Share

Bab 17

Author: Kak MungiL
last update Last Updated: 2022-10-07 12:33:24

Hari mulai gelap, di bawah gelapnya malam dan rintikan hujan yang berhasil membasahi bumi, Zaki duduk diam di sebuah taman yang sepi karena hawa dingin dan serangan hujan membuat taman tersebut menjadi hening sesaat dari keramaian.

Zaki duduk dengan menekuk kedua kakinya, sedangkan tangannya memeluk kaki tersebut. Pandangan ia arahkan pada langit yang sepi, tak ada bulan, tak ada bintang, kosong, sekosong hatinya saat ini.

Disaat yang bersamaan tiba-tiba Zaki teringat dengan kejadian yang membuatnya pergi dari rumah. Kilasan kekerasan yang ia lakukan, entah kenapa menimbulkan rasa khawatir pada istrinya. Khawatir? Entahlah, entah bagaimana menjabarkan perasaan Zaki yang membingungkan ini.

"Apa yang aku lakukan tadi menyakitinya?" gumam Zaki masih menatap langit, seakan ia bertanya pada hamparan luas lukisan Tuhan yang kini sedang menatapnya dengan hina.

Bagaimana tidak? Disaat Zaki butuh teman, butuh sesuatu yang setidaknya bisa menghibur dirinya, semuanya pergi meninggalkannya. B
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 18

    Zaki terhenti di pintu utama. Sementara Flara berusaha dengan keras melepas pagutan tangan Denan yang masih berada di pinggangnya. Menyadari bahwa tatapan Zaki berada pinggang Flara barulah Denan melepas pegangan itu. Namun, siapa sangka reaksi Zaki tak seperti biasanya. Jika yang sudah-sudah pria itu akan murka dan menampakkan wajah seramnya, tidak untuk kali ini. Ia berjalan masuk rumah dengan santai dan melewati mereka berdua begitu saja. Tanpa teguran, sapaan, ataupun amarah. "Itu adalah bukti nyata jika suamimu memiliki wanita idaman lain. Lihat reaski yang dia berikan ketika mengetahui apa yang dia lihat." Denan menarik pergelangan tangan Flara. Saat wanita itu hendak menyusul Zaki. "Jangan urusi urusan rumah tanggaku, Denan! Kamu sama sekali tidak ada hak. Lagipula aku tidak meminta pendapatmu mengenai apapun." Flara mengibaskan tangannya agar genggaman Denan terlepas. "Lebih baik kamu pulang sekarang!" usir Flara menunjuk pintu utama. Tanpa menunggu lagi, Flara meninggalka

    Last Updated : 2022-10-08
  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 19

    Memanjakan? Mendengar kata itu membuat Zaki teringat dengan apa yang ia lihat semalam. Ia merasa tindakan Flara sudah benar-benar di luar batas kewajaran. Bagaimana ada wanita seperti itu, bagaimana ada seorang istri yang sengaja secara terbuka membawa pria lain di rumah suaminya? "Apa yang akan kau lakukan untuk memanjakan aku, hm?" tanya Zaki memutar kursinya sehingga mereka kini saling berhadapan. "Kamu mau apa? Boleh aku duduk di sini?" tanya Flara mengarahkan pandangan ke paha Zaki. Senyum licik Zaki tunjukkan. Ia tak habis pikir dengan para wanita di sekelilingnya. Tidak Flara tidak Rania mereka sama saja, Sama-sama murahan. "Kau sejak awal menggodaku tanpa izin, lalu kenapa sekarang harus izin? Duduklah! Aku senang jika ada yang memanjakan aku," tantang Zaki menarik tangan Rania hingga ia terduduk di pangkuan Zaki. Jarak mereka sungguh sangat dekat. Hembusan nafas menerpa wajah keduanya. Bola mata mereka sama-sama saling tatap dalam diam, lekat dan menggoda. Tangan Flara

    Last Updated : 2022-10-09
  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 20

    "Tidak ada. Aku hanya asal bicara.""Wanita sepertimu memang tidak bisa di percaya. Berani kamu adukan ini pada Ayah, aku juga akan adukan kelakuan kamu di depan orang tuamu. Biar kita sama, sama-sama hancur.""Terserah kamu saja, kamu bermain wanita? Aku juga bisa bermain dengan banyak pria. Jangan larang aku dan urus aku, kita bersatu dalam rumah dan status tapi tidak dengan hubungan. Urus diri sendiri, urus urusan masing-masing, kita hanya orang asing."Flara menatap Rania sesaat sebelum benar-benar pergi dari ruangan itu. Air matanya luruh seketika saat dirinya berjalan menjauh dari suami dan juga gundiknya. "Kuat Flara kuat. Bertahanlah demi orang tuamu. Zaki tidak pernah main-main dengan ucapannya. Begitupun juga Denan. Ya Tuhan apa salahku? Kenapa aku terjebak dalam dua manusia yang kau bekali mereka hati, tapi tidak mereka gunakan." Flara bergumam seraya menyeka air matanya. Memang tak mudah menjadi Flara. Ia ingin membongkar semuanya di hadapan Zaki mengenai masa lalu kedua

    Last Updated : 2022-10-10
  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 21

    Flara kembali hampir terjatuh saat membuka pintu. Kepalanya masih terasa pening dan seperti berputar-putar. "Fla, kasih ke aku kuncinya." Denan berusaha merebut kunci yang berada di tangan Flara. Sementara tangannya yang lain memegang tubuh Flara yang sudah nampak terkulai lemas. Setelah pintu terbuka, tubuh Flara tiba-tiba tersungkur ke lantai. Ia benar-benar pingsan kali ini. Dengan panik Denan membawa Flara ke dalam gendongannya dan berlari secepat kilat ke dalam rumah. Meletakkan Flara di sofa ruang tamu dan berusaha membuat wanita itu tersadar. Sungguh ada rasa penyesalan yang menyelimuti hati Denan. Melihat mantan kekasihnya yang nampak terpuruk dengan situasi yang menimpanya membuat Denan sedikit meluluhkan hatinya. "Fla, kamu sudah sadar? Minum dulu!" Denan memberikan segelas air putih. Flara masih bingung dan menatap sekeliling. Sejurus kemudian ia teringat seluruh kejadian sebelum ia jatuh pingsan. "Ngapain kamu masih di sini? Jangan pedulikan aku, sudah tidak berguna.

    Last Updated : 2022-10-12
  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 22

    Di hari yang masih pagi, gerimis sudah hadir membasahi bumi. Entah kapan mentari akan menyinari bumi di hari yang kelabu ini. Meskipun keadaan di luar sedang mendung, hal itu tak menyurutkan semangat Zaki untuk bekerja. Apalagi semalam ia sudah di hadiahi Rania sebuah surga dunia yang sudah lama yang ia rindukan. Mata Zaki tak sengaja menatap meja makan ketika sedang melewatinya. Kosong, tak seperti biasanya yang penuh jejal dengan makanan meski ia tak pernah menyentuh makanan tersebut. Ingatan Zaki membawanya ke momen semalam yang telinganya dengan jelas mendengar suara Flara memuntahkan sesuatu. "Mungkin dia sedang tidak enak badan. Ah, biarkan saja. Nanti juga sehat dengan sendirinya," ujar Zaki acuh lalu pergi dari rumah. Flara yang mendengar suara deru mobil melaju membuka mata dengan perlahan. Suasana mendung disertai gerimis di pagi hari membuatnya semakin nyaman tenggelam dalam selimut. Di tambah lagi dirinya semalam kurang bisa tidur karena terus menerus mual dan merasa p

    Last Updated : 2022-10-13
  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 23

    "Ada apa, Sayang? Kenapa kau terihat tergesa-gesa?" tanya Rania heran melihat tingkah kekasih barunya yang nampak begitu panik. "Flara pingsan. Bukan Flara yang aku khawatirkan, tapi kedua orang tuanya. Apa yang akau aku katakan nanti jika mereka bertanya kenapa aku meninggalkan Flara dalam keadaan sakit." "Sayang, tenanglah! Kau bisa berpikir jernih ketika kau tenang. Pergilah sekarang, tenangkan pikiranmu. Semua akan baik-baik saja, urusan kerjaan aku yang handle.""Terima kasih, i love you." Zaki mengecup singkat kening kekasihnya dan berlalu dari sana. Sejak malam itu, malam di mana mereka bercengkrama bersama di sebuah kamar mewah di salah satu hotel ternama, membuat mereka meresmikan hubungan menjadi sepasang kekasih. Namun, sejak menjadi kekasih Zaki. Rania nampak terbawa perasaan. Sikap Zaki yang benar-benar romantis saat bersamanya membuat Rania merasa nyaman. Padahal baru semalam mereka meresmikan hubungan. Contoh kecilnya baru saja terjadi, kecupan singkat, tapi entah

    Last Updated : 2022-10-14
  • Gara-gara Jatah Mantan   Bah 24

    "Ke mana Zaki?" tanya Pak Burhan berjalan mendekat meja Rania. "Sedang pulang, Pak. Beliau diberi kabar Ibu mertuanya katanya istrinya pingsan."Pak Burhan hanya manggut-manggut. Ia berjalan mendekati kursi Rania lalu membungkukkan badannya sedikit. "Beberapa hari tak melihatmu membuatmu semakin cantik, Rania. Kau tidak merindukan aku? Kau tidak rindu menggodaku?" Rania berdiri dan memeluk pria itu. Sungguh jijik sekali rasanya ia bertingkah begini. Ingin rasanya ia mengeluarkan seluruh isi dalam perutnya karena merasa jijik dengan apa yang ia lakukan. Untuk pertama kalinya ia memeluk pria tua bangka seperti ini. Denan benar-benar membuatnya dalam kesulitan. "Sudah, kan? Ini yang Bapak inginkan? Sekarang Bapak harus membayar utuk pelukan ini!" Rania meraba dada datar Pak Burhan dan mengelus-elusnya.""Akan segera aku kirim."Ceklek. Pintu yang mengayun ke dalam membuat mereka segera melepas pagutan tubuh itu. "Ayah, ngapain di sini?"Pak Burhan berjalan menuju pintu, di mana ana

    Last Updated : 2022-10-15
  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 25

    Melihat pemandangan yang berada di depan mata membuat ingatan Flara terlempar pada beberapa bulan lalu. Pada masa Denan menceritakan soal Pak Burhan dengan gamblang dan jelas. Ingin rasanya tak percaya saat itu, tapi bukti nyata kini ada di depan mata. 'Lingerie? Beli lingerie sama Rania? Sejauh itu hubungan mereka? Kenapa aku heran? Seharusnya aku bersikap biasa saja. Memang dari dulu ayah mertuaku itu nggak bener, kan? Bukti nyatanya adalah Denan. Dan hingga sekarang ternyata nggak berubah? Aku nggak bisa bayangin bagaimana hancurnya Zaki kalau tahu soal ini. Orang tua yang dia junjung dan dia jaga harga dirinya, ternyata lebih bejat dari seorang penjahat.'Flara melipir pergi dari sana. Lebih baik ia pura-pura buta dengan apa yang baru saja ia lihat. Ia takut jika bertindak sesuatu, nasibnya akan sama dengan ibu Denan. Menyebut nama Denan membuat ia ingat dengan pria itu. Pria yang pernah mengisi relung hatinya itu rupanya memiliki kisah hidup yang malang. Ia sampai melakukan kej

    Last Updated : 2022-10-16

Latest chapter

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 90

    Mendengar teriakan Zaki refleks Denan berlari ke arah kamar mandi, ia meninggalkan ibunya yang juga sama terkejutnya. Namun beliau tak bisa melakukan apa-apa selain menunggu kedua anaknya, karena jangankan ikut mereka melihat apa yang terjadi, membawa kursi rodanya untuk maju saja beliau tak bisa melakukannya."Ada apa, Ki?" Mata Denan teralihkan pada sang Ayah yang sudah tergelak di lantai. "Kenapa diam saja? Siapkan mobil kita bawa ke rumah sakit biar aku yang bawa." Denan masuk ke kamar mandi dan mengangkat tubuh kurus Pak Burhan.Tak pernah ia sangka atau bahkan terbesit di kepalanya jika ia akan menggotong tubuh Pak Burhan dengan rasa khawatir yang seperti sekarang ini."Astaga, apa yang terjadi dengan ayahmu?"Denan tak sempat menjawab, ia harus cepat membawa ayahnya ke mobil untuk ia bawa ke rumah sakit."Aku bawa Ibu bentar." Denan kembali berlari ke dalam rumah setelah meletakkan ayahnya ke kursi penumpang bagian depan.Zaki memberanikan diri untuk mengecek nadi ayahnya. Sung

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 89

    "Haruskah aku berdamai denganmu? Aku merasa ibuku bahagia saat mengajakku ke sini. Senyum yang puluhan tahun hilang akhirnya sering aku lihat belakangan ini. Ibu juga nggak pernah marah-marah ke aku hanya karena aku memaksakan diri untuk berbuat baik ke kalian. Mungkin saatnya aku membuka lembaran baru.""Dengan cara?""Mengubah Denan yang dulu. Yah, meskipun jujur saja aku berat melakukannya, aku akan lakukan demi Ibu. Hanya itu yang dia minta ke aku.""Kau masih berat memberi maaf pada Ayah?"Denan mengangguk. "Banyak hal menyakitkan yang aku lalui, aku berjuang sendirian untuk buat aku sembuh, aku punya orang tua lengkap, tapi rasanya tidak punya orang tua. Apa yang dilakukan Pak Burhan seakan membuat lukaku abadi. Tapi mau bagaimana lagi? Ibuku menuntutku untuk berlapang dada memberikan maaf, jadi meskipun lukaku akan menganga selamanya aku akan berusaha untuk lupa.""Lalu bagaimana denganku?""Sebenarnya aku masih sakit karena kau menikahi Flara, tapi, ya sudahlah lupakan saja. K

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 88

    "Iya, aku ini memang mengharapkan maaf Denan, tapi jika memang kesalahan dan dosa aku terlalu besar baginya. Aku tidak akan mengharapkan itu lagi, yang penting Denan mau ketemu aku, itu sudah cukup." Pak Burhan menatap dalam anak keduanya itu. "Denan, tidak apa-apa kamu tidak menganggap Ayah adalah ayahmu, tapi setidaknya biarkan Ayah menjadi teman. Atau perlakukan Ayah seperti orang asing. Setidaknya, kamu pasti memanusiakan orang asing."Saking putus asanya Pak Burhan, beliau sampai rela dianggap orang asing agar Denan bisa bicara dengan ramah padanya. "Anak didikan Ibu pasti baik dan tidak akan membiarkan orang tuanya memohon secara terus menerus." Bu Salma mengatakan itu dengan penuh penekan sama tatapan yang menusuk. Denan sampai sedikit gugup melihat tatapan ibunya yang lain dari biasanya. Sepertinya Bu Salma benar-benar sudah tidak bisa memberikan toleransi pada sang anak. Akhirnya Denan memaksakan diri untuk berperilaku dan bersikap baik pada ayahnya. Dan keterpaksaan itu

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 87

    "Kalau kamu nggak dianggap anak, kamu nggak akan bisa ketemu sama Ayah sekarang, kamu sudah di buang dan nggak akan tahu, kenal, apalagi ketemu sama Ayah. Nyatanya sekarang kamu masih bisa hidup sehat dan bebas ketemu sama ayah. Diakui, dianggap itu bukan hanya perkara kamu diperkenalkan sama publik atas semua orang, Den. Dengan membetikan kehidupan yang layak juga termasuk diakui." Zaki nampak lebih dewasa setelah setelah Roda Kehidupan membuatnya jungkir balik. "Nggk usah banyak komentar, nggak usah ngajarin aku kalau kau tidak pernah jadi aku.""Aku memang tidak pernah menjadi kamu. Tapi aku sekarang merasakan hal yang sama sakitnya seperti kamu meskipun dalam versi yang berbeda. Ayolah Denan, kita ini sama-sama saling tersakiti karena seseorang. Tapi tidak perlu kita bawa rasa sakit itu sampai ke masa depan, karena itu akan menggerogoti kebaikan dan hati kita sendiri.""Ibu bangga sama kamu, Zaki. kamu bisa berpikiran sepositif itu dengan kondisi kamu yang sekarang. Ibu bangga sa

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 86

    "Kamu berskiap begini bisa membuat Ibu sehat memang?""Ya nggak juga, orang kayak gitu nggak pantas dimaafkan, Ibu. Kesalahannya udah berkerak.""Denan, Ibu kasih tahu, ya. Kamu udah terlalu lama tenggelam, Nak. Ayo kita buka lembaran baru sama Ibu. Kita damai dengan masa lalu. Ibu benar-benar akan merasa tenag dan damai kalau kamu mau dengerin kata Ibu. Pelan-pelan, Nak. Yang jadi korban nggak hanya kamu, Zaki juga. Setidaknya kamu damai sama adik kamu, Nak. Kalian saudara, kalau Ibu sama Ayah udah nggak ada, kalian harusnya saling jaga. Tidak bermusuhan seperti ini. Kamu hanya punya Zaki, begitu pula sebaliknya. Zaki malah hancur karirnya, kamu pun tahu. Sekarang dia jadi kerja apa adanya, kan? Dia jadi t8oang punggung untuk ayahnya yang sering sakit. Sedangkan kamu, kamu masih bisa bekerja dengan baik, tenang, kamu nggak perlu besok mikir mau makan apa, tidur nyenyak atau tidak, nggak pernah kesusahan. Kesusahan kita sudah berakhir di masa lalu. Sekarang mereka menerima karma dari

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 85

    "Salma, kamu datang?" tanya Pak Burhan seakan tak percaya dengan apa yang beliau lihat. Zaki mendorong kursi roda Bu Salma agar lebih dekat dengan ayahnya. "Aku tinggal dulu, ya. Ada urusan sebentar." Zaki sengaja memberikan waktu pada mereka untuk bicara dari hati ke hati. Biar bagaimanapun status mereka masih suami istri meski tidak diakui negara."Bagaimana kabarmu?" Pak Burhan yang bertanya. "Alhamdulillah, baik. Aku dengar kamu sering sakit. Apa ada yang kamu pikirkan?""Tentu saja ada, banyak malah. Sejak kehidupan aku berantakan aku terpikir bahwa ini adalah hasil dari apa yang aku perbuat selama ini. Mumpung diberi kesempatan, aku ingin meminta maaf padamu dan Denan. Ngomong-ngomong ke mana dia? Tidak ikut denganmu? Dia belum mau menemui aku?""Kamu tahu sendir, kan Denan seperti apa anaknya? Dia yang keras kepala. Mana mungkin bisa memaafkan seseorang dengan begitu mudahnya. Kalau dia bisa memaafkan orang dengan mudah, hal yang terjadi akhir-akhir ini tidak akan pernah te

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 84

    "Denan, kalau kamu tidak mau melakukannya demi Ayah, setidaknya lakukan ini demi Ibu. Penyesalan akan selalu datang terlambat, Ibu mohon sekali aja kamu temui Ayah. Kasih tahu kalau kamu maafin dia, setelah itu kamu boleh nggak ketemu sama dia lagi. Ibu janji nggak akan minta kamu untuk ketemu sama dia lagi setelah ini.""Kalau mau ke sana aku antar, tapi aku nggak mau nemuin." Denan lalu kembali keluar rumah. Padahal baru saja ia sampai di rumah setelah dari rumah Flara, namun hatinya yang suntuk membuatnya kembali keluar. Bu Salma menghela nafas panjang. Sudah menjadi kebiasaan Denan jika ia suntuk dengan keadaan, ia pasti akan keluar rumah melampiaskannya entah pergi ke mana. Selama ini Bu Salma tidak pernah tahu. "Itulah yang tidak Ibu sukai dari anak Ibu. Kalau keadaan nggak cocok sama hatinya ya itu, langsung pergi. Nanti pulang tengah malam, nggak tahu pergi ke mana. Tapi kamu nggak usah khawatir, Ibu secepatnya akan ke sana. Kalau Denan nggak mau, Ibu dulu yang akan ke sana.

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 83

    Zaki menghabiskan waktu dengan Brianna selama satu jam lamanya. Karena mengingat bahwa ia keluar rumah bukan hanya untuk menemui anaknya. Ia juga harus menemui Bu Salma dan Denan untuk bertemu dengan ayahnya yang sedang lemah tak berdaya berada di rumah sakit. Hati dan hidup Zaki sebenarnya sudah hancur, ia sudah tidak tahu tujuannya untuk hidup itu sendiri apa, untuk siapa. Zaki benar-benar berada di posisi yang ia sendiri tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya dengan kata-kata. Namun Zaki berusaha untuk kuat, tegar, dan menampakkan wajah yang seakan hidupnya tidak ada beban. Ia harus tetap memakai topeng ketika berada di luar rumah. Ia tidak mau menunjukkan pada dunia bahwa ia sebenarnya sudah menjadi kepingan. Biarkan dirinya sendiri saja yang tahu betapa hancurnya seluruh kehidupan dan hatinya. Berangkat dari rumah Flara menuju rumah Bu Salma hanya memakan waktu sekitar lima belas menit saja. Zaki dengan mantap berjalan menuju rumah minimalis berlantai dua. Pintu terbuka beg

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 82

    "Jadi yang selama ini yang aku lakukan tidak berarti untukmu?" "Aku nggak bilang begitu, Denan. Justru karena pengorbanan dan apa yang sudah kamu lakukan itu sangat berarti untukku. Itu sebabnya aku menjadikan kamu sebagai sahabatku. Aku ingin kita ini bisa bersama tanpa harus terikat dengan hubungan suami istri. Kalau kita bisa dekat dengan cara seperti itu, kenapa kita harus menikah? Sungguh, akan sama tidak baik untuk ke depannya kalau aku memilih kamu menjadi suamiku atau mempertahankan Zaki sebagai suamiku. Yang pertama kalian berdua pernah singgah di hidupku dan menyakitiku, meskipun kalian berdua sama-sama berubah dan berusaha untuk menjadi lebih baik, bukan berarti aku harus menerima kalian menjadi pasangan hidup, kan? Dan alasan ke dua. Aku nggak mau membuat hubungan kalian akan semakin berantakan. Okelah nggak apa-apa lah kalau kamu nggak mau damai sama Zaki. itu urusan kalian, tapi aku tidak mau kalau aku milih di antara kalian dan justru kalian akan semakin mengibarkan b

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status