Pintu kamar itu terbuka perlahan lalu setengah lusin pelayan wanita memasuki kamar tempat Evita disekap. Wanita itu duduk dengan lutut tertekuk ke dadanya di lantai dekat dinding kaca yang menghadap ke arah laut lepas."Nyonya, kami datang melayani Anda," ucap Beatrice dengan sopan berdiri berjajar bersama pelayan wanita lainnya di hadapan Evita.Wanita itu menoleh dengan wajah berantakan yang terbingkai rambut merahnya yang unik. Dia tidak menjawab sepatah kata pun dan hanya menatap satu per satu wajah pelayan-pelayan wanita itu."Nyonya, kami akan bantu Anda menata penampilan dan kami juga mempersiapkan sarapan pagi untuk Anda," ujar Beatrice lalu memberi kode anak buahnya untuk mengurus Evita. Dia tak sabar membuang-buang waktunya dalam tindakan pasif wanita milik bosnya itu.Kelima pelayan wanita itu segera melakukan pekerjaan mereka, dua mengangkat lengan Evita kanan dan kiri setengah menyeretnya ke kamar mandi sementara yang lainnya mengisi bathtub dengan air hangat dan bubbleba
Leigh Petroleum Corporation, New York."Hasil eksplorasi minyak di kilang lepas pantai Teluk Mexico tahun ini mengalami peningkatan. Penjualan bensin, avtur, dan solar juga mengalami peningkatan di dalam negeri dan juga ke negara Asia serta Afrika. Demikian laporan risalah perkembangan kinerja Leigh Petroleum Corporation sepanjang tahun lalu, Gentlemen!" tutur Direktur Utama LPC, Gordon Struber yang disambut tepuk tangan meriah para pemegang saham utama perusahaan minyak bumi terbesar di Amerika Serikat.Rapat dilanjutkan dengan kesepakatan pembagian deviden tahunan untuk para pemegang saham. Kemudian direksi membahas rencana corporate action dengan wacana penambahan jumlah lembar saham baru (right issue) ke pasar modal Amerika NYSE (New York Stock Exchange) untuk menaikkan market capital perusahaan.Seusai meeting RUPST (Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan) yang berlangsung hampir seharian sejak pagi hingga sore. Akhirnya Matthew memiliki kesempatan berbincang dengan kakak sulungnya. M
Rasanya Leon uring-uringan setiap hari karena relasi Jack Beilamy dan George Whitmann di New York masih belum berhasil menemukan dimana Evita disekap oleh Joe Allen Leigh."Kenapa belum ada kemajuan penyelidikannya?! Seharusnya Evita ada di tempat pria itu tinggal," tuntut Leon dengan nada tajam melecut kedua bodyguard kepercayaannya."Maaf, Pak Leon. Apa mungkin sebaiknya saya atau Jack yang berangkat sendiri ke New York untuk membuntuti Joe Allen sepulang kantor?" saran George berusaha mencari solusi. Dia paham rekanannya di New York juga takut dengan pengaruh kekuasaan Joe Allen sehingga tidak berani terang-terangan menyelidiki pria itu.Leon berpikir sejenak, dia sudah tak sanggup membiarkan istrinya tak jelas nasibnya di negeri asing. Itu sedikit banyak mengurangi fokus pekerjaannya. Leon pun menghela napas lelah dengan segalanya, bahkan wajahnya yang biasa licin mulai bersemak tertutupi bulu-bulu gelap yang subur."Berangkatlah, George. Tapi jangan lakukan apapun di sana. Aku ta
George tetap waspada dan menjaga jaraknya tetap aman di belakang ketiga mobil yang melaju berurutan menuju ke arah pantai di pinggiran kota New York bagian selatan. Dalam hatinya, George yakin tujuan mobil-mobil itu adalah tempat Dokter Evita disekap.Sepeda motor itu melewati jalur hutan yang paralel dengan tepi pantai yang dituju oleh ketiga mobil itu. The Raven pasti ada di limousine paling depan. George sangat yakin.Akhirnya target yang dia buntuti sampai di depan sebuah rumah kaca tepi pantai yang megah. George memasang standar sepeda motor Repsol itu lalu menggunakan teropong infrared jarak jauh untuk memeriksa di balik dinding kaca rumah itu mulai dari lantai teratas. Sosok yang ia cari sedang berdiri menatap ke laut lepas. Bingo! Misinya selesai. George tidak ingin berlama-lama di situ sekalipun jaraknya jauh dari rumah kaca itu, ini masih berada dalam perimeter musuh dan dia bisa kapan saja tertangkap. Dengan segera George menstarter sepeda motor Repsol itu lalu meninggalka
Hari demi hari pun bergulir tanpa hasil, FBI tidak mampu menemukan dimana lokasi Joe Allen menyembunyikan Evita. Resource mereka pun tidak bisa digunakan untuk menyelidiki persoalan ini secara maksimal karena dianggap tidak berhubungan dengan kepentingan negara khususnya Amerika Serikat. Ditambah lagi sosok Joe Allen Leigh yang seolah kebal hukum menjadi dinding penghalang tebal untuk ruang gerak FBI yang bersedia membantu Leon.Joe Allen pun sudah mengetahui hal itu sedari awal, tak semudah yang orang-orang Indonesia itu bayangkan. Negeri Paman Sam membutuhkan produk bahan bakar olahan perusahannya, Leigh Petroleum Corporation. Bahkan, presiden pun memandang dengan penuh penghargaan kepadanya. Dia orang yang sangat penting, VIP.Pagi itu Evita merasa tidak enak badan. Biasanya setelah Joe Allen terlelap dia pindah tidur di sofa diam-diam. Dia jijik bila harus tidur di pelukan pria itu. Perutnya terasa bergolak dan ingin muntah. Segera dia berlari ke kamar mandi dan menumpahkan isi pe
"Malam ini akan menjadi malam bersejarah untuk dunia musik Indonesia. Kita akan segera ketahui idola pilihan Indonesia berikutnya. Apakah Andrew ... ataukah ... Alice?" ucap Daniel Manuhutu yang menjadi host malam grand final Top Sing Idol.Kedua grand finalis menyunggingkan senyum terbaik mereka sembari melambaikan tangan menyapa para penggemar mereka di Balai Sarbini Jakarta Selatan."Alice! Alice! Alice!""Andrew! Andrew! Andrew!"Sorak sorai para pendukung kedua idol itu menggema saling bersahutan di dalam ruangan luas itu. Lampu hanya menyorot bagian tengah panggung sehingga memberikan efek menegangkan."Indonesia telah memilih ...," ucap Daniel Manuhutu yang sontak membuat seisi Balai Sarbini sunyi senyap, "Idola baru kalian adalah ... Andrew, kamu pemenangnya! Selamat untuk Andrew Idol!" Musik signature Top Sing Idol pun diputar kencang. Rekan-rekan Andrew memberi pemuda asal Batak itu selamat termasuk Alice yang sedikit kecewa. Namun, dia harus sportif dan menerima posisi run
Ketika Alice menapakkan kakinya pertama kali di kediaman Leigh yang berupa mansion house di pinggiran timur kota New York yang berdekatan dengan Vermont, gadis itu mengedarkan pandangannya dengan penasaran.Rumah bercat dinding putih itu memiliki banyak aksen kayu mahoni warna coklat kemerahan. Halaman kebunnya sangat luas mengelilingi bangunan utama yang bertingkat 3 itu didominasi pohon mapel dan pohon buah apel Washington. Udaranya terasa sejuk sore itu terasa di kulitnya."Alice, welcome to my home. Ayo kita temui orang tuaku!" ujar Matthew menggandeng tangan Alice dengan hangat di lengannya.Para pelayan rumah berjejer di halaman depan hingga teras menyambut kedatangan tuan muda mereka bersama calon istrinya yang akan menikah besok. Alice memang terbiasa dengan banyak pelayan di kediaman Tanurie, bagaimanapun juga dia adalah seorang nona muda keluarga konglomerat. Namun, Alice menanggapi penyambutannya dengan senyum ramah dan sopan, sesekali dia mengatakan 'hello' dan 'thank you
WARNING!!! Konten seksual dan kekerasan yang tidak cocok dibaca di usia bawah 21+ (tidak menerima komplain, bab ini harus dibaca dengan pikiran yang bijak)Malam sebelum pernikahannya dengan Alice, Matthew mengajak gadis itu di balkon melihat gugusan jutaan bintang yang menghiasi langit bagaikan permadani hitam keunguan bertabur berlian yang berkilauan."Teleskop ini bagus sekali, Matt!" puji Alice dengan ceria usai meneropong benda-benda langit dengan teleskop besar yang dipasang permanen di susuran balkon yang menghadap ke halaman belakang mansion house itu."Joe dan aku yang memasangnya ketika aku SMA dulu. Sebagian besar waktuku sering kuhabiskan di sini memandangi bintang di angkasa. Berharap bisa meraih cita-citaku setinggi bintang di langit," ujar Matthew terkekeh malu.Alice menoleh lalu melingkarkan lengannya di pinggang pria itu. "Kau sudah menjadi pria yang sangat hebat, Matt sekarang!" balas Alice mendongak memandangi wajah kekasihnya yang tampan itu."Semakin sempurna kar
Kini Leon sudah ahli mengganti popok bayi, serta merawat bayi dengan minyak telon, bedak bayi, serta losion bayi. "Diego ... jagoan Papi! Ututu cayaaangg ...," ucap Leon menimang-nimang puteranya sambil menggoda bayi yang terkekeh-kekeh itu sehabis memandikannya pagi ini.Sementara Evita sedang membuat makanan pendamping ASI karena putera pertamanya semakin bertambah usianya. Dia membuat bubur kentang dan daging salmon yang lembut dicampur wortel dan brokoli. Setelah selesai Evita mendekati ayah dan anak itu di balkon sambil membawa semangkuk bubur bayi."Eve, kurasa kali ini genetikku yang kuat mendominasi tampilan fisik Diego. Rambutnya semakin hitam dan iris matanya juga hitam. Aku bisa berbangga di depan abang-abangku, Leeray dan James yang selalu kalah genetiknya dari istri mereka," ujar Leon tertawa girang saat Evita menyuapi Diego di baby stroller.Sepertinya bayi laki-laki itu menyukai makanan pendamping ASI buatan maminya. Diego seolah menikmati buburnya dan menelannya begitu
"Hai, Matt. Tumben kau mencariku?" sapa Michael Benedict Indrajaya berjabat tangan dan merangkul menantunya.Mereka berdua pun duduk di sofa kantor CEO Tanurie Grup. Matthew pun mulai berbicara, "Mike, aku ingin melebarkan sayap ke bisnis di Indonesia. Kurasa di Jakarta belum ada kasino yang besar seperti di Singapore atau Macau atau sejenis di Las Vegas atau Atlantic City. Aku berpikir itu sebuah ide bisnis yang menarik untuk digarap. Bagaimana menurutmu?" Michael terpekur sejenak memikirkan ide itu lalu dia pun menjawab, "Bisnis yang menarik, tapi kau butuh uang banyak untuk setoran keamanan ke banyak pihak, Matt. Ini Indonesia, hanya yang memiliki sumber daya kuat yang mampu bertahan. Selama ini grup Tanurie dan grup Indrajaya berfokus di sarana prasarana bidang jasa niaga. Entertainment belum kami sentuh.""Papa Mertua, aku butuh bantuanmu untuk lebih mengenal negara ini dengan baik. Belum ada, tapi bisa dicoba. Oya, cucumu laki-laki dan aku ingin nanti dia yang meneruskan legacy
Leon memeluk Evita yang merasa cemas pasca kedatangan Joe Allen Leigh yang ingin membawa Diego. "Tenanglah, Eve! Pria itu sudah pergi dari rumah sakit," hibur Leon seraya membelai punggung Evita dengan lembut."Bagaimana bila hasil test DNA Diego mengatakan bahwa Joe adalah ayahnya, Hubby?" ucap Evita dengan jantung berdebar-debar.Helaan napas meluncur dari mulut Leon. Dia sendiri pun agak bingung dengan penampilan bayinya setelah lahir. Rambut Diego tidak merah seperti maminya, tidak hitam seperti Leon, melainkan kecoklatan gelap. Kemudian warna iris matanya juga biru begitu, tidak hijau, tidak pula hitam seperti dirinya.Genetik itu permainan kode DNA yang dominan dan resesif bisa teracak sempurna. Itu yang Leon tahu dari ilmu IPA yang pernah ia pelajari saat sekolah dulu. Sebetulnya kalau puteranya seperti maminya, Leon juga tidak keberatan. Ini malah bikin bingung karena tidak ada ciri khas papi maminya. Pusing!"Eve, kalau ternyata ayah kandung Diego adalah Joe. Apa yang harus k
"Hello, Eve!"Suara bass husky pria itu mengirimkan teror ke sekujur tubuh Evita. Dia mendadak gemetaran dan menatap nanar ke arah pria itu berjalan mendekatinya di bed pasien ruang ibu dan anak.Joe Allen menyeringai melihat Evita yang tampak ketakutan melihatnya. "Ckckckck ... kenapa harus takut kepadaku? Aku ingin melihat puteraku juga. Coba biarkan aku menggendongnya, Eve!" ujar Joe Allen mendekat ke samping ranjang."Jangan mendekat!" teriak Evita lalu menekan tombol panggilan untuk perawat.Diego ada di dekapannya dan sedang menyusu dengan tenang tanpa tahu bahwa maminya sedang tegang berhadapan dengan monster predator wanita."Bayi yang tampan dan sehat. Aku ingin menggendongnya!" Joe Allen mengangkat Diego dari dekapan Evita lalu menimang-nimang bayi berusia beberapa hari itu sambil berdiri.Perawat jaga bergegas masuk ke ruangan itu dan bertanya, "Apa Anda membutuhkan sesuatu, Nyonya?""Suster, pria ini berbahaya, dia mengambil puteraku!" teriak Evita histeris.Namun, Joe All
"Eve, kurasa HPL kelahiranmu sudah lewat. Kenapa anak ini tak kunjung lahir?" tanya Leon penasaran.Evita pun terpekur sejenak lalu dia berbisik di telinga suaminya, "Mungkin kau bisa membantuku kontraksi kali ini?"Dengan wajah berseri-seri Leon menjawab, "Itu keahlianku, Hot Mommy! Siap melayani dengan sepenuh hati."Perasaan bergetar saat menatap tubuh molek istrinya yang polos masih sama bagi Leon, little mermaid itu memiliki sejuta pesona yang membuatnya tak mampu berpaling. Perlahan telapak tangannya menekan perlahan bulatan indah di dada Evita. Bibirnya mencecap puncaknya yang mengalirkan susu dengan deras.Bagi Leon bercinta dengan wanita hamil memiliki sensasi istimewa tersendiri, dia sangat menyukainya. ASI dari Evita membuatnya bernostalgia dengan masa batitanya dulu yang hanya teringat samar-samar. Namun, satu yang pasti rasanya manis dan membuatnya ketagihan."Leon ... aku seperti merasa punya bayi besar," goda Evita yang membelai-belai bagian belakang kepala suaminya yan
Lisbon, Portugal.Kali ini Matthew mengajak Alice mengunjungi Lisbon Oceanarium yang terletak di perairan biru Estuary Tagus. Bangunan itu dari kejauhan tampak seperti kapal yang tinggi menjulang di atas laut yang terbuat dari kaca.Konsep tempat wisata ini mirip dengan sea world yang menampilkan kehidupan laut, ada banyak jenis ikan laut yang bisa dilihat seperti ikan hiu, ikan Puffer warna-warni, anemon laut, dan pinguin lucu yang senang berinteraksi dengan pengunjung."Matt, pinguinnya melambai kepadaku," ujar Alice terkikik geli melambai-lambaikan tangannya dengan beberapa ekor pingiun di balik kaca oceanarium.Pria itu pun tertawa geli melihat Alice dan pinguin-pinguin itu. "Wah, sepertinya kalian cocok bersahabat satu sama lain."Mereka bergandengan tangan berkeliling melihat-lihat isi oceanarium yang menarik. Ikan pari lebar melewati kaca di atas kepala mereka. Tiba-tiba ponsel Matthew berdering tanda panggilan telepon masuk. Dia segera menerimanya. "Halo?" "Halo, Boss. Saya
Sudah tiga bulan terakhir ini pria itu tak bisa menikmati hobinya berhubungan seks dengan wanita. Penyebabnya adalah alat kelaminnya mengalami radang dan bernanah bercampur darah. Ingin melakukannya, tetapi saat bergesekan atau hanya bersentuhan saja bagian yang dulu sempat jadi kebanggaannya untuk menaklukkan wanita itu tak bisa lagi digunakan karena sangat sakit.Akhirnya Belvin hanya bisa mengalihkan hasrat seksualnya dengan berhalusinasi menggunakan obat-obatan terlarang. Angel dust telah menjadi sahabatnya berfantasi. Angannya dapat terbuai melayang jauh sekalipun jiwanya sakit.Dari hari ke hari tubuhnya semakin kurus karena dia kehilangan napsu makannya dan hanya ingin berbaring dan berfantasi dalam dunia maya. Dosis obat-obatan yang dia konsumsi dari hari ke hari semakin meningkat. Awalnya hanya jenis serbuk yang dihirup melalui lubang hidung. Lama kelamaan dia menggantinya dengan jenis obat injeksi yang efeknya lebih kuat.Pergaulan yang buruk merusak tubuh, pepatah itu sung
Petang itu sebelum makan malam bersama awak kapal yacht Lady Marine, Matthew sengaja mengajak Alice ke Pastel de Belem. Bakery itu menjual Patel de Nata yang terkenal di Lisbon. Mereka memesan dua lusin makanan ringan bercita rasa manis itu untuk menjamu awak kapal.Bentuk pastel berisi krim putih bertabur bubuk kayu manis itu lebih mirip pie yang buah sebenarnya, hanya tidak menggunakan buah sebagai isiannya dan bentuknya memang seperti pastel tutup yang dipanggang.Alice menggigit sebuah Patel de Nata lalu menyuapi suaminya juga. "Aaa ... apa manis?""Manis seperti istriku!" sahut Matthew terkekeh sambil melingkarkan lengannya di sekitar pinggang Alice yang sedang duduk di high chair menunggu pesanannya.Bibir Alice mendekati bibir suaminya dan langsung disambar dengan ganas. "Aahh ... I got a strike, Boy!" seru Alice terengah menata napasnya.Matthew tertawa dan bertanya, "Why?!" "I got a monster bit my lips like a Giant Traveley fish!" ("Aku mendapat monster yang menggigit bibirk
Perlahan kapal yacht Lady Marine merapat ke dermaga Lisbon. Kapten Eugene Dunn mengarahkan kapal pesiar mewah berukuran sedang itu dengan roda kemudi kapal. "Mister Leigh, tujuan Anda dan Nyonya telah tercapai. Welcome to Lisbon!" ujarnya di depan alat pengeras suara yang terhubung ke semua ruangan di kapal yacht itu.Alice bersorak gembira dan melompat ke pelukan Matthew. "Ahh ... tak sabar rasanya untuk turun ke daratan, Hubby!" seru Alice penuh semangat.Pria tampan itu tersenyum miring menatap istrinya yang imut dan membalas, "Mungkin Lisbon tak seterkenal Paris, Rome, London, atau Amsterdam, tapi aku yakin kau pasti tidak akan melupakan petualangan romantis kita di Lisbon!"Akhirnya sauh dibuang ke dalam laut dan tali tambang kapal diikat ke tonggak dermaga. Matthew membantu Alice turun dari kapal, sedangkan Calvin membawakan koper kedua majikannya."Capt. Eugene, aku akan berjalan-jalan seminggu di Lisbon. Bersenang-senanglah juga, turun dari yacht!" seru Matthew yang mendapat