Ketika melihat Matthew Leigh masuk ke lobi The Stature Jakarta Menteng apartment, Leon segera bangkit dari sofa. Dia nyaris melesakkan bogem mentahnya ke wajah pria bule itu bila tidak dihalangi Calvin O'neil, pengawal Matthew."Katakan dimana istriku, Bastard?!" tuntut Leon penuh amarah.Matthew mendesah lelah seraya menjawab, "Aku tak tahu sama sekali tentang hal ini. Please, Dude ... percayalah!"Tangan Leon menarik kerah kemeja Matthew dengan keras hingga nyaris robek. "Tapi rekaman CCTV bandara mengatakan sebaliknya, dia dibawa dengan private jet yang berasal dari United Airlines. Siapa lagi bule Amerika brengsek yang ingin menculik istriku?!" "Aku di sini bukan? Sementara istrimu dibawa pergi entah kemana dengan private jet. Pikirlah dengan logikamu, jangan hanya menuduh orang sembarangan!" bentak Matthew tidak terima dengan kekasaran Leon.Para pengunjung yang melewati lobi apartment elit itu memerhatikan mereka berdua dengan penasaran. Dua pria tampan bertengkar dengan dikeli
Ketika cahaya mentari pagi menyinari kamar berdinding kaca itu, Evita membuka matanya perlahan, organ intimnya terasa perih karena dipaksa melayani napsu biadab pria yang baru saja dia temui. Berat tubuh sosok di sisinya yang mendekap erat dirinya menyadarkannya tentang realita yang menakutkan. Dia berada di New York, kota yang baru kali ini dia kunjungi dengan cara yang tidak normal, diculik tepatnya."Menyingkirlah dariku!" bentak Evita sembari mendorong tubuh besar Joe Allen agar menyingkir darinya.Pria itu terbangun lalu menindih tubuh Evita. Dia terkekeh seraya berkata, "Ckckckck ... galaknya wanitaku ini. Mungkin aku harus sering melatihmu agar menurut seperti kucing yang manja dan manis.""Jangan harap! Pulangkan aku ke suamiku!" tuntut Evita dengan nada tajam. "Seharusnya aku yang mengatakannya ... jangan harap, huh?!" goda Joe Allen gemas menatap wajah Evita dari dekat."Menyingkir sekarang juga dari tubuhku! Aku muak padamu. Dasar pria sinting!" sembur Evita dengan emosi
Pintu kamar itu terbuka perlahan lalu setengah lusin pelayan wanita memasuki kamar tempat Evita disekap. Wanita itu duduk dengan lutut tertekuk ke dadanya di lantai dekat dinding kaca yang menghadap ke arah laut lepas."Nyonya, kami datang melayani Anda," ucap Beatrice dengan sopan berdiri berjajar bersama pelayan wanita lainnya di hadapan Evita.Wanita itu menoleh dengan wajah berantakan yang terbingkai rambut merahnya yang unik. Dia tidak menjawab sepatah kata pun dan hanya menatap satu per satu wajah pelayan-pelayan wanita itu."Nyonya, kami akan bantu Anda menata penampilan dan kami juga mempersiapkan sarapan pagi untuk Anda," ujar Beatrice lalu memberi kode anak buahnya untuk mengurus Evita. Dia tak sabar membuang-buang waktunya dalam tindakan pasif wanita milik bosnya itu.Kelima pelayan wanita itu segera melakukan pekerjaan mereka, dua mengangkat lengan Evita kanan dan kiri setengah menyeretnya ke kamar mandi sementara yang lainnya mengisi bathtub dengan air hangat dan bubbleba
Leigh Petroleum Corporation, New York."Hasil eksplorasi minyak di kilang lepas pantai Teluk Mexico tahun ini mengalami peningkatan. Penjualan bensin, avtur, dan solar juga mengalami peningkatan di dalam negeri dan juga ke negara Asia serta Afrika. Demikian laporan risalah perkembangan kinerja Leigh Petroleum Corporation sepanjang tahun lalu, Gentlemen!" tutur Direktur Utama LPC, Gordon Struber yang disambut tepuk tangan meriah para pemegang saham utama perusahaan minyak bumi terbesar di Amerika Serikat.Rapat dilanjutkan dengan kesepakatan pembagian deviden tahunan untuk para pemegang saham. Kemudian direksi membahas rencana corporate action dengan wacana penambahan jumlah lembar saham baru (right issue) ke pasar modal Amerika NYSE (New York Stock Exchange) untuk menaikkan market capital perusahaan.Seusai meeting RUPST (Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan) yang berlangsung hampir seharian sejak pagi hingga sore. Akhirnya Matthew memiliki kesempatan berbincang dengan kakak sulungnya. M
Rasanya Leon uring-uringan setiap hari karena relasi Jack Beilamy dan George Whitmann di New York masih belum berhasil menemukan dimana Evita disekap oleh Joe Allen Leigh."Kenapa belum ada kemajuan penyelidikannya?! Seharusnya Evita ada di tempat pria itu tinggal," tuntut Leon dengan nada tajam melecut kedua bodyguard kepercayaannya."Maaf, Pak Leon. Apa mungkin sebaiknya saya atau Jack yang berangkat sendiri ke New York untuk membuntuti Joe Allen sepulang kantor?" saran George berusaha mencari solusi. Dia paham rekanannya di New York juga takut dengan pengaruh kekuasaan Joe Allen sehingga tidak berani terang-terangan menyelidiki pria itu.Leon berpikir sejenak, dia sudah tak sanggup membiarkan istrinya tak jelas nasibnya di negeri asing. Itu sedikit banyak mengurangi fokus pekerjaannya. Leon pun menghela napas lelah dengan segalanya, bahkan wajahnya yang biasa licin mulai bersemak tertutupi bulu-bulu gelap yang subur."Berangkatlah, George. Tapi jangan lakukan apapun di sana. Aku ta
George tetap waspada dan menjaga jaraknya tetap aman di belakang ketiga mobil yang melaju berurutan menuju ke arah pantai di pinggiran kota New York bagian selatan. Dalam hatinya, George yakin tujuan mobil-mobil itu adalah tempat Dokter Evita disekap.Sepeda motor itu melewati jalur hutan yang paralel dengan tepi pantai yang dituju oleh ketiga mobil itu. The Raven pasti ada di limousine paling depan. George sangat yakin.Akhirnya target yang dia buntuti sampai di depan sebuah rumah kaca tepi pantai yang megah. George memasang standar sepeda motor Repsol itu lalu menggunakan teropong infrared jarak jauh untuk memeriksa di balik dinding kaca rumah itu mulai dari lantai teratas. Sosok yang ia cari sedang berdiri menatap ke laut lepas. Bingo! Misinya selesai. George tidak ingin berlama-lama di situ sekalipun jaraknya jauh dari rumah kaca itu, ini masih berada dalam perimeter musuh dan dia bisa kapan saja tertangkap. Dengan segera George menstarter sepeda motor Repsol itu lalu meninggalka
Hari demi hari pun bergulir tanpa hasil, FBI tidak mampu menemukan dimana lokasi Joe Allen menyembunyikan Evita. Resource mereka pun tidak bisa digunakan untuk menyelidiki persoalan ini secara maksimal karena dianggap tidak berhubungan dengan kepentingan negara khususnya Amerika Serikat. Ditambah lagi sosok Joe Allen Leigh yang seolah kebal hukum menjadi dinding penghalang tebal untuk ruang gerak FBI yang bersedia membantu Leon.Joe Allen pun sudah mengetahui hal itu sedari awal, tak semudah yang orang-orang Indonesia itu bayangkan. Negeri Paman Sam membutuhkan produk bahan bakar olahan perusahannya, Leigh Petroleum Corporation. Bahkan, presiden pun memandang dengan penuh penghargaan kepadanya. Dia orang yang sangat penting, VIP.Pagi itu Evita merasa tidak enak badan. Biasanya setelah Joe Allen terlelap dia pindah tidur di sofa diam-diam. Dia jijik bila harus tidur di pelukan pria itu. Perutnya terasa bergolak dan ingin muntah. Segera dia berlari ke kamar mandi dan menumpahkan isi pe
"Malam ini akan menjadi malam bersejarah untuk dunia musik Indonesia. Kita akan segera ketahui idola pilihan Indonesia berikutnya. Apakah Andrew ... ataukah ... Alice?" ucap Daniel Manuhutu yang menjadi host malam grand final Top Sing Idol.Kedua grand finalis menyunggingkan senyum terbaik mereka sembari melambaikan tangan menyapa para penggemar mereka di Balai Sarbini Jakarta Selatan."Alice! Alice! Alice!""Andrew! Andrew! Andrew!"Sorak sorai para pendukung kedua idol itu menggema saling bersahutan di dalam ruangan luas itu. Lampu hanya menyorot bagian tengah panggung sehingga memberikan efek menegangkan."Indonesia telah memilih ...," ucap Daniel Manuhutu yang sontak membuat seisi Balai Sarbini sunyi senyap, "Idola baru kalian adalah ... Andrew, kamu pemenangnya! Selamat untuk Andrew Idol!" Musik signature Top Sing Idol pun diputar kencang. Rekan-rekan Andrew memberi pemuda asal Batak itu selamat termasuk Alice yang sedikit kecewa. Namun, dia harus sportif dan menerima posisi run