New York City.
Wanita ramping berambut panjang coklat kemerahan seperti mahoni itu berjalan melenggang di atas high heels merahnya dengan dagu terangkat, kaca mata hitam bertengger di atas hidung mungilnya yang mancung. Dia berpapasan dengan pria yang memang tidak pernah dia cintai itu di koridor depan ruang sidang kasus perceraian New York City.
"Kuharap ini adalah pertemuan terakhir kita, Mister Leigh," ucap wanita itu dengan nada datar yang dingin. Dia sangat membenci pria itu.
Matthew Leigh mendengkus geli setengah kesal sembari berkata, "Tentu saja, Madeline. Kita sudah tidak ada urusan lagi setelah persidangan ini selesai. Kau bisa puas berfoya-foya dengan uang kompensasi perceraian yang kuberikan dan mungkin membayar gigolo untuk melayanimu."
Bibir Madeline berkedut mendengar ucapan sarkastis pria yang akan menjadi mantan suaminya itu. "Hahaha ... thanks. Kau ternyata sangat perhatian, Matt. Aku pun ingin mengucapkan selamat mencari istri baru yang
Mobil Alphard hitam yang membawa konglomerat asal New York dan keponakannya yang tak lain adalah Belvin itu berhenti di depan lobi Stasiun TV Popular. Kedua pria itu pun turun diikuti Julio dan pengawal-pengawal berbadan tegap."Ada talkshow primetime yang sangat laris di studio 3, Paman Matt. Ayo kita ke sana!" ajak Belvin seraya mengarahkan pamannya menuju ke tempat yang dia maksud.Mereka menonton jalannya acara talkshow yang seru itu dari balik ruangan siaran yang ditutupi kaca tak tembus pandang satu sisi.Mata Matthew menangkap sosok wanita berambut merah menyala yang sangat cantik di deretan depan bangku penonton studio 3 itu. Dia tak dapat mengalihkan pandangannya ke tempat lainnya."Belv, apa kau tahu siapa wanita yang duduk di barisan bangku penonton paling depan, yang berambut merah?" tanya Matthew, dia menduga itu artis di bawah managemen keponakannya.Belvin mencari sosok yang dimaksud pamannya itu. 'Astaga, itu Evita! Apa Matt t
"Papa ... Mama ... Evi pulang!" seru Evita ketika memasuki ruang tamu rumah keluarganya.Seperti biasa pintu teras jarang ditutup di siang hari agar udara dalam rumah dapat berganti. Dari dalam kamar tidur, Dokter Philip Meyers mendorong kursi roda yang diduduki oleh istrinya. Mereka berdua tersenyum gembira melihat kepulangan puteri tunggalnya ke rumah."Hai, Evi. Akhirnya pulang juga ... kau membawa Leon? Hai, Leon!" sapa Dokter Evelyn Meyers dengan suara lirih sekalipun wajahnya bersemangat menyambut pasangan muda itu.Penyakit kanker leher rahim dan rangkaian kemoterapi yang dijalaninya telah merusak banyak hal di tubuhnya. Dia mengalami kerontokan rambut dan gangguan pada pita suaranya, pandangannya juga sedikit kabur karena menurunnya konsentrasi dan fungsi saraf tepi. Obat anti kanker itu sifatnya keras, bukan hanya sel kanker yang dilemahkan, sel tubuh yang normal pun ikut terpengaruh."Hai, Tante Evelyn. Bagaimana kabar Anda? Selamat siang,
"Kami pamit dulu, Ma, Pa," ucap Leon yang sudah membahasakan panggilan kedua orangtua Evita dengan 'mama papa'."Hey, Jagoan! Jaga puteriku baik-baik ya!" pesan Dokter Philip Meyers menunjuk Leon dengan nada tegas."Siap, Papa Mertua!" sahut Leon seraya terkekeh.Dia lalu merangkul pinggang ramping Evita menuju ke mobil Lamborghini Aventador gold miliknya lalu membukakan pintunya untuk kekasihnya itu. "Silakan, Princess," ujar Leon lalu menutup pintu itu dan berlari kecil ke sisi bangku pengemudi.Dia membunyikan klaksonnya sekali sebelum meninggalkan halaman rumah keluarga Meyers. Leon menarik napas lega karena dia berhasil mendapat restu orangtua Evita dan juga papi maminya tadi.Leon berencana menghubungi ketiga abangnya dan keponakan-keponakannya yang sudah terlebih dahulu menikah sebelum dirinya."Baby, nanti malam temani aku zoom meeting bersama saudara-saudaraku ya? Aku akan memperkenalkanmu kepada mereka," ujar Leon seray
Seusai mandi sore yang panas bersama kekasihnya itu, Leon makan malam terlebih dahulu. Leon memesan menu makan malam ke restoran La Piazza di lantai bawah. Dengan segera pegawai restoran itu mengirimkan pesanannya ke lantai 50."Kita makan malam dulu, Eve. Masih ada setengah jam sebelum janji zoom meetingnya," ajak Leon duduk di samping Evita mengelilingi meja makan."Sedang ingin makan seafood rupanya," komentar Evita melihat assorted mixed seafood dengan saus berwarna merah jingga yang tampak pedas di tengah meja makan dengan 2 piring nasi putih.Mereka makan berdua dengan asik, Leon mengupaskan kepiting dan lobster dari cangkangnya yang berduri untuk Evita lalu menaruhnya di piring kekasihnya itu."Kau perhatian sekali, Leon Cintaku!" puji Evita sembari melepas senyum manisnya lalu menyuapi Leon juga dengan udang dan daging kerang berlumur saus pedas yang lezat itu."Enak sekali kalau kau yang menyuapiku, Eve," ucap Leon senang.Setelah s
Acara pernikahan Leon dan Evita diselenggarakan di Secret Lover Island milik Leeray dan Deasy yang letaknya berdekatan dengan Australia Barat. Semua tamunya adalah keluarga besar klan Indrajaya bersama menantu dan orangtua Evita saja.Leon mengirimkan ke masing-masing alamat sebuah helikopter untuk menjemput tamunya. Memang sebelum Leon lahir, papinya membeli perusahaan transportasi helikopter, ternyata tanpa dia sadari pemikirannya yang maju itu mempermudah acara pernikahan putera bungsunya.Di landasan bandara kecil yang dibuat oleh Leeray dan Deasy untuk tamu resort pulau pribadi mereka, berjajar helikopter yang mendarat di sana. Pasangan suami istri itu bersama Poseidon, kembaran Midori, anak kembar mereka menyambut kedatangan para tamu dari perjalanan jauh.(Kisah cinta Leeray dan Deasy beserta Leonard dan Elena ada di novel Trapped by Possesive Billionaire)Leonard dan Elena berada satu helikopter bersama Dokter Philip Meyers dan D
"Happy Wedding, Leon!" seru Kenzo dengan wajah gembira memeluk erat sobatnya itu yang tak lain adalah paman istrinya, Midori.Midori juga memeluk paman keempatnya itu. "Selamat, Leon, Evita!" Kemudian memeluk Evita juga. "Beri salam untuk Kakek Leon, Kenshin. Hihihi," ujar Midori cekikikan mengerjai pamannya yang sebenarnya seumuran dengannya.Dengan lengannya yang kuat, Leon menggendong putera Midori dan Kenzo yang berusia 4 tahun itu. "Hello, Kenzo Junior! Jangan dengarkan mama, ini Leon ... Pamanmu yang ganteng dan awet muda," ujarnya dalam bahasa Jepang yang fasih.Kenshin menuruti Leon dan memanggil, "Paman Leon!""Dia sangat menuruni Kenzo, tidak bandel sepertimu, Mi!" ejek Leon seraya menjulurkan lidahnya ke arah Midori. Sementara Kenzo hanya terkekeh menanggapi istrinya yang merajuk. Leon dan Midori selalu senang berkelahi dari dulu sejak masih tinggal bersama di Perth.Jacob, Jane, Poseidon, dan anak-anak Michael juga mengerumuni pasangan
Leeray dan Deasy tersenyum puas ketika melihat pasangan pengantin baru itu menyukai kamar pengantin yang mereka hias berdua. Kamar pengantin di floating cottage itu dihiasi dengan bunga-bunga segar yang menguarkan aroma harum nan manis. Lampu kamar sengaja dipadamkan tergantikan oleh lilin-lilin di dalam gelas-gelas kaca yang diletakkan di berbagai penjuru ruangan.Kemarin Deasy yang membuat bentukan sepasang angsa dari bahan bedcover putih di atas ranjang pengantin yang bertabur kelopak bunga mawar merah yang berbentuk hati."Kurasa ini hasil karya Deasy, apa benar?" tebak Leon karena tahu istri abang sulungnya itu seorang seniman terkenal di Perth. Deasy, wanita yang sangat kreatif dan juga romantis sangat cocok dengan Leeray."Tentu saja, Leon. Abangmu itu buta tentang kerajinan tangan. Hahaha," sahut Deasy mencubit hidung mancung suaminya sambil bergelanyut manja di pelukan Leeray."Katakan saja aku beruntung mendapatkanmu, Dewiku," balas Leeray
Usai menikmati hari-hari penuh kemesraan bersama suami barunya di Lover Secret Island, akhirnya Evita harus kembali ke Jakarta karena dia harus bekerja lagi di hari Senin. Dia tidak bisa terlalu lama berlibur karena pekerjaannya sebagai psikolog di rumah sakit.Pagi itu dia berpamitan dengan Leon di depan pintu lobi rumah sakit. Suaminya seolah begitu berat melepaskannya untuk pergi bekerja."Hubby, nanti kita sambung lagi sepulang kerja ...," ucap Evita mendorong dada Leon yang mencondongkan tubuhnya menciumi lehernya dengan mesra di dalam mobil Lamborghini gold metaliknya. "Hmm ... aku masih ingin bersamamu, Eve," jawab Leon meremas-remas gundukan di balik baju kerja istrinya."Tiiiiinnn ...tiiiinnnn ...."Pengemudi mobil di belakang mobil Leon membunyikan klakson dengan kesal karena mobil di depannya tak kunjung bergerak dari depan lobi rumah sakit. Dia membawa pasien untuk berobat."Bye, Leon!" pamit Evita buru-buru membuka pintu mobil untuk kabur dari keganasan suaminya. Dia ter