Siang itu Daniel dan Andi membuka aplikasi dimana Daniel memesan makanan untuk Cinta malam itu.
Mereka lalu menelusuri letak restoran tersebut melalui aplikasi G****e map.
Andi mengemudi kendaraan dengan kecepatan sedang. Daniel terlihat masih termenung dengan kedatangan paparazy di kantornya tadi.
"Menurutmu, apa ada sesuatu dalam makanan yang aku pesan untuk Cinta?" Daniel menatap Andi dari kaca spion
"Saya tidak tau pasti, Bos. Tapi firasat saya mengatakan, ada yang tidak beres dengan makanan tersebut." Andi balas menatap Daniel.
"Mengapa kamu bersikukuh mengajakku kesana?" Daniel memberondong Andi dengan pertanyaan
"Insting saya mengatakan bahwa makanan yang anda pesan telah dicampur dengan obat perangsang, Bos." Andi menjawab sembari terus melajukan kendaraan.
"Aku tidak yakin. Restoran itu tidak mungkin melakukan kesalahan yang akan merusak reputasinya." Daniel menyanggah pendapat Andi.
"Maka dari itu, kita harus ke sana, Bos . untuk mencari kebenarannya," jawab Andi mantap.
"Terserah bagaimana baik menurutmu! Aku tidak ingin masalah ini berkepanjangan dan membuat bisnisku hancur. Aku juga tidak ingin merusak nama baik perusahaan jika Poto tersebut tersebar luas di sosial media." Daniel menyugar kasar wajahnya.
Andi yakin, kalau makanan yang dipesan Daniel mengandung obat peransang. Insting Andi tidak pernah salah.
Andi memang bukan hanya seorang driver. Tapi juga asisten pribadi Daniel yang cerdas, pintar, dan cekatan. Andi juga mampu menghandle apapun pekerjaan yng diberikan Daniel. Terlebih setiap memperingati hari kematian kedua orang tuanya, Daniel akan meninggalkan perusahaan selama satu bulan di tangan Andi.
Mobil memasuki halaman restoran ternama. Restoran mewah dengan menu yang harganya funtastis.
"Kami ingin bertemu dengan manager restoran ini." Andi berbicara kepada kasir.
"Baik, mari ikuti saya, Pak."
Tokkk tokk tokkk
"Masuk!" seseorang menyahut dari dalam.
"Permisi pak, ada pelanggan yang ingin bertemu dengan bapak." ucap karyawan pada manager restoran.
Manager tersebut menganggukkan kepala.
"Silahkan duduk, maaf. Ada yang bisa saya bantu?" Manager tersenyum mempersilahkan mereka duduk
"Terima kasih, begini pak. 3 hari yang lalu , saya memesan makanan di restoran ini melalui aplikasi. Makanan yang saya terima enak dan tidak ada kekurangan.
Tapi ... Mohon maaf pak ...." Daniel menggantung ucapannya.
"Ada apa, Pak, ceritakan saja," ujar menager itu tersenyum.
"Setelah makan semua makanan yang dipesan, saya dan rekan saya merasa suhu tubuh kami panas, dan ada perasaan yang membuat gairah membuncah, perasaan itu benar - benar tidak bisa di hilangkan. Kami juga merasa pusing . Sehingga sesuatu yang tidak baik terjadi pada kami." Daniel menceritakan kronologinya kepada sang manager
"Kami tidak bermaksud menuduh karyawan anda membubuhi sesuatu yang berbahaya ke dalam makanan tersebut. Tapi, mengingat ketika menerima pesanan tersebut, kemasannya sangat rapi dan tidak ada yang rusak. Jadi saya tidak bisa mencurigai kurir yang mengantar."
Daniel menjelaskan dengan hati-hati karena dia tidak ingin jika manager tersebut tersinggung.
"Jadi, apa tujuan bapak kemari. Dan apa yang bisa saya bantu?" Manager tersebut bertanya.
"Saya ingin bapak membantu mengecek CCTV disetiap ruangan pada hari tersebut!" sahut Daniel
"Baiklah. Mari kita ke ruangan pemantau CCTV." Manager mengarahkan Daniel dan Andi untuk mengikutinya.
Mereka pun meninggalkan ruangan dan berjalan ke ruangan untuk memantau CCTV.
"Tolong buka rekaman CCTV di seluruh ruangan pada hari Minggu jam 20.00 "
Manager meminta petugas untuk mengecek
"Baik, Pak."
Mereka bersama-sama melihat rekaman tersebut. Tidak ada yang terlihat mencurigakan.
"Tunggu, coba perhatikan itu!" Andi menunjuk kamera CCTV di bagian packing makanan.
Petugas segera menzoom rekaman tersebut
"Bos. Bukankah laki laki itu ...?" Andi menatap Daniel dengan serius.
Rekaman tersebut memperlihatkan seseorang memasukkan cairan kedalam makanan yang diletakkan di atas meja dan siap di packing. Kemudian orang tersebut pergi. Dan karyawan langsung mempacking makanan tersebut.
"Salin rekakaman ini ke flashdisc saya."
Manager memerintah petugas tersebut
"Baik, Pak."
Petugas menyalin rekaman tersebut dan memberikannya kepada manager.
"Mari kita bicarakan ini di ruangan saya."
Daniel dan Andi mengangguk dan mengikuti langkah manager.
Ketika tiba diruangan, manager menelpon seseorang.
"Bayu, keruangan saya sekarang!"
"Saya minta maaf, sepertinya apa yang anda fikirkan benar, makanan tersebut telah dicampur seseorang dengan sesuatu yang tidak baik." Manager meminta maaf pada Daniel.
Tokkkk tokkkk tokkk
"Masuk."
"Bapak memanggil saya?" Seorang karyawan berdiri di depan Mereka .
"Duduk, dan lihat video ini." manager tersebut menyodorkan laptop kepada karyawan yang dipanggilnya.
"Bayu, kamu lihat? Mengapa kamu begitu ceroboh meninggalkan makanan yang akan kamu packing dan tidak mengecek terlebih dahulu sebelum mempackingnya. Kemana saja kamu?" Manager tersebut mengintrogasi karyawannya.
"Maaf, Pak , saat itu saya mengambil daun seledri untuk topping. Saya tidak menyangka kalau ada yang berniat jahat. Karena saya sebelum nya juga pernah lupa menghiasi dengan topping. Dan makanan tersebut saya tinggal sebentar. Saya benar-benar minta maaf, Pak." Bayu menundukkan kepalanya dan meminta maaf.
"Ehem.. maaf pak. Ini bukan murni kesalahan karyawan anda karena sekarang saya sudah tau jawabannya. "
Daniel menatap manager tersebut dengan serius.
"Maksud anda? Apa anda mengenal orang yang mencampur makanan tersebut?" tanya manager dengan kening berkerut.
"Iya, saya mengenalnya. Dan saya akan segera menyelesaikan masalah ini. Saya tidak akan melibatkan restoran anda. Anda tenang saja" Daniel beranjak bangkit.
"Terimakasih untuk waktu dan bantuan anda. Saya permisi dulu," ujar Daniel lagi.
"Saya minta maaf atas semua ini, Pak. Ini keteledoran dari karyawan saya," ujar manager meminta maaf pada Daniel.
"Tidak apa-apa, Pak. Jangan pecat karyawan bapak. Karena dia pasti membutuhkan pekerjaan ini. Apa yang terjadi hanyalah kebetulan saja." Daniel menepuk pundak manager tersebut.
"Terimakasih pak. Semoga permasalahan bapak cepat selesai," sahut manager dengan senyuman
Daniel dan Andi pun meninggalkan restoran tersebut. Dan kembali ke perusahaan
"Bos, sepertinya paparazy tersebut sudah mengintai bos sejak lama." Andi berbicara dengan mimik serius
"Saya juga berfikir seperti itu. Tapi untuk apa?" sahut Daniel.
"Untuk memeras Bos. Untuk mendapatkan uang." Andi menatap Daniel melalui kaca spion
"Mengapa dia bisa tau kalau saya memesan makanan tersebut. Saya memesan lewat aplikasi dan tidak berbicara dengan siapa pun tentang restoran tersebut." Daniel mengusap kasar wajahnya.
"Seperti dugaan saya. Dia sudah lama mengincar Bos. Dan malam itu adalah moment yang tepat untuk dia beraksi!" Andi kembali menatap bos nya.
"Kalau dia sudah lama mengincar saya, dan bisa mengambil gambar tersebut. Kemudian mengancam saya untuk tebusan …." Daniel menatap Andi dengan cemas. "Tunggu …. " Daniel mengepal tangan kuat-kuat.
"Apa tidak menutup kemungkinan dia juga akan mengincar Cinta dan mengancamnya?"
"Saya sudah mengikuti Cinta, Bos. Seperti nya tidak mungkin paparazy memeras Cinta juga. Kalaupun dia mengincar Cinta, dia pasti tau bagaimana kehidupan Cinta." Andi berkata dengan nada sendu
"Maksud mu?" Daniel mengerutkan keningnya karena tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Andi.
"Cinta hanyalah seorang janda yang berprofesi mengajar di sebuah sekolah kecil dan juga jualan online, Bos," sahut Andi
"Kalau pun paparazy memeras Cinta, dia pasti akan tau bahwa Cinta tidak bisa mengabulkan permintaannya. Paparazy itu hanya akan memeras orang -orang yang dia yakini memiliki banyak uang, Bos." Andi meyakinkan Daniel.
"Besok. Kita akan cari keberadaan paparazy itu!" Daniel berkata kepada Andi
"Aku tidak akan membiarkan dia seenaknya menjebak dan memeras aku. Aku akan buat perhitungan dengan nya!" gumam Daniel di dalam hati.
***
"Baik, saya akan jemput ke kantor segera."
Cinta menerima telepon dari admin jasa pengiriman untuk mengambil paket yang datang kemarin sore.
Cinta menemui Ibunya di kantin sekolah.
"Bu, aku mau ke kota, ambil paket." Cinta menyalami ibunya.
"Iya, hati-hati dijalan, Nak," sahut ibunya.
Cinta mengendarai sepeda motornya membelah jalan raya dan memasuki parkiran sebuah kantor jasa pengiriman.
Setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu, Cinta akan mengambil paket pelanggan jualan onlinenya di kantor ini.
Setelah mengambil paket dan menyusunnya di motor. Cinta berniat melajukan sepeda motornya, tapi, betapa kaget Cinta ketika menyadari kehadiran Daniel di depannya. Cinta ingin menstater sepeda motornya. tapi, tangan kekar Daniel lebih dahulu mencabut kuncinya.
"Apa mau mu lelaki brengsek?" Cinta melotot ke arah Daniel.
"Aku hanya ingin bicara denganmu, sebentar saja!" Daniel berkata dengan tatapan serius.
"Kamu fikir aku Sudi? Tidak. Lepaskan aku. Atau aku akan berteriak."
Cinta mengancam Daniel dan memandang sekeliling..
"Kamu pikir aku akan takut kalau kamu berteriak? Aku tinggal katakan kepada orang-orang bahwa kita adalah pasangan suami istri yang lagi berantem. Hmm?" Daniel semakin mendekatkan tubuhnya.
"Gila! Kamu laki-laki gila yang aku kenal!" Cinta masih mencebik.
"Ok. Aku gila! Sekarang, ikut aku ke mobil!" Tanpa menunggu persetujuan Cinta, Daniel menarik tangan Cinta dan membawanya masuk ke dalam ke mobil.
"Apa yang kamu mau? Jangan Coba macam-macam!" Cinta masih berontak.
"Sstttt, tenang dulu. Lihat ini!" Daniel menyerahkan amplop besar berwarna coklat kepada Cinta.
"Apa ini?" Cinta menatap amplop yang berada dipangkuannya.
"Kamu lihat saja, dan kamu akan mengerti." Daniel mendelikkan matanya ke arah amplop tersebut.
Bersambung.
Dengan malas, Cinta membuka amplop tersebut. Matanya melebar sempurna melihat isi amplop."Kamu benar -benar gila. Apa maksudmu dengan mengambil gambar kejadian itu dan mencetak nya seperti ini, hah?"Plakkkkk Cinta menampar wajah Daniel dengan keras.Tapi seperdetik berikutnya Daniel mencium bibir Cinta dengan kuat."Setiap kamu menamparku, aku akan menciummu," ujar Daniel menatap Cinta dengan tersenyum.Cinta meraih handle mobil, tapi. Lagi-lagi Daniel menahannya. Daniel mengunci pintu mobil sehingga Cinta tidak bisa keluar."Dengarkan baik-baik. Menikahlah denganku. Apa yang terjadi malam itu adalah jebakan dari paparazy yang haus akan uang. Paparazy sengaja mencampur makanan yang aku pesan untukmu dengan obat perangsang." Daniel menatap Cinta"Kamu pikir aku percaya, hah? Lelaki brengsek seperti kamu, bagaimana bisa aku percaya?" Cinta masih mencoba untuk keluar dari mobil."Dengarkan aku!" Daniel mencengkram bahu Cinta."Kemarin, paparazy itu mendatangi kantorku dan memberikan P
Bab 6Bertemu PaparaziCinta kembali menerima telepon dari admin jasa pengiriman, untuk mengambil paketnya. Cinta berharap, kali ini dia tidak bertemu lagi dengan Daniel, karena Cinta benar-benar malas berdebat dengannya.Cinta memarkirkan sepeda motornya di halaman kantor jasa pengiriman.Seperti biasa. Gadis berwajah cantik itu mengambil paket orderan jualan online yang ditekuninya selama 1 tahun terakhir.Cinta masuk, dan mengambil beberapa paket yang telah dimasukkannya kedalam kardus. Lalu mengikat kardus tersebut di jok belakang sepeda motor. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling halaman parkir kantor tersebut. Dan Cinta bernapas lega karena tidak melihat kendaraan Daniel. "Alhamdulillah, lelaki gila itu nggak mengikuti," gumam Cinta tersenyum.Cinta melajukan sepeda motornya membelah jalan raya dengan kecepatan sedang. Tiba-tiba, sebuah mobil membunyikan klakson kepada Cinta berkali-kali. Membuat Cinta Refleks melajukan sepeda motornya lebih ke pinggir jalan. Tapi mobil
Bab 7Dilecehkan PaparaziPlakkkkkkkCinta melayangkan tamparan ke wajah paparazi."Hahahaha! Anda ternyata galak juga, Nona. Saya fikir, jika dosis obat peransang itu saya tambahkan, anda akan melayani saya dengan maksimal!" Paparazi mengambil sebuah botol air mineral ."Apa maksud anda?" Cinta semakin ketakutan "Yahhhhh ... saya telah mencampur makanan yang dipesan tuan Daniel dengan ini," ujar Paparazi seraya memperlihatkan sebuah botol kaca berukuran kecil. Lalu paparazi memasukkan seluruh isi botol tersebut kedalam air mineral."Apa yang anda lakukan?" Cinta mundur dan mencoba meraih handle pintu mobil Tapi paparazi lebih sigap mengunci pintunya.Cinta semakin ketakutan ."Ckckckckck, Nona Cinta, saya tidak meminta anda melayani saya dengan sepenuh hati. Karena setelah meminum ini. Anda akan menjadi liar dan binal dari malam itu." Paparazi kembali menyeringai."Tolong lepaskan saya!" Air mata Cinta luruh."Sayangku … malam itu saya sengaja memasukkan obat ini dengan dosis norma
Bab 8Merawat Cinta"Saya sudah berusaha cepat,Pak. Tapi, jalanan sedang padat oleh anak-anak sekolah yang membawa motor dengan bergerombol." Andi menatap Daniel dari kaca spion."Saya tidak akan memaafkan diri sendiri, jika terjadi hal buruk pada Cinta." Daniel mengusap kasar wajahnya.Andi melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi. Andi tidak ingin Daniel terus gelisah karena memikirkan Cinta."Aku akan membuat perhitungan dengan paparazi itu, jika terjadi sesuatu pada Cinta." Daniel mengepalkan kedua tangannya. Andi memarkir mobil di halaman rumah sakit. Daniel langsung berhambur turun dari mobil dan langsung menuju ke meja perawat."Suster, bisakah anda memberitahu saya, di mana pasien korban kecelakaan tadi siang dirawat?" Daniel terburu - buru menanyakan keberadaan Cinta kepada perawat jaga Suster tersebut terlihat bingung"Ehem. Maksud saya pasien atas nama Cinta, dirawat diruang mana?" Daniel menjelaskan maksud perkataannya kepada perawat jaga."Ooo … Nona Cinta? yang meng
Bab 9Tebakan Daniel"Menurut mu apa yang dilakukan paparazi terhadap Cinta?" Daniel mendudukkan bokongnya di kursi kantin rumah sakit"Saya juga tidak bisa menebak, Bos. Tapi kalau mendengar cerita penjual buah tadi, sepertinya Nona Cinta ketakutan." jawab Andi sambil meletakkan gelas berisi air mineral.Daniel mengerutkan keningnya."Kita harus secepatnya menemukan dan memberi pelajaran paparazi itu. Aku khawatir, kedepannya dia akan terus mengganggu Cinta." Daniel menatap serius kepada Andi."Tentu saja, Bos! menurut saya Paparazi menginginkan sesuatu dari Nona Cinta. Nanti, kita bisa tanyakan kalau Nona Cinta sudah siuman." Andi menyandarkan tubuhnya di kursi. Lalu kembali meneguk air mineral."Aku tersiksa melihat Cinta seperti ini, aku tidak ingin ada orang yang melukainya." Daniel mengepal kedua tangannya."Bos tenang saja, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan kembali Paparazi, dan membuat perhitungan dengannya!" ujar Andi tegas.Daniel menatap Andi Dan mengang
Bab 10Menerima kompensasi"A-aku tidak sengaja karena aku kaget membaca chat dari paparazi." Cinta menundukkan wajahnya. Perasaan takut kembali menyelimuti hatinya.Daniel membuka chat yang ada di ponsel tersebut. Dan menemukan chat dari Paparazi."Bre**sek. Paparazi itu benar-benar harus diberi pelajaran." Daniel mengepal tangannya dan giginya menggemelutuk menahan amarah."Berani-berani nya dia melecehkanmu dan mengancam dengan cara seperti itu!" Daniel menatap Cinta dengan tatapan sendu. Ia mengerti ketakutan Cinta. Beruntung, Daniel segera menemukan Cinta, dan memindahkannya ke ruangan VIP. Kalau tidak, mungkin sudah terjadi sesuatu yang buruk pada Cinta. Karena Daniel meminta pihak Rumah Sakit untuk merahasiakan keberadaan Cinta di sana."Lalu. Bagimana keadaan kamu? apa yang sakit?" Daniel memandang cinta dengan cemas."Hanya pelipis dan lengan ini." Cinta menjawab sambil memegang pelipis dan tangannya yang lecet dan diperban.Daniel memegang pelipis dan tangan Cinta yang terlu
Bab 11Daniel MualafDaniel mengerutkan keningnya, dan bertanya "Kenapa?""Aku tidak ingin keluargaku tau tentang pernikahan ini , putri semata wayangku tidak mengizinkanku untuk menikah lagi. Dia akan lari ke rumah papanya jika aku menghadirkan papa baru dalam kehidupannya. Aku tidak mau itu terjadi," jelas Cinta kepada Daniel.Daniel terdiam, tapi tatapan matanya tidak berpaling dari Cinta."Lagi pula aku tidak mencintaimu." Cinta berujar seraya memalingkan wajahnya.Daniel meraih tangan Cinta."Kamu yakin tidak mencintaiku? Hati-hati dengan ucapanmu. Kita lihat saja nanti. Aku akan membuatmu mencintaiku." Daniel tersenyum, dan mengedipkan matanya."Aku tidak akan jatuh cinta padamu. Tidak akan. Cinta itu hanya omong kosong." Cinta menatap tajam ke arah Daniel."Aku hanya ingin memperingatkan. Hati-hati dengan hatimu." Daniel masih tersenyum manis, dan semakin mendekatkan wajahnya."Istirahatlah, aku akan menjagamu!" ujar Daniel seraya berjalan ke arah sofa dan duduk disana.Cinta m
Bab 12Meninggalkan Carisa."Sayang mama, kan sudah besar, sudah bisa bobo sendiri. Mama juga gak pernah lagi nemani Carisa bobo lagi kan akhir-akhir ini? " Cinta merangkul Carisa."Iya, tapi mama kan selalu mencium Carisa sebelum tidur." gadis kecil itu masih merajuk."Kita bicarakan ini nanti ya, Sayang. Sekarang mama mau istirahat dulu." Cinta mencium putrinya dan berlalu ke kamar.Cinta menghempaskan tubuhnya di tempat tidur. Pikirannya berkelana .Bagaimana mungkin dia melewati hari tanpa putrinya selama 4 hari.Cinta tidak ada pilihan lain selain menikah dengan Daniel. Karena untuk menghadapi paparazi sendiri, Cinta sangat takut.Tokkkkkk tokkkkk tokkkkPintu kamar Cinta diketuk."Masuk."Cinta melihat ibu dan ayahnya masuk kamar sambil menggendong Carisa."Ada apa Bu?" Cinta bangkit dari ranjangnya."Apa benar kamu melamar kerja di kota Jambi?" Ibu Cinta langsung menanyakan ke pokok permasalahan."Iya, Bu," jawab Cinta dengan tenang."Tapi kenapa? Kami masih sanggup menanggung
Tuan Adiguna dan istrinya saling pandang. Mereka terkesima mendengar Cinta menceritakan tentang Dokter Arinda yang mampu menyembuhkan dirinya yang saat itu juga tengah depresi karena hampir diperkosa oleh mantan suaminya. "Tapi bagaimana dengan si kembar? Mereka tidak mungkin ikut kalian ke kota Jambi. Itu pasti akan sangat merepotkan pekerjaan kalian." Nyonya Adiguna menoleh ke arah si kembar yang sedang berebut mainan. "Bukankah ada Della yang bisa menjaga mereka?" "Tapi kami tidak ingin ada fitnah jika Della tetap berada di rumah ini." "Kalau begitu kalian bisa menikahkan Della terlebih dahulu." Daniel menyahut dengan cepat. "Nggak bisa begitu Mas Daniel. Aku tidak ingin menikah tanpa kehadiran Kak Risa," sanggah Della dengan cepat. "Jika kamu tetap berpegang teguh pada prinsipmu, itu artinya kamu tidak mencintai Risa." "Bukan begitu, Kak." "Saat ini Risa membutuhkan terapi yang hebat untuk mengembalikan ingatannya dan kesehatannya. Jika kita membawa dia ke rumah sakit jiwa
Tubuh Della seketika melemas mendengar perkataan Cinta. Dia tidak menyangka kakaknya akan bernasib sangat menyedihkan malam itu. Dia tahu persis bagaimana Risa menjaga dirinya dengan baik dari godaan laki-laki demi menjaga kesucian cintanya dan kesetiaannya pada Gilang.Namun pada kenyataannya, Mr. Hua malah merenggut kesucian itu dengan seenaknya."Aku memintamu di sini untuk menjaga Risa di ruang rawat inap. Aku dan Daniel akan segera mengurusi Mister Hua agar mendapat hukuman yang setimpal," ujar Cinta seraya mengusap punggung Della dengan lembut.Cinta sedang memikirkan semuanya. Dia harus segera menyelesaikan masalah tersebut sebelum Mr. Hua memutar balikan fakta. Perempuan itu pun segera berlari menuju Daniel yang sedang berjaga di ruang ICU di mana Gio sedang dirawat."Sayang, kita tidak bisa menunggu ini terlalu lama. Kita harus segera menyerahkan Mr Hua kepada pihak polisi. Aku tidak ingin b******* itu bisa bebas begitu saja." Cinta berujar dengan wajah cemas.Daniel menoleh
Cinta seketika menarik napasnya dalam-dalam karena apa yang dikatakan oleh Daniel memang benar. Cinta bahkan mencurigai Daniel telah melakukan perselingkuhan dengan Risa setelah mendapat kiriman foto tersebut.Tiba-tiba saja Cinta menjadi kepikiran tentang siapa yang telah mengirimkan foto Daniel bersama Risa di jalan tersebut."Daniel Siapa kira-kira yang telah mengirimkan fotomu ke ponselku?" tanya Cinta Seraya menoleh ke arah Daniel."Kita akan segera mencari tahu setelah kita menemui Risa," sahut Daniel.Daniel kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga beberapa menit kemudian ia telah memarkirkan mobilnya di halaman sebuah hotel.Daniel langsung mengajak Cinta untuk naik ke lantai tiga di mana ia meninggalkan Risa di dalam kamar tadi.Setelah sampai didepan pintu kamar Risa, Daniel dan Cinta pun mengetuk pintu berkali-kali, akan tetapi pintu tersebut tak kunjung dibuka. Daniel dan Cinta saling pandang karena pikiran mereka mulai berkelana."Aku menghawatirkan Risa
Cinta terbelalak mendengar ucapan Daniel. Ia tidak menyangka sama sekali bahwa Daniel berbohong demi menutupi kebusukannya. Cinta mendorong tubuh Daniel dengan kuat sehingga Daniel terjatuh di atas ranjang."Cinta, apa yang kamu lakukan? Apa kamu tidak mempercayaiku sebagai suamimu?" Daniel menatap Cinta dengan tajam. Ia merasa Cinta mencurigainya, terlihat dari sorot mata Cinta yang begitu tajam.Cinta melengos mendengar perkataan Daniel. Ia sangat kecewa karena ternyata Daniel sudah berani bermain dibelakangnya dengan Risa. Bahkan saat ini Daniel berani berbohong dan mengatakan bahwa Risa diperkosa oleh Mister Hua. Sebuah kenyataan yang tidak bisa dipercaya karena Mister Hua sudah pulang terlebih dahulu setelah meeting selesai. Bagaimana mungkin Cinta bisa mempercayai perkataan Daniel."Kamu pikir aku percaya dengan apa yang kamu katakan? Kamu pikir aku akan percaya dengan kamu mengatakan bahwa Risa diperkosa oleh Mister Hua? Itu alasan yang sangat tidak masuk akal, Daniel." Cinta m
Daniel membawa Risa menuju sebuah hotel untuk menenangkan Risa. Lelaki bermata sipit itu tidak tega membawa Risa pulang ke rumahnya karena keadaan Risa yang sangat memprihatinkan. Risa pun tidak ingin pulang ke rumahnya karena ia merasa masih sangat ketakutan. Risa terus memeluk dirinya dengan jas milik Daniel. Risa meminta Daniel untuk membawanya ke sebuah hotel karena ia tidak ingin apa yang terjadi padanya diketahui oleh anak-anaknya ataupun Della. Ia merasa apa yang terjadi pada dirinya merupakan aib yang harus dia tutupi dari siapa pun.Daniel segera membawa Risa masuk ke dalam kamar hotel dan mendudukkan Risa di tepian ranjang. Ada rasa iba dalam hati Daniel melihat Risa yang begitu ketakutan. Seketika Daniel teringat pada pesan Gilang untuk menjaga Risa dan Gio juga perusahaannya dengan baik. Daniel bahkan telah berjanji pada Gilang di atas makamnya.Risa merapatkan jas yang Daniel berikan ke tubuhnya. Rasa takut membuat Risa tidak ingin melepaskan pelukannya dari Daniel. Pere
Cinta mondar-mandir di dalam kamarnya karena waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, dan Daniel belum kembali ke apartemen. Perempuan berambut pendek itu menatap keluar jendela dan memandangi lampu lampu yang menerangi kota Jakarta sehingga kota itu terlihat sangat indah. Cinta kembali mengecek ponselnya dan melakukan panggilan kepada Daniel. Namun telepon Daniel tak kunjung diangkat membuat Cinta semakin gelisah. Saat ia sedang berusaha menenangkan pikirannya, tiba-tiba kedua bayi kembarnya menangis bersamaan membuat Cinta semakin bingung. Cinta pun mencoba menenangkan Anggun dan Anggur dengan memeluk kedua bayi itu bersamaan. Namun meskipun Cinta sudah menggendong kedua bayi kembar itu dan menyanyikan lagu-lagu yang biasa dinyanyikan akan tetapi bayi-bayi itu tak kunjung reda tangisannya. Carissa yang saat itu sedang berada di ruang depan bersama Meri menoleh ke arah pintu kamar Ibunya yang tertutup rapat. "Kenapa dede bayi menangis terus dari tadi ya, Bik?" Carissa menge
Risa tidak menyadari ada mobil yang menguntitnya dari tadi di belakangnya. Risa sedang menyetel musik yang sering diputar oleh Gilang setiap kali mereka bepergian. Matahari mulai meninggalkan bumi dari pancarannya. Biasnya yang kuning keemas-emasan perlahan-lahan menghilang. Risa mempercepat laju kendaraannya karena ia tidak ingin sampai di rumah ketika waktu sudah melewati salat magrib. Risa terlambat karena tadi mengalami kemacetan yang cukup panjang sehingga ia harus terlambat pulang ke rumah. Sebelumnya Risa tidak pernah pulang setelah memasuki waktu magrib karena dia tidak pernah mengalami macet panjang seperti saat ini. Jalanan mulai lengang. Saat Risa masih dengan santainya mengemudikan mobilnya, tiba-tiba sebuah mobil menghadang mobil Risa dari depan. Mobil tersebut melintang dan menyebabkan Risa menghentikan laju kendaraannya. Risa mengernyitkan keningnya karena penumpang tersebut tak kunjung keluar dari mobil. Risa sedikit merasa takut karena jalanan tersebut cukup sepi
Risa terkejut saat melihat kehadiran Mister Hua yang tiba-tiba berada di dalam ruang meeting. Semua anggota meeting pun tak satupun yang berani bersuara. Mereka terdiam seribu bahasa seakan menyalahkan Risa atas keputusan yang diambil olehnya. "Maaf Pak, Anda terlambat selama lebih dari lima belas menit, Saya tidak menyangka jika anda akan tetap menghadiri meeting ini," sahut Risa Seraya mengangguk hormat pada Mister Hua. Mr.Hua menyunggingkan senyumnya dan mendudukkan bokongnya di kursi yang telah tersedia. Lelaki berkulit putih dengan tinggi hampir menyamai Daniel tersebut menatap penampilan Risa dari ujung kaki sampai ujung kepala. Risa yang diperhatikan dengan seksama oleh Mister Hua merasa risih dan memutuskan untuk duduk di kursi. "Mungkin lebih baik saya menjelaskan tentang perkembangan perusahaan kami dengan duduk saja," ujar Risa. Perempuan berambut panjang itu kemudian menjelaskan secara detail kepada seluruh pengusaha yang hadir tentang perkembangan perusahaannya dan ju
# 13Risa memang tidak memiliki sahabat di Jakarta karena dulu ia bekerja di cafe dan hanya memiliki satu teman yaitu Anita, tapi telah lama, sahabatnya itu tidak bisa lagi dihubungi karena pindah ke luar pulau Jawa.Risa hanya mengenal Cinta dan Rachel yang merupakan sahabat suaminya. Akan tetapi, Rachel pun tidak berani Risa jadikan teman curhat karena perempuan yang merupakan kelahiran Tiongkok itu jarang berada di Jakarta.Risa kembali menatap keluar jendela dan melihat sinar matahari mulai bergeser dari atas kepala menyinari tepat jendela kantor nya. Perempuan berambut panjang itu menghela napas dalam-dalam. Ia mencoba menghibur hatinya yang sebenarnya sedang dilanda rindu yang teramat sangat pada Almarhum Gilang suaminya."Namun terkadang aku yang terlanjur lelah mengurusi si kembar suka mengalami penurunan mood jika sudah berada di perusahaan. Begitupun sebaliknya, aku yang sedang capek dengan urusan pekerjaan mudah tersulut emosi saat berada di rumah dan menghadapi kelakuan si