Share

Bab 108

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-02-13 21:03:06
Sore itu, di kamar William dan juga Emily.

Emily menggeliat pelan, mencoba menggeser tubuhnya, tapi segera meringis. Pinggangnya terasa sakit sekali. Ia melirik ke samping, mendapati William masih memeluknya erat, seolah tidak ingin membiarkannya pergi.

Pakaian mereka berserakan di lantai, sementara tubuh mereka hanya terbungkus selimut tebal.

Wajah Emily memerah saat mengingat kejadian gila di siang bolong itu.

“Kau yang memprovokasi duluan. Jangan memasang wajah marah,” ucap William santai, mengeratkan pelukannya.

Emily mendengus kesal, tapi wajahnya tetap bersemu merah.

Jelas aja dia masih merasa malu, tapi lebih daripada itu, ia menyadari sesuatu. Setelah perasaannya dibuat kacau balau oleh situasi, nyatanya ia tidak menangis lagi.

William berhasil mengalihkan pikirannya dari semua kesedihan dan rasa bersalah yang terus menghantuinya.

Ah, lebih baik fokus pada pembicaraan mereka kali ini.

“Jangan senyum-senyum seperti itu.” Emily mendorong dada William deng
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Febrianty Izhar M
semoga azzura jdan ma Robert......lanjut Thor....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 109

    Pesawat pribadi yang membawa William dan Emily akhirnya mendarat di sebuah negara yang hanya diketahui oleh mereka berdua dan Robert. Semua persiapan telah diatur dengan matang, perjalanan ini dirahasiakan sepenuhnya agar tidak ada satupun orang yang mengikuti dan mengganggu William dan Emily. Begitu turun dari pesawat, udara segar langsung menyambut mereka. “Wah... ternyata udaranya nyaman juga,” ucap Emily. Emily menarik napas dalam-dalam, menikmati ketenangan yang sudah lama tidak ia rasakan. William di sampingnya terlihat lebih santai dari biasanya. Tidak ada tongkat penuntun, tidak ada akting sebagai pria buta. Hanya dirinya yang sebenarnya. Saat mereka sampai di villa pribadi yang sudah disiapkan, William meletakkan kopernya di sudut kamar dan langsung duduk di tepi ranjang. “Ternyata dalamnya bersih dan nyaman,” ujar William. Emily memperhatikannya dengan tatapan penuh pertanya

    Last Updated : 2025-02-14
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 110

    Berbeda dengan William dan Emily yang tengah menjalani hari dengan tujuan bahagia, Hendrick yang tengah kesal itu melemparkan botol wine kosong ke sofa dengan kasar. Napasnya memburu, wajahnya memerah menahan amarah. Rencana yang ia susun dengan hati-hati selama ini kembali gagal. Semua orang terasa tidak memiliki kemampuan. Semua orang yang ia suruh seperti manusia tanpa guna. “Dasar orang tua bodoh!” geramnya sambil mengusap wajahnya dengan kasar. “Mereka bahkan tidak bisa mempengaruhi putri mereka sendiri! Mereka bosan hidup nyaman rupanya.” Saat ini dia tengah melakukannya panggilan telepon dengan Kelly. Mendengar kemarahan Hendrick, Kelly benar-benar hanya bisa memakluminya saja. “Kau terlalu terburu-buru, Hendrick,” ucap Kelly dengan nada dingin. “Emily bukan wanita lemah yang mudah dibodohi seperti dulu. Apalagi ada William di sisinya. Ini pasti akan sulit, tapi kita juga tidak boleh menyerah.” Hendri

    Last Updated : 2025-02-14
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 111

    Malam itu, langit dihiasi taburan bintang yang berkelip lembut. Nampak begitu indah, sukses memanjakan mata. Udara sejuk menyelusup di antara dedaunan yang bergoyang pelan, menciptakan harmoni alam yang damai menenangkan. Di sebuah restoran mewah bertema outdoor di puncak bukit, Emily dan William duduk berhadapan di bawah lampu-lampu gantung berbentuk lentera yang memancarkan cahaya hangat. Mereka begitu romantis. Emily tersenyum, matanya berbinar memandangi hidangan berjejeran di hadapannya. “Aku masih tidak percaya kau memilih tempat seperti ini. Rasanya seperti adegan dalam film, deh.” William meletakkan gelas anggurnya dan menatap Emily penuh kelembutan. “Aku hanya ingin kita memiliki malam yang benar-benar kita ingat. Setelah semua yang kita lalui… kita pantas mendapatkan sedikit kebahagiaan ini.” Emily terdiam sesaat, hatinya terasa menghangat. Ia mengingat momen-momen sulit yang m

    Last Updated : 2025-02-14
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 112

    Malam semakin larut, tapi William dan Emily nyatanya masih terjaga. Mereka berada di atas ranjang, bersandar pada sandaran empuk dengan tubuh terbungkus selimut tebal. Tubuh mereka polos akibat kegiatan panas mereka beberapa saat lalu. Emily meletakkan kepalanya di dada William, mendengar detak jantung pria itu yang terasa lebih cepat dari biasanya. Di tangannya, William memegang tablet, membaca dokumen yang baru saja dikirimkan Robert. Jemarinya menggenggam erat perangkat itu, ekspresinya berubah serius dan penuh emosi. Emily yang merasakan perubahan itu perlahan menatap wajah William. “Ada apa, William?” tanyanya dengan nada lembut, jantungnya ikut berdebar melihat perubahan ekspresi pria itu. Pasti ada sesuatu yang terjadi. William tidak langsung menjawab. Ia masih terpaku pada informasi yang baru saja ia baca, mencoba mencerna semuanya dengan kepala dingin. Namun, semakin dalam ia membaca, semakin jelas b

    Last Updated : 2025-02-15
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 113

    Malam itu, ketika Emily telah tertidur pulas di pelukan William, pria itu perlahan bangkit dari ranjang tanpa membuat suara sedikit pun. “Aku keluar kamar sebentar,” bisiknya,aku mengecup kening Emily. Ia mengambil ponselnya, lalu berjalan ke balkon kamar, menyalakan sebatang rokok, dan segera menghubungi Robert di sana. Suara dering terdengar sebentar sebelum akhirnya Robert mengangkat teleponnya. “Apa kau sudah mendapatkan informasi tentang keberadaan Hendrick?” tanya William tanpa basa-basi, suaranya dingin dan tajam. Robert menghela napas sebelum menjawab, “Saya sudah tahu keberadaannya sejak kemarin, Tuan.” Mata William menyipit, bibirnya melengkung sinis. “Kenapa kau tidak langsung melaporkannya padaku kemarin?” “Saya tidak ingin mengganggu momen liburan anda dengan Nyonya Emily. Lagipula, Hendrick tidak sedang bergerak. Dia ada di negara sebelah, menenangkan diri d

    Last Updated : 2025-02-15
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 114

    Kelly duduk di depan meja riasnya, menatap pantulan dirinya di cermin dengan tatapan yang kosong. Jemarinya mengepal kuat, kukunya menekan telapak tangannya hingga nyaris melukai kulitnya sendiri. William dan Emily. Ke mana mereka pergi? Sulit sekali mencarinya. Ia telah mengerahkan segala cara untuk melacak keberadaan mereka, menyewa detektif, menyuap orang dalam, bahkan mencoba meretas sistem keamanan mereka, tapi hasilnya benar-benar nihil. Seolah pasangan itu menghilang begitu saja dari dunia ini.Dia sudah menghabiskan uang hari tuanya untuk semua itu. Kelly menggigit bibir bawahnya. “Aku tidak boleh menyerah. Ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan Hendrick!” Jika ia bisa menemukan mereka, rencananya akan berjalan sangat mulus. Ia telah menyusun berbagai skenario, kecelakaan tragis saat mereka berlibur, perampokan yang berakhir dengan pembunuhan, atau bahkan sabotase kendaraan. Dan masih banyak lagi s

    Last Updated : 2025-02-15
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 115

    Hari itu, langit biru membentang luas tanpa satu pun awan yang menghalangi. Angin pantai berhembus sejuk, membawa aroma asin laut yang khas. Ombak bergulung lembut, menyapu pasir putih yang terasa hangat di bawah kaki yang menapak. Emily dan William menghabiskan waktu mereka di tepi pantai, menikmati kebersamaan yang jarang mereka dapatkan tanpa gangguan seperti ini. Emily berlari kecil di tepian air, sesekali tertawa saat air laut menyentuh kakinya. Gaun pantai tipis yang ia kenakan semula sudah dilepas, menyisakan bikini warna pastel yang membalut tubuhnya dengan begitu sempurna. William, yang sejak tadi berusaha bersikap tenang, sebenarnya tidak rela istrinya mengenakan bikini di tempat umum seperti ini. Matanya mengawasi sekeliling dengan tajam, memastikan tidak ada satupun orang yang berani menatap Emily lebih dari yang seharusnya. Namun, tetap saja, beberapa pria di sekitar pantai sesekali melirik ke ara

    Last Updated : 2025-02-15
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 116

    William menatap gadis itu dengan ekspresi yang datar. Ia tidak suka terlalu banyak berinteraksi dengan orang asing, apalagi yang mencurigakan dan terlihat begitu penasaran. “Aku tidak suka menyebutkan namaku pada orang asing, maaf,” katanya dingin. Gadis itu tampak terkejut, lalu terdiam. William tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung berbalik, meninggalkan gadis itu tanpa ekspresi apapun. Dengan langkah santai, ia kembali ke restoran tempat Emily menunggunya. Ini sudah cukup lama. Begitu melihat William datang, Emily pun tersenyum lembut. “Kau lama sekali. Apa di toilet antri?” tanyanya sambil menyesap minumannya. William duduk di kursinya lalu menghela napas ringan. Ia menggelengkan kepalanya. “Aku melihat seorang pria mengancam seorang gadis di lorong tadi. Aku hanya menegurnya dan memastikan gadis itu baik-baik saja. Untungnya berakhir baik.” Emily menganggukkan kepalanya, mema

    Last Updated : 2025-02-16

Latest chapter

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 194

    Emily menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya sebelum membuka pintu kamar Elle dengan hati-hati. Dalam pikirannya, dia yakin William pasti tertidur di samping Elle. Namun, saat dia melangkah masuk, dia justru menemukan William duduk di tepi tempat tidur, melamun sambil menatap jendela yang sedikit terbuka. Emily mengerutkan kening. Ini bukan pemandangan yang biasa. William bukan tipe pria yang suka melamun, apalagi di malam hari seperti ini. “Kenapa dia melamun begitu?” batin Emily. “William?” panggilnya pelan. Pria itu tidak langsung merespon. Dia masih terdiam, seolah tenggelam dalam pikirannya sendiri. Emily mendekat, lalu duduk di sampingnya. “Kau kenapa?” tanyanya, mencoba mencari tahu apa yang membuat suaminya terlihat begitu serius. William akhirnya menoleh, menatap Emily dengan mata yang terlihat sedikit lelah. Dia menghela napas panjang sebelum akhirnya berkata, “Aku baru

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 193

    “... William, jangan lupa kalau nyawaku juga akan dipertaruhkan.” Mendengar itu, William pun mengerutkan keningnya. “Kenapa kau mempertaruhkan nyawa? Apa kau pikir aku memintamu pergi ke Medan perang?” Emily terdiam. Melihat bagaimana ekspresi William, jelas saja pria itu tidak memahami apa resiko kehamilan yang hanya akan terjadi pada wanita. Ia pun menghela napas, memeluk tengkuk William dan menjelaskan. “Melahirkan itu benar-benar bentuk penyiksaan yang sakitnya bahkan seperti ingin mati. Apa kau pernah membayangkan bagiamana bisa bayi itu keluar dari vagin*? Bukankah artinya sama dengan menghancurkan vagin*. Walaupun aku melahirkan secara sesar, sakitnya juga luar biasa. Aku harus punya cacat kulit di perutku.” William menelan ludah. Dia memang tidak pernah memikirkan soal itu. Semuanya terlalu cepat. Emily kembali ke sisinya setelah Elle berusia tiga setengah tahun, proses kehamilan yang tidak dia lihat secara langsu

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 192

    Sore itu, kala jam kerja selesai. Emily berdiri membeku di depan pintu utama JB fashion. Jantungnya berdetak begitu kencang saat melihat sosok William berdiri tegap, dan di sampingnya, Elle melompat kegirangan sambil melambaikan tangan. “Ibu!” seru Elle dengan suaranya yang nyaring. Seruan itu menarik perhatian banyak orang. Para pegawai JB fashion yang baru saja keluar dari gedung mulai berbisik-bisik, tatapan mereka tertuju pada Emily yang terlihat bingung Dan panik. Arthur yang berdiri di sampingnya hanya menghela napas pelan. “Suami dan anakmu sudah menunggu. Kenapa kau masih berdiri di sini?” tanyanya dengan santai. Emily menelan ludah. Rasanya seakan seluruh dunia kini memperhatikannya. Dia tidak menyangka William akan datang ke kantor, apalagi membawa serta Elle. Ini sama saja dengan sebuah pengumuman besar bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekedar hubungan biasa antara dirinya dan William. “Ya ampun

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 191

    “Aku harus menjelaskan ini sebenarnya. Tapi, William tidak mengizinkan ku ikut campur lebih banyak. Padahal, semua ini bermula dariku juga,” jawab Emily. Arthur tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. “Pria bernama William itu pasti sangat mencintaimu. Sudah bertahun-tahun ditinggal olehmu, dia masih setia menunggumu, dan bahkan langsung mengenalimu yang sudah totalitas dalam menyamar.” Emily tersenyum. “Aku menyesali pola pikirku yang saat itu sangat labil. Tapi, situasi sekarang ini juga masih bisa terbilang tidak baik untuk kami.”Arthur menganggukkan kepalanya, Dia sedikit memahami. “Yah... Anastasia pasti merasa sangat marah dan kecewa. Padahal sudah menghabiskan waktunya untuk mengharapkan cinta dari suamimu, tapi harus berakhir dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan.”Emily menghela napasnya. “William membiarkan wanita itu berada di sekitarnya terus-menerus lemah hampir 4 tahun. Bagaimanapun, William juga bersalah karena tidak ber

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 190

    Robert mengerutkan keningnya, tidak menyangka kalau Azura benar-benar akan bersikap sangat dingin seperti ini padanya. “Barusan, kau sedang mengusirku?” tanya Robert, ekspresi tak percaya masih nampak jelas di wajahnya. Azura mengepalkan tangannya. Ia pun menatap Robert dengan tatapan yang tajam. “Menurut anda, setelah makian yang anda berikan kepada ku sebelumnya mudah untuk dilupakan? Siapapun orangnya pasti akan mendendam.” Mendengar itu, Robert pun menghela napas. “Terserah kau saja. Mendendam atau tidak, itu bukan urusan ku.” Azura makin kesal. Tanpa mengatakan apapun lagi, ia bangkit dari duduknya, dan meninggalkan Robert begitu saja. “Aku benar-benar bodoh karena pernah menyukai pria sialan ini,” batin Azura. Robert berdecih kesal, tidak menyangka kalau ada masanya dia diperlakukan dengan dingin oleh wanita yang dia anggap tidak ada apa-apanya. Ia pun bangkit dari duduknya, meninggalkan cafe milik

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 189

    Mendengar Emily sudah kembali, Nyonya dan Tuan besar meminta izin untuk bertemu. William sudah menolaknya. Dia tidak ingin Emily dipengaruhi lagi. Namun, Nyonya besar sudah berjanji tidak akan melakukan itu lagi, akhirnya William memperbolehkan Nyonya besar menemui Emily dan Elle. Di ruang tengah, tempat itu menjadi saksi Nyonya besar nampak tertunduk lesu. Wajahnya yang dulunya selalu terlihat tegas dan arogan kini menatap tak berdaya. Sudah empat tahun lebih tidak bertemu William dan Emily, wanita itu kini nampak tak mampu lagi menutupi kerapuhan dibalik wajahnya yang keriput. “Maaf... kalian berdua pasti sangat tidak nyaman dengan kedatangan Nenek. Tapi, mumpung masih ada kesempatan, Nenek ingin meminta maaf kepada kalian berdua,” ucap Nyonya besar, suaranya lemah. Tuan besar mengusap punggung istrinya dengan lembut. Dua tahun belakangan ini Nyonya besar mengalami penurunan kesehatan yang makin mengkhawa

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 188

    Setelah memastikan Elle tertidur lelap, Emily dan William akhirnya berbaring di tempat tidur mereka. Ruangan terasa sunyi, hanya ada suara napas mereka yang terdengar samar. Emily menggigit bibirnya, ragu-ragu sebelum akhirnya bertanya, “William... apa tidak apa-apa memperlakukan Anastasia seperti itu?”William yang tengah berbaring dengan mata terpejam menghela napas panjang. Dia membuka matanya perlahan lalu menoleh ke arah Emily. Tanpa berkata-kata, ia mengulurkan tangannya dan menyentil dahi wanita itu. “Aduh!” Emily meringis kesal, memegangi dahinya yang baru saja disentil. “Kenapa menyentil ku?” tanyanya dengan nada merajuk. William menatapnya tajam, lalu berkata dengan suara yang datar, “Kalau saja kau tidak kabur 4 tahun lebih yang lalu... kalau saja kau tidak berkata bahwa aku sebaiknya mencari wanita lain yang lebih pantas mendampingiku... mana mungkin aku membiarkan Anastasia tetap berada di sisiku?”Emily terdiam. Kata-kata

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 187

    Anastasia mencengkram setir kemudi mobilnya erat-erat. Tangannya gemetar, begitu pula tubuhnya yang terasa lemah seolah tidak ada lagi tenaga. Matanya memanas, dan tidak butuh waktu lama hingga air mata mulai berjatuhan tanpa bisa ia kendalikan lagi. Pada akhirnya, Anastasia menangis sejadi-jadinya, menumpahkan segala rasa sakit yang menghantam hatinya. Ia memukuli setir mobil dengan frustrasi, dadanya terasa sesak seakan udara enggan masuk ke dalam paru-parunya. Kata-kata William terus terngiang di kepalanya, kalimat yang menusuknya lebih dalam dari yang pernah ia bayangkan. “Istriku sudah kembali. Aku akan menjalani hidupku seperti sebelumnya.”Itu bukan sekedar pernyataan. Itu adalah penegasan, pengakuan yang membuat semua harapan Anastasia runtuh dalam sekejap. Bertahun-tahun ia menunggu, bertahun-tahun ia berharap, rela menghabiskan waktunya hanya untuk mengemis cinta dari pria itu. Dan kini, semua itu terasa sia-sia.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 186

    William meraih tangan Emily, sementara resletingnya sudah ia buka. Emily benar-benar kesal, tapi juga tidak bisa melakukan apapun. Kegilaan William hanya bisa dia tahan saja. “William, malam itu kau membawa Rose pergi di depan banyak pegawai JB fashion, kau sudah menciptakan kesalahpahaman,” ujar Anastasia. Mendengar itu, William pun hanya bisa memaksakan senyumnya. Sejatinya, dia sedang merasa kesal kepada Emily karena masih saja diam. Apa wanita itu tidak paham apa yang harus dilakukan padahal William jelas saja sudah membuka resletingnya. “Kau tidak ingin memberikan tanggapan apapun karena itu, William?” tanya lagi Anastasia yang masih belum mendapatkan tanggapan apapun dari William.. William menghela napasnya. “Yah... mau bagaimana lagi? Aku cukup bergairah melihat wanita itu.” Jawaban dari William barusan membuat Anastasia mengerutkan keningnya. “Sebenarnya, kenapa kau jadi seperti ini,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status