"Adri, Gio, ke ruanganku sekarang!" ucap Leon di interkom kantornya.
Kedua sekretaris pribadi Leon segera menghadap ke ruang CEO.
"Selamat siang, Pak Leon. Ada yang bisa kami bantu?" ujar Adrian yang berdiri bersebelahan dengan Giorgio.
Leon duduk bersandar di kursi CEO yang nyaman, dia menatap dingin kepada kedua sekretarisnya. "Aku ingin kalian selidiki bisnis keluarga Young. Belvin dan mamanya membuatku kesal belakangan ini. Lihat posisi keuangan perusahaan mereka lalu laporkan secepatnya kepadaku," titahnya tegas tak terbantahkan.
"Baik, Pak. Segera kami kerjakan," jawab Giorgio lalu bergegas keluar dari ruang CEO bersama Adrian.
Kedua pria itu sudah sangat hapal sifat bos muda mereka, bila memberi perintah harus segera dikerjakan. Sekalipun pekerjaan mereka berat bila dibandingkan dengan sekretaris di perusahaan lain, tetapi gaji mereka berdua sebagai sekretaris pribadi Leon tak tertandingi. Mana ada perusahaan yang menggaji sekretarisnya sebu
Ketika masuk ke kamar mandi, Evita tak mampu lagi menghindar dari Leon. Dia melangkah mundur perlahan hingga tubuhnya membentur dinding di belakangnya. Dia terdiam menatap wajah Leon saat tubuh telanjangnya terperangkap dalam tubuh besar kekasihnya itu.Tangan kanan Leon menyatukan pergelangan tangan Evita di atas kepala wanita itu dan menahannya di dinding. Sedangkan, tangan kirinya menjelajah tubuh Evita dan membelainya dari bibir ke garis rahangnya turun ke leher lalu mencengkramnya seolah ingin mencekik leher jenjang yang molek itu saat memagut bibirnya.Namun, Leon hanya sedikit menekan leher itu dengan tangannya, memberikan sensasi gelap menuntut penyerahan diri wanita itu mendekati kematian seandainya dia mencekiknya."Apa kau percaya kepadaku, Eve? Tidak takut aku membunuhmu?" ucap Leon dengan intonasi lambat setengah menggeram menatap wajah Evita begitu dekat lalu menjilati bibir Evita.Evita justru merasakan gairahnya naik saat Leon begitu mendo
"Pesankan menu makan malam ke La Piazza Restaurant untuk 2 porsi. Grilled Tomahawk Ribeye Steak in Spicy Barbecue Relish, Crab cream soup, baked honey glazed chicken wings, apple pie with mapple syrup, puding mangga vla vanilla. Katakan ke chef-nya jangan terlalu lama!" ucap Leon ke sistem canggih di unit penthouse miliknya.Evita yang telah mengeringkan tubuhnya dan berjalan ke walk in closet untuk mencari baju. Dengan segera Leon menyusulnya lalu berkata, "Aku yang akan memilihkan baju untukmu, Eve.""Bukankah kita hanya akan makan malam di sini?" tanya Evita kebingungan.Tak butuh waktu lama bagi Leon untuk menjatuhkan pilihannya ke mini dress sequin hitam dengan belahan kerah V yang rendah lalu menyerahkannya ke tangan Evita. "Pakai yang ini ya, Sayang," ucapnya seraya mengerling nakal."Baiklah, Leon ... Cintaku," sahut Evita dengan nada lebay bercampur gemas mencubit hidung mancung Leon.Dia membuka lilitan handuk di tubuhnya lalu menaruhnya
"Srreeetttt!"Lembaran kertas koran itu berhamburan di lantai kantor CEO Young Entertainment."Aku benci sekali tiap membaca berita surat kabar selalu Leon ... Leon ... Leon! Apa tidak ada tokoh lain yang bisa dijadikan berita utama surat kabar?!" seru Belvin dengan penuh emosi di hadapan GM-nya.Julio, General Manager bawahan Belvin hanya berdiam diri, dia tidak ingin menjawab pertanyaan retoris bosnya itu. Nama Belvin juga sebenarnya menghiasi headline berita beberapa hari lalu karena menjadi peserta orgy di hotel bintang 5 bersama kawan-kawannya sesama pecinta dunia lendir."Jul, apa pamanku Matthew Leigh sudah menandatangani perjanjian penanaman modal ke perusahaan kita?" tanya Belvin memunggungi Julio dan menatap pemandangan kota metropolitan dari lantai 30."Sudah, Pak Belvin. Total dana segar yang diterima rekening perusahaan senilai 5 Triliun. Oya, Tuan Matthew Leigh ingin berkunjung langsung dari New York ke Jakarta akhir pekan ini,
Tubuh Evita tenggelam dalam dekapan Leon yang memangkunya di kursi balkon griya tawangnya di lantai 50 Nirwana Amanjiwo Tower. Kekasihnya itu membelai lembut tubuhnya yang terbalut lingerie berbahan lace warna baby pink.Mereka berdua sedang menikmati pemandangan matahari terbit dari balkon rooftop yang masih terasa sejuk udaranya di pagi hari."Aroma lavender yang bercampur aroma kulitmu sangat menenangkan, Eve. Aku suka sekali," gumam Leon sembari menyurukkan wajahnya di lekuk leher Evita yang tertutupi oleh rambut panjangnya yang berwarna merah menyala itu.Evita hanya terkikik pelan karena geli dengan sentuhan hidung mancung Leon di kulitnya. Dia lalu berkata, "Hey, aku ingin menanyakan sesuatu, Leon Sayang. Cincin pertunangan yang kau berikan untukku ini unik sekali, apa kau memesannya khusus?"Mendengar pertanyaan Evita itu, dia pun terkekeh. "Sebenarnya desain cincin pertunangan kita ini mengadaptasi model Forever Mark, tapi memang aku memesannya k
New York City.Wanita ramping berambut panjang coklat kemerahan seperti mahoni itu berjalan melenggang di atas high heels merahnya dengan dagu terangkat, kaca mata hitam bertengger di atas hidung mungilnya yang mancung. Dia berpapasan dengan pria yang memang tidak pernah dia cintai itu di koridor depan ruang sidang kasus perceraian New York City."Kuharap ini adalah pertemuan terakhir kita, Mister Leigh," ucap wanita itu dengan nada datar yang dingin. Dia sangat membenci pria itu.Matthew Leigh mendengkus geli setengah kesal sembari berkata, "Tentu saja, Madeline. Kita sudah tidak ada urusan lagi setelah persidangan ini selesai. Kau bisa puas berfoya-foya dengan uang kompensasi perceraian yang kuberikan dan mungkin membayar gigolo untuk melayanimu."Bibir Madeline berkedut mendengar ucapan sarkastis pria yang akan menjadi mantan suaminya itu. "Hahaha ... thanks. Kau ternyata sangat perhatian, Matt. Aku pun ingin mengucapkan selamat mencari istri baru yang
Mobil Alphard hitam yang membawa konglomerat asal New York dan keponakannya yang tak lain adalah Belvin itu berhenti di depan lobi Stasiun TV Popular. Kedua pria itu pun turun diikuti Julio dan pengawal-pengawal berbadan tegap."Ada talkshow primetime yang sangat laris di studio 3, Paman Matt. Ayo kita ke sana!" ajak Belvin seraya mengarahkan pamannya menuju ke tempat yang dia maksud.Mereka menonton jalannya acara talkshow yang seru itu dari balik ruangan siaran yang ditutupi kaca tak tembus pandang satu sisi.Mata Matthew menangkap sosok wanita berambut merah menyala yang sangat cantik di deretan depan bangku penonton studio 3 itu. Dia tak dapat mengalihkan pandangannya ke tempat lainnya."Belv, apa kau tahu siapa wanita yang duduk di barisan bangku penonton paling depan, yang berambut merah?" tanya Matthew, dia menduga itu artis di bawah managemen keponakannya.Belvin mencari sosok yang dimaksud pamannya itu. 'Astaga, itu Evita! Apa Matt t
"Papa ... Mama ... Evi pulang!" seru Evita ketika memasuki ruang tamu rumah keluarganya.Seperti biasa pintu teras jarang ditutup di siang hari agar udara dalam rumah dapat berganti. Dari dalam kamar tidur, Dokter Philip Meyers mendorong kursi roda yang diduduki oleh istrinya. Mereka berdua tersenyum gembira melihat kepulangan puteri tunggalnya ke rumah."Hai, Evi. Akhirnya pulang juga ... kau membawa Leon? Hai, Leon!" sapa Dokter Evelyn Meyers dengan suara lirih sekalipun wajahnya bersemangat menyambut pasangan muda itu.Penyakit kanker leher rahim dan rangkaian kemoterapi yang dijalaninya telah merusak banyak hal di tubuhnya. Dia mengalami kerontokan rambut dan gangguan pada pita suaranya, pandangannya juga sedikit kabur karena menurunnya konsentrasi dan fungsi saraf tepi. Obat anti kanker itu sifatnya keras, bukan hanya sel kanker yang dilemahkan, sel tubuh yang normal pun ikut terpengaruh."Hai, Tante Evelyn. Bagaimana kabar Anda? Selamat siang,
"Kami pamit dulu, Ma, Pa," ucap Leon yang sudah membahasakan panggilan kedua orangtua Evita dengan 'mama papa'."Hey, Jagoan! Jaga puteriku baik-baik ya!" pesan Dokter Philip Meyers menunjuk Leon dengan nada tegas."Siap, Papa Mertua!" sahut Leon seraya terkekeh.Dia lalu merangkul pinggang ramping Evita menuju ke mobil Lamborghini Aventador gold miliknya lalu membukakan pintunya untuk kekasihnya itu. "Silakan, Princess," ujar Leon lalu menutup pintu itu dan berlari kecil ke sisi bangku pengemudi.Dia membunyikan klaksonnya sekali sebelum meninggalkan halaman rumah keluarga Meyers. Leon menarik napas lega karena dia berhasil mendapat restu orangtua Evita dan juga papi maminya tadi.Leon berencana menghubungi ketiga abangnya dan keponakan-keponakannya yang sudah terlebih dahulu menikah sebelum dirinya."Baby, nanti malam temani aku zoom meeting bersama saudara-saudaraku ya? Aku akan memperkenalkanmu kepada mereka," ujar Leon seray