Acara pernikahan Leon dan Evita diselenggarakan di Secret Lover Island milik Leeray dan Deasy yang letaknya berdekatan dengan Australia Barat. Semua tamunya adalah keluarga besar klan Indrajaya bersama menantu dan orangtua Evita saja.
Leon mengirimkan ke masing-masing alamat sebuah helikopter untuk menjemput tamunya. Memang sebelum Leon lahir, papinya membeli perusahaan transportasi helikopter, ternyata tanpa dia sadari pemikirannya yang maju itu mempermudah acara pernikahan putera bungsunya.
Di landasan bandara kecil yang dibuat oleh Leeray dan Deasy untuk tamu resort pulau pribadi mereka, berjajar helikopter yang mendarat di sana. Pasangan suami istri itu bersama Poseidon, kembaran Midori, anak kembar mereka menyambut kedatangan para tamu dari perjalanan jauh.
(Kisah cinta Leeray dan Deasy beserta Leonard dan Elena ada di novel Trapped by Possesive Billionaire)
Leonard dan Elena berada satu helikopter bersama Dokter Philip Meyers dan D
"Happy Wedding, Leon!" seru Kenzo dengan wajah gembira memeluk erat sobatnya itu yang tak lain adalah paman istrinya, Midori.Midori juga memeluk paman keempatnya itu. "Selamat, Leon, Evita!" Kemudian memeluk Evita juga. "Beri salam untuk Kakek Leon, Kenshin. Hihihi," ujar Midori cekikikan mengerjai pamannya yang sebenarnya seumuran dengannya.Dengan lengannya yang kuat, Leon menggendong putera Midori dan Kenzo yang berusia 4 tahun itu. "Hello, Kenzo Junior! Jangan dengarkan mama, ini Leon ... Pamanmu yang ganteng dan awet muda," ujarnya dalam bahasa Jepang yang fasih.Kenshin menuruti Leon dan memanggil, "Paman Leon!""Dia sangat menuruni Kenzo, tidak bandel sepertimu, Mi!" ejek Leon seraya menjulurkan lidahnya ke arah Midori. Sementara Kenzo hanya terkekeh menanggapi istrinya yang merajuk. Leon dan Midori selalu senang berkelahi dari dulu sejak masih tinggal bersama di Perth.Jacob, Jane, Poseidon, dan anak-anak Michael juga mengerumuni pasangan
Leeray dan Deasy tersenyum puas ketika melihat pasangan pengantin baru itu menyukai kamar pengantin yang mereka hias berdua. Kamar pengantin di floating cottage itu dihiasi dengan bunga-bunga segar yang menguarkan aroma harum nan manis. Lampu kamar sengaja dipadamkan tergantikan oleh lilin-lilin di dalam gelas-gelas kaca yang diletakkan di berbagai penjuru ruangan.Kemarin Deasy yang membuat bentukan sepasang angsa dari bahan bedcover putih di atas ranjang pengantin yang bertabur kelopak bunga mawar merah yang berbentuk hati."Kurasa ini hasil karya Deasy, apa benar?" tebak Leon karena tahu istri abang sulungnya itu seorang seniman terkenal di Perth. Deasy, wanita yang sangat kreatif dan juga romantis sangat cocok dengan Leeray."Tentu saja, Leon. Abangmu itu buta tentang kerajinan tangan. Hahaha," sahut Deasy mencubit hidung mancung suaminya sambil bergelanyut manja di pelukan Leeray."Katakan saja aku beruntung mendapatkanmu, Dewiku," balas Leeray
Usai menikmati hari-hari penuh kemesraan bersama suami barunya di Lover Secret Island, akhirnya Evita harus kembali ke Jakarta karena dia harus bekerja lagi di hari Senin. Dia tidak bisa terlalu lama berlibur karena pekerjaannya sebagai psikolog di rumah sakit.Pagi itu dia berpamitan dengan Leon di depan pintu lobi rumah sakit. Suaminya seolah begitu berat melepaskannya untuk pergi bekerja."Hubby, nanti kita sambung lagi sepulang kerja ...," ucap Evita mendorong dada Leon yang mencondongkan tubuhnya menciumi lehernya dengan mesra di dalam mobil Lamborghini gold metaliknya. "Hmm ... aku masih ingin bersamamu, Eve," jawab Leon meremas-remas gundukan di balik baju kerja istrinya."Tiiiiinnn ...tiiiinnnn ...."Pengemudi mobil di belakang mobil Leon membunyikan klakson dengan kesal karena mobil di depannya tak kunjung bergerak dari depan lobi rumah sakit. Dia membawa pasien untuk berobat."Bye, Leon!" pamit Evita buru-buru membuka pintu mobil untuk kabur dari keganasan suaminya. Dia ter
Evita dengan segera menarik tangannya dari Matthew Leigh lalu menaruhnya di pangkuannya. Jantungnya berdebar kencang karena ketakutan. Pasien kejiwaannya kali bukan pasien biasa, itu tampak dari tatapan mata pria itu, seorang dominan yang obsesif. "Apa kau takut kepadaku, Dokter Evita?" tanya pria itu menyeringai geli menatap wajah Evita.Namun, Evita memilih untuk berpaling menghindari tatapan penuh hasrat itu. Dia seorang wanita bersuami saat ini. Leon juga menempatkan pengawal di depan pintu ruang praktiknya. Bila pria bule di hadapannya ini tidak buta pastilah dia mengetahuinya juga."Sejujurnya iya, Anda membuatku takut, Paman Matthew. Apa benar Anda ingin sembuh dari sadomasokisme itu atau tidak? Aku tidak ingin menjadi obyek fantasi Anda, please ...," ucap Evita dengan tenang sekalipun dalam hatinya sangat tegang.Matthew melihat cincin pertunangan wanita itu telah berpindah posisi di jari manis kanan. Dia pun bertanya, "Apa kau sudah menikah dengan tunanganmu, Dok?""Ya, kami
Usai membaca pesan dari George Whittman, Leon berkata kepada Kenzo, "Apa kau bisa membuatkan jam tangan dengan GPS pelacak seperti yang kau buat untuk Midori dulu, Ken?""Untuk Evita?" tanya Kenzo penasaran seraya mengangkat sebelah alisnya.Leon mengangguk-anggukkan kepalanya. "Aku merasa ada sesuatu yang buruk yang telah terjadi pada Evita. Tidak biasanya dia ingin menemuiku di jam kantor. Mungkin salahku terlalu sering mencari musuh ...," jawab Leon risau."Aku akan mengantar jam tangan itu nanti setelah makan malam bersama Kakek Leonard. Apa nanti malam kau datang juga ke Indrajaya Residence?" tanya Kenzo sembari berdiri. Leon memberinya beberapa pekerjaan yang harus segera dia lakukan.Mereka berdua berjalan menuju ke pintu keluar ruangan CEO. "Aku akan datang bersama Evita ke rumah papi mami. Kau bisa memberikan jam tangan itu nanti malam. Hei ... tak perlu yang seindah milik Midori. Kau berusaha terlalu keras saat membuatnya, Sobat! Zamrud dan mirah delima itu mahal, kau memang
Evita tetap berada di ruang kantor Leon hingga suaminya selesai bekerja pukul 16.00 WIB. Dia menghabiskan waktunya dengan membaca majalah-majalah bisnis yang ada di meja sofa.Ternyata suaminya sangat populer sebagai seorang businessman, dia beberapa kali menemukan artikel mengenai Leon di majalah itu dan ada juga majalah yang meliput eksklusif dengan Leon sebagai bintang sampul depan majalah bisnis. Pria yang sangat tampan dan berkharisma. "Pekerjaanku sudah selesai hari ini, Sayang. Ayo kita pulang," ajak Leon mengulurkan tangan kanannya ke hadapan Evita yang langsung disambut dengan genggaman lembut oleh wanita itu."Gio, Adri, aku pulang dulu ya," pamit Leon kepada kedua sekretarisnya yang berdiri di balik meja kerja mereka sambil menggandeng Evita."Baik, Pak Leon. Selamat sore, hati-hati di jalan," sahut kedua sekretaris Leon itu.Mereka berdua pun turun dengan lift ke lantai lobi Indrajaya Realty. "Apa kau bosan menungguku di kantor, Eve?" tanya Leon seraya membelai pipi Evit
Setelah mengisi air hangat di bathtub yang dicampur dengan garam mandi beraroma lavender dan juga bubble bath, Leon membantu Evita masuk ke dalam bathtub bersamanya. Tangan Leon membelai gunung kembar istrinya yang puncaknya mengeras karena gairah. "Apa kau ingin bercinta di dalam air bersamaku, Eve Sayang?" goda Leon iseng sembari mengecupi leher jenjang Evita yang mulus."Apa itu jenis pertanyaan yang tidak perlu dijawab, Leon? Kau begitu serius menggodaku seperti ini ... dan masih menanyakannya ... aarrhh!" balas Evita setengah kesal pada suaminya.Wanita itu pun memainkan jemarinya di sepanjang bentukan seperti pisang Raja di antara pangkal pahanya. Dia pun mendengar suaminya yang bandel itu melenguh. "Aku akan membiarkan juniormu tegang sendiri, bagaimana?" tanya Evita menghukum suaminya."Ampuni aku, Ratuku!" sahut Leon cepat-cepat."Kalau begitu bekerja keraslah, Leon, buat aku puas. Cepat!" lecut Evita dengan ucapan tegasnya.Leon tertawa berderai menyadari kucing kecilnya ya
Dari ruang keluarga rumah papi mami Leon, terdengar suara obrolan yang diwarnai derai tawa pria dan wanita. Rupanya Leon dan Evita yang datang paling belakangan. Di ruang keluarga ada papi mami Leon, Michael, Brandy, Alice, Rayden, Midori dan Kenzo bersama Kenshin.Elena yang pertama kali melihat kedatangan putera dan menantu barunya itu. Dia beranjak bangkit dari sofa di samping suaminya lalu melangkahkan kakinya memeluk Leon dan Evita dengan hangat. "Macet ya jalannya, Leon Sayang? Ayo duduk dulu di sini sebentar sembari menunggu menu makan malamnya siap. Mami bikin puff pastry, dicobain ya, Eve, Leon!" sambut Elena lalu mengajak pasangan pengantin baru itu duduk di sofa yang kosong lalu menghidangkan sepiring penuh puff pastry lezat dengan berbagai bentuk dan isian.Leon dan Evita mencicipi masing-masing sebuah. "Biasa, Mam, Jakarta kapan sih nggak macet kalau jam makan malam begini?" jawab Leon duduk di sofa bersebelahan dengan Evita dan merangkul pinggang istrinya itu dengan pos
Kini Leon sudah ahli mengganti popok bayi, serta merawat bayi dengan minyak telon, bedak bayi, serta losion bayi. "Diego ... jagoan Papi! Ututu cayaaangg ...," ucap Leon menimang-nimang puteranya sambil menggoda bayi yang terkekeh-kekeh itu sehabis memandikannya pagi ini.Sementara Evita sedang membuat makanan pendamping ASI karena putera pertamanya semakin bertambah usianya. Dia membuat bubur kentang dan daging salmon yang lembut dicampur wortel dan brokoli. Setelah selesai Evita mendekati ayah dan anak itu di balkon sambil membawa semangkuk bubur bayi."Eve, kurasa kali ini genetikku yang kuat mendominasi tampilan fisik Diego. Rambutnya semakin hitam dan iris matanya juga hitam. Aku bisa berbangga di depan abang-abangku, Leeray dan James yang selalu kalah genetiknya dari istri mereka," ujar Leon tertawa girang saat Evita menyuapi Diego di baby stroller.Sepertinya bayi laki-laki itu menyukai makanan pendamping ASI buatan maminya. Diego seolah menikmati buburnya dan menelannya begitu
"Hai, Matt. Tumben kau mencariku?" sapa Michael Benedict Indrajaya berjabat tangan dan merangkul menantunya.Mereka berdua pun duduk di sofa kantor CEO Tanurie Grup. Matthew pun mulai berbicara, "Mike, aku ingin melebarkan sayap ke bisnis di Indonesia. Kurasa di Jakarta belum ada kasino yang besar seperti di Singapore atau Macau atau sejenis di Las Vegas atau Atlantic City. Aku berpikir itu sebuah ide bisnis yang menarik untuk digarap. Bagaimana menurutmu?" Michael terpekur sejenak memikirkan ide itu lalu dia pun menjawab, "Bisnis yang menarik, tapi kau butuh uang banyak untuk setoran keamanan ke banyak pihak, Matt. Ini Indonesia, hanya yang memiliki sumber daya kuat yang mampu bertahan. Selama ini grup Tanurie dan grup Indrajaya berfokus di sarana prasarana bidang jasa niaga. Entertainment belum kami sentuh.""Papa Mertua, aku butuh bantuanmu untuk lebih mengenal negara ini dengan baik. Belum ada, tapi bisa dicoba. Oya, cucumu laki-laki dan aku ingin nanti dia yang meneruskan legacy
Leon memeluk Evita yang merasa cemas pasca kedatangan Joe Allen Leigh yang ingin membawa Diego. "Tenanglah, Eve! Pria itu sudah pergi dari rumah sakit," hibur Leon seraya membelai punggung Evita dengan lembut."Bagaimana bila hasil test DNA Diego mengatakan bahwa Joe adalah ayahnya, Hubby?" ucap Evita dengan jantung berdebar-debar.Helaan napas meluncur dari mulut Leon. Dia sendiri pun agak bingung dengan penampilan bayinya setelah lahir. Rambut Diego tidak merah seperti maminya, tidak hitam seperti Leon, melainkan kecoklatan gelap. Kemudian warna iris matanya juga biru begitu, tidak hijau, tidak pula hitam seperti dirinya.Genetik itu permainan kode DNA yang dominan dan resesif bisa teracak sempurna. Itu yang Leon tahu dari ilmu IPA yang pernah ia pelajari saat sekolah dulu. Sebetulnya kalau puteranya seperti maminya, Leon juga tidak keberatan. Ini malah bikin bingung karena tidak ada ciri khas papi maminya. Pusing!"Eve, kalau ternyata ayah kandung Diego adalah Joe. Apa yang harus k
"Hello, Eve!"Suara bass husky pria itu mengirimkan teror ke sekujur tubuh Evita. Dia mendadak gemetaran dan menatap nanar ke arah pria itu berjalan mendekatinya di bed pasien ruang ibu dan anak.Joe Allen menyeringai melihat Evita yang tampak ketakutan melihatnya. "Ckckckck ... kenapa harus takut kepadaku? Aku ingin melihat puteraku juga. Coba biarkan aku menggendongnya, Eve!" ujar Joe Allen mendekat ke samping ranjang."Jangan mendekat!" teriak Evita lalu menekan tombol panggilan untuk perawat.Diego ada di dekapannya dan sedang menyusu dengan tenang tanpa tahu bahwa maminya sedang tegang berhadapan dengan monster predator wanita."Bayi yang tampan dan sehat. Aku ingin menggendongnya!" Joe Allen mengangkat Diego dari dekapan Evita lalu menimang-nimang bayi berusia beberapa hari itu sambil berdiri.Perawat jaga bergegas masuk ke ruangan itu dan bertanya, "Apa Anda membutuhkan sesuatu, Nyonya?""Suster, pria ini berbahaya, dia mengambil puteraku!" teriak Evita histeris.Namun, Joe All
"Eve, kurasa HPL kelahiranmu sudah lewat. Kenapa anak ini tak kunjung lahir?" tanya Leon penasaran.Evita pun terpekur sejenak lalu dia berbisik di telinga suaminya, "Mungkin kau bisa membantuku kontraksi kali ini?"Dengan wajah berseri-seri Leon menjawab, "Itu keahlianku, Hot Mommy! Siap melayani dengan sepenuh hati."Perasaan bergetar saat menatap tubuh molek istrinya yang polos masih sama bagi Leon, little mermaid itu memiliki sejuta pesona yang membuatnya tak mampu berpaling. Perlahan telapak tangannya menekan perlahan bulatan indah di dada Evita. Bibirnya mencecap puncaknya yang mengalirkan susu dengan deras.Bagi Leon bercinta dengan wanita hamil memiliki sensasi istimewa tersendiri, dia sangat menyukainya. ASI dari Evita membuatnya bernostalgia dengan masa batitanya dulu yang hanya teringat samar-samar. Namun, satu yang pasti rasanya manis dan membuatnya ketagihan."Leon ... aku seperti merasa punya bayi besar," goda Evita yang membelai-belai bagian belakang kepala suaminya yan
Lisbon, Portugal.Kali ini Matthew mengajak Alice mengunjungi Lisbon Oceanarium yang terletak di perairan biru Estuary Tagus. Bangunan itu dari kejauhan tampak seperti kapal yang tinggi menjulang di atas laut yang terbuat dari kaca.Konsep tempat wisata ini mirip dengan sea world yang menampilkan kehidupan laut, ada banyak jenis ikan laut yang bisa dilihat seperti ikan hiu, ikan Puffer warna-warni, anemon laut, dan pinguin lucu yang senang berinteraksi dengan pengunjung."Matt, pinguinnya melambai kepadaku," ujar Alice terkikik geli melambai-lambaikan tangannya dengan beberapa ekor pingiun di balik kaca oceanarium.Pria itu pun tertawa geli melihat Alice dan pinguin-pinguin itu. "Wah, sepertinya kalian cocok bersahabat satu sama lain."Mereka bergandengan tangan berkeliling melihat-lihat isi oceanarium yang menarik. Ikan pari lebar melewati kaca di atas kepala mereka. Tiba-tiba ponsel Matthew berdering tanda panggilan telepon masuk. Dia segera menerimanya. "Halo?" "Halo, Boss. Saya
Sudah tiga bulan terakhir ini pria itu tak bisa menikmati hobinya berhubungan seks dengan wanita. Penyebabnya adalah alat kelaminnya mengalami radang dan bernanah bercampur darah. Ingin melakukannya, tetapi saat bergesekan atau hanya bersentuhan saja bagian yang dulu sempat jadi kebanggaannya untuk menaklukkan wanita itu tak bisa lagi digunakan karena sangat sakit.Akhirnya Belvin hanya bisa mengalihkan hasrat seksualnya dengan berhalusinasi menggunakan obat-obatan terlarang. Angel dust telah menjadi sahabatnya berfantasi. Angannya dapat terbuai melayang jauh sekalipun jiwanya sakit.Dari hari ke hari tubuhnya semakin kurus karena dia kehilangan napsu makannya dan hanya ingin berbaring dan berfantasi dalam dunia maya. Dosis obat-obatan yang dia konsumsi dari hari ke hari semakin meningkat. Awalnya hanya jenis serbuk yang dihirup melalui lubang hidung. Lama kelamaan dia menggantinya dengan jenis obat injeksi yang efeknya lebih kuat.Pergaulan yang buruk merusak tubuh, pepatah itu sung
Petang itu sebelum makan malam bersama awak kapal yacht Lady Marine, Matthew sengaja mengajak Alice ke Pastel de Belem. Bakery itu menjual Patel de Nata yang terkenal di Lisbon. Mereka memesan dua lusin makanan ringan bercita rasa manis itu untuk menjamu awak kapal.Bentuk pastel berisi krim putih bertabur bubuk kayu manis itu lebih mirip pie yang buah sebenarnya, hanya tidak menggunakan buah sebagai isiannya dan bentuknya memang seperti pastel tutup yang dipanggang.Alice menggigit sebuah Patel de Nata lalu menyuapi suaminya juga. "Aaa ... apa manis?""Manis seperti istriku!" sahut Matthew terkekeh sambil melingkarkan lengannya di sekitar pinggang Alice yang sedang duduk di high chair menunggu pesanannya.Bibir Alice mendekati bibir suaminya dan langsung disambar dengan ganas. "Aahh ... I got a strike, Boy!" seru Alice terengah menata napasnya.Matthew tertawa dan bertanya, "Why?!" "I got a monster bit my lips like a Giant Traveley fish!" ("Aku mendapat monster yang menggigit bibirk
Perlahan kapal yacht Lady Marine merapat ke dermaga Lisbon. Kapten Eugene Dunn mengarahkan kapal pesiar mewah berukuran sedang itu dengan roda kemudi kapal. "Mister Leigh, tujuan Anda dan Nyonya telah tercapai. Welcome to Lisbon!" ujarnya di depan alat pengeras suara yang terhubung ke semua ruangan di kapal yacht itu.Alice bersorak gembira dan melompat ke pelukan Matthew. "Ahh ... tak sabar rasanya untuk turun ke daratan, Hubby!" seru Alice penuh semangat.Pria tampan itu tersenyum miring menatap istrinya yang imut dan membalas, "Mungkin Lisbon tak seterkenal Paris, Rome, London, atau Amsterdam, tapi aku yakin kau pasti tidak akan melupakan petualangan romantis kita di Lisbon!"Akhirnya sauh dibuang ke dalam laut dan tali tambang kapal diikat ke tonggak dermaga. Matthew membantu Alice turun dari kapal, sedangkan Calvin membawakan koper kedua majikannya."Capt. Eugene, aku akan berjalan-jalan seminggu di Lisbon. Bersenang-senanglah juga, turun dari yacht!" seru Matthew yang mendapat