"Baby Girl, sshh ... kumohon jangan menangis lagi! Aku benci saat-saat ini ... seharusnya aku ada di sisimu. Rinduku sangat berat, tapi pembunuh bayaran masih menjadi ancaman berbahaya untukmu dan anak kita kalau kamu ada di sisiku!" tutur Jordan dengan tatapan yang sanggup meluluhkan hati Chantal.Ini memang bukan perkara mudah bagi mereka berdua. Kemudian Chantal pun meminta sesuatu, "Telepon aku seperti ini setiap hari sekali saja, Hubby. Kau pasti tahu bahwa aku pun sangat merindukanmu. Kenapa kau tak pernah mau menghubungiku hingga akhirnya malam ini aku yang meneleponmu duluan?!""Aku tak bisa karena sulit untuk menahan perasaanku bila mendengar suaramu atau melihat wajahmu. Padahal mendatangimu sama saja membuatmu menjadi sasaran tembak berjalan," jawab Jordan dengan berat hati."Harus! Aku yang akan menerormu dengan panggilan video call kalau kau tak mau, Jordan!" ancam Chantal dengan nada merajuk manja.Akhirnya Jordan pun mengiyakan permintaan istrinya, "Besok malam, aku aka
"Segera evakuasi korban tembak segera ke rumah sakit terdekat!" titah Letnan Ryan Dornan sembari bertolak pinggang. Dia segera menyambangi TKP baku tembak di lantai 65 gedung SEI Tower milik Jordan Fremantle sesaat setelah petugas 911 menghubungi kantor LAPD. Baru saja semalam Jordan mendapat ancaman pembunuhan di restoran fine dining yang berlokasi di tengah kota, pagi ini pria kaya raya itu sekali lagi nyaris terbunuh dalam baku tembak.Korban tertembak jumlahnya lebih banyak, 4 orang pembunuh bayaran dan 6 orang pengawal Jordan. Sepertinya akan lebih baik bila Jordan menghindari bepergian ke tempat publik untuk sementara waktu hingga penyelidikan pelaku yang membuat sayembara pembunuhan itu terungkap."Jordan, aku akan mengirim petugas kepolisian Los Angeles untuk memperketat keamanan SEI Tower di pintu-pintu masuk gedung ini. Kumohon jangan lakukan aktivitas di luar SEI Tower untuk sementara waktu. Kita sudah dekat dengan jejak sang penjahat, bersabarlah!" tutur Letnan Ryan Dorna
"Calvin, tolong bujuk puteramu untuk menarik laporan hukum atas Pablo, keponakanku!" ujar Fernando Alex Guilermo di telepon.Papa Jordan yang sedang berada di Queens, New York pun berdecak kesal seraya menjawab, "Hahh! Nyawa puteraku seperti berada dalam arena permainan karambol saja. Dia diburu nyawanya ke mana pun bergerak selama berbulan-bulan. Entah kau yang menyuruh Pablo atau inisiatifnya sendiri, tapi segalanya terlalu membuat Jordan marah. Bicaralah sendiri kepada puteraku, Nando!""Ohh God. Tak mungkin Jordan mau mendengarkanku, Calvin. Keponakanku juga memiliki keluarga yang menantikan kepulangannya," ujar Fernando mengiba. Dia tak menyangka bahwa sayembara itu akan terbongkar oleh pihak kepolisian LAPD."Apa sayembara bodoh itu sudah dihentikan?" tanya Calvin dengan tegas."Ya, sudah dihentikan. Pablo telah mengakhirinya. Maka dari itu ... ayolah lepaskan dia!" desak Fernando lagi."Urus saja dengan pengacaramu, Nando. Kami tak akan mempersulit dan menyerahkan mekanisme nor
Dua bulan waktu yang dilalui oleh Jordan sendirian di Los Angeles. Dia masih saja menjalani kencan-kencan makan malam dengan beberapa selebritis Holywood random yang diatur jadwalnya oleh sekretaris pribadinya, Jason Oldthief. Serangan dari pembunuh bayaran usai kesepakatan damai dengan Fernando Alex Guilermo sudah tak muncul sama sekali. Memang Jordan sengaja memamerkan dirinya di tempat-tempat publik untuk melihat kebenaran janji pria berdarah Latin tersebut. Dan memang segalanya aman-aman saja.Donovan berjalan di sisinya untuk menemui teman kencan dinner Jordan malam ini, Alexandra Biel. Penyanyi pendatang baru itu memiliki suara merdu dan berpembawaan kalem saat di telepon berbincang dengannya siang tadi."Master Jordan minggu depan sepertinya sudah memasuki jadwal HPL nyonya Chantal. Apakah Anda masih ingat?" ujar Donovan yang bingung kenapa bosnya masih saja menjalani kencan-kencan palsu dengan banyak wanita silih berganti."Tentu saja aku ingat, Don. Besok siang aku akan bera
Suasana pesta meriah di atas yacht terdengar hingga beratus meter jaraknya. Beberapa kapal nelayan maupun yacht lainnya yang berlayar di dekat Santa Monica Harbour hanya bisa memaklumi kebisingan tersebut.Alexandra Biel menjadi bintang pesta mewah tersebut. Artis penyanyi solo wanita pendatang baru itu mendapat privilege gratis dari Jordan untuk menggunakan salah satu yachtnya dengan suplai makanan minuman selama 3 hari. Namun, dengan tamu undangan pesta yang berjumlah 20 pasang itu rasanya suplai tak akan mencukupi untuk 3 hari, hanya 2 hari paling lama."CHEERS! Untuk Alexa yang bersinar dan makin sukses!" seru Cindy, rekan penyanyi satu label musik dengan Alexandra."Wow, enak sekali Champagne ini, Lexa. Aku tebak harganya pasti mahal!" puji Roland Spanning setelah menenggak habis segelas penuh French Champagne sajian pesta.Eva Pinkie pun menyahut, "Itulah kelebihan seorang wanita cantik, Roland. Tanpa banyak usaha, dia dihujani dengan pemberian mewah dari tycoon Los Angeles. Aku
"Jessi, kemarilah berfoto dengan kami!" panggil seorang gadis berbikini kuning melambai dengan penuh semangat kepada Jessica Carrera. Dia adalah bintang pesta di atas yacht milik Jordan Fremantle. Dengan langkah ringan kaki telanjangnya di lantai kayu geladak, Jessica menghampiri segerombolan wanita selebritis di circle pergaulannya untuk foto bersama dengan pose-pose heboh.Suasana pesta jelang sore itu sungguh meriah, Jessica menyewa band musik reggae untuk menghibur kawan-kawannya yang gemar berjoged santai di atas kapal. Pramusaji mengedarkan nampan berisi minuman cocktail dingin beralkohol. Semua larut dalam kesenangan kemewahan gratis yang diberikan oleh Jordan Fremantle.Tanpa diduga-duga segerombolan pria tegap berpakaian seperti ninja serba hitam menodongkan senjata api mereka ke peserta pesta."Waaa ... waaa ... waaa ...!" Para wanita berteriak ketakutan dan menghambur berlarian ke segala arah mencari tempat untuk bersembunyi. "DORR DORR DORR!""Katakan di mana Jessica Car
"Nyonya, satu dua tiga ... dorong! Tarik napas dalam dan sekali lagi dorong! Kepala bayinya sudah terlihat di sini, ayo pada hitungan ketiga dorong yang kencang, oke?!" Dokter Reginald Carey memberikan instruksi dan semangat untuk Chantal di ruang bersalin. Peluh bercucuran membanjiri tubuh Chantal dan suaminya menggenggam tangan kanannya serta sesekali menyeka keringat di wajah Chantal dengan tissue. "Come on, Chant. Kau pasti bisa, lahirkan anak kita!" ujar Jordan memberi semangat juga kepada istrinya yang sedang berjuang melahirkan anak pertama mereka."OOEEEEEKKKK!" Suara tangis kencang yang membahana di ruang bersalin itu membawa binar tawa kebahagiaan dari pasangan Fremantle. "Selamat atas kelahiran putera Anda, Sir, Ma'am. Angka APGAR sangat baik, dia sehat. Perawat akan membersihkan tubuhnya sebentar sebelum inisiasi menyusui dini," ujar Dokter Reginald Carey lalu menyerahkan bayi berbobot 3.4 kilogram itu ke tangan Chantal.Perawat membantu menaruh Baby Raphael ke atas per
"Papa turut senang dengan kelahiran Maverick. Semoga dia kelak jadi anak yang berbakti dan membanggakan kalian!" tutur Lawrence saat menjenguk cucunya di ruang perawatan ibu dan anak.Jordan selalu saja kesal bila bertemu papa mertuanya karena teringat bahwa pria tua bangka yang penuh tipu muslihat itu pernah membawa kabur uangnya sangat banyak. Sekalipun sebagian besar telah dikembalikan, tetap saja dia tak pernah bisa mempercayai kata-kata yang meluncur dari mulut papa istrinya tersebut."Apa kau akan menetap di Bahama atau pindah ke tempat lain, Lawrence?" tanya Jordan tanpa menanggapi ucapan selamat yang berbunga-bunga dari papa mertuanya."Memang kenapa? Aku bisa mengembalikan Chantal kepadamu karena kau sudah di sini, Jordan," jawab Lawrence mengedipkan matanya ke puterinya yang sedang menyusui bayi kecil di buaiannya.Jordan yang duduk di samping istrinya berdehem lalu mengatakan, "Aku hanya sekadar bertanya. Mungkin beberapa hari lagi Chantal sudah diperbolehkan pulang dari ru
"Hello, Gorgeous!" Perempuan itu tersenyum miring di ambang pintu penthouse Calvin Fremantle yang berada di Queens, New York.Calvin mendengkus geli sembari bersedekap menghadapi Jessica Carrera. Dia sudah sebulan ini menghindari wanita muda yang merengek meminta alamat tempat tinggalnya sekarang."Bagaimana bisa kau mendapatkan alamat tempat tinggalku, Jess?" tanya Calvin menghela napas dalam-dalam lalu mempersilakan wanita yang jauh-jauh terbang dari Los Angeles ke tempatnya itu masuk.Ketika Calvin menutup pintu penthousenya, Jessica segera memeluknya erat dari belakang punggungnya. "Aku mendesak Jordan agar memberi tahukan alamatmu. Kau tega meninggalkanku, Honey!" rajuknya."Hmm ... memang hanya Jordan yang mengetahui tempat tinggalku dan beberapa kolega dekatku yang pastinya tak kau kenal," jawab Calvin dengan perasaan bercampur aduk. Dia lalu bertanya, "Jess, untuk apa kau mencariku? Bukankah banyak pemuda yang berlutut di bawah kakimu untuk mendapatkan perhatian darimu?"Jessi
"Welcome home, Jordan, Chantal!" sambut Calvin di ruangan CEO Sky Eternity Intercontinental Tower. Dia memeluk hangat putera dan menantu kesayangannya bergantian. Kemudian dia menggendong cucu pertamanya sembari menyapa Raphael juga yang menjawab dengan bahasa bayi."Papa, maaf telah merepotkanmu begitu lama!" ujar Jordan sambil terkekeh mengamati kakek dan cucunya yang cepat sekali akrab itu."Hey, it's okay. Duduk dulu di sofa dan mengobrol," ajak Calvin berjalan menuju ke sofa vinyl hitam.Setelah duduk Jordan bertanya, "Apa Papa tertarik untuk menetap di LA? Aku akan suruh bawahanku menyiapkan unit mewah yang kosong di SEI Tower."Penthouse Jordan hanya memiliki sebuah ranjang dan dia telah kembali meninggalinya tak lama lagi. Calvin pun mengerti itu tanpa harus dikatakan secara lugas oleh puteranya. Maka dia pun menjawab, "Lebih baik sore nanti Papa kembali ke Queens, tak perlu repot-repot menyiapkannya, Jordan!""Aku ikut apa yang baik menurut Papa saja. Di SEI Tower banyak unit
Pemberhentian kapal Fortune Marine selanjutnya adalah Norwegia. Negara yang tenang dan sedikit penduduknya itu alamnya masih banyak yang tak tersentuh karena terdiri dari fyord, pegunungan tinggi yang tertutup salju, dan lembah bertebing curam. Julukannya adalah The Land of Midnight Sun karena pada puncak musim panas bulan Mei dan Juni, matahari masih tampak bersinar pada malam hari. Namun, saat itu bulan Oktober.Kapal Jordan mengarungi perairan Laut Norwegia menuju ke Kepulauan Lofoten di malam hari dengan kecepatan yang diperlambat oleh Kapten Andres Fuller. Malam itu Jordan sengaja mengajak Chantal naik ke dek kapal untuk melihat langit menakjubkan yang bertabur bintang dan dapat melihat perubahan cahaya warna-warni di kejauhan di atas daratan."Indah bukan?" tanya Jordan memegangi gelas berisi port wine dengan seringai lebar di wajahnya sembari menemani Chantal yang sedang mengamati langit dengan teleskop tersangga sebuah tripod.Donovan dan John sekali lagi beralih profesi menja
Tiga minggu lamanya Jordan dan Chantal berada di Afrika Selatan. Mereka berpidah-pindah kota dari Johannesburg ke ibu kota Pretoria yang jalanannya dinaungi pohon Jacaranda di tepian kanan kiri hingga nampak rindang. Pada musim semi bunganya yang berwarna ungu penuh mengiasi setiap rantingnya yang subur.Kemudian juga mereka mengunjungi Pantai Nahoon di East London yang berombak dan cocok untuk berselancar. Jordan menyukai surfing, dia menyewa papan selancar di tempat persewaan bersama Donovan serta beberapa rekan pengawalnya yang memang bisa berselancar. Sedangkan, Chantal duduk bersantai di tepi pantai bersama Raphael menikmati sinar hangat matahari sambil minum air kelapa muda asli yang banyak dijual di sana.Setelah itu mereka juga mengunjungi Knysna, sebuah kota di sebelah laguna yang dihiasi hutan-hutan kuno indah dan pegunungan yang mengelilinginya. Di sana mereka berkunjung ke Taman Nasional Tsitsikamma.Upington yang berada di tepi Sungai Orange tak ketinggalan didatangi juga
Mendekati perairan Afrika Selatan gelombang lautan semakin tenang, cuaca cerah dan mataharu bersinar terik di siang hari. Jordan dan seisi kapal Fortune Marine sudah tidak memerlukan pakaian rangkap lagi seperti ketika mereka melintasi perairan Antartika."Sebetulnya apa yang membuatmu ingin mengunjungi Afrika, Jordan?" tanya Chantal yang berdiri bersama suaminya di dek kapal. "Afrika Selatan negara yang unik, percayalah ... perjalanan berat kita akan terbayar saat kau melihat-lihat seperti apa Negeri Pelangi itu. Hanya Afrika Selatan yang memiliki 3 ibu kota di seluruh dunia, Pretoria, Cape Town, dan Bloemfonstein. Namun, kota terbesarnya adalah Johannesburg yang menjadi penghasil emas, berlian, nikel, dan logam lainnya. Selain itu hanya di negara ini kita bisa menemukan satwa the big five yang liar paling sulit diburu; macan tutul, badak, kerbau Cape, gajah Afrika, dan singa. Aku akan mengajakmu ke Kruger National Park, itu salah satu game reserve terbesar di dunia. Kita akan kelil
Kapten Andres Fuller ternyata tidak menemukan kerusakan pada bodi maupun mesin kapal Fortune Marine. Maka Jordan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka dengan bertolak dari dermaga di siang hari usai makan siang di salah satu restoran yang ada di pelabuhan. "Aku senang kita bisa berlayar lagi. Suhu udara yang membekukan hingga ke tulang nampaknya tak cocok denganku, Jordan!" ujar Chantal saat kapal sudah mulai melaju dalam kecepatan stabil 21 knots.Gelombang laut Samudera Selatan masih tenang dan Kapten Andres memanfaatkan waktu di mana matahari masih bersinar sekalipun tidak secerah di daerah tropis. "Nampaknya kita akan menghabiskan waktu agak lama di lautan, semoga bahan bakarnya cukup," jawab Jordan yang tidak terlalu optimis dengan perjalanan mereka. "Mungkin akan membosankan, Jordan. Aku rindu menetap di daratan," ujar Chantal dengan nada lesu. Tidur di atas kapal yang terombang-ambing di tengah lautan terkadang membuatnya cemas.Kapal itu melaju setiap hari di saat
"AAARRGHH!" pekik Chantal mencari keseimbangan pada dinding kabin ketika kapal yacht itu terombang-ambing parah karena gelombang lautan yang ganas disertai angin badai. Dia baru saja buang air kecil di kamar mandi karena suhu udara dingin membuatnya sering berkemih."Baby Girl, apa kau baik-baik saja?!" seru Jordan menghampiri Chantal di tengah kabin sambil mendekap erat puteranya yang tumben agak rewel. Chantal pun menjawab, "Aku baik-baik saja, Jordan. Bagaimana dengan Raphael? Dia masih menangis terus!""Coba kau susui dia, Chant. Dia pasti tidak tenang karena goyangan kapal yang terlalu heboh ini," usul Jordan sembari membantu istrinya kembali ke ranjang. Maka Chantal menuruti ide Jordan yang dia pikir tepat. "Aku akan naik ke kokpit sebentar untuk memeriksa keadaan. Pelayaran ini sedikit membuatku kuatir," pamit Jordan sebelum mengenakan jaket anti air di luar sweaternya. Udara di dalam kabin berpenghangat itu saja terasa dingin, apa lagi di luar ruangan.Jordan mengetok pintu
Tangannya berkelana mulai membuka kancing kemeja putih tuxedo Calvin dan juga sabuk celana pria itu. Akhirnya, Calvin membiarkan Jessica mengambil alih kendali atas tubuhnya yang juga mendambakan petualangan seks kilat dan meledak-ledak dengan daun muda yang molek itu.Ketika kain-kain penghalang di tubuh Calvin terlepas, Jessica membenamkan wajahnya di antara pangkal paha pria itu. Batang berurat Calvin memang masih berfungsi normal terasa sangat keras di dalam mulutnya yang sibuk menjilati dan mengurutnya ketat."Ohh ... luar biasa. Kau membuatku merasa muda kembali, Jess!" desis Calvin menahan sensasi kuat yang membuat dirinya ingin tumpah di bawah sana."Artinya kau setuju dengan permintaanku tadi. Jadi jangan protes lagi!" putus Jessica lalu menarik melepas pantiesnya dari balik gaun merahnya yang berbahan ringan longgar. Dia menduduki paha Calvin untuk menyatukan pusat gairah mereka berdua yang saling menginginkan satu sama lain.Jessica menghentakkan bokongnya dengan lincah nai
"Hai, Calvin. Terima kasih sudah bersedia menghadiri pesta ulang tahunku. Apa Jordan masih belum kembali ke LA?" sambut Fernando Alex Guilermo memeluk hangat Calvin Fremantle usai mendapat ucapan selamat.Pria yang nampak lebih muda dibanding usianya yang sebenarnya itu tersenyum lebar sambil menjawab, "Ini hari istimewamu, Nando. Masa aku tak datang ikut merayakannya? Jordan akan lama keliling dunia, mungkin dia sedang berada di Antartika bermain dengan pinguin. HA-HA-HA!"Jawaban Calvin membuat Fernando menggeleng-gelengkan kepalanya dengan emosi bercampur aduk, antara bingung dan juga kesal. Mungkin ada baiknya dia melupakan dendam mendiang puteranya sepenuhnya, pikir Fernando Guilermo diam-diam."Oke, nikmati pestanya, Calvin. Banyak wanita muda yang menarik bila kau butuh teman!" ujar Fernando Guilermo mendorong punggung kawannya ke lautan manusia yang memadati lantai ballroom salah satu hotel bintang 5 di Los Angeles.Di antara kerumunan tamu undangan yang hadir, sosok cantik it