"Srreeetttt!"
Lembaran kertas koran itu berhamburan di lantai kantor CEO Young Entertainment.
"Aku benci sekali tiap membaca berita surat kabar selalu Leon ... Leon ... Leon! Apa tidak ada tokoh lain yang bisa dijadikan berita utama surat kabar?!" seru Belvin dengan penuh emosi di hadapan GM-nya.
Julio, General Manager bawahan Belvin hanya berdiam diri, dia tidak ingin menjawab pertanyaan retoris bosnya itu. Nama Belvin juga sebenarnya menghiasi headline berita beberapa hari lalu karena menjadi peserta orgy di hotel bintang 5 bersama kawan-kawannya sesama pecinta dunia lendir.
"Jul, apa pamanku Matthew Leigh sudah menandatangani perjanjian penanaman modal ke perusahaan kita?" tanya Belvin memunggungi Julio dan menatap pemandangan kota metropolitan dari lantai 30.
"Sudah, Pak Belvin. Total dana segar yang diterima rekening perusahaan senilai 5 Triliun. Oya, Tuan Matthew Leigh ingin berkunjung langsung dari New York ke Jakarta akhir pekan ini,
Tubuh Evita tenggelam dalam dekapan Leon yang memangkunya di kursi balkon griya tawangnya di lantai 50 Nirwana Amanjiwo Tower. Kekasihnya itu membelai lembut tubuhnya yang terbalut lingerie berbahan lace warna baby pink.Mereka berdua sedang menikmati pemandangan matahari terbit dari balkon rooftop yang masih terasa sejuk udaranya di pagi hari."Aroma lavender yang bercampur aroma kulitmu sangat menenangkan, Eve. Aku suka sekali," gumam Leon sembari menyurukkan wajahnya di lekuk leher Evita yang tertutupi oleh rambut panjangnya yang berwarna merah menyala itu.Evita hanya terkikik pelan karena geli dengan sentuhan hidung mancung Leon di kulitnya. Dia lalu berkata, "Hey, aku ingin menanyakan sesuatu, Leon Sayang. Cincin pertunangan yang kau berikan untukku ini unik sekali, apa kau memesannya khusus?"Mendengar pertanyaan Evita itu, dia pun terkekeh. "Sebenarnya desain cincin pertunangan kita ini mengadaptasi model Forever Mark, tapi memang aku memesannya k
New York City.Wanita ramping berambut panjang coklat kemerahan seperti mahoni itu berjalan melenggang di atas high heels merahnya dengan dagu terangkat, kaca mata hitam bertengger di atas hidung mungilnya yang mancung. Dia berpapasan dengan pria yang memang tidak pernah dia cintai itu di koridor depan ruang sidang kasus perceraian New York City."Kuharap ini adalah pertemuan terakhir kita, Mister Leigh," ucap wanita itu dengan nada datar yang dingin. Dia sangat membenci pria itu.Matthew Leigh mendengkus geli setengah kesal sembari berkata, "Tentu saja, Madeline. Kita sudah tidak ada urusan lagi setelah persidangan ini selesai. Kau bisa puas berfoya-foya dengan uang kompensasi perceraian yang kuberikan dan mungkin membayar gigolo untuk melayanimu."Bibir Madeline berkedut mendengar ucapan sarkastis pria yang akan menjadi mantan suaminya itu. "Hahaha ... thanks. Kau ternyata sangat perhatian, Matt. Aku pun ingin mengucapkan selamat mencari istri baru yang
Mobil Alphard hitam yang membawa konglomerat asal New York dan keponakannya yang tak lain adalah Belvin itu berhenti di depan lobi Stasiun TV Popular. Kedua pria itu pun turun diikuti Julio dan pengawal-pengawal berbadan tegap."Ada talkshow primetime yang sangat laris di studio 3, Paman Matt. Ayo kita ke sana!" ajak Belvin seraya mengarahkan pamannya menuju ke tempat yang dia maksud.Mereka menonton jalannya acara talkshow yang seru itu dari balik ruangan siaran yang ditutupi kaca tak tembus pandang satu sisi.Mata Matthew menangkap sosok wanita berambut merah menyala yang sangat cantik di deretan depan bangku penonton studio 3 itu. Dia tak dapat mengalihkan pandangannya ke tempat lainnya."Belv, apa kau tahu siapa wanita yang duduk di barisan bangku penonton paling depan, yang berambut merah?" tanya Matthew, dia menduga itu artis di bawah managemen keponakannya.Belvin mencari sosok yang dimaksud pamannya itu. 'Astaga, itu Evita! Apa Matt t
"Papa ... Mama ... Evi pulang!" seru Evita ketika memasuki ruang tamu rumah keluarganya.Seperti biasa pintu teras jarang ditutup di siang hari agar udara dalam rumah dapat berganti. Dari dalam kamar tidur, Dokter Philip Meyers mendorong kursi roda yang diduduki oleh istrinya. Mereka berdua tersenyum gembira melihat kepulangan puteri tunggalnya ke rumah."Hai, Evi. Akhirnya pulang juga ... kau membawa Leon? Hai, Leon!" sapa Dokter Evelyn Meyers dengan suara lirih sekalipun wajahnya bersemangat menyambut pasangan muda itu.Penyakit kanker leher rahim dan rangkaian kemoterapi yang dijalaninya telah merusak banyak hal di tubuhnya. Dia mengalami kerontokan rambut dan gangguan pada pita suaranya, pandangannya juga sedikit kabur karena menurunnya konsentrasi dan fungsi saraf tepi. Obat anti kanker itu sifatnya keras, bukan hanya sel kanker yang dilemahkan, sel tubuh yang normal pun ikut terpengaruh."Hai, Tante Evelyn. Bagaimana kabar Anda? Selamat siang,
"Kami pamit dulu, Ma, Pa," ucap Leon yang sudah membahasakan panggilan kedua orangtua Evita dengan 'mama papa'."Hey, Jagoan! Jaga puteriku baik-baik ya!" pesan Dokter Philip Meyers menunjuk Leon dengan nada tegas."Siap, Papa Mertua!" sahut Leon seraya terkekeh.Dia lalu merangkul pinggang ramping Evita menuju ke mobil Lamborghini Aventador gold miliknya lalu membukakan pintunya untuk kekasihnya itu. "Silakan, Princess," ujar Leon lalu menutup pintu itu dan berlari kecil ke sisi bangku pengemudi.Dia membunyikan klaksonnya sekali sebelum meninggalkan halaman rumah keluarga Meyers. Leon menarik napas lega karena dia berhasil mendapat restu orangtua Evita dan juga papi maminya tadi.Leon berencana menghubungi ketiga abangnya dan keponakan-keponakannya yang sudah terlebih dahulu menikah sebelum dirinya."Baby, nanti malam temani aku zoom meeting bersama saudara-saudaraku ya? Aku akan memperkenalkanmu kepada mereka," ujar Leon seray
Seusai mandi sore yang panas bersama kekasihnya itu, Leon makan malam terlebih dahulu. Leon memesan menu makan malam ke restoran La Piazza di lantai bawah. Dengan segera pegawai restoran itu mengirimkan pesanannya ke lantai 50."Kita makan malam dulu, Eve. Masih ada setengah jam sebelum janji zoom meetingnya," ajak Leon duduk di samping Evita mengelilingi meja makan."Sedang ingin makan seafood rupanya," komentar Evita melihat assorted mixed seafood dengan saus berwarna merah jingga yang tampak pedas di tengah meja makan dengan 2 piring nasi putih.Mereka makan berdua dengan asik, Leon mengupaskan kepiting dan lobster dari cangkangnya yang berduri untuk Evita lalu menaruhnya di piring kekasihnya itu."Kau perhatian sekali, Leon Cintaku!" puji Evita sembari melepas senyum manisnya lalu menyuapi Leon juga dengan udang dan daging kerang berlumur saus pedas yang lezat itu."Enak sekali kalau kau yang menyuapiku, Eve," ucap Leon senang.Setelah s
Acara pernikahan Leon dan Evita diselenggarakan di Secret Lover Island milik Leeray dan Deasy yang letaknya berdekatan dengan Australia Barat. Semua tamunya adalah keluarga besar klan Indrajaya bersama menantu dan orangtua Evita saja.Leon mengirimkan ke masing-masing alamat sebuah helikopter untuk menjemput tamunya. Memang sebelum Leon lahir, papinya membeli perusahaan transportasi helikopter, ternyata tanpa dia sadari pemikirannya yang maju itu mempermudah acara pernikahan putera bungsunya.Di landasan bandara kecil yang dibuat oleh Leeray dan Deasy untuk tamu resort pulau pribadi mereka, berjajar helikopter yang mendarat di sana. Pasangan suami istri itu bersama Poseidon, kembaran Midori, anak kembar mereka menyambut kedatangan para tamu dari perjalanan jauh.(Kisah cinta Leeray dan Deasy beserta Leonard dan Elena ada di novel Trapped by Possesive Billionaire)Leonard dan Elena berada satu helikopter bersama Dokter Philip Meyers dan D
"Happy Wedding, Leon!" seru Kenzo dengan wajah gembira memeluk erat sobatnya itu yang tak lain adalah paman istrinya, Midori.Midori juga memeluk paman keempatnya itu. "Selamat, Leon, Evita!" Kemudian memeluk Evita juga. "Beri salam untuk Kakek Leon, Kenshin. Hihihi," ujar Midori cekikikan mengerjai pamannya yang sebenarnya seumuran dengannya.Dengan lengannya yang kuat, Leon menggendong putera Midori dan Kenzo yang berusia 4 tahun itu. "Hello, Kenzo Junior! Jangan dengarkan mama, ini Leon ... Pamanmu yang ganteng dan awet muda," ujarnya dalam bahasa Jepang yang fasih.Kenshin menuruti Leon dan memanggil, "Paman Leon!""Dia sangat menuruni Kenzo, tidak bandel sepertimu, Mi!" ejek Leon seraya menjulurkan lidahnya ke arah Midori. Sementara Kenzo hanya terkekeh menanggapi istrinya yang merajuk. Leon dan Midori selalu senang berkelahi dari dulu sejak masih tinggal bersama di Perth.Jacob, Jane, Poseidon, dan anak-anak Michael juga mengerumuni pasangan
Kini Leon sudah ahli mengganti popok bayi, serta merawat bayi dengan minyak telon, bedak bayi, serta losion bayi. "Diego ... jagoan Papi! Ututu cayaaangg ...," ucap Leon menimang-nimang puteranya sambil menggoda bayi yang terkekeh-kekeh itu sehabis memandikannya pagi ini.Sementara Evita sedang membuat makanan pendamping ASI karena putera pertamanya semakin bertambah usianya. Dia membuat bubur kentang dan daging salmon yang lembut dicampur wortel dan brokoli. Setelah selesai Evita mendekati ayah dan anak itu di balkon sambil membawa semangkuk bubur bayi."Eve, kurasa kali ini genetikku yang kuat mendominasi tampilan fisik Diego. Rambutnya semakin hitam dan iris matanya juga hitam. Aku bisa berbangga di depan abang-abangku, Leeray dan James yang selalu kalah genetiknya dari istri mereka," ujar Leon tertawa girang saat Evita menyuapi Diego di baby stroller.Sepertinya bayi laki-laki itu menyukai makanan pendamping ASI buatan maminya. Diego seolah menikmati buburnya dan menelannya begitu
"Hai, Matt. Tumben kau mencariku?" sapa Michael Benedict Indrajaya berjabat tangan dan merangkul menantunya.Mereka berdua pun duduk di sofa kantor CEO Tanurie Grup. Matthew pun mulai berbicara, "Mike, aku ingin melebarkan sayap ke bisnis di Indonesia. Kurasa di Jakarta belum ada kasino yang besar seperti di Singapore atau Macau atau sejenis di Las Vegas atau Atlantic City. Aku berpikir itu sebuah ide bisnis yang menarik untuk digarap. Bagaimana menurutmu?" Michael terpekur sejenak memikirkan ide itu lalu dia pun menjawab, "Bisnis yang menarik, tapi kau butuh uang banyak untuk setoran keamanan ke banyak pihak, Matt. Ini Indonesia, hanya yang memiliki sumber daya kuat yang mampu bertahan. Selama ini grup Tanurie dan grup Indrajaya berfokus di sarana prasarana bidang jasa niaga. Entertainment belum kami sentuh.""Papa Mertua, aku butuh bantuanmu untuk lebih mengenal negara ini dengan baik. Belum ada, tapi bisa dicoba. Oya, cucumu laki-laki dan aku ingin nanti dia yang meneruskan legacy
Leon memeluk Evita yang merasa cemas pasca kedatangan Joe Allen Leigh yang ingin membawa Diego. "Tenanglah, Eve! Pria itu sudah pergi dari rumah sakit," hibur Leon seraya membelai punggung Evita dengan lembut."Bagaimana bila hasil test DNA Diego mengatakan bahwa Joe adalah ayahnya, Hubby?" ucap Evita dengan jantung berdebar-debar.Helaan napas meluncur dari mulut Leon. Dia sendiri pun agak bingung dengan penampilan bayinya setelah lahir. Rambut Diego tidak merah seperti maminya, tidak hitam seperti Leon, melainkan kecoklatan gelap. Kemudian warna iris matanya juga biru begitu, tidak hijau, tidak pula hitam seperti dirinya.Genetik itu permainan kode DNA yang dominan dan resesif bisa teracak sempurna. Itu yang Leon tahu dari ilmu IPA yang pernah ia pelajari saat sekolah dulu. Sebetulnya kalau puteranya seperti maminya, Leon juga tidak keberatan. Ini malah bikin bingung karena tidak ada ciri khas papi maminya. Pusing!"Eve, kalau ternyata ayah kandung Diego adalah Joe. Apa yang harus k
"Hello, Eve!"Suara bass husky pria itu mengirimkan teror ke sekujur tubuh Evita. Dia mendadak gemetaran dan menatap nanar ke arah pria itu berjalan mendekatinya di bed pasien ruang ibu dan anak.Joe Allen menyeringai melihat Evita yang tampak ketakutan melihatnya. "Ckckckck ... kenapa harus takut kepadaku? Aku ingin melihat puteraku juga. Coba biarkan aku menggendongnya, Eve!" ujar Joe Allen mendekat ke samping ranjang."Jangan mendekat!" teriak Evita lalu menekan tombol panggilan untuk perawat.Diego ada di dekapannya dan sedang menyusu dengan tenang tanpa tahu bahwa maminya sedang tegang berhadapan dengan monster predator wanita."Bayi yang tampan dan sehat. Aku ingin menggendongnya!" Joe Allen mengangkat Diego dari dekapan Evita lalu menimang-nimang bayi berusia beberapa hari itu sambil berdiri.Perawat jaga bergegas masuk ke ruangan itu dan bertanya, "Apa Anda membutuhkan sesuatu, Nyonya?""Suster, pria ini berbahaya, dia mengambil puteraku!" teriak Evita histeris.Namun, Joe All
"Eve, kurasa HPL kelahiranmu sudah lewat. Kenapa anak ini tak kunjung lahir?" tanya Leon penasaran.Evita pun terpekur sejenak lalu dia berbisik di telinga suaminya, "Mungkin kau bisa membantuku kontraksi kali ini?"Dengan wajah berseri-seri Leon menjawab, "Itu keahlianku, Hot Mommy! Siap melayani dengan sepenuh hati."Perasaan bergetar saat menatap tubuh molek istrinya yang polos masih sama bagi Leon, little mermaid itu memiliki sejuta pesona yang membuatnya tak mampu berpaling. Perlahan telapak tangannya menekan perlahan bulatan indah di dada Evita. Bibirnya mencecap puncaknya yang mengalirkan susu dengan deras.Bagi Leon bercinta dengan wanita hamil memiliki sensasi istimewa tersendiri, dia sangat menyukainya. ASI dari Evita membuatnya bernostalgia dengan masa batitanya dulu yang hanya teringat samar-samar. Namun, satu yang pasti rasanya manis dan membuatnya ketagihan."Leon ... aku seperti merasa punya bayi besar," goda Evita yang membelai-belai bagian belakang kepala suaminya yan
Lisbon, Portugal.Kali ini Matthew mengajak Alice mengunjungi Lisbon Oceanarium yang terletak di perairan biru Estuary Tagus. Bangunan itu dari kejauhan tampak seperti kapal yang tinggi menjulang di atas laut yang terbuat dari kaca.Konsep tempat wisata ini mirip dengan sea world yang menampilkan kehidupan laut, ada banyak jenis ikan laut yang bisa dilihat seperti ikan hiu, ikan Puffer warna-warni, anemon laut, dan pinguin lucu yang senang berinteraksi dengan pengunjung."Matt, pinguinnya melambai kepadaku," ujar Alice terkikik geli melambai-lambaikan tangannya dengan beberapa ekor pingiun di balik kaca oceanarium.Pria itu pun tertawa geli melihat Alice dan pinguin-pinguin itu. "Wah, sepertinya kalian cocok bersahabat satu sama lain."Mereka bergandengan tangan berkeliling melihat-lihat isi oceanarium yang menarik. Ikan pari lebar melewati kaca di atas kepala mereka. Tiba-tiba ponsel Matthew berdering tanda panggilan telepon masuk. Dia segera menerimanya. "Halo?" "Halo, Boss. Saya
Sudah tiga bulan terakhir ini pria itu tak bisa menikmati hobinya berhubungan seks dengan wanita. Penyebabnya adalah alat kelaminnya mengalami radang dan bernanah bercampur darah. Ingin melakukannya, tetapi saat bergesekan atau hanya bersentuhan saja bagian yang dulu sempat jadi kebanggaannya untuk menaklukkan wanita itu tak bisa lagi digunakan karena sangat sakit.Akhirnya Belvin hanya bisa mengalihkan hasrat seksualnya dengan berhalusinasi menggunakan obat-obatan terlarang. Angel dust telah menjadi sahabatnya berfantasi. Angannya dapat terbuai melayang jauh sekalipun jiwanya sakit.Dari hari ke hari tubuhnya semakin kurus karena dia kehilangan napsu makannya dan hanya ingin berbaring dan berfantasi dalam dunia maya. Dosis obat-obatan yang dia konsumsi dari hari ke hari semakin meningkat. Awalnya hanya jenis serbuk yang dihirup melalui lubang hidung. Lama kelamaan dia menggantinya dengan jenis obat injeksi yang efeknya lebih kuat.Pergaulan yang buruk merusak tubuh, pepatah itu sung
Petang itu sebelum makan malam bersama awak kapal yacht Lady Marine, Matthew sengaja mengajak Alice ke Pastel de Belem. Bakery itu menjual Patel de Nata yang terkenal di Lisbon. Mereka memesan dua lusin makanan ringan bercita rasa manis itu untuk menjamu awak kapal.Bentuk pastel berisi krim putih bertabur bubuk kayu manis itu lebih mirip pie yang buah sebenarnya, hanya tidak menggunakan buah sebagai isiannya dan bentuknya memang seperti pastel tutup yang dipanggang.Alice menggigit sebuah Patel de Nata lalu menyuapi suaminya juga. "Aaa ... apa manis?""Manis seperti istriku!" sahut Matthew terkekeh sambil melingkarkan lengannya di sekitar pinggang Alice yang sedang duduk di high chair menunggu pesanannya.Bibir Alice mendekati bibir suaminya dan langsung disambar dengan ganas. "Aahh ... I got a strike, Boy!" seru Alice terengah menata napasnya.Matthew tertawa dan bertanya, "Why?!" "I got a monster bit my lips like a Giant Traveley fish!" ("Aku mendapat monster yang menggigit bibirk
Perlahan kapal yacht Lady Marine merapat ke dermaga Lisbon. Kapten Eugene Dunn mengarahkan kapal pesiar mewah berukuran sedang itu dengan roda kemudi kapal. "Mister Leigh, tujuan Anda dan Nyonya telah tercapai. Welcome to Lisbon!" ujarnya di depan alat pengeras suara yang terhubung ke semua ruangan di kapal yacht itu.Alice bersorak gembira dan melompat ke pelukan Matthew. "Ahh ... tak sabar rasanya untuk turun ke daratan, Hubby!" seru Alice penuh semangat.Pria tampan itu tersenyum miring menatap istrinya yang imut dan membalas, "Mungkin Lisbon tak seterkenal Paris, Rome, London, atau Amsterdam, tapi aku yakin kau pasti tidak akan melupakan petualangan romantis kita di Lisbon!"Akhirnya sauh dibuang ke dalam laut dan tali tambang kapal diikat ke tonggak dermaga. Matthew membantu Alice turun dari kapal, sedangkan Calvin membawakan koper kedua majikannya."Capt. Eugene, aku akan berjalan-jalan seminggu di Lisbon. Bersenang-senanglah juga, turun dari yacht!" seru Matthew yang mendapat