Jill mengerang pelan, kepalanya terasa begitu pusing. Berputar seperti baling-baling bambu doraemon. Dengan malas Jill bergerak mengambil minum di samping nakas. Haus. Itulah yang dirinya rasakan. Alkohol benar-benar bisa membuat orang menjadi dehidrasi!
Pandangan Jill tertumbuk pada Gwen, sahabat yang tidur di sampingnya. Hah! Pasti orangtuanya kalang kabut mencarinya lagi karena semalaman tidak pulang! Jill begitu larut ingin melupakan masalahnya hingga lupa mengabari orangtuanya kalau dirinya akan menginap di rumah Gwen.‘Alamat bakal diomelin lagi nih!’ keluh Jill sambil memegang kepalanya yang masih berdenyut pusing akibat alkohol.“Gwen, bangun donk!”“Bentar lagi, Jill. Gue masih ngantuk!” gumam Gwen serak, enggan membuka mata.“Mobil gue ada dimana?” tanya Jill mengacuhkan ucapan Gwen, memaksa gadis itu untuk berpikir meski rasanya sia-sia.“Tanya supir gue aja. Gue juga nggak tau. Udah ngantuk banget semalem!” balas Gwen dengan nada malas, masih enggan membuka mata. Matanya masih terasa berat!Meski masih pusing, tapi Jill memaksa tubuhnya untuk turun dari ranjang, segera mandi dan berganti pakaian dengan milik sahabatnya. Jill sudah biasa memonopoli pakaian Gwen, lagipula tidak mungkin Jill pulang dengan baju semalam yang sudah berbau alkohol! Orangtuanya bisa semakin naik pitam nanti!Apalagi semalam mamanya sudah memperingatkan Jill untuk tidak minum alkohol terlalu banyak! Sudahlah, Jill hanya harus minta maaf karena melanggar nasihat sang mama!Selesai mandi Jill sudah merasa jauh lebih segar, meski rasa pusing enggan beranjak dari kepalanya, tapi Jill tidak punya waktu untuk bermalas-malasan karena semakin lama dirinya pulang, maka kemarahan dan kecemasan orangtuanya pasti akan semakin menjadi-jadi! Tidak heran kalau Jill memilih bergegas serta mengambil handbagnya.“Gwen, gue balik dulu ya. Btw sekali lagi happy birthday. Wish all the best for you, Sister!” ucap Jill sambil memeluk sahabatnya sekilas meski yang dipeluk masih berada di alam mimpi dan separuh sadar!“Hmm… ati-ati!” gumam Gwen, persis seperti cewek mabuk! Ahh, Gwen memang mabuk!Setelah bertanya pada supir keluarga Gwen dimana keberadaan mobilnya, Jill langsung melajukan mobilnya kembali menuju rumah. Disana sudah ada sang mama yang menunggu kepulangannya dengan wajah cemas. Mama Lea.“Aduh, Jill! Kamu kemana sih, kok nggak pulang semalaman? Nggak kasih kabar pula! Mama kan khawatir!” omel mama Lea, merasa kesal dan juga lega saat melihat putri tunggalnya akhirnya berada di rumah pada jam 10 pagi setelah semalaman tidak pulang ke rumah, tanpa kabar pula!Astaga! Mama Lea tidak menyangka kalau memiliki anak gadis akan jauh lebih mengkhawatirkan daripada anak bayi! Berbagai macam pikiran buruk hinggap di benak mama Lea semalaman, takut terjadi sesuatu pada Jill, namun untung apa yang menjadi kekhawatirannya tidak terbukti!“Sorry, Ma. Aku nginep di rumah Gwen semalam. Gwen kan adain pesta ulang tahun. Aku keasyikan ngobrol sama dia jadi lupa ngabarin Mama. Apalagi pestanya sampe tengah malam,” jelas Jill sedikit meringis, merasa bersalah karena sudah membuat mama Lea khawatir semalaman karena kecerobohannya.“Kamu tuh kebiasaan deh! Kamu kan anak gadis, Jill! Jangan sembarangan keluyuran donk! Pasti kamu banyak minum lagi deh semalam!”“Sekali-kali nggak apa lah, Ma.”“Kamu tuh kalau dibilangin ngeyel! Ya udah sekarang kamu sarapan dulu sana!”“Nanti aja, Ma, aku belum lapar. Btw Papa dimana, Ma?”“Main golf sama rekan bisnisnya.”“Owh. Okay!”Jill cukup lega karena papanya, Papa Edbert, sedang tidak berada di rumah karena jika tidak, omelan yang dirinya dapatkan pasti akan lebih banyak!Apalagi papa Edbert memiliki sifat yang jauh lebih keras dan menakutkan jika dibandingkan dengan mama Lea, yang walaupun bawel, tapi tidak menakutkan dan mudah dibujuk! Ciri khas seorang ibu yang penyayang!Tidak heran kalau Jill merasa sangat bersyukur dengan ketidakberadaan papanya di rumah! Setidaknya Jill tidak perlu mendengar ceramah pagi! Bukannya apa, kepalanya masih sedikit pusing, jika ditambah ceramah papa Edbert, pasti akan semakin pusing!Memang sebagai anak tunggal Jill lumayan dimanja, namun tetap saja tidak bisa terlalu bebas, maka Jill begitu lega saat omelan yang diterimanya berkurang, sepertinya doa Jill selama di perjalanan tadi terkabul!Jill berjalan menuju kamarnya dan membaringkan tubuhnya yang masih terasa lelah. Bayangan saat Alvaro sedang berciuman mesra dengan wanita selingkuhan yang memiliki fisik dan rupa jauh dibawahnya membuat Jill kembali kesal dan muak!Masih tidak habis pikir dengan selera Alvaro yang begitu rendah!“Dasar cowok sialan! Brengsek! Gue sumpahin lo kena penyakit!” maki Jill sadis.Sebagai wanita yang menjunjung tinggi kesetiaan, wajar jika Jill merasa begitu sakit hati atas kelakuan Alvaro yang dengan tega mengkhianatinya kan? Mana ada wanita yang tidak sakit hati jika diselingkuhi oleh pria yang dicintai dan dipercayainya selama ini?Ahh sudahlah! Memikirkannya saja sudah membuat emosi Jill kembali bergejolak!Sedangkan mama Lea yang melihat langkah gontai Jill hanya menarik nafas pelan, sadar kalau putrinya pasti sedang memiliki masalah, maka dari itu dirinya tidak ingin mengomeli Jill lagi, takut putrinya malah jadi stress! Meski Jill tidak mengatakannya secara terang-terangan, tapi feeling dan insting seorang ibu tidak bisa diremehkan!Lagipula selama Jill bisa menjaga diri dengan baik, seharusnya tidak masalah. Itu yang terpenting kan?Dan mama Lea yakin kalau Jill tidak akan berani macam-macam, apalagi semalam dirinya juga sudah menelepon ke rumah Gwen dan memastikan kalau putrinya memang berada disana. Jadi ucapan Jill barusan memang tidak bohong.Meski di hadapan Jill tadi mama Lea bersikap seolah tidak tau keberadaannya semalam, tapi itu semata-mata dilakukannya hanya agar Jill merasa sedikit bersalah. Dengan begitu mama Lea berharap kalau Jill tidak mengulangi perbuatannya lagi. Semoga Jill tidak membuatnya cemas lagi!Siang hari…Jill menatap ruang keluarga dan ruang makan yang tampak sepi. Mama Lea kemana? Apakah sedang pergi? Sepertinya iya.Jill menunduk, menyadari kalau perutnya sudah berteriak kelaparan sejak tadi. Wajar, sejak pagi Jill belum sarapan apapun, ditambah lagi semalam selera makannya hilang dan hanya mengkonsumsi alkohol terus menerus sampai tepar! Tidak heran kalau sekarang lambungnya mulai berdemo! Minta diisi nasi dan lauk yang layak!Jill baru selesai menyantap makan siangnya dan memutuskan untuk bersantai sejenak. Kaki Jill melangkah menuju ke taman belakang, hendak menenangkan diri akibat pengkhianatan Alvaro yang begitu melukai harga dirinya.Dan saat sedang menikmati angin sepoi-sepoi, Jill mendengar suara yang dikenalnya. Suara dari pria yang sudah mengisi hari-harinya selama 3 tahun terakhir dan kini suara itu kembali menerpa indera pendengaran Jill, namun dengan efek yang berbeda.Jika dulu Jill akan tersenyum lebar, kini Jill malah merasa muak!“Sayang….”Jill menoleh sengit saat Alvaro dengan kurang ajarnya masih berani memanggilnya sayang! Dasar pria brengsek tidak tau malu!“Ngapain lagi lo datang kesini? Semalam kan gue udah bilang kalau kita putus! Emang lo budek ya? Jadi lo nggak perlu lagi datang ke rumah gue! Urus aja selingkuhan lo itu! Dan satu hal lagi, jangan pernah panggil gue sayang. Gue muak dengarnya! Paham?!” murka Jill, menumpahkan emosinya akibat pengkhianatan Alvaro. “Sayang, kamu salah sangka. Itu bukan selingkuhan aku, dia cuma….”“Cuma apa? Jangan coba-coba bohongin gue! Lo pikir gue buta?! Semalam gue liat semuanya! Gue liat waktu lo meluk dan nyium cewek sialan itu! Sumpah, sangat amat menjijikkan dan bikin gue mual! Gue nggak nyangka kalau lo bisa bertingkah semenjijikkan itu di tempat umum!” hina Jill berapi-api.“Sayang, itu…..”Jill mengangkat tangan, tidak menyangka kalau Alvaro adalah tipikal pria bebal yang tidak memahami ucapannya sama sekali dan masih bersikeras memanggilnya sayang! Dasar pria kurang ajar tidak tau malu! Heran, bagaimana bisa Jill sebegitu butanya dulu hingga tidak menyadari kalau Alvaro adalah pria brengs
Revel memperhatikan Jill tanpa gadis itu sadari. Senyum tipis muncul di wajah pria itu. Entah kebetulan atau memang takdir, karena tanpa direncanakan Revel kembali bertemu dengan gadis angkuh itu. Revel menghabiskan minumannya dalam sekali teguk dan berjalan mendekati Jill yang masih tampak kesal. Revel ingin tau apa yang sedang Jill pikirkan hingga wajah cantiknya tampak begitu menakutkan, persis seperti singa betina yang baru saja melahirkan dan tidak ingin diganggu oleh siapapun! Namun bukan Revel namanya jika tidak berani mendekati Jill, jadi meski sadar kalau gadis yang menjadi incarannya sedang berada dalam suasana hati yang buruk, tapi tidak menggoyahkan niat Revel untuk tetap mendekatinya. Cari mati mungkin istilah tepatnya. Atau mungkin Revel malah sengaja ingin memancing emosi Jill? Karena pertanyaan pertama yang Revel ajukan membuat Jill langsung mendelik kesal!Pertanyaan yang bernada mengejek! “Gimana rasanya jadi jomblo karena diselingkuhin?” tanya Revel mendadak mem
Tanpa dapat dicegah Jill menatap Revel dalam-dalam, pria berwajah tampan yang tidak dikenalnya. Tapi benarkah pria yang ada di hadapannya ini adalah pria asing? Kenapa Jill merasa begitu familiar dengan wajah dan namanya? Apa mereka pernah bertemu sebelum ini? Tapi dimana? Dan kapan? Kenapa Jill tidak bisa mengingatnya sama sekali?Apa memori otaknya mulai bermasalah? “Udah puas liatin wajah tampan gue?” ejek Revel membuat Jill tersentak dengan wajah merona, malu karena tertangkap basah sedang memandang wajah Revel! Bagaimana bisa Jill ceroboh dan mempermalukan dirinya seperti ini sih?Bagus mereka sedang berada di bar dimana cahayanya begitu temaram hingga Revel tidak bisa melihat wajah Jill yang pasti sudah semerah kepiting rebus! Jika tidak, pria itu pasti akan mengejeknya lagi! Syukurlah! “Geer banget sih!” dengus Jill untuk menutupi rasa malunya, membuat Revel terkekeh, tidak ingin membahasnya lagi dan malah menanyakan hal yang menjadi topik pembicaraan mereka
Jill melangkah memasuki kamar, tidak ada keraguan dalam setiap langkahnya namun berbeda dengan hatinya. Jujur saja hati Jill begitu berdebar seolah jantungnya hendak melompat keluar! Terlebih saat pintu di belakangnya tertutup rapat, menandakan kalau dirinya hanya berdua saja dengan Revel. Tidak ada siapapun lagi. Hanya mereka.‘Tenang, Jill! Buktiin kalau lo bukan cewek pengecut! Lagipula setiap cewek akan ada waktunya untuk lepas segel dan kali ini giliran lo!’ batin Jill.Jill duduk di sofa, sedangkan Revel membuka wine yang ada di dalam kamar, menuangnya ke dalam wine glass dan menyodorkannya kepada Jill.“Minumlah, gue mau lo lebih rileks sebelum kita melakukannya.”Jill menerima wine yang disodorkan oleh Revel, menghirupnya perlahan seolah meresapi aroma dan juga rasanya. Suasana canggung di antara mereka begitu terasa, Jill merogoh ponselnya dan mengetik pesan untuk mama Lea. Tidak ingin membuat orangtuanya khawatir lagi seperti kemarin.‘Ma, malam ini aku
Dengan hati berdebar Jill membaringkan diri. Sumpah, Jill grogi campur takut! Terlebih lagi saat Revel mendorongnya perlahan agar telentang dan berbisik lirih,“Karena ini pertama kalinya buat lo, gue janji akan melakukannya dengan lembut,” ujar Revel dengan tatapan mata yang membuat Jill terhipnotis. Pria itu seolah menatapnya dengan pandangan lapar. Lapar akan tubuh Jill, tapi tatapan Revel juga didominasi oleh kelembutan membuat ketakutan Jill perlahan memudar. Entah kenapa pandangan mata Revel membuat Jill yakin kalau pria itu tidak akan menyakitinya.Well, mungkin tetap akan sakit mengingat ini pertama kalinya Jill melakukan hal ini, tapi Jill yakin kalau Revel tidak akan melakukan hal itu secara kasar! Meski belum mengenal Revel, tapi Jill yakin dengan feelingnya. Tidak heran kalau Jill memasrahkan diri dan tubuhnya pada Revel! Berharap feelingnya tidak meleset dan berharap pria itu menepati janjinya untuk melakukannya dengan lembut agar tidak terlalu menyakitkan
Seorang pria berusia pertengahan 30an menatap jam di pergelangan tangannya. Menunggu dan mengintai memang membosankan, tapi pekerjaan membosankan itulah tugasnya! Apalagi ini sudah tengah malam, tapi orang yang diawasinya masih belum terlihat lagi! Padahal rasa kantuk sudah menderanya sedari tadi! Adrian, pria yang sedang menjalankan tugasnya itu kembali menguap, berharap dirinya tidak sampai ketiduran! Karena jika hal itu sampai terjadi dan dirinya kehilangan target, habislah dirinya diomeli oleh si boss! Alamat bonusnya dipotong! Adrian menggeleng sambil menampar pipinya pelan, berharap dengan begitu rasa kantuknya lenyap. Tangan kanannya meraih gelas kertas berisi kopi hitam yang dibelinya tadi. Sudah dingin, tapi tidak masalah asalkan bisa mengusir rasa kantuk yang menggelayut di kedua matanya! Tapi percuma, sekuat apapun Adrian mencoba, tapi rasa kantuknya justru semakin kuat membuat matanya terpejam! *** Revel tersenyum tipis saat mendengar jawaban Jill dan
Sementara itu, Claire menatap gemas pada jam di ponselnya. Waktu sudah menunjukkan jam 1 pagi, tapi putranya belum pulang juga! Dan tidak memberi kabar pula! Biasanya Revel tidak pernah seperti ini, membuat Claire khawatir saja.Levin yang awalnya sedang tertidur pulas menjadi terbangun karena Claire tidak bisa berhenti bergerak dengan gelisah diatas ranjang. Meski masih mengantuk, tapi Levin menyalakan lampu kecil di samping nakas dan bertanya heran pada sang istri yang sudah menemaninya selama belasan tahun.“Kamu kenapa, Claire? Kenapa gelisah seperti itu? Ada masalah?”“Revel belum pulang!” sentak Claire gemas.Levin menghela nafas, heran dengan sikap istrinya yang masih begitu protektif dan mengkhawatirkan Revel yang sudah beranjak dewasa, seolah Revel masih seperti anak kecil yang berusia 5 tahun saja!“Biarin aja, Claire. Paling juga lagi kumpul sama temannya kok.”“Tapi aku kan khawatir! Apalagi Revel nggak kasih kabar sama sekali! Gimana kalau dia ke
Jill mengerang saat tubuhnya terasa begitu remuk dan pegal. Belum lagi area sensitifnya yang terasa nyeri. Hingga satu ingatan mampir ke otaknya yang masih berkabut. Jill menoleh kesamping tubuhnya dan menemukan seorang pria sedang berbaring telungkup di sampingnya. Masih tertidur pulas, tampak damai. Seperti anak kecil, tidak terlihat seperti pria dewasa yang baru saja merenggut keperawanan seorang gadis! Berarti semalam bukan mimpi. Semalam adalah nyata. Jill benar-benar melakukan hal gila itu dengan pria yang baru ia kenal! Jill benar-benar melepas keperawanannya dengan Revel! Jill sungguh merealisasikan keputusan gila yang diambilnya karena terbawa emosi! Dan parahnya lagi, Revel melakukan hal gila itu berulang kali padanya tanpa kenal lelah! Pria disampingnya memang gila! Revel tidak bohong saat mengatakan sanggup melakukan hal itu berulang kali karena pada kenyataannya semalam pria itu memang tidak kenal lelah menggempurnya terus menerus! Padahal tubuh Jill
Satu tahun kemudian…Di salah satu hotel bintang lima terlihat dekorasi yang begitu mewah namun terkesan elegan, tidak norak. Jill memasuki ballroom sambil menggandeng lengan Revel yang sedang menggendong baby Luiz. Di umur yang hampir menginjak tiga tahun, baby Luiz terlihat semakin tampan, mengikuti wajah Revel.Di belakang mereka ada seorang baby sitter sambil mendorong stroller kosong, untuk jaga-jaga jika Luiz mengantuk di tengah acara pesta. Sejak beberapa bulan yang lalu, Jill akhirnya menyerah pada bujukan Revel dan mengikuti keinginan suaminya yang tidak tega melihatnya kelelahan jika harus mengurus Luiz sendirian.‘Aku nggak mau kamu terlalu capek dan jatuh sakit, Baby. Apalagi selain mengurus Luiz, kamu juga masih harus mengurusku.’Ya, sejak menikah dengan Revel, Jill memang ingin mengurus keperluan suami dan anaknya sendiri, bahkan dirinya sampai rela berhenti kerja hanya untuk mengurus rumah tangganya. Jill lebih memilih menjadi ibu rumah tangga daripad
Beberapa bulan kemudian….Revel menatap bangga pada putranya yang semakin pintar, lucu dan menggemaskan. Disela-sela kesibukannya sebagai seorang pengusaha, bermain dengan buah hatinya merupakan kebahagiaan tersendiri untuk Revel. Dan sekarang di waktu santai, itulah yang dirinya lakukan.Bermain dengan Luiz sepuasnya sekalian menggantikan tugas Jill menjaga anak meski hanya sementara. Perhatian Revel beralih dari Luiz kepada Jill yang baru saja memasuki ruang keluarga dengan piring buah di tangannya. Hal yang memang biasa dilakukan setiap hari. Makan buah agar sehat.Senyum lebar mengembang di wajah cantik Jill yang tampak polos, tanpa adanya jejak make up sama sekali, namun tidak menutupi kecantikan alami yang terpancar jelas. Kecantikan yang membuat Revel tidak bisa mengalihkan pandangan barang sedetik pun dari istrinya. Dari dulu.“Hei, kamu lagi main apa sama Papa? Kok senang banget sih?” tanya Jill sambil menggoyangkan tangan kecil Luiz. Tidak ada jawaban
“Jadi siapa nama cowok yang kemarin, Jill?” cecar Jessie tidak sabar saat datang ke rumah Jill pagi-pagi, persis dengan gaya ibu-ibu komplek yang begitu penasaran akan gossip terbaru! Tidak ingin ketinggalan berita! “Cowok? Oh yang itu! Masa lo nggak kenal sih? Bukannya udah pernah ketemu ya pas pergi sama gue?” tanya Jill masih tidak percaya kalau Jessie tidak mengenal pria yang kemarin membuat gadis itu sampai ternganga takjub!“Mana ada? Belom lah! Kalau udah gue nggak mungkin lupa sama cowok ganteng begitu!” sanggah Jessie yakin, mengulang ucapannya kemarin.“Masa iya sih?” tanya Jill sambil mengusap dagunya pelan, berpikir keras.“Jangan kebanyakan mikir! Cepet kasih tau gue siapa namanya? Gue udah penasaran dari kemarin tau!” cecar Jessie lagi membuat Jill berdecak sebal karena seperti sedang dikejar oleh debt collector!“Tuh cowok namanya Jayden! Dia temen gue yang kerja sebagai bartender!”“Bartender?” ulang Jessie lemas. Seolah harapannya untuk
Matthew menatap Gwen yang baru saja selesai mandi. Akhirnya malam ini mereka resmi menjadi sepasang suami istri. Hal yang tidak berani Matthew bayangkan sebelumnya, terlebih saat mengingat waktu Gwen menjauhinya dulu, begitu membuatnya frustasi. Apalagi istrinya itu sangat sulit dibujuk!Hati Matthew menghangat saat melafalkan kata ‘istri’ meski hanya dalam hati. Dadanya bergemuruh dipenuhi euphoria yang bernama kebahagiaan. Matthew masih asyik dengan pikirannya saat Gwen bertanya dengan nada heran,“Kamu belum mau mandi?”“Ini aku baru mau mandi,” jawab Matthew agak kikuk, belum terbiasa berada berduaan dengan wanita yang telah resmi menjadi istrinya hari ini dalam satu kamar. Gwen mengambil hairdryer dan mengeringkan rambut, tidak ingin tidur dalam keadaan rambut basah karena bisa bikin kepalanya sakit nanti. Gwen sedang fokus dengan rambut dan hairdryer di tangannya saat tangan Matthew memeluk pinggangnya dari belakang. Refleks wanita itu memekik kaget!“Asta
Lamunan Revel mengenai perusahaan pupus saat melihat Jill menggeliat dan membuka matanya perlahan, berusaha menyesuaikan matanya dengan cahaya matahari sore yang menerpa indera penglihatannya. “Hei, kamu udah pulang dari tadi?”“Nggak kok, baru aja. Kamu pasti capek banget sampe ketiduran gini.”“Nggak juga kok, cuma anginnya enak aja bikin aku ngantuk dan ketiduran,” kilah Jill tidak ingin membuat Revel khawatir dan malah menambah beban pikiran sang suami yang pasti sudah begitu banyak, apalagi dengan masalah perusahaan yang pasti tidak akan pernah ada habisnya.Revel hanya mengangguk, sadar kalau Jill tidak ingin membuatnya khawatir.“Jadi gimana kantor hari ini? Banyak kerjaan?”“Ya begitulah, setiap hari pasti ada aja.”“Tapi nggak ada masalah kan?”“Nggak kok, semuanya aman. Kamu tenang aja, okay?”Jill mengangguk, menggendong baby Luiz perlahan agar tidak membuatnya terbangun dan membaringkannya di baby box.Beberapa bulan kemudian…
Dokter dan suster yang melihat kejadian itu tidak urung menatap Revel dengan raut kasihan tapi juga geli. Revel yang menyadari kalau mereka hampir terbahak melihat apa yang terjadi barusan hanya bisa menunduk, karena lagi-lagi harus menahan malu akibat ulah istrinya! Nasib!Sejak dulu Jill memang sudah menjadi titik kelemahannya. Begitu juga kali ini, Revel harus rela menurunkan wibawanya di depan dokter dan suster yang bertugas. Revel sadar kalau sebentar lagi cerita mengenai dirinya yang dianiaya oleh Jill pasti akan tersebar luas! Tapi ya sudahlah, terima nasib aja! Siapa yang menyangka kalau Revel akan cinta mati pada wanita sebar-bar ini? Iya kan?“Selamat ya, Pak. Bayinya laki-laki dan terlahir sehat,” ucap dokter.Dengan penuh haru Revel menatap bayinya. Bayi yang merupakan perpaduan antara dirinya dengan Jill! Astaga! Bagaimana bisa Tuhan menciptakan bayi setampan ini? Memang sih, Revel sadar kalau dirinya tampan dan Jill juga cantik, tapi tetap saja dirinya
Revel berdecak gemas karena pertanyaannya malah dijawab asal-asalan oleh Jill! Padahal dirinya sedang bertanya serius! Sangat amat serius! Revel ingin segera tau hasil testnya! Revel ingin tau apakah usahanya hampir setiap malam sudah membuahkan hasil atau belum! Jika belum, Revel tidak akan bosan untuk terus berusaha sampai Jill positif hamil! Usaha yang akan Revel lakukan dengan senang hati karena sama-sama dapat enak! “Aku serius, Jill!” sergah Revel menahan sabar. Jill meringis saat Revel sudah memanggil namanya dengan nada seperti itu, tanda kalau pria itu sudah tidak bisa lagi menahan kesabarannya. “Itu kan yang muncul garis dua, yang artinya aku positif. Dan karena ini testpack kehamilan, berarti tandanya aku positif hamil, Revel. Bukan positif covid,” jelas Jill, tidak ingin diomeli oleh suaminya yang terkadang bisa bersikap menyebalkan juga. “Serius?” lirih Revel dengan suara tercekat, tidak percaya kalau akhirnya Tuhan ke
“Hmm…. Matthew kemarin ngajakin gue merit,” aku Gwen dengan suara lirih. Jill ternganga sejenak sebelum akhirnya memekik kaget.“What?! Lo serius?!” “Seriuslah!”“Brengsek juga tuh cowok!” omel Jill membuat Gwen mengernyit bingung. “Kenapa jadi brengsek, Jill?”“Ya brengsek lah! Masa ngomong soal pernikahan melalui video call sih? Itu kan hal serius, Gwen! Harusnya Matthew bahas soal itu face to face sama lo!” sungut Jill tidak terima. Untung Revel tidak melakukan hal itu, jika tidak, Jill pasti akan kesal!“Tapi lo tau sendiri kalau Matthew kan nggak mungkin datang ke Jakarta cuma buat ngajakin gue merit!” bantah Gwen membela kekasihnya. Gwen tidak terima waktu Jill mengatai Matthew brengsek. Enak aja!“Cuma lo bilang? Ngajakin lo merit bukan sekedar ‘cuma’, Gwen! Itu hal serius! Mana ada sih cowok yang ngelamar ceweknya melalui video call? Lagian dia bisa aja bahas soal itu langsung pas datang ke acara resepsi pernikahan gue sama Revel! Padahal dia ka
Dua bulan kemudian…..Revel memijat keningnya yang terasa pusing, sudah dua minggu terakhir ini pekerjaannya begitu menumpuk. Siapa yang mengira kalau mengurus perusahaan akan jauh lebih melelahkan dan memusingkan daripada kuliah? Tidak heran kalau papanya ingin pensiun dini dan memilih menikmati hari tua bersama mamanya!Tentunya saat Revel sudah bisa mengurus perusahaan sendiri nantinya! Bukan sekarang! Untung sampai saat ini papanya dan uncle Nick selalu membantunya, tidak membiarkan Revel melangkah seperti anak hilang sendirian! Revel berhenti memijat keningnya saat mendengar pintu ruangannya diketuk dan muncul wajah papanya.“Kamu kenapa, Revel? Kok keliatannya pusing banget?” “Emang aku lagi pusing, Pa!”“Kenapa? Ada masalah pekerjaan?”“Nggak sih, cuma kayaknya aku kebanyakan lembur jadinya agak drop,” jelas Revel.“Ya udah, malam ini jangan lembur dulu. Maksud Papa jangan lembur di kantor ataupun di rumah. Paham maksud Papa kan?” tanya Levin