Saat ini, Arion, Reynard dan Felix berada di ruangan mereka yang terletak di lantai 19. Merek duduk saling berhadapan. Suasana terasa begitu canggung satu sama lain. “Aku serius dengan Emily!” Ujar Arion dengan tegas. Reynard mengepal tangannya dengan kuat, “Kenapa di saat seperti ini Yon?! Dan bukannya kau tahu kalau aku menyukai Emily?” Arion menatap tajam Arion, “Dan aku rasa kau juga tahu siapa wanita yang aku sukai sejak dulu!” balas pria berhazel biru itu dengan sengit. “Mulai sekarang aku tidak akan menahan diri, Rey!” sambung Arion tidak ingin lagi percakapan ini dilanjutkan. Reynard menatap tajam Arion, “Bukannya kau egois Yon! Saat ini kau memiliki status dengan Tasha, bagaimana tanggapan orang terhadap Emily?! Apa mereka yang saat ini mengincarmu akan tinggal diam?” Arion mendengus, “Aku terlalu bodoh dan menjadi pria pengecut beberapa hari terakhir ini! Karena aku yang tidak tegas membuat perasaan Emily terluka.” “Lagi pula apa yang harus aku takutkan, Rey? Mereka
“Yaaaaak…..! Dasar wanita jalang!!” Arion dan Emily tersentak kaget karena suara teriakan seseorang, membuat aktifitas mereka terpaksa berhenti. Terlihat seorang wanita berdiri di depan pintu dengan napas tersengal-sengal penuh amarah. “Hah.. Siapa lagi ini!” pikir Arion yang lupa dengan wanita yang ada di depan pintu saat ini. Emily mengerutkan kening, dia berpikir Tasha lah yang datang saat ini, “Yon?” “Biar aku yang urus, hmm?” Emily mengangguk dan turun dari pangkuan Arion, kemudian pria tampan itu berdiri dari duduknya, “Kamu duduk di sini saja,” ucapnya lembut mengabaikan wanita di depan pintu. Cup! Tap tap tap Arion menoleh dan menatap tajam ke arah wanita dengan berpakaian seksi itu saat berjalan masuk ke ruangannya. “Siapa yang mengizinkanmu masuk ke ruanganku?” Tanya pria itu dengan ketus dan dingin. “Arion, a…aku tidak terima jika sekretarismu yang sok kecantikan itu berhasil merayumu!” Arion begitu murka mendengar wanita yang entah siapa ini berani menghina kekas
“Oh shit!!” umpat Arion membelalakkan matanya.Emily memasukkan boa Arion sampai menyentuh tenggorokannya, dia memainkan lidahnya di dalam sana, kemudian menaikkan kepalanya dan memasukkannya lagi. Ia lakukan hal itu beberapa kali, mendengar suara geraman dan desahan Arion membuat Emily merasa senang.“Oh damn! Ini sangat enak, Em!”Emily berhenti dan menatap wajah kekasihnya itu, “Suka?”“Arghh…” tubuh Arion gemetar merasakan sensasi luar biasa tadi. Arion bangun dan meraih wajah Emily dan melumat bibir kekasihnya itu dengan rakus dan menggebu-gebu.“Sangat sayang…” gumamnya di sela lumatannya.Emily tersenyum dan melepaskan cumbuan mereka, “Kalau begitu, nikmati sayang.” Ia kembali menunduk dan memasukkan boa Arion ke dalam mulutnya, mengulumnya hingga masuk ke dalam tenggorokannya, bergerak naik turun.“Oh Damn! Argh! Emily! Sayang!” Arion mengepalkan tangannya merasakan getaran nikmat yang mengalir di sekujur tubuhnya.Dengan kedua lengannya, ia menumpu badannya yang tidak berbari
Di Paris… Beberapa jam sebelumnya…“Ough yes baby! Emily! Yes, remas yang kuat Baby pakai liang kenikmatanmu! Ah! Rasanya sangat hangat! Fuxk!” racau pria itu menikmati permainan Tasha di atas tubuhnya.“Lebih liar baby!” titah nya yang dengan kuat menghujam dari bawah dan memegang pinggul Tasha.“Yes! Yes! Fuck me harder Arion! Oh! I love your P!” Tasha bergerak semakin liar, tubuhnya ia gerakkan naik turun dengan cepat, kedua payudaranya ia remas dan ia jilati menggunakan lidahnya sendiri. Ini adalah ronde kedua pertarungan mereka pagi ini, nafsu birahi sudah berada di puncak mereka bersama, pada saat mereka bermain peran, seolah saat ini mereka bercinta dengan pujaan hati mereka masing-masing. Tasha memutar tubuh nya mengambil posisi menungging, kemudian ia membuka miliknya dengan kedua tangannya dan berkata, “Hujam aku dengan keras Arion!” Pria itu tersenyum smirk dan mengambil posisi berlutut, “Kau begitu binal Emily! Damn! Terima baby! Aku akan membuatmu berteriak di bawah
Usai mendapatkan pesan yang dikirimkan dari Tasha, Emily terdiam dan berpilir sejenak untuk tindakan apa yang ia harus ambil.Arion pasti akans angat marah jika tahu dirinya keluar, tapi kalau dia tidak menahan Tasha, wanita itu akan menceritakan tentang keburukan Arion ke Austin dan Bella.“Hah… Aku harus bagaimana!”Emily mengambil ponselnya dan mencari nama Eleanor, hanya ada nada panggil tapi sahabatnya itu tak kunjung menjawab. Akhirnya ia memutuskan mengirimkan pesan kepada Lea tentang Tasha yang mengancam dirinya dan ia hendak menemui Tasha di sebuah tempat.Usai mengirimkan pesan kepada Lea, Emily menghubungi Arion untuk memastikan satu hal, hanya di nada panggil ke tiga sang kekasih menjawab panggilannya, “Iya sayang?”“Uhm, sayang. Kamu sudah di mana?”“Aku masih di jalan, ada apa, hmm?” tanya Arion dengan nada penuh perhatian.Emily terdiam sejenak, “Ohh, tidak ada sayang, aku hanya mau bilang kalau aku sangatt… sangaatt sayang sama kamu!”“Eheem…” Arion berdehem, dan denga
Berbeda dengan Eleanor yang saat ini harus meladeni Reynard yang tengah berada di bawah pengaruh alkohol.“Rey… Akh…” gumam Eleanor di sela sesapan Reynard di bibir ranumnya.Satu jam sebelumnya….Eleanor dengan tergesa-gesa menyelesaikan pekerjaannya, bahkan ia tidak dapat berkonsentrasi di tengah pekerjaannya saat mendengar keadaan Reynard dari Emily.“Lea, kamu ada masalah?” Della menghampiri Eleanor dan mengusap pelan punggung gadis cantik itu.Eleanor menoleh, “Aunty… Sorry. Aku membuat sedikit kekacauan.”“No problem sayang. Sebenarnya ada hal apa yang membuat kamu seperti ini? Tidak biasanya kamu tidak fokus, Lea.”Eleanor tertunduk, dan menghela napas pelan. “Aunty, apa aku boleh pulang lebih awal?” ucapnya dengan raut wajah yang begitu risau.Della mengangguk pelan, “Tentu saja, kamu selesaikan apa yang sudah membuatmu seperti ini. Tidak perlu pikirkan masalah pekerjaan, hmm?”Eleanor memeluk tubuh wanita paruh bayah yang seumur mommynya sendiri, “Thank you, Aunty.”“Hmm,” gu
Reynard menahan kepala belakang Eleanor saat wanita cantik itu hendak menjauh dari tubuhnya, di tatapnya Eleanor lekat dan dalam. “Tanggung jawab dengan apa yang sudah kamu lakukan, El…”Deg!Pria tampan itu menekan kepala belakang Eleanor, lalu meraup bibir Eleanor begitu dalam.Eleanor terkejut, ia terdiam beberapa detik membiarkan Reynard melumat bibirnya. Desakan dan desahan tipis lolos saat ciuman Reynard semakin menuntut.Eleanor membuka mulutnya, berusaha mengimbangi ciuman yang di lakukan Reynard. Dia benar-benar terbilang kaku dalam hal seperti ini.Eleanor tak pernah sekalipun menyerahkan ciuman kepada pria yang bukan ia cintai. Meskipun ia memiliki beberapa mantan kekasih semasa berkuliah dulu, Ia tidak pernah mengizinkan para pria itu untuk menyentuh dirinya.Karena di hati Eleanor hanya ada satu pria yang akan ia berikan segalanya, pria yang ia cintai. Pria yang menerima semua yang pertama darinya.Terdengar polos dan naif, tapi seperti itulah ia menjaga dirinya, dan ingi
Berbeda dengan kondisi Emily saat ini, wanita cantik itu berada dalam keadaan terdesak.Emily yang tidak tidur sepenuhnya begitu terkejut mendengar suara yang sangat ia kenali itu. “Bukankah itu suara…Tidak… tidak mungkin!” batn Emily, ia tidak berani untuk membuka mata.Saat ini ia hanya butuh mendengarkan percakapan dari orang yang sudah menjebak Arion.“Ah… Maaf…Ukh!” suara Tasha terdengar gemetar ketakutan dan seperti orang yang sedang tercekik.Emily kembali dapat mendengar suara langkah kaki sepatu pantopel. Karena fokus menajamkan indera pendengaran, suara derap langkah itu terdengar begitu jelas di telinganya.TakTakTak“Oh Emily sayang…”Deg!Emily mengepalkan tangannya, ia dapat merasakan hawa panas tubuh seseorang berada begitu dekat dengannya. Belum selesai keterkejutannya, tiba-tiba saja ia merasa seseorang membelai wajahnya.“Kamu sangat cantik, sayang…” suara berat pria itu.“Aku yakin ini suara…”“Raul! Aku pergi dari sini, tugasku sudah selesai kan?” seru Tasha.De
Di pagi yang cerah di taman mansion mereka, Emily berdiri mengawasi dua buah hatinya, Asher dan Aria, yang tengah berlari-lari dengan riang. Suara tawa mereka membahana di udara yang masih terasa dingin."Asher, Aria, hati-hati sayang!" seru Emily dengan nada lembut, memastikan mereka tetap aman.Di balik jendela, Arion memperhatikan pemandangan itu sambil tersenyum. Ia baru saja selesai membuat secangkir coklat hangat, tak ingin istrinya kedinginan, ia mengambil cardigan, kemudian ia berjalan menuju Emily, yang masih terpaku melihat kedua anak mereka bermain.Dengan penuh kehangatan, Arion meletakkan cardigan di pundak Emily dan memeluknya lembut dari belakang dengan satu tangannya. "Di luar masih dingin, sayang," bisiknya sambil menyodorkan segelas coklat hangat yang baru saja ia buat.Emily tersenyum manis, menerima coklat hangat itu, “Thank you, sayang.”Kehangatan tidak hanya datang dari minuman di tangannya, tetapi juga dari pelukan suaminya yang selalu penuh kasih.Arion kemudi
Bab 258Malam ini, hotel bintang lima milik Harold Grup terlihat sangat ramai. Di depan pintu masuk, mobil-mobil mewah berjejer rapi, memberikan kesan glamor dan elegan. Pengamanan tingkat tinggi juga diperlihatkan oleh kehadiran banyak pria berkemeja hitam di sekeliling hotel, memastikan semua tamu merasa aman dan nyaman. Tidak sembarang orang bisa keluar masuk hotel malam ini, karena ada sebuah acara istimewa yang diselenggarakan di salah satu ballroom mewahnya.Di ballroom yang luas dan penuh dekorasi ceria itu, tiga pasangan suami istri berkumpul untuk merayakan momen yang telah mereka nantikan. Anak-anak mereka, yang semuanya lahir di hari yang sama setahun yang lalu, akan merayakan ulang tahun pertama mereka bersama. Balon berwarna-warni dan hiasan berbentuk bintang dan bulan menghiasi setiap sudut ruangan, sementara lampu-lampu gantung kristal memberikan kesan mewah yang tak terlupakan. Di tengah hiruk-pikuk tawa dan senyum, ketiga pasangan ini, Arion dan Emily, Reynard dan Ele
Bab 257Emily tertawa mendengar cerita Eleanor dan Cecilia, ia tidak menyangka ada kejadian lucu seperti itu.Tentu saja cerita bagian ranjang baik Cecilia maupun Eleanor skip, karena mereka terlalu malu untuk cerita terang-terangan di depan suami mereka.“Lalu bagaimana denganmu, Em?”“Ah, kalau aku tahu saat Check up terakhir kali itu,” ujar Emily dengan senyum merekahnya.Eleanor dan Cecilia memeluk Emily, “Kami sangat bahagia mendengarnya, Em.”Emily dengan mata berkaca-kaca mengangguk, “Aku juga turut bahagia buat Kak Cecil dan kamu Lea.”“Ck pantas saja baumu seperti perempun, Fel!” celutuk Reynard melihat ke arah Felix.“Sial!”Suara tawa menghiasi ruangan.“Eh tapi Kak Cecil tidak masalah dengan parfum nya Rey atau Arion kan?” tanya Eleanor cepat.Cecilia mengerutkan keningnya, “Uhm sedari tadi tidak ada masalah sih, bahkan gak ada perasaan mual.”“Sa-sayang? Jangan bilang hanya aku?”Cecilia mengangguk mantap, “Sepertinya sayang…”“Mau coba bro?” ujar Arion kepada Felix.Felix
Bab 256Berbeda pula dengan cerita lucu Cecilia dan Felix, sehari sebelum keberangkatan ke Jerman, Cecilia dan Felix yang baru pulang dari kantor.Tetiba kepala Cecilia terasa pusing dan ia mual saat mencium berjalan di sisi Felix, “Sayang, kenapa bau kamu sangat aneh.”Felix mengerutkan keningnya, ia mengangkat kedua tangannya bergantian, mencium aroma tubuh di bagian lipatan lengannya, bahkan ia mencium jasnya.“My smells good, lova.” Protes Felix yang memang merasa aroma tubuhnya tidak ada yang aneh.Ia menarik lembut tangan Cecilia agar mencium aroma tubuhnya, “No, serius itu gak enak banget.” Tolak Cecilia yang menjauh dari Felix.“Oh my Cecil!” Ia segera memutar arah tujuannya.“Mau kemana sayang?” tanya Cecilia begitu melihat suaminya memutar jalur.“Kamu yang bantu pilihkan parfum, dan aku akan pakai parfum yang kamu pilih sayang,” ujar Felix mengalah, mengganti parfum kesukaannya selama dua tahun ini.Apalah parfum jika ia tak bisa memeluk istrinya bukan?Cecilia tersenyum da
Bab 255Sontak ke empatnya menoleh dan menatap Arion dan Emily, “Aku juga bakal jadi Ayah Bro!!!” seru Reynard dan Felix bersamaan.“What....???”Bukan hanya Arion dan Emily yang terkejut, bahkan Reynard dan Eleanor pun terkejut, begitu juga Felix dan Cecilia.Ketiga pasangan pengantin baru ini saling melihat satu sama lain, dan akhirnya tertawa bersama-sama, “What’s going on Bro!” seru Reynard tak percaya. Merasa takjub dengan kabar luar biasa ini.“Oh my!” Emily, Cecilia dan Eleanor saling menatap, kedua tangan mereka saling mengulur, seolah mereka saling berpegangan tangan dari jauh.Bagaimana bisa mereka bisa hamil secara bersamaan seperti ini?“Kapan kamu tahu kalau kamu mengandung, Em?” tanya Eleanor kepada sahabatnya itu.“Tiga hari lalu, kalau kamu, Lea? Kak Cecil juga kapan tahu kalau kak Cecil hamil?” Emily bertanya dengan mata berbinar-binar.“Dua hari yang lalu, Em...” jawab Eleanor yang lalu menceritakan kejadian lucu saat ia mengetahui dirinya hamil.“Kalau aku kemarin,
Bab 254Di mansion milik Arion dan Emily terlihat meja panjang yang sudah di penuhi dengan hidangan yang mengugah selera, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama hingga pencuci mulut.Hari ini beberapa koki terkenal Arion panggil untuk menyajikan hidangan hari ini, hal itu pun karena sang istri keras kepala ingin ikut terjun langsung ke dapur. Mau tidak mau Emily mendengar apa kata Arion, dia hanya menjadi mandor dan bertugas untuk mencicipi makanan yang akan di hidangkan.Bersyukur morning sick seperti kehamilan pertamanya tidak muncul sama sekali atau belum? Entahlah. Tapi selama beberapa hari ini, Emily tidak merasakan mual sama sekali.Tentu saja, Arion dengan keras melarang Emily untuk mengerjakan hal yang melelahkan, “Lihat sayang, semua beres ‘kan?” uajr Arion puas melihat seluruh hidangan yang tersaji.“Iyah... Terima kasih sayang.” Emily memeluk sang suami dengan perasaan bahagia. Arion sendiri mengecup puncak kepala Emily.“No problem, sayang.”Drrzzz DrzzzPonsel Emily
Tiga hari pun berlalu, saat ini Felix dan Cecilia sudah berada di private jet, tepatnya di private room, kedua pasangan suami istri ini sedang berbagi peluh di atas langit.“Oh Fel... Geli sayang...” desis Cecilia saat Felix memainkan klit nya dan meremas kedua payudaranya.Erangan Cecilia membuatnya semakin bersemangat, pria tampan itu berhenti menyesap area intim Cecilia dan kembali berlutut, menghujam liang kewanitaan Cecilia.“Ah! Fel!” Cecilia kembali menjerit dan mendesah kuat saat Felix berpacu dengan dengan cepat. Menghujam inti tubuhnya dengan dalam dan kuat. Wanita cantik melengkungkan pinggangnya.Felix kembali melepaskan penyatuan mereka, kemudian kembali menyesap inti tubuh Cecilia yang basah dengan cairan cinta mereka.“Euhm, Ngh... Fel... Sayang...” Cecilia meremas rambut lebat Felix dan menaikkan bokongnya, bukannya berhenti, felix memasukkan lidahnya jauh kedalam dan memainkan liang kewanitaan sang istri, bergerak keluar masuk, dan jarinya memainkan klit Cecilia.“Sa-s
Bab 252Malamnya di Jerman, pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu mendatangi mansion utama keluarga Harold.“Hai sayang, kamu terlihat makin cantik,” Bella menyambut putri menantunya dengan begitu antusias.Emily tersenyum dan membalas pelukan hangat mama mertuanya yang begitu menyayanginya, “Thank you mom, mommy juga selalu cantik!”Austin pun menyambut putri menantunya itu dengan pelukan ringan, mengusap puncak kepala Emily penuh sayang.Arion memeluk sang mommy dengan wajah berbinar-binar, “Sepertinya wajahmu menyilaukan mata mommy, Yon!” goda Bella kepada sang putra.“Hmm, benar love, lihat putraku ini! Semenjak masuk dia terus tersenyum lebar!”Emily tertawa kecil dan memeluk suaminya dari samping, “Bagaimana yank?”Arion mengusap punggung sang istri lalu melihat kedua orang tuanya, “Ayo mom, dad kita ke dalam, ada sesuatu yang ingin Arion dan Emily katakan.”“Hahh... Kamu buat mommy penasaran!”“Ayo sayang,” Austin merangkul sang istri dan berjalan masuk, di susul Ario
Felix dan Cecilia membersihkan sisa percintaan mereka, dengan lembut Felix membersihkan area intim sang istri dan membantu Cecilia mengenakan pakaian, “Aku bisa sendiri sayang.”Cecilia mengecup pipi Felix penuh cinta, perasaan gundah gulana dan kesepiannya kini lenyap, ia memang masih terlalu gengsi untuk melontarkan apa yang ada di dalam hatinya, tapi melihat Felix yang seperti ini, membuat dirinya merasa bersalah.“Setelah ini kita sama-sama cari penggantimu, hmm?” ujar Felix sembari memasang kancing terakhir di kemeja Cecilia.“Iya sayang.”Sepuluh menit Cecilia merapikan kembali make up nya, ia memoles cusion dan lip cream di bibirnya yang ranum, warna glossy yang membuat efek bibir nya terlihat semakin seksi.Sedangkan Felix sendiri sudah rapi sedari tadi, ia saat ini duduk dengan santai di sofa sambil membaca kembali curiculum vitae para pelamar.Pria tampan itu tersenyum menyambut Cecilia yang datang dengan secangkir cappucinno hangat di tangannya, “”Thank you, lova.”“You’re