Home / Pernikahan / Gairah cinta sang CEO / Sebuah rahasia baru

Share

Sebuah rahasia baru

Author: Rachel Bee
last update Last Updated: 2024-07-18 21:31:13

"Sam!"

suara renyah itu berasal dari dalam rumah makan. Suasana begitu ramai, Sam hanya mendengar sayup-sayup. Namun begitu Maya melambaikan tangannya, Sam langsung menarik tangan Citra untuk melangkah masuk ke dalam.

"May, kenalkan. Ini—"

"Citra? Masih kenal enggak sama aku?" Maya memotong kalimat Sam. Wanita itu seperti pernah mengenal Citra sebelum ini.

"Kalian?" Sam menunjuk mereka berdua. "Saling kenal?"

"Ini, mbak Maya semalam ketemu di mall waktu makan bareng. Terus kita kenalan," jawab Citra.

"Ini pacar kamu yang sering diceritakan?" Sam mengangguk. "Aku enggak nyangka, ternyata pacar kamu itu cantik. Tipe aku banget."

Citra mengernyitkan dahinya lalu menoleh pada Sam. Ada tanda tanya besar di kepalanya tentang kalimat yang baru saja diucapkan oleh Maya tadi.

"Ini mantan istri aku. Kita nikah dua tahun, karena enggak cocok ya kita udahan." Maya menyikut lengan Sam memberikan kode agar tak bicara seenaknya pada Citra.

"Kita emang enggak cocok jadi suami istri. Ayo dudu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gairah cinta sang CEO   Bertemu dengan Keenandra

    "Kamu nitip roti yang biasa kan? Nitip berapa?" "Nitip dua saja. Sama cheese cake ya. Aku mau ajak Citra makan malam di rumah. Dia kan suka cheese cake." "Ok. Ada lagi?" "Itu saja. Terima kasih sayangku." Keenandra berjalan menuju rak roti yang jadi langganan istrinya. Lagi dan lagi, roti itu hanya tinggal dua bungkus. Mata Keenandra langsung terbelalak saat seseorang berdiri di sebelah rak itu, hendak mengambil dua roti yang tersisa di sana. "Maaf, saya ambil rotinya. Istri saya lagi ngidam." tangan Keenandra langsung menyambar roti itu dan memasukkannya ke dalam keranjang. Tak terima, orang yang tadi akan mengambil roti itu segera menarik rotinya lalu memasukkannya ke dalam keranjang miliknya. "Ini punya saya." "Tapi saya dulu yang ambil." Keenandra menarik kembali roti itu hingga adegan tarik menarik terjadi di dalam toko roti. Cukup heboh hingga membuat banyak orang menonton pertengkaran mereka secara langsung. "Ngalah sama cewek dong, mas." Keenandra kembali menarik bung

    Last Updated : 2024-07-19
  • Gairah cinta sang CEO   Menjelang pernikahan Andrinof

    Hari pernikahan Andrinof dan Natalia pun segera tiba. Sejak pagi hari, di kediaman keduanya nampak ramai sanak keluarga yang datang untuk membantu keduanya. Tak terkecuali di kediaman Andrinof. Esok hari, pria yang hari ini akan mengakhiri masa lajangnya malah asik berbincang dengan Sam yang menginap di rumahnya atas permintaan ibu Andrinof. "Ibumu masih membenci Amira? Kan dulu pernah nampar Amira sampai bengkak," tanya Sam sambil terkekeh. Wajah Andrinof terlihat tak suka. Ia sudah melupakan hal itu jauh-jauh karena tak suka jika wanita yang pernah singgah di hatinya itu disakiti oleh ibunya dengan alasan yang tak jelas. "Kalau dia benci, putus itu hubungan sama keluarga Natalia. Kamu tahu kan, Natalia iparnya Amira? Mau dibatalkan juga enggak mungkin. Mau taruh dimana keluarga El Pasha nantinya?" jawab Andrinof yang kembali mendapat kekehan dari Sam. "Lah, kenapa kamu bingung bikin imej keluarga El Pasha baik di mata publik kalau om kamu sendiri yang malah mencorengnya," celetuk

    Last Updated : 2024-07-22
  • Gairah cinta sang CEO   Hari pernikahan Andrinof

    Keenandra bangun lebih awal dari biasanya. Sejak pukul empat pagi, Amira tak hentinya membangunkannya dari tidur karena tak ingin telat datang ke gedung pernikahan. Dia ingin jadi saksi pernikahan iparnya. Setelah mandi dan berpakaian rapi, Keenandra duduk manis di kursi makan menunggu sarapan pagi yang dibuatkan oleh bibik. Sambil menunggu Amira, ia sibuk mengirimkan pesan pada ibunya yang kini sudah berada di tempat acara. Bahkan, ibunya jadi bagian panitia acara pernikahan yang katanya jadi pernikahan paling besar di Jakarta. Bagaimana tidak besar, keduanya adalah anak pengusaha terkenal yang diharapkan bisa menjadi pasangan. "Sudah?" tanya Keenandra tanpa meninggalkan ponselnya. Ia masih sibuk dengan ponselnya yang menampilkan video ruangan tempat acara berlangsung. Lima menit berlalu tanpa jawaban, Keenandra menaikkan kepalanya. Amira tampak kasak kusuk dengan gaun yang dipakainya. Amira merasa tak nyaman, wajahnya muram dan terlihat ingin menangis. "Kamu kenapa?" tanya Kee

    Last Updated : 2024-07-23
  • Gairah cinta sang CEO   Di dalam gedung pernikahan Andrinof

    Tepat pukul sepuluh pagi, acara dimulai. Natalia dan Andrinof tampak serasi di meja akad nikah yang tersedia di tengah ruangan. Semua tamu yang datang duduk melingkar di tengah sambil mengabadikan momen sakral itu. Sementara Amira dan Keenandra duduk di tempat paling jauh. Amira sudah tak kuat lagi duduk di kursi lipat yang biasa ada di pesta pernikahan. Pinggangnya sering kebas dan terasa tak nyaman. “Sah!” teriak para saksi dan undangan. Keenandra juga berteriak di tempatnya. Amira tersenyum dari jauh. Matanya berkaca-kaca melihat pemandangan di depannya, ia terharu. Andrinof yang beberapa bulan lalu masih mengejar-ngejar dirinya kini duduk sebagai suami dari Natalia yang juga adik iparnya. “Melamun?” Keenandra menyodorkan potongan kue untuk Amira. "Enggak." Amira tak pandai berbohong. Setelah menjawab pertanyaan suaminya, tatapan Amira lagi-lagi tertuju pada sepasang pengantin yang sedang menyalami para saksi dan tamu undangan.

    Last Updated : 2024-07-26
  • Gairah cinta sang CEO   Antara Sam, Citra dan Maya

    "Mbak Maya, kita telat satu jam." "Iya, maaf ya. Tiba-tiba mules perut kakak." Citra mendengus tak suka lalu tersenyum masam setelahnya. Ia tadi ingin sekali melihat akad nikah kedua pengantin tapi karena satu lain hal, keduanya terlambat datang ke acara paling sakral tadi. Di dalam ruangan, suasana yang tadinya bernuansa putih berubah menjadi biru keemasan. Buket bunga diubah, pelaminan sudah dirangkai dengan hiasan yang penuh mewah. Calon pengantin katanya sedang dirias kembali agar tampil segar dan tamu undangan pun telah bergerombol datang memadati kursi yang telah disusun di depan tangga menuju pelaminan. Maya mengajak Citra untuk duduk di kursi tengah. Ia berkeliling sejenak, mengambil minum dan buah dingin untuk Citra. Sedang sibuk berkeliling, Sam dari kejauhan melihat mantan istrinya itu datang bersama Citra. Hal itu  membuatnya mengernyitkan dahi heran. "Kenapa sama Maya?" Sam menghampiri Citra yang sedang duduk s

    Last Updated : 2024-07-27
  • Gairah cinta sang CEO   Maya tidak menyerah

    Sam, Citra dan Maya terdampar di sebuah pusat jajanan kaki lima setelah menghadiri pesta mewah Andrinof dan Natalia. Ketiganya tak banyak bicara. Ini semua karena ulah Sam dan Maya yang sempat beradu mulut di dalam pesta. Citra yang malu, membawa mereka keluar setelah meminta maaf pada pemilik pesta. Perut Sam berbunyi. Makanan yang dilahapnya tadi pagi tak bisa menahan rasa lapar yang mendera perutnya.  Akhirnya, mereka bertiga terpaksa duduk di bangku abang nasi goreng dekat hotel. "Harusnya kita bisa makan Cordon Blue tadi, Cit," celetuk Maya yang masih kesal dengan mantan suaminya. Ia melirik ke arah Sam yang duduk sambil mengangkat kakinya. Pria itu tak mau mengalah sedikitpun pada wanita. "Itu kan salah kalian. Kenapa berkelahi di dalam gedung," tunjuk Citra pada keduanya. "Cit, padahal dia yang salah," tuduh Sam pada wanita berambut pendek di sebelahnya. "Kamu yang ngamuk kenapa aku yang disalahkan?" Maya tak terima dengan tud

    Last Updated : 2024-07-28
  • Gairah cinta sang CEO   Rindu kakak

    "Sayang, besok aku mau ke kantor sebentar. Kan Andrinof hari ini bulan madu ke Bali terus lanjut ke Jepang, posisi pimpinan kosong enggak ada yang pegang," teriak Keenandra dari dalam kamar mandi. "Terus?" Kepala Keenandra menyembul keluar dari dalam sambil memegang sikat gigi dengan dada terbuka tanpa pakaian. Pria itu baru saja selesai mandi dan belum memakai pakaian sama sekali. "Papa sama-sama sibuk urus perceraian, jadi mau enggak mau aku yang harus turun tangan," lanjutnya. "Iya, enggak apa-apa." Amira yang baru saja bangun dari tidur nyenyaknya hanya mengangguk malas. Hari ini rencananya mereka akan ke klinik langganan tapi sepertinya harus diundur karena Amira tiba-tiba harus menghadiri rapat internal perusahaan secara daring. Citra saja sudah rewel sejak pagi menghubungi Amira untuk mengingatkan tengah jadwalnya. "Aku besok sendirian kah di rumah?" Amira merengut. Sedikit kesal tapi ia bisa memakluminya. Mereka sem

    Last Updated : 2024-08-02
  • Gairah cinta sang CEO   Ada yang diincar

    Seorang wanita duduk di kursi dekat jendela mengarah ke halaman luas sebuah kafe taman. Wanita itu membuka buku kecil, sebuah catatan kecil tentang hari-harinya. Semenjak ia kembali ke Jakarta, harinya hampa. Seseorang yang pernah mengisi hatinya telah pergi mencari hati yang lain tanpa pernah menunggu dirinya kembali. Mata liarnya memandang ke arah luar, berharap ada sesuatu yang menarik hatinya. Tak ada, hanya awan yang berarak kecil menandakan hari ini akan cerah hingga malam. "Selamat siang." seorang pria paruh baya duduk di hadapan wanita itu sebelum dipersilakan. "Sudah lama menunggu?" "Belum, Om. Saya nunggu om datang." wanita itu menutup buku kecil lalu memasukkannya ke dalam tas yang berada di pinggir kursinya. "Saya mau membicarakan tentang hubungan kita berdua. Kamu ada waktu untuk—" "Sebenarnya apa mau om? Saya sudah sabar mengikuti semua rencana yang telah disusun. Tapi mengapa saya tidak mendapatkan apa yang saya ingink

    Last Updated : 2024-08-03

Latest chapter

  • Gairah cinta sang CEO   Singkirkan dia

    "Dia pikir dia siapa?" Anna memukul meja kayu di ruangan kerja Bara setelah diusir oleh Keenandra dari ruangannya. Matanya memerah marah dengan emosi yang hampir saja tak bisa dikendalikannya. Niatnya untuk mendekati mantan kekasihnya hilang dalam sekejap karena kata-kata kasar pria itu. "Ternyata dia makin jauh sekarang. Aku pikir, dia hanya singgah sementara lalu akan kembali padaku." Anna memejamkan mata sambil berjalan mengitari ruangan kerja itu. Kepalanya berpikir banyak hal dan cara agar Keenandra mau menerima kehadirannya lagi. Dulu, Keenandra adalah satu-satunya pria yang mau berteman dengannya saat masih sekolah. Dia adalah pria yang selalu memberikan tangannya untuk diraih saat sedang ada masalah. Namun, semenjak orangtuanya tahu tentang hubungan mereka dan mengancam masa depan, mereka pun berpisah. Anna tak tahu apa yang terjadi di tahun berikutnya. Sejak mereka putus, Anna memilih menyingkir dari hidup Keenandra dan tak menunjukkan wajahnya lagi. "Apa yang harus kul

  • Gairah cinta sang CEO   Orang tak diundang

    Berita kebahagiaan pasangan Keenandra dan Amira tersebar luas di media. Setelah hampir satu bulan merahasiakan peristiwa percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh Aletta, kini mereka siap untuk mempublikasikan semuanya tanpa perantara siapapun. Keenandra duduk tegap diantara banyak media yang hadir. Matanya menatap satu kamera yang mengarahkannya untuk berbicara sesuai dengan yang ingin dibicarakan. "Hari ini, saya ingin menyampaikan kebenaran berita yang telah simpang siur di berbagai media dan pembicaraan dari mulut ke mulut. Mengenai rumor jika istri saya adalah perebut suami orang, itu tidak benar. Saya dan mantan istri menikah karena sebuah perjanjian." Keenandra menarik napas panjang sejenak lalu melanjutkan lagi kalimatnya. "Ketika saya menemukan jika surat perjanjian itu palsu, saya langsung menceraikannya. Sebelum saya menikah, saya sudah bertunangan dengan Amira dan gagal karena perjanjian palsu itu. Jadi, sudah selayaknya saya kembali kepadany

  • Gairah cinta sang CEO   Jangan dekati Maya!

    Sejak menghindar dari kejaran Maya, hidup Citra menjadi sedikit tenang sekarang. Tak ada lagi yang mengusiknya hingga menjelang pernikahannya bulan depan. Mungkin saja wanita itu memilih menghindarinya juga karena ancaman dari Sam beberapa waktu lalu. Maya adalah tipe wanita yang tak takut dengan apapun, kecuali kakeknya. Sam mengatakan, dirinya akan mengadu pada kakek Maya jika terus menerus menganggu kehidupannya. Namun, semuanya tak bertahan lama. Maya tiba-tiba saja muncul di kantor Amira dengan senyuman lebarnya. "Hai, Citra," sapanya dari jauh. Citra terdiam, hanya membalas sapaannya dengan lambaian tangannya. "Kita makan siang di luar. Aku mau ajak kamu ke resto yang dulu pernah kamu rekomendasikan." 'Kapan aku rekomendasi resto?' pikir Citra dalam hati. "Ehm, aku mau makan siang sama mas Sam," tolak Citra. "Yah, sayang sekali. Tapi, aku enggak masalah kok makan bersama kalian," ujar Maya tanpa malu-malu. "Tapi mas Sam akan marah. Sebaiknya mbak Maya jangan ikut bersama

  • Gairah cinta sang CEO   Penasaran saja

    Bukan Maya namanya jika menyerah begitu saja. Setelah ditolak mentah-mentah oleh Citra, dia bukannya pergi dari kehidupan wanita itu. Maya malah semakin gencar mendekati bahkan melebihi intensitas kedekatannya dengan Sam sebagai kekasihnya. Citra tak bisa berkutik jika sudah berhadapan dengan Maya. Semua kalimat penolakannya selalu berhasil dihempaskan oleh wanita itu. Saat Citra berpura-pura sedang sakit, Maya datang ke rumahnya. Hal itu membuat Citra risih hingga membuatnya terpaksa menginap di apartemen milik Sam untuk sementara. "Maya tak akan tahu apartemen ini kan?" tanya Citra yang dijawab anggukan oleh Sam. Citra bisa menghela napas lega. Pengawasan di apartemen mewah milik Sam sedikit membuatnya aman. Tak bisa sembarang orang masuk. Sam hanya memberikan kartu tanda pemilik pada Citra sekalian dengan kodenya. "Kamu harus tegas. Bilang saja kalau kamu akan menikah bulan depan," ujar Sam kesal. "Aku sudah tegas. Kurang tegas apalagi aku,

  • Gairah cinta sang CEO   Tak nyaman

    "Amira!" Seseorang muncul dari balik pintu kamar lalu berlari menghampiri Amira yang sedang berbincang serius dengan Keenandra. Matanya terbelalak kaget, bibirnya menganga heran. Maya, wanita yang baru saja datang itu memang tak pernah bertemu dengan Amira selama lebih dari lima tahun sejak kepergiannya ke Kanada bersama Sam. "Masih ingat sama aku?" Amira melengos tak mau menatap Maya yang sejak tadi terkekeh melihat reaksi sahabatnya itu. "Aduh, ada yang marah sama aku nih." Maya mengambil duduk dekat Amira, menepuk-nepuk tangannya dengan lembut. "Maaf ya, aku tuh sedikit sibuk beberapa tahun ini. Kamu tahu kan, aku dan—" matanya melirik ke arah Sam yang sedang duduk di sofa tengah. Maya dan Sam memang tak pernah membicarakan pernikahan mereka. Bahkan tak mengundang semua sahabat dekat mereka di Jakarta. Ini semua karena memang pernikahan mereka adalah pernikahan yang dipaksakan. Maya tak masalah, toh dia juga tak peduli dengan semua itu. Nam

  • Gairah cinta sang CEO   Cucu pertama El Pasha

    Setelah selesai berbulan madu dan menikmati keindahan Jepang, Andrinof dan Natalia langsung datang menjenguk Amira yang masih berada di rumah sakit. Menyusul kemudian Andrew dan Karina serta ibu mertua Amira yang juga baru pulang dari luar negeri. Mereka semua ramai-ramai mengunjungi cucu pertama keluarga Bara El Pasha yang telah dinantikan kelahirannya. Pasangan Andrinof dan Natalia membawa pakaian bayi yang sudah mereka pesan jauh-jauh hari, keluarga Andrew membawakan pakaian untuk Amira dan perlengkapan untuk pendukung asi. Sedangkan nyonya Marina membawakan vitamin dan jamu-jamuan tradisional untuk membantu memulihkan kesehatan. Mereka bergerombol masuk ke dalam ruangan VIP yang kini sudah penuh sesak. Semuanya antri ingin melihat cucu keluarga Bara El Pasha yang katanya tampan melebihi ayahnya. Itu kata Sam di grup keluarga. "Tampannya. Mirip kakeknya saat masih kecil," celetuk Marina. "Memangnya mama pernah lihat kakek masih kecil?" cibi

  • Gairah cinta sang CEO   Aletta tak menyesal

    Amira tak dapat menahan kegembiraannya tatkala bertemu dengan putra pertamanya yang kini tengah berada di dalam gendongannya. Tubuh mungil selembut kapas itu tertidur. Wajahnya sangat tampan, putih bersih dengan hidung mancung yang diwarisi dari ayahnya. Kata Keenandra, saat matanya terbuka terlihat mirip sekali dengannya. Amira sangat senang. Setidaknya, ada satu kemiripan di wajah putranya itu walau hanya matanya saja. "Tampan ya. Mirip kamu semuanya," ujar Amira yang kini mencebikkan bibirnya. Sedikit kesal tapi ia senang. Keenandra tertawa lalu mencubit bibir istrinya yang menyenangkan itu. "Kalau mau yang mirip kamu, bikin lagi satu," celetuknya yang seketika mendapatkan cubitan di pinggang dari Amira. "Ngomongnya. Aku belum sembuh ya." "Nanti dong. Kalau si adek udah satu atau dua tahun." Amira tak menanggapinya. Namun ucapan Keenandra ada benarnya juga. Umur mereka tak lagi muda, tidak ada salahnya untuk kejar memiliki keturun

  • Gairah cinta sang CEO   Ingin bertemu

    "Lepaskan! Lepaskan aku!" Aletta berteriak dari balik jeruji penjara yang kini membatasi ruang gerak-geriknya. Satu jam lalu, ia dinyatakan bersalah atas tuduhan perencanaan pembunuhan yang hampir membuat nyawa Amira melayang. "Lepaskan aku!" "Heh! Diam lo!" Aletta yang tadi berteriak nyaring seketika terdiam. Suara yang menggelegar baru saja, berasal dari belakang punggungnya. Perlahan ia menoleh, memperhatikan seseorang yang kini berdiri tegap sambil berkacak pinggang menatap padanya. Aletta meneguk salivanya. Nyalinya yang tinggi saat berada di luar penjara tiba-tiba hilang dalam sekejap mata. "Lu mantan artis yang enggak laku itu kan?" orang itu berjalan menghampiri Aletta. Besar dan tinggi bagaikan tiang, melebihi tinggi Aletta. "Kenapa masuk penjara lo?" "I-itu. Karena..." Aletta tergagap. Bibirnya bergetar ketakutan. Sudut matanya basah, rasanya ia ingin sekali menangis yang keras saat ini. "Kalau ditanya,

  • Gairah cinta sang CEO   Akhirnya tertangkap

    Tepat tiga hari setelah kejadian, polisi akhirnya turun tangan untuk menangkap Aletta di rumahnya. Saat siang hari Sonia baru saja selesai membereskan kekacauan yang disebabkan oleh amukan Aletta, kedatangan polisi ke rumahnya membuat segalanya kembali kacau. Matanya terbelalak melihat surat penangkapan yang diberikan oleh polisi. Tidak, ia tak percaya jika anaknya terlibat kasus pembunuhan berencana yang membuat nyawa Amira hampir melayang. "Anak saya tidak mungkin seperti itu, Pak. Anak saya selalu di rumah." Sonia mencegah pihak kepolisian masuk ke dalam rumahnya. Sonia tak ingin anaknya ditangkap. Aletta anak yang baik, itu pikirnya. "Silakan dibuktikan di kantor polisi dengan keterangan yang diberikan." Sonia menghalangi dengan merentangkan tangannya, ia tak rela anaknya dibawa oleh mereka. "Ibu, jangan menghalangi tugas kepolisian. Kalau ibu menghalangi, ibu bisa terkena pasal oleh kami karena menyembunyikan pelaku kejahatan." Sonia meng

DMCA.com Protection Status