“Sialan kau Fel!” kesal Reynard yang menatap kesal sahabatnya itu, tapi hal itu tidak meredam suara tawa Felix. Setelah tawa Felix mereda ia berkata, “Lebih baik kita selesaikan pekerjaan hari ini dan menyusul Arion ke rumah barunya.” “Hah… benar! Kalau begitu aku naik ke atas dulu siapkan beberapa berkas.” Sahut Reynard yang berdiri dari duduknya. “Hmm ok!” Belum lima langkah Reynard berjalan, pria tengil itu berhenti dan menoleh ke belakang. “Apa minggu ini kau mau ke Kak Cecil?” “Tentu saja…” “Nice! Jangan lupakan aku bro! Kau tahu sendiri aku mendapat kartu larangan berangkat ke Amsterdam.” “Ya.. yaa… Sudah sana pergi!” sahut Felix mengusir pria tengil itu—ia sendiri melanjutkan laporan yang harus ia kerjakan untuk ia berikan ke Arion. Bos mereka hari ini tidak masuk ke kantor karena akan pindahan dan mereka juga tahu kondisi Emily yang tidak baik setelah menemui Tasha. *** Berbeda dengan sudut Jerman lainnya, Rafael baru saja selesai berpakaian yang di bantu oleh Naina—p
Jam 2 siang… Arion dan Emily berdiri di depan pintu rumah baru mereka. Bangunan mewah dengan yang khusus Arion bangun untuk hidup bersama keluarga kecilnya. Arion dengan hati-hati membawa sang istri turun dari mobil dan mereka menatap rumah mereka dari luar dengan tatapan bahagia. “Sayang, mulai hari ini. Kita akan tinggal bersama anak-anak kita kelak di rumah ini. Apa kamu menyukainya?” Emily merangkul dan bersandar di pelukan Arion, “Tentu saja sayang, sejak awal kamu membawaku ke rumah ini sudah membuatku begitu takjub. Aku benar-benar bingung, bagaimana aku yang selama ini mengurus segala hal tentangmu tidak tahu saat kamu membeli rumah ini.” Ucapnya dengan sedikit protes kecilnya. Arion terkekeh, “Aku hanya ingin memberikan kejutan kecil untukmu sayang.” “Yah! Dan itu sangat sukses membuat aku ‘WOW’ dan terpesona.” Ungkap Emily bahagia. “Aku senang mendengarnya sayang.” Beberapa pelayan yang melewati mereka bergantian menyapa mereka, “Bagaimana kalau kita menunggu kedatang
“Akhirnya kita ketemu juga!” suara berat terdengar dari seorang pria yang begitu mirip dengan wajah sang Daddy.“Un-uncle Brice…” Arion berusaha tersenyum lebar, namun jujur saja. Ia ingin sekali bersembunyi di belakang istrinya.Emily menahan tawa—perlahan berjalan terlebih dahulu, menyapa istri dari Uncle nya itu, “Aunty…”“Hai sayang, bagaimana kehamilanmu?”Emily tersenyum, “Baik Aunty,”“Kenapa kau tidak menyapa Uncle mu ini? Atau harus aku yang menghampirimu?”Glek!Arion menegak kasar salivanya.“Aunty, uncle terlihat sangat marah.” Bisik Emily yang jujur juga sungkan untuk menyapa Brice.Wanita yang di panggil Aunty itu hanya tersenyum dan mengangkat kedua bahunya, “Hmm, entahlah…”“Ma-maaf uncle! Aku yang akan kesitu…” sahut Arion yang berjalan mendekat ke arah Brice.“Hahh! Terlalu lama!” seru Brice yang langsung berjalan cepat—lebih tepatnya berlari kecil dan begitu mendekati Arion, brice segera melayangkan tangannya.“Uncleee…. Ampun—”“Congratz ponakan! Aku tidak sangka
Usai keributan yang di buat tiga pemuda itu, lebih tepatnya satu bapak-bapak dan dua pemuda tengil. Kalau bukan Emily dan Eleanor yang menghentikan ketiga pria ini, entah sampai kapan mereka berlari mengelilingi rumah yang sebesar 5000 meter persegi ini. Sedangkan Cecilia hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adik laki-lakinya dan kekasihnya itu. “Hah… Aku baru sadar sudah memacari seorang berondong!” gumamnya dalam hati. Hal itu membuat tertawa geli. Ia yang selama ini bertahan dari para pria yang seusianya bahkan ada yang usianya jauh lebih di atasnya ingin memacarinya, ia tetap pada pendiriannya untuk tidak terlibat hubungan asmara setelah ia putus dengan mantan kekasihnya saat duduk di bangku kuliah. Dan tiba-tiba nada pemberitahuan di ponselnya berbunyi, Cecilia melihat layar ponselnya dan tersenyum tipis membaca siapa yang mengirimkannya pesan, ‘aku menunggumu di taman belakang, sayang.’ Pesan singkat yang dikirimkan Felix kepada Cecilia, membuat wanita canti
Tidak semulus Felix bisa bertemu langsung dengan Cecilia, Reynard saat ini terpojok dengan keberadaan Max dan Kenan yang sedari tadi mengawasinya.Kepalanya semakin panas saat melihat Felix berjalan keluar ke taman belakang rumah dan di beberapa menit kemudian, dia dapat melihat kakak perempuannya juga berjalan ke tempat yang sama, “Hah sial! Aku iri….” gerutunya dalam hati sambil menghela napas.Setiap ia ingin mendekati Eleanor, wanitanya terus saja di panggil oleh Ayahnya—Max.“Sa—”“Lea…!” seru Max memanggil kembali putrinya.Eleanor yang baru saja mau bangun dari duduknya kembali menoleh ke sang Ayah, “Iya?”“Apa di sana kamu mengalami kesulitan?”Eleanor mengerutkan keningnya, “Yah, meskipun aku sendiri sedikit bingung kenapa aku yang di tempatkan ke sana, padahal skill-ku tidak cukup memumpuni untuk membantu pekerjaan kak Cecil dan uncle Michael. Lebih tepatnya, pekerjaan sangat berbeda antara di sini—Bels Factory saat membantu aunty Della dan saat di Amsterdam!” Sahut Eleanor
Felix yang saat ini berada di dalam mobil bersama Cecilia tengah bercumbu, dengan kaca mobil yang gelap, sangat memumpuni apa yang saat ini tengah di lakukan oleh sepasang kekasih ini.Baru beberapa hari mereka tidak bertemu, Felix tak henti-hentinya memuji kekasihnya itu, “I miss you, sayang. Kamu begitu wangi…”“Euhm… Fel… Ah!” serak suara Cecilia menahan tubuhnya dengan berpegangan tangan di kedua pundak Felix.Felix memangku kekasihnya itu di kursi penumpang belakang agar mereka bisa leluasa bergerak, cumbuannya semakin turun di tengkuk leher Cecilia, membuat wanita cantik itu mengeluh dengan suara seksinya.“Sayang, aku mau…”“Hmm…” gumam Cecilia memberikan jawaban. Entah kenapa ia tidak dapat mencegat keinginan pria muda yang seusia adiknya ini.Felix menaikkan pakaian atas milik Cecilia, dan Cecilia membantunya dengan menaikkan kedua tangannya, namun baru Felix mau melepaskannya. Notifikasi di ponselnya berdering dan bergetar di saku celana berkali-kali—membuat perhatiannya mau
Dan di sinilah sekarang Emily bersama Eleanor, balkon yang berada di lantai dua, dengan pemandangan taman bunga membentang luas—cahaya lampu taman menghiasi dengan cahaya temaramnya, begitu indah. “Hah, dia benar-benar sampai kirim ke grup meminta bantuan kalian!” celutuk Lea sambil menggelengkan kepalanya, tidak menduga jika Reynard dengan konyolnya melakukan hal itu. Emily tertawa sambil menatap sahabatnya itu dengan pandangan menggoda, “Itu karena dia sudah gak sabar mau berdua’an dengan kamu…” Blush “Kamu sekarang sudah jahil ya, Em!” “Hahhahha,” Emily tertawa melihat wajah kemerahan Eleanor. “Jadi bagaimana? Aku dengar dari Arion kalau uncle Max dan Uncle Kenan belum menyetujui hubungan kalian?” tanya Emily. Eleanor menarik nafas dan menghembuskannya lagi, membuang risau di hatinya, “Hem, aku paham kalau Ayah seperti itu, karena kamu tahu sendiri bagaimana Reynard yang sangat menyukaimu sejak dulu, dan sekarang? Dia bilang dia mencintaiku?” jelas Eleanor sambil tersenyum ti
“Kamu masih marah?” tanya Reynard khawatir. Menatap wajah cantik kekasihnya—Eleanor. Wanita cantik berdarah campuran asia dan eropa. Rambut hitam pekat terurai begitu indah dan mengkilap.Eleanor tersenyum, “Bukan itu, bagaimana kalau Ayah dan Uncle Kenan naik ke atas, Rey ? Lalu bagaimana kalau ada pelayan yang lewat?”“Ayah kamu dan Papa tidak mungkin berpindah dari tempatnya jika ada Uncle Austin, dan seperti yang tadi kamu dengar,Arion sudah menghimbau kepada semua pelayan untuk tidak naik ke atas sini, jadi….” Reynard menarik Eleanor sehingga posisi Eleanor kini berada di atas pangkuan Reynard dengan duduk menyamping.Reynard memeluk posesif pinggang Eleanor dan mengecup bahu kekasihnya itu, “Cium aku, sayang.” Ucapnya dengan nada suara yang berat.Eleanor menoleh dan memegang wajah Reynard yang ditumbuhi rambut halus, mendekatkan wajahnya dan memberikan kecupan lembut.Yang tentu saja tidak di sia-siakan oleh Reynard, pria tampan itu segera menaikkan tangan kanannya dan menekan
Di pagi yang cerah di taman mansion mereka, Emily berdiri mengawasi dua buah hatinya, Asher dan Aria, yang tengah berlari-lari dengan riang. Suara tawa mereka membahana di udara yang masih terasa dingin."Asher, Aria, hati-hati sayang!" seru Emily dengan nada lembut, memastikan mereka tetap aman.Di balik jendela, Arion memperhatikan pemandangan itu sambil tersenyum. Ia baru saja selesai membuat secangkir coklat hangat, tak ingin istrinya kedinginan, ia mengambil cardigan, kemudian ia berjalan menuju Emily, yang masih terpaku melihat kedua anak mereka bermain.Dengan penuh kehangatan, Arion meletakkan cardigan di pundak Emily dan memeluknya lembut dari belakang dengan satu tangannya. "Di luar masih dingin, sayang," bisiknya sambil menyodorkan segelas coklat hangat yang baru saja ia buat.Emily tersenyum manis, menerima coklat hangat itu, “Thank you, sayang.”Kehangatan tidak hanya datang dari minuman di tangannya, tetapi juga dari pelukan suaminya yang selalu penuh kasih.Arion kemudi
Bab 258Malam ini, hotel bintang lima milik Harold Grup terlihat sangat ramai. Di depan pintu masuk, mobil-mobil mewah berjejer rapi, memberikan kesan glamor dan elegan. Pengamanan tingkat tinggi juga diperlihatkan oleh kehadiran banyak pria berkemeja hitam di sekeliling hotel, memastikan semua tamu merasa aman dan nyaman. Tidak sembarang orang bisa keluar masuk hotel malam ini, karena ada sebuah acara istimewa yang diselenggarakan di salah satu ballroom mewahnya.Di ballroom yang luas dan penuh dekorasi ceria itu, tiga pasangan suami istri berkumpul untuk merayakan momen yang telah mereka nantikan. Anak-anak mereka, yang semuanya lahir di hari yang sama setahun yang lalu, akan merayakan ulang tahun pertama mereka bersama. Balon berwarna-warni dan hiasan berbentuk bintang dan bulan menghiasi setiap sudut ruangan, sementara lampu-lampu gantung kristal memberikan kesan mewah yang tak terlupakan. Di tengah hiruk-pikuk tawa dan senyum, ketiga pasangan ini, Arion dan Emily, Reynard dan Ele
Bab 257Emily tertawa mendengar cerita Eleanor dan Cecilia, ia tidak menyangka ada kejadian lucu seperti itu.Tentu saja cerita bagian ranjang baik Cecilia maupun Eleanor skip, karena mereka terlalu malu untuk cerita terang-terangan di depan suami mereka.“Lalu bagaimana denganmu, Em?”“Ah, kalau aku tahu saat Check up terakhir kali itu,” ujar Emily dengan senyum merekahnya.Eleanor dan Cecilia memeluk Emily, “Kami sangat bahagia mendengarnya, Em.”Emily dengan mata berkaca-kaca mengangguk, “Aku juga turut bahagia buat Kak Cecil dan kamu Lea.”“Ck pantas saja baumu seperti perempun, Fel!” celutuk Reynard melihat ke arah Felix.“Sial!”Suara tawa menghiasi ruangan.“Eh tapi Kak Cecil tidak masalah dengan parfum nya Rey atau Arion kan?” tanya Eleanor cepat.Cecilia mengerutkan keningnya, “Uhm sedari tadi tidak ada masalah sih, bahkan gak ada perasaan mual.”“Sa-sayang? Jangan bilang hanya aku?”Cecilia mengangguk mantap, “Sepertinya sayang…”“Mau coba bro?” ujar Arion kepada Felix.Felix
Bab 256Berbeda pula dengan cerita lucu Cecilia dan Felix, sehari sebelum keberangkatan ke Jerman, Cecilia dan Felix yang baru pulang dari kantor.Tetiba kepala Cecilia terasa pusing dan ia mual saat mencium berjalan di sisi Felix, “Sayang, kenapa bau kamu sangat aneh.”Felix mengerutkan keningnya, ia mengangkat kedua tangannya bergantian, mencium aroma tubuh di bagian lipatan lengannya, bahkan ia mencium jasnya.“My smells good, lova.” Protes Felix yang memang merasa aroma tubuhnya tidak ada yang aneh.Ia menarik lembut tangan Cecilia agar mencium aroma tubuhnya, “No, serius itu gak enak banget.” Tolak Cecilia yang menjauh dari Felix.“Oh my Cecil!” Ia segera memutar arah tujuannya.“Mau kemana sayang?” tanya Cecilia begitu melihat suaminya memutar jalur.“Kamu yang bantu pilihkan parfum, dan aku akan pakai parfum yang kamu pilih sayang,” ujar Felix mengalah, mengganti parfum kesukaannya selama dua tahun ini.Apalah parfum jika ia tak bisa memeluk istrinya bukan?Cecilia tersenyum da
Bab 255Sontak ke empatnya menoleh dan menatap Arion dan Emily, “Aku juga bakal jadi Ayah Bro!!!” seru Reynard dan Felix bersamaan.“What....???”Bukan hanya Arion dan Emily yang terkejut, bahkan Reynard dan Eleanor pun terkejut, begitu juga Felix dan Cecilia.Ketiga pasangan pengantin baru ini saling melihat satu sama lain, dan akhirnya tertawa bersama-sama, “What’s going on Bro!” seru Reynard tak percaya. Merasa takjub dengan kabar luar biasa ini.“Oh my!” Emily, Cecilia dan Eleanor saling menatap, kedua tangan mereka saling mengulur, seolah mereka saling berpegangan tangan dari jauh.Bagaimana bisa mereka bisa hamil secara bersamaan seperti ini?“Kapan kamu tahu kalau kamu mengandung, Em?” tanya Eleanor kepada sahabatnya itu.“Tiga hari lalu, kalau kamu, Lea? Kak Cecil juga kapan tahu kalau kak Cecil hamil?” Emily bertanya dengan mata berbinar-binar.“Dua hari yang lalu, Em...” jawab Eleanor yang lalu menceritakan kejadian lucu saat ia mengetahui dirinya hamil.“Kalau aku kemarin,
Bab 254Di mansion milik Arion dan Emily terlihat meja panjang yang sudah di penuhi dengan hidangan yang mengugah selera, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama hingga pencuci mulut.Hari ini beberapa koki terkenal Arion panggil untuk menyajikan hidangan hari ini, hal itu pun karena sang istri keras kepala ingin ikut terjun langsung ke dapur. Mau tidak mau Emily mendengar apa kata Arion, dia hanya menjadi mandor dan bertugas untuk mencicipi makanan yang akan di hidangkan.Bersyukur morning sick seperti kehamilan pertamanya tidak muncul sama sekali atau belum? Entahlah. Tapi selama beberapa hari ini, Emily tidak merasakan mual sama sekali.Tentu saja, Arion dengan keras melarang Emily untuk mengerjakan hal yang melelahkan, “Lihat sayang, semua beres ‘kan?” uajr Arion puas melihat seluruh hidangan yang tersaji.“Iyah... Terima kasih sayang.” Emily memeluk sang suami dengan perasaan bahagia. Arion sendiri mengecup puncak kepala Emily.“No problem, sayang.”Drrzzz DrzzzPonsel Emily
Tiga hari pun berlalu, saat ini Felix dan Cecilia sudah berada di private jet, tepatnya di private room, kedua pasangan suami istri ini sedang berbagi peluh di atas langit.“Oh Fel... Geli sayang...” desis Cecilia saat Felix memainkan klit nya dan meremas kedua payudaranya.Erangan Cecilia membuatnya semakin bersemangat, pria tampan itu berhenti menyesap area intim Cecilia dan kembali berlutut, menghujam liang kewanitaan Cecilia.“Ah! Fel!” Cecilia kembali menjerit dan mendesah kuat saat Felix berpacu dengan dengan cepat. Menghujam inti tubuhnya dengan dalam dan kuat. Wanita cantik melengkungkan pinggangnya.Felix kembali melepaskan penyatuan mereka, kemudian kembali menyesap inti tubuh Cecilia yang basah dengan cairan cinta mereka.“Euhm, Ngh... Fel... Sayang...” Cecilia meremas rambut lebat Felix dan menaikkan bokongnya, bukannya berhenti, felix memasukkan lidahnya jauh kedalam dan memainkan liang kewanitaan sang istri, bergerak keluar masuk, dan jarinya memainkan klit Cecilia.“Sa-s
Bab 252Malamnya di Jerman, pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu mendatangi mansion utama keluarga Harold.“Hai sayang, kamu terlihat makin cantik,” Bella menyambut putri menantunya dengan begitu antusias.Emily tersenyum dan membalas pelukan hangat mama mertuanya yang begitu menyayanginya, “Thank you mom, mommy juga selalu cantik!”Austin pun menyambut putri menantunya itu dengan pelukan ringan, mengusap puncak kepala Emily penuh sayang.Arion memeluk sang mommy dengan wajah berbinar-binar, “Sepertinya wajahmu menyilaukan mata mommy, Yon!” goda Bella kepada sang putra.“Hmm, benar love, lihat putraku ini! Semenjak masuk dia terus tersenyum lebar!”Emily tertawa kecil dan memeluk suaminya dari samping, “Bagaimana yank?”Arion mengusap punggung sang istri lalu melihat kedua orang tuanya, “Ayo mom, dad kita ke dalam, ada sesuatu yang ingin Arion dan Emily katakan.”“Hahh... Kamu buat mommy penasaran!”“Ayo sayang,” Austin merangkul sang istri dan berjalan masuk, di susul Ario
Felix dan Cecilia membersihkan sisa percintaan mereka, dengan lembut Felix membersihkan area intim sang istri dan membantu Cecilia mengenakan pakaian, “Aku bisa sendiri sayang.”Cecilia mengecup pipi Felix penuh cinta, perasaan gundah gulana dan kesepiannya kini lenyap, ia memang masih terlalu gengsi untuk melontarkan apa yang ada di dalam hatinya, tapi melihat Felix yang seperti ini, membuat dirinya merasa bersalah.“Setelah ini kita sama-sama cari penggantimu, hmm?” ujar Felix sembari memasang kancing terakhir di kemeja Cecilia.“Iya sayang.”Sepuluh menit Cecilia merapikan kembali make up nya, ia memoles cusion dan lip cream di bibirnya yang ranum, warna glossy yang membuat efek bibir nya terlihat semakin seksi.Sedangkan Felix sendiri sudah rapi sedari tadi, ia saat ini duduk dengan santai di sofa sambil membaca kembali curiculum vitae para pelamar.Pria tampan itu tersenyum menyambut Cecilia yang datang dengan secangkir cappucinno hangat di tangannya, “”Thank you, lova.”“You’re