganya sama-sama memiliki pupil merah menyala. Dara menoleh ke arah kakaknya, Banyu Samudra."Itu adalah Naga Mata Api...Tetesan darah yang di dapatkan Empu Jagat ribuan tahun yang lalu dari Neraka setelah tawar menawar dengan Dewa Yama. Satu tetes darah bisa menciptakan tubuh jiwa sehebat ini, hanya saja, Jogo Geni akan kehilangan banyak kekuatan jiwa setelah membangkitkan Naga Mata Api ini," kata Banyu Samudra memberikan penjelasan sebelum Dara bertanya."Kenapa aku tak mengetahui hal
Banyu Biru dan Dara Purbavati sama-sama takjub dengan apa yang mereka lihat di bawah sana. "Kemampuan suamimu bagus juga Dara. Dia bahkan Bisa menciptakan tubuh ganda dengan kesadaran Ilahi sama seperti kita. Bahkan kita hanyalah roh sedangkan yang dia ciptakan adalah tubuh padat dengan jiwanya sendiri. Pemuda bernama Gandi ini, lebih hebat dibanding leluhurnya. Hanya saja, dia masih berada di Ranah Alam Dewa Tingkat lima...Itu masih terlalu jauh untuk bisa mencapai Ranah yang dimiliki olehnya. Jika Gandi sudah mencapai Ranah itu, aku yakin, tak ada satu makhluk hidup pun yang berani menyinggung dirinya." kata Banyu Biru."Jadi kakang juga merasakan kalau kakang Gandi ini berbeda?" tanya Dara.Banyu Biru mengangguk sambil tersenyum tipis."Tubuh ganda itu sulit untuk diciptakan apalagi ditambah kesadaran ilahi yang bahkan tak bisa dilakukan oleh Empu Jagat Martapura di masa lalu." kata Banyu Biru."Mungkin kehebatan orang berbeda-beda. Meski Empu Jagat tak bisa menciptakan tubuh gand
Graaaaaa!!!Jogo Ireng berteriak keras hingga membuat lantai istana bergetar. Gandi dan tubuh ganda miliknya yang bernama Sanskara sama-sama terkejut melihat penjaga Empu Jagat yang sebelumnya sudah dikalahkan oleh Sanskara itu bangkit berdiri kembali."Bagaimana bisa...?" gumam Gandi."Sepertinya dia memiliki kemampuan khusus yang bisa membangkitkan kekuatannya setelah dia mati atau terluka parah. Kalau begitu, aku akan menjadi lawannya lagi sementara kau atasi Jogo Geni." kata Sanskara membagi tugas. Gandi cukup kaget tubuh ganda miliknya memiliki pemikirannya sendiri dan lebih cepat dalam mengambil keputusan dibanding dirinya yang sedikit lebih banyak berpikir."Tak usah terkejut. Kenapa aku bisa seperti ini karena kemampuan terbaikmu sudah kau tanamkan di dalam jiwaku. Jadi, aku sedikit berbeda darimu karena saat kau menciptakan diriku, kau sudah memberikan sebagian besar kemampuan mengatur siasat milikmu kepadaku. Itu sebabnya aku lebih cepat dalam mengambil keputusan." kata Sans
Gelombang api itu tertahan oleh kubah air yang diciptakan oleh Gandi Wiratama. Keadaan di dalam kubah tersebut menjadi tidak terlihat karena Api yang bergejolak. Gandi dan tubuh ganda miliknya sama-sama terhenti di sana menatap apa yang terjadi di dalam kubah air tersebut."Kekuatan Jogo Geni meningkat sangat cepat! Jurus apa yang tengah dia kerahkan?" batin Gandi sambil bersikap waspada."Sepertinya pria besar bernama Jogo Geni itu sedang menggunakan Jurus rahasia. Jika sampai dia berhasil menggunakan Jurus itu dengan sempurna, kita akan kesulitan." kata tubuh ganda yang ada di belakang Gandi membuat Raja Naga Air itu terkejut."Kau tahu apa yang aku katakan di dalam hati?" tanya Gandi. Tubuh Ganda itu terseyum tipis."Tentu saja aku tahu. Meski kita berbeda tubuh, tapi pada dasarnya kita adalah orang yang sama dengan satu jiwa. Hanya saja, aku memiliki kesadaran ilahi," kata tubuh ganda tersebut. Gandi nampak mengerutkan kening pertanda dia tak tahu sama sekali mengenai kesadaran Il