Jill masuk ke dalam mobil miliknya dengan dada berdegup kencang, masih tidak menyangka kalau Revel akan mengatakan hal segila itu padanya, di depan Gwen pula! Meski hanya bercanda, tapi bukankah itu sudah keterlaluan?
Bagaimana bisa Revel bercanda mengenai hal seperti itu?Bagaimana kalau ada yang mendengar dan menganggap serius ucapan Revel?Tentu bisa bahaya dan akan berubah menjadi gosip!‘Tapi kenapa tadi pas Revel ngomong kayak gitu lo malah jadi berharap, Jill? Udah gila kali ya berharap cowok brengsek kayak Revel beneran ngelamar lo? Nggak mungkin!’ batin Jill, frustasi dengan hatinya sendiri yang kacau balau hanya karena ucapan ngawur dari seorang Revel. Gila memang!Jill tidak menyangka kalau Revel bisa mengacaukan hati dan pikirannya sampai separah ini! Dulu saat Alvaro mengkhianatinya saja Jill tidak sekacau ini! Padahal Alvaro mengkhianati hubungan yang sudah terjalin selama 3 tahun!Tapi Revel, pria yang baru dikenalnya dalam waktu kurang dJill tidak tau apakah Cinthya sedang memuji atau menyindirnya. Abaikan saja, Jill tidak mau ambil pusing dan hanya tersenyum simpul tanpa merespon. “Btw lo kesini sendiri?” tanya Cinthya lagi karena Jill hanya menjawab dengan senyuman.“Yups begitulah!”“Mau gue kenalin sama temen gue nggak? Banyak yang masih jomblo lho!” bisik Cinthya berpromosi. Jill hanya terkekeh pelan dan menggeleng yakin.“Thank you tawarannya tapi kayaknya untuk saat ini nggak dulu deh karena gue mau fokus kelarin kuliah,” elak Jill, tidak ingin memperumit keadaan hidupnya. Berhubungan dengan Revel saja sudah bikin Jill sakit kepala, jadi Jill tidak ingin menambah beban pikirannya lagi dengan kehadiran pria lain yang entah darimana asalnya! Lebih baik mikirin kuliah biar cepat kelar!Dan lagi Jill masih perlu waktu untuk recovery. Memulihkan hatinya yang terluka akibat pengkhianatan Alvaro. Setidaknya untuk selanjutnya Jill harus benar-benar menyeleksi pria yang mendekati dirinya kan
Jill melempar kunci mobilnya, yang dengan sigap ditangkap oleh Revel. Seulas senyum tipis namun penuh kemenangan menghampiri wajah Revel, sayang Jill tidak menyadarinya. Atau sadar tapi tidak peduli? Entahlah!“Masuk!” perintah Revel, bersikap seolah itu mobil miliknya sendiri membuat Jill semakin kesal. Tapi kekesalan Jill sirna saat menatap tangan Revel yang menyetir dengan luwes, otot tangan pria itu terlihat begitu maskulin. Begitu jantan. Begitu menggoda dan memanggil untuk disentuh! Jill harus sekuat tenaga menahan diri untuk tidak mengikuti keinginan gilanya!‘Fokus, Jill! Jangan mikir aneh-aneh!’Jill memaki dirinya sendiri dalam hati berulang kali, namun pikiran Jill bukannya menurut malah beralih memikirkan hal yang lebih gila! Jill malah membayangkan tubuh atletis Revel yang tampak polos di depan matanya beberapa malam lalu. Sial!Tubuh yang selalu dapat membuatnya speechless!Tubuh yang selalu dapat membuat Jill menelan saliva dan tidak sabar ing
Revel tersenyum tipis, memahami maksud Jill. Wanita itu pasti berusaha menghindari suasana romantis di antara mereka. Suasana yang bisa membawa mereka kembali melakukan hal terlarang. ‘Kita lihat saja nanti siapa yang menjadi pemenangnya!’ batin Revel licik. “Okay!” balas Revel enteng. Revel menuangkan salah satu wine yang memiliki kadar alkohol paling rendah dan menyodorkannya pada Jill yang langsung menyesapnya perlahan, menikmati aroma harum yang begitu memabukkan.“Gue belum pernah ngerasain wine seenak ini,” puji Jill.“Tentu aja. Usia wine ini jauh lebih tua daripada umur lo,” jawab Revel sambil menampilkan senyum mautnya. Senyum yang bisa membuat wanita manapun panas dingin. Senyum yang bisa membuat wanita manapun berdebar.Senyum yang bisa membuat wanita manapun terpesona. Tidak terkecuali Jill! Tidak heran kalau hati Jill kian berdesir! Jill berdeham dan mengalihkan pandangan, enggan menatap Revel lebih lama. Takut hatinya goya
Jill hanya bisa menahan nafas saat dada bidang Revel menempel erat dengan dadanya sendiri. Tidak heran karena malam ini Jill mengenakan heels setinggi 8 cm hingga perbedaan tinggi badannya dengan Revel tidak terlalu jauh! Kenapa bisa kebetulan seperti ini sih? Tau begitu Jill pake flat shoes aja!“Lo mau apa sih? Minggir!” ketus Jill menahan gejolak gairah yang semakin menggila. Sungguh, akal sehat Jill hampir raib akibat tindakan Revel yang seperti ini, disaat dadanya dihimpit oleh pria tampan di hadapannya. Pria yang selalu dapat memuaskannya berulang kali, belum lagi dengan tatapan Revel yang terlihat begitu menuntut. Dan terlihat sangat menggoda! Brengsek!“Gue jadi penasaran. Dari omongan lo tadi menyiratkan kalau lo menyesal telah melakukan hal itu dengan pria yang bukan suami lo, tapi sepertinya tubuh lo berkata lain!” ejek Revel dengan senyum sinis. “Jangan sok tahu!” bantah Jill, sekuat tenaga menyangkal dan menahan diri agar tidak terpengaruh dengan tinda
Revel tersenyum smirk saat mendengar jawaban wanita dibawahnya. Tanpa ragu Revel kembali melakukan kegiatannya. Hujamannya semakin cepat. Tubuh mereka berpeluh dan berayun liar. Revel dengan gemas melumat bukit kenyal yang bergoyang liar akibat hentakannya membuat Jill semakin melayang!Revel mempercepat gerakannya saat tubuh Jill terasa menegang, tanda kalau wanita itu sebentar lagi akan mencapai puncak dan jerit kepuasan yang lolos dari bibir Jill membenarkan dugaan Revel!“Argh! Revel!” pekik Jill sambil memeluk tubuh pria yang berada di atasnya erat-erat.Revel balas memeluk Jill, membiarkan wanita itu menikmati pelepasan keduanya sebelum kembali bergerak, hendak mencari kepuasannya sendiri. Dengan mudah Revel membalik tubuh ramping Jill yang sudah terkulai lemas. Menghujamnya dengan gaya lain. Doggy style. Rasanya terasa semakin sempit membuat Revel menggila. Rintihan Jill bersahut-sahutan dengan deru nafas Revel yang terdengar semakin memburu. Jill meraih apap
Revel terbangun lebih dulu, matanya tidak bosan menatap wajah Jill. Wajah dari wanita yang telah disukainya sejak lama. Sejak dirinya masih begitu polos dan belum mengenal arti cinta sampai saat ini dimana Revel sudah dapat memberikan kenikmatan duniawi pada wanita yang masih asyik terlelap disamping tubuh polosnya.Revel tidak menyangka kalau bercinta dengan Jill akan senikmat ini. Berulang kali mereka mencoba gaya baru, bersama mencari kepuasan. Saling mengimbangi gerakan satu sama lain tanpa ada rasa malu. Saling mengutarakan apa yang mereka inginkan di atas ranjang.Merealisasikan apa yang ada di dalam otak liar mereka dengan gairah menggebu. Merealisasikan apa yang ada di dalam hati tanpa ragu. Gerakan Jill membuat Revel tersenyum lebar, apalagi saat tanpa sadar selimut bagian atas yang menutupi dada Jill tersibak begitu saja tanpa wanita itu sadari. ‘Lo sengaja mau godain gue, Baby?’ batin Revel dengan senyum smirk.Dengan lembut Revel mulai menyesap
Pertanyaan sang papa membuat Revel mengangkat alis. Tidak tampak pusing. ‘Hamil? Justru itu lebih baik!’ batin Revel. Namun jawaban yang keluar dari bibirnya tentu tidak sefrontal itu atau orangtuanya akan semakin sakit kepala! “Aku pasti akan bertanggung jawab. Asal wanita itu tidak kabur saja,” balas Revel, menyadari kalau papanya tidak ingin mamanya tau kalau mereka sudah pernah berbincang mengenai Jill. Meski tadi papanya sempat lupa sekejap.“Seperti Mama kamu dulu!” lanjut Levin mulai rileks, membuat Claire cemberut.“Meski wanita itu kabur pun aku pasti akan terus mencarinya, Pa. Papa tenang saja!”“Sebenarnya Papa tidak setuju dengan pergaulan kamu ini, Revel.”“Pa, please. Aku udah dewasa!”“Papa tau kamu sudah dewasa. Justru karena itu Papa khawatir!”“Papa tenang saja. Aku bisa pastikan kalau aku hanya melakukannya dengan satu wanita, Pa. Okay?” ucap Revel menenangkan. “Memang hanya satu wanita, tapi kalian melakukannya sebelum
Dan sepanjang perjalanan hanya ada beberapa obrolan standard, jujur Revel sama sekali tidak berminat untuk bermanis ria dengan Jessie. Baginya yang dirinya lakukan hanya untuk menyenangkan hati papanya, tidak ada niat sama sekali untuk berteman akrab dengan Jessie. Revel malas berteman dengan wanita yang cenderung merepotkan. Meski tidak bisa dipungkiri kalau Jessie memiliki wajah yang cantik dan menarik, tapi tetap saja Revel tidak tertarik. Revel tetap akan memilih Jill, wanita yang dapat membuat Revel rela menunggu hingga belasan tahun!Revel sedang mengikuti langkah Jessie yang begitu energik bagai kelinci energizer saat pandangannya tertumbuk pada sesuatu. Seseorang lebih tepatnya. Jill! Apa Revel tidak salah liat? Kenapa bisa bertemu Jill di mall ini?Kenapa rasanya dunia seolah sengaja mempertemukan mereka berulang kali? Kebetulankah? Atau takdir? Sudah lebih dari 3x mereka bertemu secara tidak sengaja! Dan apesnya kali ini Revel sedang bersama dengan Jessie!