Home / Romansa / Gairah Nakal, Sugar Baby / Aku tidak akan pernah puas memandang, Om.

Share

Aku tidak akan pernah puas memandang, Om.

Author: Tetesan air
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tiga hari telah berlalu, saat ini Amel sedang dalam perjalanan menuju kampus. Ia tidak menaiki taksi lagi, karena Bram sudah mengirimkan sopir pribadi untuk Amel, menunggu wanita cantik itu bisa mengemudi sendiri.

"Berhenti sebentar pak," ucap Amel.

"Baik Nyonya."

Mobil berhenti di sisi jalan, Amel menyipitkan mata untuk memperjelas penglihatannya. Di sana terlihat, seorang wanita bergelayut manja di lengan seorang pria.

"Itu kan, istri Om Bram," bisik dalam hati Amel.

Setelah 5 menit memperhatikannya, Amel meminta sopirnya untuk menjalankan mobil. Sedikitpun ia tidak berniat untuk memberitahukannya kepada Bram. Menurut Amel, itu bukan urusannya dan ia tidak berhak ikut campur dalam hubungan Bram dengan istrinya.

Tetapi tidak bisa dipungkiri, kalau Amel tidak berhenti memikirkan Tania. Menurut Amel, Tania wanita yang tidak tahu bersyukur. Bram begitu menyayanginya, memberikan semua apa yang dia inginkan.

Namun wanita cantik itu masih bermain api dengan pria lain. Dari segi materi, ha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Dominggus Djara Woli
semoga Amel jadi istri sah Bram
goodnovel comment avatar
Agustinajja
akhirnya Bram dan Amel mantab" juga seru jadinya ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Ya Tuhan, anak ini.

    Alangkah terkejutnya Bram, karena yang ada di bawah meja adalah Amel. Wanita cantik itu tersenyum manis sambil mengedipkan mata kepala Bram."Ya Tuhan, anak ini," keluh dalam hati Bram.Bram kembali fokus, ia mengabaikan Amel yang memandangnya dari bawah meja. Tetapi tangannya tidak sengaja menyentuh pena, hingga terjatuh tepat di hadapan Amel.Asisten bersiap untuk mengambilnya, tetapi Bram dengan sigap menghentikannya. "Biar aku saja," ucap Bram.Pria tampan itu menunduk untuk meraih pena, namun bibirnya langsung beradu dengan bibir Amel. "Aku mencintaimu," bisik Amel sambil tersenyum manis.Sikap Amel membuat jantung Bram dak dik duk, sekaligus berbunga-bunga di dalam sana. Bahkan Bram tersenyum tanpa sadar, yang membuat semua orang yang ada di ruangan itu merasa bingung.Tentu bingung, tidak ada yang lucu bahkan bisa dikatakan menegangkan. Tetapi bos tampan itu justru tersenyum manis.Alhasil Bram mengakhiri meeting, dan akan dilanjutkan besok pagi. Ia menyuruh asistennya ke lua

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku tidak menggoda, Om.

    Tepat pukul 10 pagi, Amel sudah tiba di Jakarta. Ia singgah di Apartemen untuk mengganti pakaian, lalu bergegas menuju kantor Pratama Grup.Tentu Rani memberinya hukuman karena terlambat. Wanita bertubuh tinggi itu, meminta Amel untuk membersihkan seluruh kamar mandi, dari lantai 35 sampai lantai 40."Ayo cepat, ini baru 4 lantai masih ada 1 lantai lagi," desak Rani."Iya Bu." Amel segera menyelesaikan tugasnya di lantai 39, lalu bergegas ke lantai empat puluh.Saat pintu lift terbuka, Amel melihat Bram melangkah menuju lift khusus Direktur, bersama dua pria."Kamu lihat apa?" Tiba-tiba Rani bertanya."Um..tidak lihat apa-apa Bu," dalih Amel.Rani tersenyum sinis sambil melangkah ke luar dari lift, dan diikuti oleh Amel menuju kamar mandi."Apa kamu menyukai Pak Direktur?" Rani kembali bertanya.Wanita cantik itu berdiri di depan pintu, sambil memperhatikan Amel yang sedang membersihkan kamar mandi."Tidak Bu, aku tidak mungkin menyukai Bapak Direktur," jawab Amel."Kamu tidak menyuka

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Ya Tuhan, apa yang terjadi padaku?

    Sepanjang perjalanan menuju kampus, Amel tidak berhenti menatap wajah Bram yang sedang menyetir mobil. Ia tidak menyangka akan jatuh cinta kepada pria tampan satu anak itu. Awalnya dia sangat membenci Bram, tetapi seiring berjalannya waktu! Benci itu berubah menjadi cinta. Bahkan Amel tidak menyesal menyerahkan kesuciannya kepada Bram."Jangan terus memandangku, nanti kamu benar-benar jantung cinta," ucap Bram.Amel tersenyum manis, "Aku memang sudah jatuh cinta.""Kalau kamu jatuh cinta padaku, kenapa kamu memberikan nomor ponselmu kepada pria lain?" sindir Bram.Amel semakin tersenyum puas, "Om cemburu ya?" todong Amel."Ye... siapa yang cemburu?" sahut Bram sambil mengedikkan bahu."Hm... yasudah. Kalau begitu gak ada salahnya aku dekat dengan kak Bryan. Mana tahu, setelah habis kontrak dengan Om! Kami bisa berjodoh."Bram tiba-tiba menginjak rem mobilnya, "Gak boleh, kamu gak boleh dekat-dekat dengan pria lain sebelum kontraknya berkahir. Apa kamu mendengarnya?" tegas Bram, bahka

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku ingin bercinta denganmu.

    Dua hari telah berlalu, selama dua hari ini Bram dan Tania tidak berhenti berdebat. Wanita cantik berambut pendek itu, meminta Bram untuk memecat Amel dari perusahaan Pratama Grup.Semua itu karena Tania sudah mengetahui tentang status Amel, yang menjadi Surga Baby. Tentu Tania dengan mudah mengetahuinya, sebab ia meminta beberapa orang untuk mengikuti Bram dan Amel. Ia juga menjadikan Rani sebagai mata-matanya saat di kantor."Sayang, itu tidak benar," bantah Bram."Apa yang tidak benar sayang? Bahkan kamu memberikan Apartemen dan mobil untuknya! Kurang bukti apa lagi?" protes Tania."Sekarang, terserah kamu. Pilih aku atau wanita itu?" lanjut Tania.Bram bangkit dari sisi ranjang, melangkah menghampiri Tania yang berdiri di depan jendela. Kedua tangan kekarnya melingkar di pinggang istrinya."Sayang, aku minta maaf," ucap Bram dengan setengah berbisik."Tidak semudah itu sayang, kamu sudah membohongiku selama ini. Padahal aku selalu setia kepadamu, aku tidak bisa menemanimu setiap h

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Dia membuang putri kandungku.

    Suara ketukan pintu membangunkan Bram di pagi hari. Ia membuka mata dengan malas dan refleks bangkit dari tidurnya, setelah menyadari kalau ia berada di Apartemen. "Kenapa aku bisa di sini?" tanya Bram kepada dirinya sendiri.Ia menurunkan kedua kaki dari tempat tidur, melangkah untuk membuka pintu."Tania," ucap Bram setelah membuka pintu, dan melihat orang yang mengetuk pintu adalah istrinyaTania tidak menjawab, ia menerobos masuk lalu mencari Amel ke setiap ruangan. Namun wanita cantik itu tidak terlihat di sana, bahkan lemari yang biasa dipakai Amel sudah kosong."Kamu mau ngapain, sayang?" tanya Bram yang berdiri di pintu kamar."Memastikan kalau wanita murah itu sudah pergi," jawab Tania.Bram bergegas menghampiri Tania, matanya membulat melihat pakaian Amel sudah tidak ada lagi di sana. Lemari kosong, menandakan kalau Amel sudah meninggalkan Apartemen.Di satu sisi, Bram bersyukur Amel meninggalkan Apartemen sebelum Tania datang ke sana. Di sisi lain, Bram sedih karena tidak

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Oh iya, ini kan sudah larut malam.

    "Iya, aku baru mengetahuinya tadi pagi," tegas Friska."Mama tahu dari mana?" Bram semakin penasaran."Mama bertemu dengan dokter yang membantu Mama saat persalinan 20 tahun yang lalu. Dokter itu mengatakan kalau anak yang aku lahir berjenis kelamin perempuan, dengan kondisi sehat. Tetapi Tania mengatakan, kalau anakku sudah tiada sejak di dalam kandungan." Friska menjelaskan semuanya kepada Bram.Sungguh Bram tidak menyangka, kalau wanita yang paling ia cintai adalah seorang iblis yang tidak punya hati. Bram juga tidak kalah terkejut saat Friska mengatakan, Tania tidak pernah menemaninya di rumah sakit dan tidak pernah membayar tagihan rumah sakit.Friska membayar tagihan rumah sakit, hasil dari penjualan semua hartanya, yaitu rumah, kebun dan properti. "Mama berharap kamu bisa menemukan putriku. Aku mohon kepadamu Bram, tolong jaga dia dan jauhkan dari Tania." Friska memohon sambil berurai air mata. Setelah mengatakan itu, Friska langsung tidak sadarkan diri.Sebelum meninggalkan r

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Lepaskan aku, Om.

    Amel terkejut, bagaimana dia tidak terkejut! Wanita cantik itu sedang meraih selimut dari lemari, tiba-tiba dua tangan kekar melingkar di pinggangnya."Lepaskan aku Om," ucap Amel dengan lembut.Bram bukannya melepaskan pelukannya, ia justru memutar tubuh Amel menghadap kepadanya. Kaki jenjangnya menuntun Amel melangkah mundur, hingga terjatuh di atas tempat tidur.Kini pria tampan itu mengungkung tubuh mungil Amel di bawah tubuh kekarnya. Bram menatap Amel sambil tersenyum seribu pesan."Apa kamu ingin lari dariku?" ucap Bram dengan lembut.Amel memalingkan wajah untuk menghindari tatapan Bram, "Tidak," jawab Amel."Terus kenapa kamu pergi tanpa memberitahuku?" Bram kembali bertanya."Untuk apa aku memberitahu Om, kita kan sudah tidak memiliki hubungan lagi," jawab Amel."Enak saja, emang kamu sudah menandatangani surat pembatalan kontrak?"Amel menggeleng, "Belum," jawab singkat Amel."Berarti kamu masih Suga Baby Bram Pratama Wijaya," ucap Bram."Tapi Om....."Amel tidak melanjutka

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku tidak percaya lagi dengan cinta.

    Alex menghidupkan semua lampu, dan meminta para wanita penghibur untuk ke luar dari sana."Bram, aku tahu perasaanmu saat ini. Tapi bukan berarti kamu mabuk-mabuk kan seperti ini!" ucap Alex dengan lembut."Aku kecewa Bro, kurang apa lagi aku?" jawab Bram dengan nada khas mabuk."Kamu tidak memiliki kekurangan, tetapi Tania lah yang tidak bersyukur memiliki suami seperti kamu.""Aku sangat mencintainya Bro, dia menghancurkan hidupku," ucap Bram."Sejak awal aku sudah katakan, jangan terlalu percaya kepada Tania. Tetapi kamu tidak pernah mendengarkan ucapanku, bahkan kamu selalu menuruti semua permintaan Tania." "Aku hancur, Tania benar-benar menghancurkan hatiku." Bram meraih botol, lalu memecahkannya. Dengan sigap ia menggoreskan pecahan botol ke tangannya, untung saja Alex segera menepis tangan Bram, sehingga lukanya tidak terlalu dalam. Namun pria tampan itu langsung pingsan dan terjatuh ke atas sofa.Bahkan ia sampai tidak sadar, Alex membawanya pulang ke Apartemen dan meminta

Latest chapter

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini.

    Ramel tidak membuka mulut, rasa terharu sekaligus sedih membuat bibirnya kaku."Jadi untuk sementara waktu...." Melisa belum selesai bicara, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari lantai dua. Sontak membuat keduanya refleks meninggalkan ruang tamu menuju arah datangnya suara."Tidak, tidak, tidak." Teriakan itu menyambut Ramel dan Melisa."Ibu, ibu, ada apa ibu?" Melisa merangkul ibunya, wajahnya terlihat khawatir.Begitu juga dengan Ramel, pria tampan itu menarik Bella lalu memeluknya dengan erat. Menungkupkan wajah wanita cantik itu di dada bidangnya, sambil mengecup ujung kepala Bella dengan penuh kasih sayang.Setelah Bella sedikit tenang, Ramel mengajaknya duduk di sisi ranjang. Memberinya air mineral sambil berbicara dengan lembut."Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, aku merasakan sesuatu saat memasuki kamar ini," ucap Bella dengan wajah bingung.Ramel tersenyum tipis, "Apa kamu mengingat sesuatu?"Bella menggeleng, "Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini, padahal

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Suruh mereka pergi.

    Dua hari telah berlalu, Ramel dan Tania sedang bersiap-siap untuk menemui wanita itu. Selama ini ayah satu anak itu benar-benar sibuk karena kliennya datang dari Singapura. "Kenan, kamu gak jadi ikut?" tanya Ramel saat tiba di meja makan.Dua hari yang lalu pria tampan berusia 17 tahun itu berjanji untuk ikut. Namun pagi ini ia masih terlihat mengenakan baju santai."Enggak Pah," jawab Kenan."Kenapa?" Tentu Ramel bertanya, apa alasan putranya tidak ikut!"Kenan merasa tidak enak badan Pah, kepalaku sedikit pusing.""Yasudah, kamu istirahat aja di rumah." Kali ini Tania yang membuka mulut.Ruangan itupun seketika hening, semua sibuk menikmati sarapannya masing-masing. Setelah itu Ramel dan Tania meninggalkan kediaman Wijaya bersama Lukas sopir kepercayaan keluarga Wijaya.Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam, akhirnya mereka tiba. Tania memperhatikan rumah sederhana yang berdiri kokok di hadapannya. "Ayo Oma," ajak Ramel.Keduanya melangkah secara bersamaan, Ramel mengangkat sat

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Dia istriku Oma.

    Tepat pukul satu siang, Ramel dan teman-temannya sudah bersiap-siap untuk meninggalkan Villa dan kembali ke kota. Sebenarnya mereka masih memiliki satu tujuan lagi, tetapi Ramel tiba-tiba ada urusan mendadak. Kliennya dari Singapura besok pagi sudah tiba di Indonesia."Mel, dari tadi Melisa kok gak kelihatan ya? Apa dia gak kerja?" tanya Alex sambil membantu Ramel memasukkan barang-barang ke dalam mobil."Dia shift malam, jadi udah pulang tadi pagi," jawab Ramel dengan jujur."Oh, pantas itu anak gak kelihatan," sahut Alex, "Oh iya, kamu tahu dari mana?" lanjutnya."Tadi aku yang mengantarnya pulang." Ramel menceritakan semuanya kepada Alex, ia juga mengatakan merasakan sesuatu saat melihat ibunya Melisa berdiri di depan jendela."Kenapa kamu gak singgah dulu?" Tentu Alex bertanya!"Segan sama tetangganya, soalnya di rumah itu gak ada laki-laki," dalih Ramel."Iya juga sih, tapi Melisa dan ibunya kapan ke Jakarta? Bukannya kamu menawarinya untuk jadi asisten rumah tangga di kediaman W

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Bagaimana Om? Mau nikah dengan saya?

    "Kamu baru lulus sekolah ya?" Ramel kembali bertanya."Iya Om," sahut singkat Melisa."Kalau baru lulus sekolah jangan langsung nikah, lanjut kuliah dulu. Pernikahan itu tidak seindah yang dibayangkan." Ramel seketika menjadi seorang ayah yang sedang menasehati putrinya."Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya jadi tukang masak, lebih baik cari laki-laki yang mapan lalu nikah." Jawaban melihat membuat Ramel dan teman-temannya tercengang.Melisa bicara dengan wajah polos tanpa sedikitpun tersenyum. Wanita cantik berusia 18 tahun itu sungguh-sungguh ingin menikah, terlihat dari sorot matanya saat menatap Ramel.Entah apa yang membuatnya ingin segera menikah, padahal usianya masih sangat muda."Gimana Om? Mau nikah dengan saya?" lanjut Melisa sembari bertanya.Ramel tersenyum mengejek, "Anak zaman sekarang selalu bertindak tanpa berpikir dulu. Kamu pikir pernikahan itu mainan? Lagipula aku tak mungkin menikah denganmu.""Kenapa gak mungkin Om? Yang penting kan, suka sama suka," p

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku mau dong jadi istrinya.

    Tujuh belas tahun telah berlalu, selama itu juga Ramel hidup dalam kesendirian, ia membesarkan Kenan bersama Tania yang saat ini sudah menginjak usia 67 tahun. Wanita tua itu sudah sering kali meminta Ramel untuk menikah, tetapi permintaannya selalu ditolak.Tania sudah mencoba menjodohkan beberapa wanita dari golongan atas kepala Ramel, tetapi pria tampan itu sama sekali tidak tertarik. Ia masih berharap Bella hidup dan kembali ke pelukannya."Ken," panggil Ramel yang duduk di ruang tamu bersama Tania.Kenan yang melangkah menuju pintu utama, terpaksa memutar langkah menghampiri ayah dan buyutnya."Iya Pah," sahut Kenan sambil menjatuhkan bokongnya di samping Tania."Besok pagi Papah mau touring ke luar kota, tolong jaga Buyut dan jangan pulang larut malam," pesan Ramel kepada putranya."Baik Pah, Kenan gak diajak Pah?" jawab Kenan sembari balik bertanya."Fokus dengan sekolahmu." Setelah mengatakan itu, Ramel bergegas meninggalkan ruang tamu.Kenan pun berpamitan kepada buyutnya, an

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mimpi itu benar-benar nyata.

    "Pantas saja ini tempat favorit mas Ramel, selain pemandangannya yang indah, suasananya juga terasa tenang," ucap Bella dengan nada lembut dan nyaris tak terdengar.Wanita satu anak itu memejamkan mata, menghirup udara dalam-dalam lalu mengeluarkannya dari hidung dengan lembut, sambil menikmati sejuknya hembusan angin."Bella."Bella refleks membuka mata saat mendengar seseorang memanggil namanya, ia baru saja akan memutar kepala untuk melihat orang yang memanggilnya, tetapi dua telapak tangan sudah terlebih dahulu mendorong punggungnya dari belakang."Aaaaaahh...." teriak Bella yang terguling ke jurang hingga jatuh ke aliran air terjun.Saat itu juga Ramel terbangun dari tidurnya, seluruh kening pria tampan itu terlihat mengkilat akibat tetesan keringat, sehingga membuat Tania bingung dan terkejut ketika melihatnya ke luar dari kamar."Ramel, kamu kenapa?" tanya Tania yang sedang memberikan susu formula pada Kenan."Bella di mana Oma?" Bukannya menjawab, Ramel justru balik bertanya.

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Apa Mas akan menikah lagi?

    Setelah melepas hasrat sebanyak dua kali, Ramel dan Bella meninggalkan rumah pohon dan kembali ke Villa. Setibanya di sana, Tania langsung mengajak mereka untuk makan siang bersama. Wanita tua itu sudah menyiapkan beberapa menu di atas meja bersama pelayan.Makan siang kali ini sedikit berbeda, biasanya suasana di meja makan pasti akan hening karena tak ada yang boleh berbicara. Tetapi saat ini Ramel, Bella dan Tania menikmati makan siangnya sambil berbincang-bincang."Mel, Bel, malam ini Kenan biar tidur sama Oma aja ya?" ucap Tania sambil mengunyah makanannya.Iya, Ramel dan Bella menamai putranya Kenan Alexander Wijaya."Kenan setiap malam sering minta susu, nanti Oma jadi terganggu," sahut Bella."Enggak apa-apa, Oma gak merasa terganggu kok," ucap Tania.Wanita tua itu sengaja meminta Kenan tidur di kamarnya, agar Bella dan Ramel bisa berduaan menikmati liburannya. Dari awal Tania sudah menolak untuk ikut ke Villa, tetapi Bella memaksa."Yaudah, terserah Oma aja." Kali ini Ramel

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mas udah gak kuat lagi.

    Empat puluh hari telah berlalu, hari ini keluarga Wijaya sedang bersiap untuk liburan. Ramel akan memboyong keluarganya ke villa, seperti permintaan Bella waktu itu. Rencananya mereka akan menginap di sana selama satu Minggu."Mas," panggil Bella.Ramel yang melangk menuju pintu, menghentikan langkahnya lalu berputar menghadap Bella."Iya sayang," sahut Ramel dengan lembut."Sebabnya ada yang ingin aku bicarakan, Mas," ucap Bella dengan wajah serius.Ramel melangkah menghampiri istrinya yang duduk di sisi ranjang tepat di samping wanita cantik satu anak itu."Bicara apa sayang? Apa tentang liburan kita?" todong Ramel.Bella menggeleng, "Tidak mas, aku ingin bicara tentang pak Bara dan Mbok Inem," ucapnya.Ramel menghela napas, ia meraih tangan Bella lalu menggenggamnya dengan erat. Walupun Bella belum mengatakan apapun, Ramel sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh istrinya itu.Tentu tentang kejadian beberapa bulan yang lalu, di mana pak Bara dan Mbok Inem tiba-tiba mengkhianatinya

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Delapan, ya ampun.

    "Kenapa sayang?" tanya Ramel yang langsung memeluk Bella."Mas tega," bisik Bella."Bukan tega sayang, tapi Mas hanya mengikuti saran dari dokter," sahut Ramel yang juga berbisik.Akhirnya Bella mengikuti kemauan suaminya, ia mengijinkan dokter untuk melakukan tugasnya. Bella menggigit ujung baju Ramel untuk menahan rasa sakit yang luar biasa, bahkan lebih sakit dari melahirkan."Sudah Dok, saya gak kuat lagi," keluh Bella, akhirnya wanita cantik itu menyerah."Sebentar lagi ya Bu, tinggal satu jahitan lagi," sahut dokter. Wanita berjubah putih itu sengaja mengajak Bella bicara, untuk mengalihkan rasa sakitnya.Setelah 60 menit berlalu, Bella dipindahkan ke ruang inap begitu juga dengan bayi mungilnya. Wanita cantik itu sudah pasti menempati kamar President Suite.Ramel tak sedetikpun meninggalkan istri dan anaknya. Tatapnya tak lepas dari wajah tampan putranya, bayi mungil itu benar-benar mirip dengannya. Sungguh Ramel tak menyangka memiliki anak diusianya yang masih sangat muda, ia

DMCA.com Protection Status