Bab 79Menerima hukuman*******"Ini baru namanya lingerie!" Daniel memperlihatkan sebuah lingerie berwarna hitam. Cinta menutup mulut melihat lingerie tersebut. Cantik dan mewah. Memperlihatkan semua daerah sensitif jika Cinta memakainya."Aku mau, jika kamu sudah mencintaiku. Kita menghabiskan malam pertama dengan maraton!" ujar Daniel membuat Cinta membelakkan matanya."Maraton?" tanya Cinta heran."Iya. Jika itu selama satu tahun, berarti kita menghabiskan waktu sebanyak seharusnya satu tahun kita menikmatinya!" sahut Daniel disertai kedipan mata."Gila! Itu artinya, bisa selama seminggu kita hanya bercinta?" Belum selesai Cinta protes, Daniel sudah terlebih dahulu membungkam mulutnya dengan bibir. Menyesapnya dengan penuh gairah. Hingga Cinta kehabisan stok oksigen."Makanya, jangan terlalu lama menahan hasratku. Karena aku akan meminta rapel padamu!" ucap Daniel."Bukan satu Minggu, tetapi satu bulan. Kita akan bercinta sepanjang bulan selama siang dan malam!" ucap Daniel.Perk
Bab 80Menyekap musuh*******"Tidurlah! Jangan memikirkan apa pun yang membuatmu stres. Aku akan handle semuanya!" Daniel mengecup bibir Cinta sekilas.Cinta mengangguk. Karena seberat apa pun permasalahannya, akan terasa ringan jika berada di pelukan Daniel.Aroma tubuh Daniel menjadi obat penenang bagi Cinta ketika hatinya dilanda gundah. Cinta memejamkan matanya dan menikmati aroma Vanila yang menjadi candu baginya.******Mereka sampai di kantor cabang ketika waktu sudah memasuki salat Zuhur."Bagaimana? Di mana dia?" tanya Daniel kepada Andi."Ikuti saya, Bos!" Andi mengisyaratkan Daniel untuk mengikutinya.Daniel menggenggam tangan Cinta menuju tempat lelaki itu di sekap. Sesampai di sana, Daniel menatap laki-laki yang sedang diikat kaki dan tangannya."Katakan, siapa yang menyuruhmu menabrak Carisa?" tanya Daniel kepada laki-laki itu. Laki-laki itu tidak menjawab. Hanya menatap Daniel dengan senyum mengejek.Daniel menoleh ke arah laki-laki yang berbadan kekar yang berada di
Bab 81*******"Tutup dulu, dong matanya!" perintah Daniel yang langsung diikuti oleh Carisa."Om hitung Sampai tiga, ya!" ucap Daniel memberi aba-aba."Oke, Om!" sahut Carisa bersemangat."Satu ... Dua ... Tiga!" Carisa membuka matanya dan terbelalak ketika melihat sesuatu yang berada di tangan Daniel.Satu set boneka Belinda. Boneka yang berbandrol satu juta rupiah itu benar-benar membuat Carisa terpesona."Wah ... Cantik banget. Belinda dan teman-temannya!" sorak Carisa menerima hadiah tersebut."Carisa suka?" tanya Daniel membantu Carisa membuka kotak boneka itu."Suka, Om. Makasih!" Carisa memeluk Daniel dengan bahagia.*******Setelah melaksanakan ibadah salat magrib dan makan malam, Daniel mengutarakan keinginannya untuk mengajak Cinta pulang ke kota Jambi."Ini sudah malam, Nak Nai! Apa tidak sebaiknya pulang besok subuh saja?" ujar Pak Ruslan tidak setuju.Cinta menatap Daniel yang mulai gelisah. "Masalahnya, besok pagi-pagi sekali ada meeting penting, Yah!" sahut Cinta."T
Bab 82Terungkap*****"Sayang ...!" Daniel kembali mengecup kening istrinya lalu turun menuju ujung hidung Cinta."Daniel ...!" Cinta membuka matanya dan menyentuh wajah Daniel yang berjarak hanya beberapa senti darinya."Nasi gorengnya sudah siap. Aku suapin, ya!" Daniel membangunkan Cinta dengan senyum bahagia."Aku cuci muka dulu!" Cinta berjalan ke arah kamar dan segera mencuci mukanya.Daniel membawa nasi goreng ke dalam kamar dan meletakkan di atas nakas."Loh, kok dibawa ke sini?" tanya Cinta heran."Kamu masih ngantuk, jadi makannya di atas ranjang, saja!" jawab Daniel mendudukkan Cinta di pinggir ranjang."Duduk yang manis, aku akan menyuapimu!" ujar Daniel mengambil sesendok nasi goreng dan menyodorkan ke mulut Cinta.Dengan cepat, Cinta menyambar nasi goreng tersebut dan melahapnya sesuap demi suap."Lapar banget atau masakan Chef Daniel memang enak?" tanya Daniel menggoda Cinta."Enak!" jawab Cinta singkat seraya terus mengunyah nasi goreng yang disodorkan oleh Daniel. "
Bab 83******"Hmm, sepertinya ada yang benar-benar betah berada di dada bidang ini," ejek Daniel kepada Cinta.Cinta mendongakkan kepalanya dan menoleh dengan cemberut."Jadi, aku nggak boleh memeluk suamiku?" ujarnya mulai mengerucutkan bibirnya.Daniel tersenyum dan membingkai wajah istrinya."Tentu saja, boleh, Sayang. Bahkan sepanjang waktu pun kamu berada di sini, aku mengizinkan dengan sepenuh hati!" Daniel mengecup kening Cinta dengan mesra.Cinta memejamkan matanya. Menikmati bibir Daniel yang mencium keningnya dengan durasi yang cukup lama. Jantung keduanya saling berlomba untuk keluar berlompatan dari tuannya."I love U," ucap Daniel mengecup ujung hidung Cinta. Cinta masih memejamkan matanya dan membiarkan Daniel terus menelusi wajahnya dengan kecupan-kecupan lembut.Ketika bibir Daniel menyentuh kelopak bibir Cinta, tiba-tiba ponselnya berdering.CkkDaniel berdecak kesal ketika melihat nama Andi yang tertera di layar ponsel.Daniel meletakkan ponselnya dan kembali melab
Bab 84Mengkhawatirkan Daniel*****"Baiklah! Kamu boleh pulang dan bersikaplah biasa-biasa saja. Jika Pak Karta menanyakan tentang hilangnya kamu selama beberapa hari ini. Katakan, kamu sedang mengunjungi keluargamu ke luar kota. Karena ditempat yang berbeda, aku juga menyandera istrimu!" papar Daniel membuat Riki terkejut."Bagaimana anda bisa menyandera istri saya?" tanya Riki terlihat bingung."Anda tidak perlu tahu bagaimana. Anak buah saya sudah mengaturnya dengan baik. Kamu dan Nisa akan diantarkan ke tempat istrimu. Dari sana, kamu bawa sepeda motor yang telah saya berikan. Itu akan menjadi alasanmu menghilang beberapa hari kepada Pak Karta!" terang Daniel.Daniel mengisyaratkan kepada Andi dan pengawal untuk membawa Riki dan Nisa menemui Istrinya dan menjalankan rencana selanjutnya.Riki mengikuti Andi dan pengawal masuk ke dalam mobil. Sebelum masuk ke dalam mobil. Daniel menghampiri Riki."Jangan pernah menceritakan kepada siapa pun tentang penyekapan ini! Saya akan jamin h
Bab 85*******Cinta terbangun ketika mendengar suara Adzan subuh berkumandang.Cinta segera bangun dan melaksanakan ibadah salat Subuh.Cinta melirik jam dinding. Pukul setengah enam pagi. Cinta segera bersiap dan memanaskan sepeda motornya."Nak, mau kemana subuh begini?" tegur Bu Ruslan kepada putrinya."Eh, Ibu. Cinta mau ke kantor cabang. Ada pekerjaan penting!" sahut Cinta."Sepagi ini?" Bu Ruslan mengerutkan keningnya."Seharusnya ini pekerjaan kemarin, tapi, Cinta tidak datang. Jadi hari ini harus dikerjakan!" sahut Cinta."Tidak sarapan dulu?" "Nggak. Cinta berangkat, ya, Bu!" Cinta mencium tangan ibunya dan segera berlalu menemui Daniel.Cinta melajukan sepeda motornya dengan kecepatan tinggi.Gelisah yang dirasakannya membuat Cinta bertekad cepat sampai.Ketika memasuki pekarangan kantor, Cinta melihat mobil Daniel terparkir dan Cinta merasa lega. Dengan segera, Cinta membuka pintu kantor CEO yang menghubungkan langsung dengan kamar Daniel. Suara jantungnya kian bertalu-t
Bab 86Berkunjung ke rumah Gilang******"Beneran? Hari ini?" Carisa terbelalak.Daniel mengangguk. "Om sudah membeli tiket pesawat. Sekarang, mama sedang mengemasi pakaian Carisa." sahut Daniel."Apa Carisa tidak menggangu pekerjaan kalian?" tanya Pak Ruslan menghampiri Daniel."Sama sekali tidak, Pak. Carisa nanti akan saya titipkan di rumah sahabat saya jika kami ada meeting penting!" sahut Daniel."Amira itu seumuran dengan Carisa, Om?" tanya Carisa antusias."Iya. Anaknya baik dan tidak sombong. Nanti, kalau mama dan Om tidak sempat mengajak Carisa jalan-jalan. Carisa akan ditemani Amira dan Om Andi jalan-jalannya." sahut Daniel."Om Andi juga ikut?" Carisa menoleh keluar rumah. Dimana Andi sedang menelepon seseorang."Tentu, Sayang! Om Nai, Mama, dan Om Andi adalah satu paket yang tidak bisa dipisahkan!" sahut Daniel tersenyum."Horee ... Carisa bisa kapan aja jalan-jalan tanpa Mama dan Om Nai, kan?" Carisa begitu antusias."Tentu saja, Sayang. Mama dan Om Nai sibuk meeting deng