Jaka masih berdiri dengan kedua tangan terlipat di atas dada. Indah melangkah mendekati Jaka yang terlihat masih menatap datar ke arahnya, namun dalam hati lelaki itu ingin sekali rasanya ia memeluk gadis yang dicintainya itu, karena rasa rindu yang menggebu. Ya, perasaan Jaka memang masih sama pada wanita itu, mungkin butuh waktu untuk melupakan semua kenangan Indah bersama sang mantan kekasih. Tiba-tiba saja Jaka teringat ucapan sahabatnya Wawan yang mengatakan jika Indah dan Ciko kemungkinan berselingkuh, membuat lelaki itu mengepalkan tangannya, bahkan saat melihat Ciko tadi pagi, sebenarnya ada keinginan Jaka untuk memberikan bogem mentah di wajah tampan pemuda itu, namun Jaka urungkan. "Bang Jaka, kamu terlihat sedikit kurus. Apa istrimu tidak bisa membahagiakanmu?" tanya Indah dengan penuh makna."Ah, tentu saja. Kamu hanya mencintaiku, jadi bagai mana bisa dia membahagiakanmu, sementara kebahagiaanmu adalah aku," wanita itu bicara dengan nada penuh harap. Indah masih sangat
Hati Ayuna mendidih melihat pemandangan yang menyakiti matanya itu, matanya menatap tajam ke arah sepasang mantan kekasih yang terlihat masuk asik berpelukan. "Kalian pikir masih bisa bersama kah? Jangankan dunia nyata, bahkan dalam mimpi saja aku tidak akan pernah membiarkan semua itu kembali terjadi," gumam Ayuna dengan mata memerah menahan amarah. "Sudah cukup waktu untuk kalian bernostalgia," sambung gadis itu. Ayuna melangkahkan kakinya mendekati mantan pasangan tersebut, setelah sampai, secara tiba-tiba Ayuna menarik kuat tangan Indah yang masih asik bertengger di tubuh suaminya. Membuat wanita itu tersentak kaget, begitu pula dengan Jaka yang langsung menoleh ke arah orang yang telah memisahkan pelukan mereka. Jaka kembali terkejut saat mengetahui ternyata yang melerai pelukan mereka secara paksa itu adalah istrinya sendiri, namun saat pemuda itu hendak membuka suara tiba-tiba sesuatu terjadi membuat Jaka langsung melebarkan matanya. Plaak ...! Satu hamparan mendarat di
Saat ini Jaka dan Ayuna sudah berada di kediaman Juragan Wildan, setelah pertemuan Jaka dan Indah, mereka pamit kepada kedua orang tua Jaka untuk pulang, karena sudah sore. Selama diperjalanan keduanya hanya saling diam, tepatnya Ayuna yang mencoba untuk menahan semua pertanyaannya. Begitu banyak pertanyaan yang ada di kepalanya untuk suaminya, dan Ayuna akan menunggu sampai mereka tiba di rumah. "Untuk apa kamu datang menemui Indah? Apa yang kalian bicarakan tadi? Kenapa dia sampai memelukmu? Apa kalian berniat untuk kembali menjalin hubungan lagi?" cerca Ayuna dengan berbagai pertanyaan yang sejak tadi sudah tidak tahan untuk gadis itu tanyakan. Saat ini keduanya sudah berada di teras rumah, Bi Sumi sudah pulang, namun sepertinya Juragan Wildan masih belum kembali sejak pergi tadi pagi bersama Ciko. Ayuna sudah tidak sabar memberikan pertanyaan tersebut, sehingga gadis itu langsung mencerca pertanyaan yang sejak tadi bersarang di kepalanya begitu mereka sampai di depan rumah. "S
Di sebuah rumah yang lumayan luas terlihat seorang pemuda sedang duduk berhadapan dengan kedua orangtuanya, pemuda tersebut menatap tidak percaya dengan kalimat yang baru saja disampaikan oleh kedua orangtuanya tersebut. "Ayah harap kamu tidak menolaknya Nak, lagi pula kamu dan Indah sudah saling mengenal, dan ayah perhatiin kalian juga dekat," ucap ayah dari pemuda itu. "Dekat bukan berarti Ciko mencintainya Yah, Ciko hanya menganggap Indah sebagai teman, tidak lebih, pokoknya Ciko tidak ingin di jodohkan dengan Indah, lagi pula belum tentu Indahnya mau, kalian sendiri juga tahu jika selama ini Indah sangat mencintai Jaka," ucap Ciko yang tidak habis pikir jika kedua orang tuanya itu ingin menjodohkannya dengan Indah. "Iya, ibu dan Ayah tahu, tetapi kan Jaka susah menikah dan gadis yang dinikahinya adalah Ayuna, gadis impianmu. Sejujurnya Ibu tidak rela gadis secantik Ayuna harus menikah dengan pemuda seperti Jaka, jauh kamu kemana-mana lah, tetapi entah apa yang Jaka berikan k
Jaka memegangi dadanya yang berdebar kencang, bukan karena merasa jatuh cinta, tetapi karena rasa gugup yang melandanya. Sejujurnya baru kali ini Jaka melihat seorang wanita yang berpakaian seksi, seperti yang digunakan oleh Ayuna barusan. Namun bagi Ayuna itu sudah biasa, sebab hampir semua gaun tidur miliknya seperti itu, namun memang malam ini gadis itu sengaja memilih gaun yang lebih seksi dari biasanya, tentu saja bertujuan untuk menggoda suaminya yang entah sejak kapan berubah menjadi pria yang dingin. "Apa dia sengaja memakai pakaian seperti itu untuk menggodaku? Atau memang dia sudah biasa memakainya? Huuf, kenapa aku semakin gugup, bagai mana jika dia memang sengaja melakukannya untuk meminta haknya, apa yang harus kulakukan sekarang?" Jaka bermonolog, merasa bingung dengan apa yang harus dilakukannya sekarang, dirinya juga tidak ingin merasa percaya diri dengan pikirannya itu, karena bisa saja Ayuna memang sudah terbiasa memakai pakaian seperti itu jika ingin tidur. "Te
Tepat pukul satu dini hari, Jaka terbangun dari tidurnya, karena merasakan berat pada lengan dan tubuhnya. Pemuda itu sempat terkejut saat mendapati Ayuna yang tertidur diatas tubuhnya, gadis itu memeluknya dengan erat, membuat jantung Jaka langsung berdisko ria, apa lagi saat merasakan benda kenyal milik istrinya itu menempel erat di tubuhnya, walaupun dirinya masih memakai kaos, namun tetap sangat terasa baginya. 'Kenapa dia bisa tidur diatas tubuhku?' batin pemuda itu. Perlahan Jaka memindahkan tubuh Ayuna, dengan sangat hati-hati, agar gadis itu tidak terbangun. "Huuf, akhirnya," gumam pemuda tersebut setelah berhasil memindahkan Ayuna dari tubuhnya. Jaka segera turun dari tempat tidur, dan melangkah menuju kamar mandi untuk membuang hajatnya. Ayuna terbangun dari tidurnya, karena tidak mendapati suaminya diatas tempat tidur, sebelumnya gadis itu hanya meraba di sisi tempat tidur yang ditempati oleh Jaka, namun saat gadis itu tidak mendapati suaminya, Ayuna langsung membu
Juragan Wildan melangkah mendekati Ayuna yang masih terlelap. "Ya ampun anak ini, kenapa tidur di sini?" ucap Juragan Wildan. Sementara itu Jaka masih memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh ayah mertuanya itu selanjutnya. "Ayuna, Nak bangun! Pindah ke kamar Sayang, kenapa tidur di sini?" panggil Juragan Wildan sambil menggoyang lengan wanita itu, agar segera bangun. "Ayah, biar saya saja yang bawa dia ke kamar, sepertinya dia sangat lelah," jawab Jaka yang melihat sepertinya istrinya itu sangat kelelahan, kasihan juga pikirnya. "Kamu yakin?" "Iya, biar saya yang bawa dia ke kamar," jawab Jaka lagi. "Baiklah, kalau begitu Ayah juga akan ke kamar untuk membersihkan diri," Setelah kepergian Juragan Wildan, Jaka langsung mendekati Ayuna. Sejenak lelaki itu menatap wajah sang istri yang terlihat sangat cantik, meskipun dalam keadaan tertidur sekalipun. Perlahan Jaka berjongkok, kemudian pemuda itu langsung menyelipkan tangannya diantara kaki dan kepala gadis itu, setelahnya
Ayuna ingin membuka suara, namun segera gadis itu urungkan kala kembali mendengar rintihan pemuda itu. "Ayo biar saya bantu, kita ke gazebo saja nanti biar saya bantu untuk mengeluarkan duri yang ada di kami kamu," ucap wanita itu. Tanpa sungkan Ayuna langsung membantu pemuda tersebut, memapahnya melangkah menuju gazebo yang berada tidak jauh dari tempat tersebut. Sedangkan dari kejauhan Jaka melihat istrinya yang berjalan bersama seorang pemuda yang masih belum diketahuinya, karena merasa sangat penasaran akhirnya Jaka mengikuti mereka. "Siapa sih laki-laki itu? Mengapa Ayuna begitu dekat dengannya?" gumam Jaka merasa tidak suka dengan pemandangan yang ada di depannya itu. Sesampainya di gazebo, Ayuna langsung membantu pemuda yang masih belum diketahui namanya oleh Ayuna. Sedangkan laki-laki tersebut masih menatap gadis cantik yang seperti malaikat baginya. "Nah ini sudah keluar durinya," ucap Ayuna sambil menunjukan tusukan duri yang tadi sempat bersarang di telapak kaki