Share

BAB 19 PESONA MANTAN

Tubuh Ibu terhempas ke sofa. Kalau ngamuk ya begini, Ibu tak bisa dicegah. Ah, biarakan saja, aku selalu menganggapnya kaleng rombeng saja.

"Udah ah, Bu, aku mau masuk! Mau mandi dan berendam air hangat. Tubuhku bau keringat!"

Gegas aku bangkit dan tinggalkan Ibu sendiri yang sedang riweuh karena kena malu oleh rekannya. Sebenarnya aku juga sama, Bu, tapi malas untuk cerita. Sepertinya otakku sudah benar-benar muak sekali.

***

"Eh, tahu enggak? Aku lihat GM kita jadi pelayan di restoran? Aku kemarin ke resto diajak pacarku. Eh, dari kejauhan aku benar-benar lihat kalau Pak Anang sedang jadi pelayan!"

Jleb!

Terdengar bisik-bisik karyawanku saat langkah kaki ini mulai mendekat ke arah mereka. Karena posisi duduk balik dinding, jadi mereka tak tahu kalau aku sedang ada di sekitar.

"Ah, masak sih? Masak Pak Anang jadi pelayan? Dia kan angkuh sekali!"

Kedua bola mataku membuka lebar. Ternyata kemarin ada karyawan yang melihatku jadi pelayan? Mati aku.

"Masak sih?"

"Iya, katanya pas makan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status