Dua hari berlalu, kondisi Emily kian membaik, selang infus yang ada di tangannya juga sudah di lepaskan. Meskipun tubuhnya membaik, tapi hatinya terasa kosong. Bahkan sampai saat ini dia tidak mendapat kabar apapun dari Arion, bahkan jika kekasihnya itu mencari nya pun tidak pernah tersampaikan. Bahkan saat ia berbicara dengan Eleanor, sahabatnya itu tidak mengatakan apapun tentang Arion, seperti saat ini. “Huft… Aku baru tahu kalau Reynard adalah pria yang sangat manja! Padahal luka Arion kan lebih parah ya? Tapi dia lebih manja dari Arion!” seru Eleanor dengan semangat. “Felix saja sampai muak mendengar rengekan Rey!” tambah Eleanor. Mendengar nama Arion di sebut seperti itu membuat jantung Emily berdegup tak menentu, “Tapi yang pentig dia sudah sehat. Kamu juga pasti senang melihat dia sudah kembali bawel kan?” Eleanor tertawa, “Hahah, benar Emily. Aku bersyukur Rey sudah pulih kembali.” “Lalu… bagaimana kabar…” “Kabar siapa?” tanya Eleanor. “Arion?” “Oh, dia sudah semakin
POV ArionSatu hari mendapatkan perawatan di rumah sakit, Arion sudah merasa jauh lebih baik. Ia pun tetap mengontrol kondisi Emily lewat Eleanor.Dan keesokannya ia bersama seluruh orang yang berada di Copenhagen berangkat menuju Freidburg, tempat di mana Emily berada.Bella bersama mamanya, Mommy mertuanya dan Ibu angkatnya mengatur segala persiapan untuk pengantin wanita. Bella sengaja mengatakan kepada Della jika ia yang akan mengurus segalanya.“Yon, Mommy mau kirim gaun ini untuk Emily, apa kamu suka? Mama sengaja tidak pilih yang model terbuka, tapi tetap anggun untuk Emily pakai.” tanya Bella kepada Arion yang tengah berbicara dengan Austin.Arion menoleh dan tersenyum, ia mengangguk pelan, “Iya Mom, kalau sudah pilihan mommy pasti bagus.”Bella tersenyum, “Mama yakin dia pasti tambah cantik memakai gaun blazer ini.” Sahutnya antusias.“Pasti mom… Thank you mom,”“Dengan senang hati sayang, kamu selesaikan urusan kamu, waktu sangat mepet, usahakan semuanya selesai hari ini.”“
Dan di sinilah Emily dan Arion sekarang berada. Sebuah wedding hall di sebuah Hotel bintang lima di Friedburg.Ballroom hotel itu tampak seperti mimpi. Bunga-bunga putih berserakan di mana-mana, menciptakan suasana romantis dan elegan. Lampu-lampu kristal berkilauan di langit-langit, menambahkan sentuhan kemewahan dan keindahan. Di tengah ruangan, sebuah panggung besar telah disiapkan untuk menyambut pasangan pengantin yang akan mengucapkan janji suci mereka.Arion dan Emily berjalan dengan anggun menuju panggung, diiringi oleh tepuk tangan dan sorak-sorai keluarga inti mereka. Karena pesta utama akan diadakan setelah keadaan kedua mempelai jauh lebih sehat dan baik. Apalagi dengan kondisi Emily yang saat ini tengah hamil muda.Mereka berdua mengenakan pakaian pengantin serba putih, yang menunjukkan kesucian dan kebahagiaan mereka.Gaun Emily terbuat dari kain sutra halus dan batu swaroski, yang melambai-lambai seiring langkahnya. Gaun itu memiliki lengan panjang dan kerah renda, yang
Arion merangkul Emily, mereka berjalan bersama menuju kamar pengantin mereka. “Hati-hati sayang.” Ucap pria itu dengan lembut kepada sang istri.Ia tidak menyangka akan menikah di usia mudah seperti ini, dan tidak ada penyesalan akan hal itu. Dia bahagia bisa melihat wanita yang ia cintai kini akan berada disisinya.Dan begitu tiba di depan kamar, Arion membuka pintu, “Silahkan masuk istriku.”Emily tersenyum kepada pria yang benar-benar telah menjadi suaminya itu, dan saat mereka memasuki ruangan, Emily tersenyum bahagia melihat kamar pengantin mereka, "Ini sangat indah, sayang."Dia menghembuskan napas, menikmati keindahan ruangan di depannya. Lampu gantung yang halus tergantung dengan anggun di atas tempat tidur mereka, memancarkan cahaya hangat ke seluruh ruangan. Dindingnya dihiasi permadani dan lukisan yang indah, masing-masing menceritakan kisah cinta yang murni."Aku senang kamu menyukainya, sayangku," jawab Arion, suaranya lembut. Dia mencondongkan tubuhnya, mencium kening Em
Arion menanggalkan semua pakaian yang ia kenakan, membuat dada bidang dan perut sixpacknya terlihat begitu indah. Bahkan boa nya pun sudah memegang, tapi belum berdiri sempurna.Arion naik ke atas tempat tidur, pertama ia mengecup kening, mata, hidung, pipi dan berhenti di bibir ranum Emily, cukup lama hingga ia menurunkan cumbuannya di leher dan turun menciumi perut rata sang istri, “Hai baby. Daddy di sini. I love you,” ucap Arion pelan, larut dalam rasa harunya.Tidak menyangka di perut istrinya saat ini ada kehidupan di dalamnya. “Daddy akan menjagamu dan menyayangimu sayang,”Emily tersenyum dan menitikkan air matanya, ia membelai surai Arion dengan penuh kasih sayang dan berkata, “Kami mempercayaimu, daddy.”Arion tersenyum dan kembali naik melumat bibir Emily dengan lembut dan perlahan menjadi ciuman yang begitu menuntut. “Euhm… hmmm..” suara decapan dan saliva mereka terdengar begitu bergairah.Arion dengan lembut membelai setiap inci kulit Emily seolah-olah itu tubuh istrinya
“Lepaskan sayang!” seru Arion yang juga sudah siap mengisi istrinya itu. Dengan satu dorongan terakhir, Arion membenamkan dirinya ke liang hangat Emily, menahan sejenak sebelum melepaskannya, tubuhnya menegang saat dia merasakan sudah berada di penghujung.Otot-otot miss v Emily mengejang dan meremas milik Arion dengan sempurna, Emily merasakan dirinya siap meledak, dan “Akh! Sayang!!” Ukh!” tubuhnya bergetar hebat bersamaan dengan pelepasannya.Dan bersamaan dengan itu, Arion menembak dengan kuat dan dalam ke rahim sang istri. “Oh Shit!”Arion segera menaha tubuh istrinya yang lemas itu, dan merebahkan Emily dengan hati, Ia ikut berbaring dan memeluk Emily.Kulit mereka yang berlumuran keringat terasa dingin satu sama lain saat mereka mengatur napas.Arion menciumi bibir ranum istrinya dengan lembut, ia biarkan bibirnya menempel di bibir Emily, seakan enggan membiarkan momen ini berakhir.Emily mengusap-usap bulu dada Arion, menelusuri pola-pola di kulit suaminya yang begitu sempurna.
BAB 66 –Keesokan paginya…Emily terbangun lebih dulu dari suaminya, Arion. Ia melihat sinar matahari yang mengintip di balik jendela kamar pengantin mereka. Ia merasa bahagia dan bersyukur. Ini adalah hari pertama mereka sebagai suami istri, setelah semalam mereka mengucapkan janji suci di depan altar dan menghabiskan malam yang penuh cinta.Ia menoleh ke samping dan menatap wajah Arion yang begitu tampan. Ia tidak bisa menahan senyumnya. Arion memiliki paras yang sempurna, dengan rambut cokelat yang sedikit berantakan, hidung mancung, bibir merah, dan mata hazel biru yang menawan. Ia juga memiliki tubuh yang atletis dan berotot, yang membuat Emily merasa aman di pelukannya. “Tampan…” gumamnya penuh senyuman lembut.Tak menyangka jika pria yang ia cintai sejak kecil saat ini menjadi suaminya.Emily mendekatkan wajahnya ke wajah Arion dan mencium pipinya lembut. Arion membuka mata dan tersenyum. Ia mengecup kembali pipi Emily dan memeluknya erat."Selamat pagi, sayang. Kenapa meski ba
Dan saat Arion membantu Emily berdiri, “Yon kamu di sini??” suara wanita mengejutkan Arion dan Emily. Sontak Arion dan Emily menoleh ke asal suara tersebut, terlihat wanita cantikdengan rambut lurus dan begitu indah, semua orang mengenal wanita cantik ini."Arion, sayang! Kamu di sini juga?" seru Jenna, salah satu aktris cantik yang dikenal Arion dari masa lalunya. Dengan senyum manisnya, Jenna mendekati Arion dan tanpa ragu langsung mengecup pipi kiri dan kanan Arion. Arion sendiri tidak dapat mengelak apa yang dilakukan Jenna, karena begitu tiba-tiba.Sedangkan Emily terkejut melihat tingkah Jenna, artis papan atas yang begitu akrab dengan Arion. Ia cukup tahu siapa saja mantan kekasih Arion, tapi Jenna? Dia tidak pernah melihat Arion sekalipun jalan dengan Jenna. Jadi apa ada apa sebenarnya?“Yon! Aku merindukanmu…” Jenna segera membuka kedua tangannya dan hendak memeluk Arion, namun dengan cepat Arion menahan wanita itu."Jaga sopan santunmu, Jen. Dan perkenalkan istriku, Emily.
Di pagi yang cerah di taman mansion mereka, Emily berdiri mengawasi dua buah hatinya, Asher dan Aria, yang tengah berlari-lari dengan riang. Suara tawa mereka membahana di udara yang masih terasa dingin."Asher, Aria, hati-hati sayang!" seru Emily dengan nada lembut, memastikan mereka tetap aman.Di balik jendela, Arion memperhatikan pemandangan itu sambil tersenyum. Ia baru saja selesai membuat secangkir coklat hangat, tak ingin istrinya kedinginan, ia mengambil cardigan, kemudian ia berjalan menuju Emily, yang masih terpaku melihat kedua anak mereka bermain.Dengan penuh kehangatan, Arion meletakkan cardigan di pundak Emily dan memeluknya lembut dari belakang dengan satu tangannya. "Di luar masih dingin, sayang," bisiknya sambil menyodorkan segelas coklat hangat yang baru saja ia buat.Emily tersenyum manis, menerima coklat hangat itu, “Thank you, sayang.”Kehangatan tidak hanya datang dari minuman di tangannya, tetapi juga dari pelukan suaminya yang selalu penuh kasih.Arion kemudi
Bab 258Malam ini, hotel bintang lima milik Harold Grup terlihat sangat ramai. Di depan pintu masuk, mobil-mobil mewah berjejer rapi, memberikan kesan glamor dan elegan. Pengamanan tingkat tinggi juga diperlihatkan oleh kehadiran banyak pria berkemeja hitam di sekeliling hotel, memastikan semua tamu merasa aman dan nyaman. Tidak sembarang orang bisa keluar masuk hotel malam ini, karena ada sebuah acara istimewa yang diselenggarakan di salah satu ballroom mewahnya.Di ballroom yang luas dan penuh dekorasi ceria itu, tiga pasangan suami istri berkumpul untuk merayakan momen yang telah mereka nantikan. Anak-anak mereka, yang semuanya lahir di hari yang sama setahun yang lalu, akan merayakan ulang tahun pertama mereka bersama. Balon berwarna-warni dan hiasan berbentuk bintang dan bulan menghiasi setiap sudut ruangan, sementara lampu-lampu gantung kristal memberikan kesan mewah yang tak terlupakan. Di tengah hiruk-pikuk tawa dan senyum, ketiga pasangan ini, Arion dan Emily, Reynard dan Ele
Bab 257Emily tertawa mendengar cerita Eleanor dan Cecilia, ia tidak menyangka ada kejadian lucu seperti itu.Tentu saja cerita bagian ranjang baik Cecilia maupun Eleanor skip, karena mereka terlalu malu untuk cerita terang-terangan di depan suami mereka.“Lalu bagaimana denganmu, Em?”“Ah, kalau aku tahu saat Check up terakhir kali itu,” ujar Emily dengan senyum merekahnya.Eleanor dan Cecilia memeluk Emily, “Kami sangat bahagia mendengarnya, Em.”Emily dengan mata berkaca-kaca mengangguk, “Aku juga turut bahagia buat Kak Cecil dan kamu Lea.”“Ck pantas saja baumu seperti perempun, Fel!” celutuk Reynard melihat ke arah Felix.“Sial!”Suara tawa menghiasi ruangan.“Eh tapi Kak Cecil tidak masalah dengan parfum nya Rey atau Arion kan?” tanya Eleanor cepat.Cecilia mengerutkan keningnya, “Uhm sedari tadi tidak ada masalah sih, bahkan gak ada perasaan mual.”“Sa-sayang? Jangan bilang hanya aku?”Cecilia mengangguk mantap, “Sepertinya sayang…”“Mau coba bro?” ujar Arion kepada Felix.Felix
Bab 256Berbeda pula dengan cerita lucu Cecilia dan Felix, sehari sebelum keberangkatan ke Jerman, Cecilia dan Felix yang baru pulang dari kantor.Tetiba kepala Cecilia terasa pusing dan ia mual saat mencium berjalan di sisi Felix, “Sayang, kenapa bau kamu sangat aneh.”Felix mengerutkan keningnya, ia mengangkat kedua tangannya bergantian, mencium aroma tubuh di bagian lipatan lengannya, bahkan ia mencium jasnya.“My smells good, lova.” Protes Felix yang memang merasa aroma tubuhnya tidak ada yang aneh.Ia menarik lembut tangan Cecilia agar mencium aroma tubuhnya, “No, serius itu gak enak banget.” Tolak Cecilia yang menjauh dari Felix.“Oh my Cecil!” Ia segera memutar arah tujuannya.“Mau kemana sayang?” tanya Cecilia begitu melihat suaminya memutar jalur.“Kamu yang bantu pilihkan parfum, dan aku akan pakai parfum yang kamu pilih sayang,” ujar Felix mengalah, mengganti parfum kesukaannya selama dua tahun ini.Apalah parfum jika ia tak bisa memeluk istrinya bukan?Cecilia tersenyum da
Bab 255Sontak ke empatnya menoleh dan menatap Arion dan Emily, “Aku juga bakal jadi Ayah Bro!!!” seru Reynard dan Felix bersamaan.“What....???”Bukan hanya Arion dan Emily yang terkejut, bahkan Reynard dan Eleanor pun terkejut, begitu juga Felix dan Cecilia.Ketiga pasangan pengantin baru ini saling melihat satu sama lain, dan akhirnya tertawa bersama-sama, “What’s going on Bro!” seru Reynard tak percaya. Merasa takjub dengan kabar luar biasa ini.“Oh my!” Emily, Cecilia dan Eleanor saling menatap, kedua tangan mereka saling mengulur, seolah mereka saling berpegangan tangan dari jauh.Bagaimana bisa mereka bisa hamil secara bersamaan seperti ini?“Kapan kamu tahu kalau kamu mengandung, Em?” tanya Eleanor kepada sahabatnya itu.“Tiga hari lalu, kalau kamu, Lea? Kak Cecil juga kapan tahu kalau kak Cecil hamil?” Emily bertanya dengan mata berbinar-binar.“Dua hari yang lalu, Em...” jawab Eleanor yang lalu menceritakan kejadian lucu saat ia mengetahui dirinya hamil.“Kalau aku kemarin,
Bab 254Di mansion milik Arion dan Emily terlihat meja panjang yang sudah di penuhi dengan hidangan yang mengugah selera, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama hingga pencuci mulut.Hari ini beberapa koki terkenal Arion panggil untuk menyajikan hidangan hari ini, hal itu pun karena sang istri keras kepala ingin ikut terjun langsung ke dapur. Mau tidak mau Emily mendengar apa kata Arion, dia hanya menjadi mandor dan bertugas untuk mencicipi makanan yang akan di hidangkan.Bersyukur morning sick seperti kehamilan pertamanya tidak muncul sama sekali atau belum? Entahlah. Tapi selama beberapa hari ini, Emily tidak merasakan mual sama sekali.Tentu saja, Arion dengan keras melarang Emily untuk mengerjakan hal yang melelahkan, “Lihat sayang, semua beres ‘kan?” uajr Arion puas melihat seluruh hidangan yang tersaji.“Iyah... Terima kasih sayang.” Emily memeluk sang suami dengan perasaan bahagia. Arion sendiri mengecup puncak kepala Emily.“No problem, sayang.”Drrzzz DrzzzPonsel Emily
Tiga hari pun berlalu, saat ini Felix dan Cecilia sudah berada di private jet, tepatnya di private room, kedua pasangan suami istri ini sedang berbagi peluh di atas langit.“Oh Fel... Geli sayang...” desis Cecilia saat Felix memainkan klit nya dan meremas kedua payudaranya.Erangan Cecilia membuatnya semakin bersemangat, pria tampan itu berhenti menyesap area intim Cecilia dan kembali berlutut, menghujam liang kewanitaan Cecilia.“Ah! Fel!” Cecilia kembali menjerit dan mendesah kuat saat Felix berpacu dengan dengan cepat. Menghujam inti tubuhnya dengan dalam dan kuat. Wanita cantik melengkungkan pinggangnya.Felix kembali melepaskan penyatuan mereka, kemudian kembali menyesap inti tubuh Cecilia yang basah dengan cairan cinta mereka.“Euhm, Ngh... Fel... Sayang...” Cecilia meremas rambut lebat Felix dan menaikkan bokongnya, bukannya berhenti, felix memasukkan lidahnya jauh kedalam dan memainkan liang kewanitaan sang istri, bergerak keluar masuk, dan jarinya memainkan klit Cecilia.“Sa-s
Bab 252Malamnya di Jerman, pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu mendatangi mansion utama keluarga Harold.“Hai sayang, kamu terlihat makin cantik,” Bella menyambut putri menantunya dengan begitu antusias.Emily tersenyum dan membalas pelukan hangat mama mertuanya yang begitu menyayanginya, “Thank you mom, mommy juga selalu cantik!”Austin pun menyambut putri menantunya itu dengan pelukan ringan, mengusap puncak kepala Emily penuh sayang.Arion memeluk sang mommy dengan wajah berbinar-binar, “Sepertinya wajahmu menyilaukan mata mommy, Yon!” goda Bella kepada sang putra.“Hmm, benar love, lihat putraku ini! Semenjak masuk dia terus tersenyum lebar!”Emily tertawa kecil dan memeluk suaminya dari samping, “Bagaimana yank?”Arion mengusap punggung sang istri lalu melihat kedua orang tuanya, “Ayo mom, dad kita ke dalam, ada sesuatu yang ingin Arion dan Emily katakan.”“Hahh... Kamu buat mommy penasaran!”“Ayo sayang,” Austin merangkul sang istri dan berjalan masuk, di susul Ario
Felix dan Cecilia membersihkan sisa percintaan mereka, dengan lembut Felix membersihkan area intim sang istri dan membantu Cecilia mengenakan pakaian, “Aku bisa sendiri sayang.”Cecilia mengecup pipi Felix penuh cinta, perasaan gundah gulana dan kesepiannya kini lenyap, ia memang masih terlalu gengsi untuk melontarkan apa yang ada di dalam hatinya, tapi melihat Felix yang seperti ini, membuat dirinya merasa bersalah.“Setelah ini kita sama-sama cari penggantimu, hmm?” ujar Felix sembari memasang kancing terakhir di kemeja Cecilia.“Iya sayang.”Sepuluh menit Cecilia merapikan kembali make up nya, ia memoles cusion dan lip cream di bibirnya yang ranum, warna glossy yang membuat efek bibir nya terlihat semakin seksi.Sedangkan Felix sendiri sudah rapi sedari tadi, ia saat ini duduk dengan santai di sofa sambil membaca kembali curiculum vitae para pelamar.Pria tampan itu tersenyum menyambut Cecilia yang datang dengan secangkir cappucinno hangat di tangannya, “”Thank you, lova.”“You’re