Hans ikut naik mobil Dokter Yosep untuk pergi ke apartment pria itu. Akan tetapi, dia mengirim pesan kepada sopir pribadinya untuk menyusulnya ke Fall Point Tower, tempat tinggal mantan kekasih gay-nya itu dan menunggu di parkiran depan lobi saja. "Kita sudah berhubungan selama delapan tahun, Hans. Sungguh menyebalkan sekali, perempuan yang baru delapan bulan kau kenal bisa menggantikan posisiku di hatimu!" gerutu Dokter Yosep sambil menyetir Ferrari F8 Tributo miliknya.Sementara Hans Gozhali tidak berkomentar apa pun, tekadnya untuk mengakhiri hubungan sesama jenisnya bersama Dokter Yosep yang memang telah terjalin bertahun-tahun secara rapat. Ada beberapa pihak yang curiga dan menyebar rumor tentang kedekatan mereka. Namun, dia tak pernah mengonfirmasinya sekali pun.Perjalanan selama nyaris dua jam karena terjebak kemacetan di beberapa ruas jalan itu berakhir sudah. Mobil sport bertipe sedan warna merah mentereng itu terparkir rapi di lantai basement Fall Point Tower."Yuk, Sayan
"Ohh ... lelahnya pekerjaan kita dari hari ke hari, Sen!" desah Cantika bersandar di tubuh tegap suaminya di dalam lift. "Nanti sampai rumah kupijitin deh, Honey. Nggak usah masak makan malam, kita pesan room service apartment saja, oke?" sahut Arsenio sembari mengecup puncak kepala istrinya yang berada dalam dekapannya.Cantika pun mengangguk setuju. Mereka lembur dari jam normal pulang kantor karena ada dua meeting client penting tadi sore hingga pukul 19.00 WIB. Bunyi denting lift pun terdengar saat mereka sampai di lantai underground gedung tempat mobil Porsche kesayangan Cantika diparkir sedari pagi berangkat kerja.Mobil sedan sport itu dikemudikan oleh Arsenio seperti biasa, Cantika duduk di sisinya. Sejak semula mereka lebih suka tidak memakai sopir untuk bepergian karena terasa lebih akrab, bisa berbincang apa pun selama di perjalanan melewati kemacetan kota Jakarta."Aku nggak nyangka lho kalau Mister Eric Palmer akan move on ke perusahaan kita. Secara dia tuh sobat papaku
"Cantika, kamu tadi sudah janji 'kan sesudah dinner dan nonton TV, kita mau bergulat di atas tempat tidur?" tagih Arsenio sembari meliliti tubuh istrinya yang berperut buncit di sofa.Wanita hamil yang masih begitu menggairahkan di hadapan suami berondongnya tersebut terkikik geli. Dia menggoda Arsenio, "Aku merasa makin hari kamu tuh mirip siluman ular Anaconda deh, Hubby. Ini aku kayak lagi dililit sampai nggak bisa kabur dan siap diterkam. Hiks!""Hmm ... memang, habisnya kamu tuh bikin aku napsuan sih. Secantik nama kamu dan so sexy!" balas Arsenio sama sekali tak tersinggung. Dia pun menggendong tubuh istrinya bersama beban extra sepasang janin kembar di perut Cantika."Whoaa ... Daddy is so strong!" seru Cantika heboh di dekapan suaminya saat tubuhnya terayun-ayun di gendongan Arsenio.Setelah membaringkan istrinya di tengah ranjang, Arsenio melepaskan celana boxernya, pembungkus batang berurat miliknya yang sudah sangat keras menggembung maksimal. Baru sesudah itu dia menurunka
"BRAAKKK!"Suara ornamen hiasan meja dilempat hingga membentur dinding hingga pecah berkeping-keping di lantai terdengar heboh. General manager dan Kepala Bagian Pemasaran Golden Wing Packaging and Cargo Corp. menundukkan kepala mereka dengan ketakutan. "Kalian kerja nggak bener sih? Sebagian besar klien langganan jasa perusahaan ini angkat kaki sehingga pendapatan menyusut jauh!" omel Pak Julianto Wiryawan. Dia benar-benar panik dan habis kesabaran saat ini. Dana cadangan perusahaan terus saja terkuras hingga menipis akibat lebih besar pasak dari pada tiang. Sudah setahun perusahaan beroperasi tanpa kehadiran Cantika karena wanita itu resigned dan memilih mendirikan perusahaan baru di bidang yang sama dengan Golden Wing."Maaf, Pak Julian. Kami sudah bekerja maksimal, tetapi klien-klien banyak yang kecewa testimoninya terkait keterlambatan barang terkirim maupun tiba di pelabuhan," terang Pak Jodi Rahmat yang menjabat sebagai GM menggantikan Bobby yang bekerja di perusahaan Cantika
"CEPAT PADAMKAN APINYA!" teriak mandor gudang PT. Cantika Gunadharma Jaya Packaging and Shipment.Para karyawan gudang sudah hampir sejam pontang panting berusaha memadamkan api yang berkobar-kobar melahap bangunan gudang tempat kerja mereka. Mobil pemadam kebakaran yang dihubungi oleh sang mandor gudang sedang dalam perjalanan ke lokasi kebakaran."Pak Rifan, ini pasti disengaja sama orang. Kami nggak pernah ada yang merokok di sekitar gudang!" ujar Vino, salah satu karyawan shift malam itu."Iya, aku juga mikir gitu, Vin! Kita semua selalu berhati-hati, lagi pula bau sisa bensin jelas sekali pas pertama kita datang tadi," sahut Pak Rifan setuju dengan dugaan rekan kerjanya. Vino lalu bertanya, "Apa sudah menghubungi Pak Arsen atau Bu Cantika, Pak?""Belum. Ini kutelepon Pak Arsen sekarang!" sahut Pak Rifan lalu mencari tempat yang jauh dari keramaian agar bisa berbicara dengan jelas.Sesaat kemudian mobil pemadam kebakaran mulai membantu menyemprotkan air ke gudang yang terlahap ko
Sesampainya di parkiran basement Shangri-La Residence, Arsenio turun dari mobil dan memutuskan untuk memggendong saja istrinya yang telah tertidur lelap di dalam mobil. Dia yakin Cantika tak akan terbangun saking kelelahannya wanita itu.Dia pun membopong tubuh ramping yang telah melahirkan dua buah hati untuknya. Arsenio masih menunggu scan dari surat wasiat mendiang mamanya dari London. Dia tak sempat memeriksa inbox email pribadinya beberapa hari terakhir, mungkin besok dia akan meluangkan waktu. Toh, hal itu pun penting selain mengerjakan tugas perusahaannya.Akhirnya setelah naik lift ke lantai 22 dan membuka pintu unit apartment Cantika, pemuda itu berhasil membawa pulang istrinya hingga ke kamar tidur. Arsenio mencopot alas kaki istrinya lalu menyelimuti Cantika. Dia masih ingin ke kamar mandi untuk melepas baju sebelum menyusul tidur bersama.Karena penasaran Arsenio akhirnya meraih ponselnya dari dalam tas selempangnya sembari masuk ke kamar mandi. Dia membuka inbox email pri
"HA-HA-HA. Mampus kau, Cantika! Dengan gudang yang terbakar hingga hangus nyaris rata tanah, tentunya klien-klien perusahaanmu akan lari kembali ke Golden Wings!" ujar Pak Julianto Wiryawan dengan tawa pongahnya. Preman-preman anak buahnya telah berhasil mengerjakan tugas kotor dari pria paruh baya itu. Dia mendapat video live kebakaran gudang yang disewa sebagai tempat perusahaan Cantika menangani barang kiriman klien. Dua truk pemadam kebakaran diturunkan untuk memadankan kobaran api yang sangat besar dan melahap habis bangunan beserta isinya tersebut."Kini saatnya menunggu permintaan klien berhamburan masuk ke email corporate sebentar lagi. Perusahaan baru yang memiliki rekam jejak buruk dalam segi keamanan akan mudah hancur reputasinya. Benar-benar ide cemerlang untuk memporak-porandakan bisnis Cantika dan suaminya yang masih seumur jagung itu!" ujar Pak Julianto sendirian di dalam ruang presdir.Tak lama kemudian panggilan dari sekretarisnya masuk ke pesawat telepon di meja ker
"Cantika, yuk bangun sebentar. Dinner is ready!" ucap Arsenio sembari mengecupi wajah istrinya yang terlelap."Mhh ... oke, aku bangun, Sen!" gumam Cantika yang masih mengantuk. Dia juga merasa perutnya lapar. Memang sejak tadi siang, dia belum makan apa pun lagi hingga petang.Dia pun bangun dari ranjang dan digandeng oleh Arsenio ke ruang makan. Mereka hanya makan malam berdua karena Suster Nina sudah makan terlebih dahulu sendirian dan sedang menjaga si kembar yang tertidur pulas di ruang anak."Wow, sepertinya bebek goreng kremesnya enak! Apa ini nasi uduk atau nasi putih biasa, Hubby?" ujar Cantika sambil mengambil nasi di bakul anyaman bambu ke piringnya.Arsenio menjawab sambil mengambil sepotong paha bebek yang digoreng kering dari piring saji, "Nasi uduk, kesukaan kamu 'kan? Biar semangat makannya, Cantik. Aku penginnya kamu tuh makan banyak biar sehat!""Pinter milih menunya deh. Sayur Trancamnya juga sedap nih, cocok buat teman makan lauk bebeknya," puji Cantika lalu menikm
Dua puluh tahun kemudian. "Jessica, tolong taruh buket bunga dalam vas ini di meja depan panggung ya!" pinta Baby Alexandra kepada keponakannya yang telah berusia 19 tahun.Puteri bungsu Cantika dan Arsenio itu baru saja lulus SMA dua hari yang lalu. Sedangkan, hari ini adalah hari jadi pernikahan mama papanya yang ke-25. Dia bersama keluarga Gunadharma dan Gozhali menjadi panitia acara meriah yang diadakan di resort Pulau Mutiara Permai."Sudah, Tante Baby. Apa ada lagi yang belum kelar persiapan pestanya?" tanya Jessica sambil celingukan mencari saudara-saudaranya. Putera Baby; Justin dan Aaron juga ikut ke pulau pribadi itu. Mereka justru asik bermain selancar dengan ombak sedang cenderung tinggi bersama ketiga putera bibi mereka; Kenneth, Daniel, dan Zeus."OMG, cowok-cowok ini ya! Memang minta dijewer, para tamu sudah pada berdatangan kok masih ngelaut aja mereka!" omel Jessica dengan gemas menatap ke arah lautan. Tenda besar dengan tirai kain putih dan pink yang dibuat di tep
Setelah Zeus genap berusia dua setengah tahun, Arsenio memeriksakan kehamilan mommy tiga putera itu yang telah menginjak usia kehamilan 18 minggu. Pasangan suami istri itu begitu bersemangat untuk mengetahui jenis kelamin janin di rahim Cantika."Kuharap kali ini perempuan, kita sudah punya tiga anak laki-laki, Darling. Kau memiliki empat jagoan untuk mengawalmu; aku, Ken, Danny, dan Zeus!" ujar Arsenio yang mengemudikan sendiri mobil Lexus LS500 menuju ke rumah sakit.Cantika yang duduk di sebelah bangku pengemudi menghela napas pasrah. Dia pun bertanya, "Bagaimana kalau ternyata jagoan keempat? Bukankah bagus seperti film drakor Boys Before Flower, empat serangkai cowok-cowok kece, Daddy Arsen?""Ohh ... tidak! Aku pengin anak cewek untuk kumanjakan di rumah, Cantika!" protes Arsenio menolak keras. Dia memarkir mobil di lantai basement Rumah Sakit Siloam.Internasional lalu membantu Cantika turun dari mobil lalu naik lift ke poli obsgyn.Ternyata antrean mereka masih kurang dua pasie
Tepat seperti janji Leon kepada Arsenio, istana untuk keluarga kecil dan ratu hatinya itu selesai dalam tempo tiga bulan semenjak mereka pulang berbulan madu ke Eropa. Sebuah pesta meriah digelar untuk acara syukuran ditempatinya rumah baru tersebut.Sekitar pukul 18.00 WIB, para tamu kolega Cantika dan Arsenio mulai berdatangan hingga halaman di depan serta samping kanan kiri kediaman Cantika Gunadharma itu dipenuhi kendaraan mewah berbagai merk.Cantika malam itu mengenakan gaun berkerah Sabrina berbahan satin warna merah mawar yang berekor panjang. Di sampingnya, Arsenio berdiri dalam balutan tuxedo warna hitam yang membuatnya nampak gagah serta tampan. Mereka berdua menyambut tamu dengan wajah berhiaskan senyum bangga."Selamat untuk rumah baru kalian yang sangat megah, Cantika, Arsen! Om turut berbahagia dengan kesuksesan bisnis kalian yang nampaknya berkembang pesat!" ujar Pak Revano Gozhali yang hadir dalam pesta meriah itu bersama keluarganya termasuk Baby Alexandra, adik tiri
Negara spagetti menjadi tujuan terakhir perjalanan bulan madu Arsenio dan Cantika. Keindahan negara Italia yang terletak di jantung Laut Mediterania itu memang memukau dengan banyak bangunan peninggalan sejarah seperti colloseum dan kuil Pantheon. Selain itu Italia juga terkenal dengan sepak bola sama seperti kebanyakan negara besar di Benua Eropa. "Pantai Amalfi yang disarankan oleh nenek untuk dikunjungi berada di Positano. Aku sudah memesan kamar di Hotel Marina Riviera, lokasinya strategis tak jauh dari pantai, sekitar 200 meter saja dan ada outdoor swimming pool. Sangat nyaman dan indah, kamu pasti suka sekali, Darling!" ujar Arsenio saat mereka naik taksi dari Stasiun Milan Central untuk tinggal sehari di kota Milan sebelum berpindah ke kota Positano."Aku ikut saja apa yang kamu pikir itu bagus, Arsen. Kamu sangat bisa diandalkan, Hubby!" jawab Cantika lalu mengecup bibir Arsenio di bangku belakang taksi sekalipun Suster Nina duduk di sebelahnya bersama Daniel.Rombongan itu s
Dari Amsterdam, rombongan asal Indonesia itu bertolak ke Spanyol dengan kereta Eurostar yang melintasi antar negara di benua Eropa. Negeri Matador itu memang sangat menarik sebagai salah satu tujuan wisata. Kereta api itu berhenti di Estacion de Atocha, Madrid. Arsenio seperti biasa mengajak rombongannya untuk menaruh barang di hotel serta beristirahat sejenak sebelum berkeliling kota. Rencananya dia akan singgah tiga hari di Spanyol untuk berkeliling kota Madrid dan Barcelona sebelum pindah ke negara tetangga yaitu Italia yang tak boleh terlewatkan untuk dikunjungi selama melancong ke Benua Eropa."Tidurlah sebentar bersamaku, Darling. Hari masih cukup pagi, satu atau dua jam lagi barulah kita berangkat ke museum," bujuk Arsenio sambil merengkuh tubuh Cantika hingga tenggelam di pelukannya di bawah selimut.AC kamar memang membuat Cantika mengantuk, dia menguap lalu bertanya," Kita mau ke mana saja hari ini, Sen?""Sebenarnya ada banyak museum di Madrid, tapi aku memilih satu saja y
Setelah singgah di London selama empat hari, Arsenio dan keluarga kecilnya berpamitan dengan Nyonya Bernadete Sloan. Mereka ingin meneruskan tour ke Amsterdam terlebih dahulu dengan kereta cepat Eurostar. Kereta api itu berhenti di Stasiun Amsterdam Centraal yang bangunannya indah karena merupakan peninggalan bersejarah abad ke-18 akhir dengan gaya bangunan Gothic, Renaissans revival. Arsenio membawa koper mereka semua dengan sebuah troli karena ketiga perempuan yang bersamanya masing-masing menggendong anak-anaknya. Dia nampak seperti seorang pria yang memiliki tiga istri di mata orang-orang awam yang berpapasan dengan rombongan itu. Sebuah taksi dari Stasiun Amsterdam Centraal mengantarkan mereka ke Hotel Royal Amsterdam yang terletak di pusat keramaian kota. Arsenio telah membuat rencana untuk menikmati obyek wisata menarik di sana."Aku ingin melihat taman bunga Tulip, Sen. Belanda terkenal karena bunga Tulip, kincir angin, dan bendungannya bukan?" ujar Cantika sambil mengamati
"Hai, Arsen, Cantika! Senang bertemu lagi dengan kalian di London. Masuklah!" sambut Duchess of Beaufort di teras depan kediamannya petang itu. Dia begitu antusias karena ketiga cicitnya ikut mengunjunginya juga. Ketiga putera Arsenio yang dilahirkan oleh Cantika berparas rupawan. Garis wajah mereka menuruni genetik keluarga Sloan, kakek Arsenio yang bergaris rahang tegas, hidung mancung, dan tulang pipi tinggi. "Halo, Nek. Senang melihat Nenek sehat seperti ini. Kami sebelumnya mengunjungi Paris. Setelah ini sepertinya kami akan ke Madrid lalu Amsterdam. Sebulan saja mengunjungi Eropa tak akan cukup!" balas Arsenio sembari duduk di sofa bersebelahan dengan istrinya."Ya, tentu saja. Terlalu banyak yang menarik untuk dikunjungi. Kau harus mengajak Cantika mengunjungi Italia, sangat indah terutama di Pantai Amalfi," sahut Nyonya Bernadete.Arsenio juga belum pernah berkunjung ke sana, dia mengiyakan saran neneknya dan menambahkannya di daftar tempat untuk dikunjungi selama berkunjung
Setelah menjalani berbagai meeting management yang hectic di Cantika Gunadharma Jaya Center demi mengatur langkah operasional yang lebih mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Cantika bersama Arsenio berpamitan dengan top management perusahaannya seraya berpesan menjaga kinerga agar tetap stabil selama ditinggal ke Eropa sekitar sebulan.Pelaporan keuangan mingguan dan meeting akan dilakukan secara online setiap hari Senin pagi di mana pun Cantika dan Arsenio singgah di Benua Biru itu. Hari berikutnya, dengan diantarkan oleh Pak Joko ke Bandara Soekarno-Hatta, keluarga kecil dengan tiga anak dan kedua baby sitter itu melakukan check in ulang tiket pesawat Singapore Airlines tujuan Paris. Kabin business class pesawat Singapore Airlines terkenal sangat nyaman bagi para penumpang yang bersedia merogoh kocek lumayan dalam. Namun, Arsenio tidak masalah membayar mahal yang terpenting berkualitas. Suster Nina menjaga Kenneth, Suster Henny menjaga Daniel, dan Zeus bersama daddy mommy-nya.
"Aahhh ... mmhh ... Seenn. Bawa aku ke kamar istirahat!" desahan penuh hasrat meluncur dari bibir Cantika yang bengkak dan kebas karena baru saja dilumat ganas oleh suaminya.Dia masih duduk di pangkuan Arsenio di ruangan presdir sambil didekap erat oleh kedua lengan kekar pemuda itu. Leher mulus Cantika menjadi sasaran empuk suaminya yang mulai bergairah."Sebaiknya begitu, celanaku terasa begitu sempit karena ulahmu, Darling!" balas Arsenio lalu meraup tubuh ramping nan sexy itu ke gendongannya. Tatap matanya tak lepas dari wajah istrinya."Kenapa aku gemetaran melihat tatapan matamu yang seperti ingin melahapku bulat-bulat begitu, Sen!" tukas Cantika terkikik. Dia tak berani membayangkan seperti apa suaminya yang selama 42 hari tak mendapat jatah sebagaimana mestinya.Kemudian Arsenio mendorong pintu kamar istirahat presdir lalu merebahkan Cantika di tengah ranjang. Dia meninggalkannya untuk menutup pintu kamar terlebih dahulu serta menguncinya. "Lebih baik kukunci agar mangsaku ti