Share

Bab 70

Keesokan harinya, Denan berangkat ke kantor seperti biasa. Tidak langsung ke kantor, tapi ia melipir terlebih dahulu ke bandara. Ia harus mencari tahu apakah Rania menjadi daftar penumpang di pesawat Elang Air.

Harapan tinggal harapan, jawaban yang ia dengar dari pekerja bandara membuat lututnya lemas. Sarapan yang ia paksa untuk masuk ke dalam perutnya seakan tak bisa dijadikan tenaga.

Denan meletakkan kepalanya di setir bundar mobilnya. Seakan jika ia melakukan itu kesedihan hatinya akan hilang dengan sendirinya, padahal selama apapun ia meletakkan kepalanya, beban dan rasa bersalah yang sudah memenuhi setiap rongga tubuhnya tidak akan menguap begitu saja.

"Ya Tuhan, gue ngirim sahabat gue sendiri ke alam baka. Sorry banget, Ran. Kalau gue tahu bakal ada kejadian ini gue nggak akan nyuruh ke luar negeri. Kenapa harus Rania yang Kau ambil? Kenapa tidak manusia jahat bernama Burhan dan Lusi, Tuhan. Kehadiran mereka hanya menambah daftar sampah masyarakat," erang Denan frustasi.

Be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status