Share

Membawa Lari Ayana

"Aku suka air matamu yang mengalir karena aku."

Ayana segera menghempaskan tangan Aham. "Aku menangis bukan karenamu." Ayana tak jujur. Ia tak mau memberi peluang untuk Aham. Sebab, Ayana tahu, perasaan itu tak akan pernah berjalan dengan sesuai keinginan. Baik keinginan Aham.

"Lalu karena apa?" tanya Aham. Menatap serius pada wanita cantik di depannya tersebut.

"Aku sudah terbiasa menangis setiap harinya. Jadi kamu tidak perlu khawatir." Ayana berusaha memalingkan pandangannya. Menghindari tatapan Aham.

"Kau pikir kau bisa membohongiku, Ayana?" Aham memegang kedua tangan Ayana erat hingga membuat wanita itu tak bisa bergerak.

"Apa kau tak waras, heum?" Ayana berontak berusaha melepaskan tangan Aham yang mencengkeramnya.

"Ayana. Katakan, kenapa kau menangisiku?" Aham semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Ayana.

"Aku tak menangisimu," sangkal Ayana, keukeh.

"Kau menangis saat kau melihat kebenaran di mataku. Itu kau bilang tak menangisiku?" Aham tampak geram. Dan entahlah, kenapa ia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status