Pagi itu dimulai dengan hawa yang lebih dingin dari biasanya, seolah alam juga merasakan ketegangan yang semakin meningkat dalam hidup Sienna. Dia terbangun lebih pagi, mencoba untuk menenangkan dirinya sebelum berhadapan dengan Adrian. Meskipun sudah berusaha mengumpulkan pikirannya, perasaan cemas itu masih ada—berat, menekan dadanya. Setiap detik terasa seperti berlalu dengan sangat lambat.Sienna berdiri di depan cermin, memandang bayangannya. Penampilan yang sempurna selalu menjadi cara dia menjaga kendali, tapi kali ini dia merasa kesulitan untuk menjaga kewarasannya. Semua yang terjadi sejak dia terlibat dalam kasus Adrian Voss, serta perasaan yang semakin dalam, semakin membuat segalanya kabur. Dunia hukum yang dia tahu begitu pasti kini terasa sangat jauh. Adrian bukan hanya kliennya lagi, dia lebih dari itu. Namun, itu juga membawa risiko besar.Setelah bersiap-siap, dia pergi ke kantor, dengan pikiran yang terfokus pada apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Marcus, den
Pagi itu datang lebih cepat dari yang Sienna harapkan. Dia terbangun lebih awal, perasaan cemas yang belum sepenuhnya hilang semalam masih menggantung di pikirannya. Meskipun tidur hanya beberapa jam, dia tahu bahwa hari ini mereka harus bergerak cepat. Rencana yang sudah mereka susun semalam harus segera dijalankan. Setiap detik terasa berharga, dan dia tidak bisa lagi menunda-nunda.Sienna duduk di meja kerjanya di kantor, mencoba menenangkan pikirannya yang terus berputar. Memikirkan pertemuan dengan Adrian semalam, dia masih merasa ada sesuatu yang belum sepenuhnya dia pahami. Meskipun mereka sudah memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, perasaan bahwa sesuatu yang lebih besar sedang menunggu di balik semua ini semakin sulit untuk diabaikan.Pagi ini, tim hukum Adrian sudah siap untuk memulai langkah-langkah selanjutnya. Mereka semua sudah mengetahui bahwa Marcus akan menjadi lawan yang sangat sulit untuk dihadapi. Setiap gerakan mereka harus lebih hati-hati, lebih terencana
Pagi hari yang cerah membawa sedikit harapan bagi Sienna, meskipun ketegangan masih melingkupi setiap sudut pikirannya. Setelah semalaman berdiskusi dengan Adrian, mereka berdua merasa bahwa langkah pertama sudah ada di depan mata. Semua bukti yang mereka butuhkan, serta strategi untuk menghadapi Marcus, sudah mereka susun dengan teliti. Namun, Sienna tahu bahwa ancaman yang sebenarnya belum terlihat. Musuh terbesar mereka tidak hanya terletak pada tindakan langsung, tapi juga pada pengkhianatan yang bisa datang dari tempat yang tak terduga.Sienna memutuskan untuk pergi ke kantor, kembali ke rutinitasnya yang lebih familiar. Namun, meskipun duduk di meja kerjanya, pikirannya tetap terfokus pada Adrian dan situasi yang semakin mendesak. Setiap kali dia melihat layar komputernya, Sienna merasa gelisah. Sebagai seorang pengacara, dia sudah terbiasa menangani kasus yang penuh risiko. Tapi kali ini, ini bukan sekadar tentang memenangkan sebuah perkara. Ini adalah pertarungan untuk bertaha
Pagi itu, Sienna bangun dengan pikiran yang penuh dengan rencana dan kekhawatiran. Langit di luar tampak cerah, namun bagi Sienna, hari itu terasa seperti pembuka babak baru dalam hidupnya yang penuh dengan ketegangan. Setelah malam yang panjang merencanakan langkah-langkah mereka, dia tahu bahwa semuanya kini bergantung pada strategi yang akan mereka terapkan untuk menghadapi musuh yang semakin dekat.Sienna segera menghubungi timnya di kantor untuk memastikan semua persiapan hukum berjalan sesuai rencana. Meskipun dia tahu bahwa setiap langkah mereka akan diawasi oleh musuh-musuh Adrian, dia tidak bisa mundur. Kebenaran harus terungkap, dan Adrian harus dilindungi dari segala ancaman yang mengintai. Sienna tahu bahwa kasus ini lebih dari sekadar memenangkan tuntutan hukum. Ini adalah tentang melindungi orang yang telah mengubah hidupnya, meskipun dengan semua resiko yang datang bersamanya.Sesampainya di kantor, Sienna langsung terjun ke dalam persiapan untuk sidang yang semakin dek
Malam itu terasa berbeda dari biasanya. Suasana di sekitar mereka penuh dengan ketegangan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Sienna dan Adrian duduk berhadap-hadapan, di meja makan besar yang biasanya digunakan untuk pertemuan formal. Namun, kali ini, semuanya terasa lebih pribadi. Setiap detik terasa semakin berat, seolah-olah waktu sedang berjalan mundur, menunggu keputusan yang akan mengubah segalanya.Sienna menatap Adrian, matanya penuh dengan pertanyaan yang belum terjawab. Ada sesuatu yang berbeda pada dirinya malam ini. Wajahnya tampak lebih serius, bahkan lebih tua dari biasanya, seolah-olah segala hal yang terjadi dalam beberapa hari terakhir telah memberikan beban yang lebih besar padanya. Ada rasa tanggung jawab yang semakin jelas terlihat di balik matanya yang gelap.Adrian menarik napas panjang, memecah keheningan. "Sienna, kita sudah melewati banyak hal bersama-sama. Aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Aku butuh kamu di sini, bukan hanya sebagai pengacaraku
Pagi hari datang dengan cepat, membawa segala ketegangan yang masih menggantung di udara. Sienna duduk di meja makan apartemennya, menatap layar laptop dengan fokus penuh. Laporan-laporan tentang Viktor Karpov dan jaringan bisnis ilegalnya tersebar di layar, tetapi belum ada yang benar-benar mengungkapkan informasi yang dia butuhkan. Sienna merasa seperti sedang berburu sesuatu yang tidak bisa dijangkau, sesuatu yang terus menghindar dari jangkauannya, bahkan ketika dia sudah merasakan dekat.Telepon di meja berbunyi, dan Sienna segera mengambilnya. Nomor yang muncul di layar adalah nomor yang sudah dikenal—Adrian."Halo," jawab Sienna, mencoba menyembunyikan kegugupannya."Sienna, aku sudah mendapatkan beberapa informasi baru," kata Adrian dengan suara yang terdengar lebih tenang dari biasanya. "Aku ingin kita bertemu hari ini, ada hal penting yang harus kita bahas."Sienna mengangguk meski tahu Adrian tidak bisa melihatnya. "Tentu. Aku sedang memeriksa beberapa dokumen, jadi aku bis
Sienna dan Adrian meninggalkan kafe dengan hati-hati. Malam yang gelap menyelimuti kota, memberi mereka perlindungan sementara dari dunia yang sedang mengawasi setiap langkah mereka. Mereka tahu bahwa setiap detik yang mereka miliki sangat berharga, dan mereka harus menggunakan waktu itu sebaik mungkin.Adrian mengantarkan Sienna ke mobilnya. Sebelum Sienna masuk, Adrian menggenggam tangannya dengan erat. "Kamu yakin bisa melakukannya, Sienna? Aku tidak ingin membahayakanmu lebih dari ini."Sienna menatap Adrian dengan keyakinan yang muncul dari dalam dirinya. "Kita sudah terlalu jauh, Adrian. Aku tidak akan mundur sekarang. Kita harus melawan ini bersama-sama."Adrian mengangguk pelan, melepaskan tangannya dengan berat hati. "Baiklah. Aku akan mengatur pertemuan dengan Nikolai. Kamu akan mendengar kabar dariku secepatnya."Sienna mengangguk dan masuk ke dalam mobil. Dia menyalakan mesin dan melaju perlahan, meninggalkan Adrian yang masih berdiri di sana, menatap mobilnya hingga mengh
Sienna tetap duduk di kursinya, memandangi flash drive yang ada di tangannya. Cahaya lampu klub yang berkilauan di sekelilingnya tidak bisa menghapus perasaan tegang yang merayap di dadanya. Dia tahu bahwa dengan menerima informasi ini, dia telah melangkah lebih dalam ke dunia Adrian yang penuh bahaya. Tapi dia juga tahu bahwa tidak ada jalan kembali.Sienna bangkit dari kursi dan melangkah keluar dari klub dengan langkah cepat. Udara malam yang dingin menyapa kulitnya saat dia berjalan menuju mobilnya yang diparkir tidak jauh dari pintu masuk. Begitu masuk ke dalam mobil, Sienna mengambil ponsel dan segera menelepon Adrian."Sudah selesai," katanya tanpa basa-basi begitu Adrian mengangkat telepon. "Aku punya apa yang kita butuhkan."Adrian menarik napas lega di seberang telepon. "Bagus. Kita harus bertemu segera. Di tempat biasa?""Ya, aku akan ke sana sekarang," jawab Sienna sebelum menutup telepon. Dia menyalakan mesin mobil dan melaju menuju apartemen Adrian dengan perasaan campur
Di sudut lain kota, Marcus Devereaux duduk di ruangan VIP klub malam yang mewah. Musik yang berdentum keras dan lampu neon yang berkedip tidak mengalihkan perhatiannya dari minuman di tangannya. Di sekelilingnya, wanita-wanita berpakaian glamor bersandar, tertawa, dan berusaha menarik perhatiannya. Tapi pikiran Marcus sedang melayang jauh dari kegemerlapan malam itu. Marcus adalah pria yang berbahaya dan ambisius. Di balik senyumannya yang menawan dan pesonanya yang memikat, ia adalah seorang yang tak kenal ampun dalam dunia bisnis dan kehidupan pribadi. Dibesarkan dalam lingkungan di mana hanya yang kuat yang bertahan, Marcus belajar sejak dini bahwa kekuasaan adalah segalanya. Dan dalam mengejar kekuasaan itu, dia tidak ragu untuk menggunakan segala cara yang diperlukan. Dia menikmati dunia malam – klub-klub eksklusif, pesta-pesta mewah, dan wanita-wanita cantik. Baginya, ini adalah pelarian dari kenyataan, tempat di mana dia bisa mengesampingkan sejenak pertempuran yang sedang d
Keesokan paginya, Sienna terbangun lebih awal dari biasanya. Pikirannya dipenuhi berbagai skenario tentang bagaimana Marcus mungkin mencoba menyerang mereka. Dia memutuskan untuk melakukan pemeriksaan tambahan di kantor sebelum hari kerja dimulai. Dia ingin memastikan bahwa semua dokumen dan bukti yang mereka miliki terkait kasus Adrian aman.Setibanya di kantor, Sienna langsung menuju ruang arsip tempat semua dokumen penting disimpan. Dia memeriksa kembali setiap folder, memastikan tidak ada yang hilang atau rusak. Rasa lega menyelimutinya saat semua tampak baik-baik saja.Namun, saat dia hendak keluar dari ruangan itu, dia mendengar suara langkah kaki di lorong. Langkah itu berhenti tepat di depan pintu ruang arsip. Sienna menahan napas, mendengarkan dengan saksama. Siapa pun itu, dia tidak ingin ketahuan di sini sendirian.Pintu terbuka perlahan, dan seorang pria yang tidak dikenalnya masuk. Dia mengenakan setelan hitam dan tampak seperti seseorang yang bukan pegawai kantor. Sienna
Sienna memejamkan mata sejenak, merasakan angin malam yang sejuk menyapu wajahnya. Dia tahu bahwa perjalanan mereka belum berakhir. Meski sidang hari ini berjalan sesuai rencana, Marcus bukan tipe orang yang menyerah begitu saja. Ada kemungkinan besar dia akan melakukan sesuatu yang lebih berbahaya untuk melindungi dirinya sendiri."Adrian," suara Sienna lembut namun serius. "Aku tidak bisa berhenti berpikir bahwa Marcus mungkin mencoba sesuatu yang ekstrem. Dia tahu dia hampir kalah."Adrian menarik napas dalam-dalam, tatapannya mengeras. "Aku juga memikirkan hal yang sama. Marcus bukan orang yang mudah menyerah. Dia punya banyak koneksi di dunia bawah, dan kita harus waspada.""Kita harus memperketat keamanan," Sienna menyarankan, memikirkan langkah-langkah pencegahan yang bisa mereka ambil. "Aku bisa menghubungi beberapa kontakku di kepolisian, meminta perlindungan tambahan."Adrian mengangguk setuju. "Itu ide yang bagus. Aku juga akan berbicara dengan tim keamananku. Kita tidak bo
Pagi menjelang dengan langit yang cerah, namun suasana di sekitar Sienna dan Adrian terasa berat. Hari ini adalah hari yang mereka tunggu—hari di mana mereka akan menghadapi Marcus di pengadilan. Sienna mengenakan setelan formalnya dengan sempurna, rambutnya disanggul rapi, memberikan kesan profesional yang tegas. Adrian, dengan setelan hitamnya yang elegan, terlihat tenang namun penuh dengan determinasi.Di perjalanan menuju pengadilan, Sienna mempersiapkan dirinya dengan mempelajari kembali poin-poin penting dari kasus mereka. Dia tahu bahwa setiap kata yang akan diucapkannya di ruang sidang harus tepat dan meyakinkan. Adrian duduk di sebelahnya, memberikan dukungan moral yang diam-diam tapi kuat.Saat mereka tiba di pengadilan, suasana tegang sudah terasa. Wartawan dan media berkumpul di luar, mencoba mendapatkan berita terbaru tentang kasus ini. Sienna dan Adrian melangkah masuk dengan kepala tegak, tidak tergoyahkan oleh sorotan kamera.Di dalam ruang sidang, suasana menjadi sema
Sienna memejamkan mata, meresapi momen langka ini, di mana dunia seolah berhenti berputar. Hembusan angin malam yang lembut membawa kehangatan yang tak biasa, menciptakan perasaan aman yang melingkupi mereka berdua.Adrian, masih menggenggam tangan Sienna, berbicara dengan suara pelan, hampir seperti bisikan. "Aku tahu segalanya sulit sekarang, tapi aku melihat masa depan yang lebih cerah bersama. Aku ingin kau menjadi bagian dari hidupku, lebih dari sekadar pengacara."Sienna membuka matanya perlahan, menatap Adrian dengan campuran emosi yang mendalam. "Adrian, aku juga merasakan hal yang sama. Tapi aku takut... dengan semua yang sedang terjadi, apakah kita bisa benar-benar memiliki masa depan itu?"Adrian menatap Sienna dengan penuh keyakinan. "Kita bisa, Sienna. Aku percaya pada kita. Tidak peduli seberapa berat jalannya, aku tahu kita bisa melalui ini bersama."Kata-katanya menggema dalam hati Sienna, memberikan kekuatan yang ia butuhkan. Dia mengangguk pelan, membiarkan kepercaya
Malam itu, setelah mereka selesai meneliti dokumen, Sienna duduk di balkon apartemen Adrian, menikmati angin malam yang sejuk. Dia merasa lebih lega, tetapi juga sadar bahwa perjuangan mereka belum selesai. Adrian menyusulnya dengan dua cangkir teh di tangan.“Ini untukmu,” katanya sambil menyerahkan cangkir itu kepada Sienna.“Terima kasih,” jawab Sienna, tersenyum lemah. “Hari ini benar-benar melelahkan.”Adrian duduk di sampingnya, menatap pemandangan kota yang berkilauan. “Aku tahu. Tapi kita sudah membuat kemajuan besar. Dengan bukti ini, kita bisa memojokkan Karpov.”Sienna menyesap tehnya, menikmati kehangatan yang mengalir di tubuhnya. “Ya, tapi aku tidak bisa berhenti berpikir tentang apa yang akan Karpov lakukan selanjutnya. Dia pasti akan mencoba sesuatu yang lebih berbahaya.”Adrian menatap Sienna, ekspresi serius di wajahnya. “Itulah yang membuatku khawatir. Karpov tidak akan tinggal diam. Dia akan melawan, mungkin dengan cara yang tidak kita duga.”Sienna mengangguk, mer
Malam semakin larut, tetapi pikiran Sienna dan Adrian terus bekerja. Mereka duduk bersebelahan di balkon, berbagi momen tenang sebelum badai yang mereka tahu akan datang. Kota di bawah mereka terus berdengung dengan kehidupan, tetapi di dunia mereka, keheningan malam adalah satu-satunya pelarian.Sienna merasakan kegelisahan merayap di benaknya. Meskipun mereka telah membuat kemajuan signifikan dengan mengamankan dukungan dari jaksa penuntut, ada ketidakpastian yang menggantung di udara. "Adrian, menurutmu apa yang akan dilakukan Karpov setelah dia tahu kita membawa kasus ini ke pengadilan?"Adrian menghela napas panjang, menatap jauh ke dalam malam. "Karpov tidak akan diam. Dia tahu cara bermain kotor. Kita harus siap untuk segala hal—serangan pribadi, ancaman, bahkan mungkin mencoba memanipulasi bukti."Sienna menggigit bibir bawahnya, memikirkan kemungkinan-kemungkinan itu. "Kita harus berhati-hati, Adrian. Kita tidak bisa membiarkan dia menjatuhkan kita."Adrian meraih tangan Sien
Malam semakin larut, tetapi Sienna dan Adrian masih terjaga. Mereka duduk di ruang tamu, dikelilingi oleh dokumen-dokumen yang mereka bawa dari penggeledahan gudang Karpov. Pikiran mereka berputar-putar, memikirkan langkah selanjutnya."Kita harus menyusun strategi untuk menyampaikan ini ke pengadilan," kata Sienna sambil membaca salah satu dokumen. "Bukannya aku tidak percaya pada sistem hukum, tapi kita tahu Karpov punya cara untuk mempengaruhi keputusan."Adrian mengangguk. "Aku setuju. Kita harus memastikan bahwa bukti ini cukup kuat dan tidak bisa dibantah. Dan yang lebih penting, kita harus menjaga keamanan kita sendiri. Karpov pasti akan melakukan apa saja untuk menghentikan kita."Sienna menarik napas dalam-dalam. "Aku akan menyusun laporan lengkap dan menghubungi jaksa penuntut. Kita perlu memastikan bahwa mereka memahami betapa pentingnya kasus ini dan seberapa besar ancaman yang ditimbulkan oleh Karpov."Adrian menatap Sienna dengan kekaguman. "Kau benar-benar luar biasa, S
Di tengah kesibukan mereka, Sienna tidak bisa mengabaikan perasaan bahwa mereka diawasi. Setiap suara kecil di apartemen Adrian membuatnya merasa waspada. Dia berusaha keras untuk tetap fokus, tetapi pikiran tentang ancaman Karpov yang terus menghantui mereka tidak pernah benar-benar meninggalkannya."Apa kau merasa seperti ada yang mengawasi kita?" tanya Sienna akhirnya, memecah keheningan.Adrian menatapnya dengan serius. "Aku merasakan hal yang sama. Itu sebabnya aku memasang beberapa alat pemantau di sekitar apartemen. Tapi sejauh ini, tidak ada yang mencurigakan."Meski jawaban Adrian menenangkan, Sienna tetap merasa gelisah. Dia tahu bahwa Karpov bukan tipe orang yang akan membiarkan mereka bergerak tanpa perlawanan. Karpov pasti akan menggunakan semua kekuatannya untuk memastikan bahwa mereka tidak bisa menjatuhkannya."Aku rasa kita perlu lebih waspada," lanjut Sienna. "Bukan hanya di sini, tapi juga di luar. Kita harus memperhatikan setiap langkah kita."Adrian mengangguk set